Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN

Interaksi radiasi dengan bahan meliputi proses eksperimen,


aplikasi fisika inti (detektor), modifikasi material, analisis,
terapi radiasi,dsb.

Proses ini dapat merusak material, khususnya jaringan


hidup. Kerusakan sangat bergantung pada intensitas, energi
and tipe radiasi. Namun demikian prosesnya dapat dengan
mudah dideteksi and dikontrol.
4.1 Partikel-partikel bermuatan berat (partikel alpha, proton, ion-
ion berat)

Ketika melewati suatu bahan, partikel bermuatan mengalami kehilangan


energi melalui interaksi medan listriknya terhadap atom2. hampir
seluruh energi yang hilang diberikan kepada elektron.

Sebuah ion bermassa M and energi E, menumbuk elektron diam bermassa


m << M akan menghasilkan elektron recoil dengan kecepatan kira2 dua
kali kecepatan ion datang, maka energinya adalah

E  E (4m / M ) (4.1)

Dalam interaksinya dengan elektron, partikel berat yang terdefleksi sangat


sedikit. Mereka bergerak searah garis lurus sampai mengalami proses
slowing-down. Kehilangan energinya sangat bergantung pada energinya,
massa, muatan, and karakteristik medium yang dilalui.
4.2 ELEKTRON
Dalam interaksinya dengan bahan, elektron juga kehilangan energi
sebagaimana dialami oleh partikel bermuatan yang cepat. Namun elektron
memiliki cahaya yang lebih terang, kecepatan yang lebih besar, and lebih
penetrasi daripada ion-ion berat.

Contohnya: elektron dengan energi sebesar 1 MeV dpt menerobos


aluminium sejauh 1800 m dibandingkan partikel alpha berenergi sama yg
hanya memiliki jangkauan 3 m

Sebuah elektron yang bertabrakan dengan elektron lain kehilangan fraksi


energi yang lebih besar dibandingkan dengan ion berat
4.3 Sinar Gamma
Foton2 sinar gamma yang terpancar dalam reaksi inti bersifat energik. Ada
tiga proses utama dalam interaksi sinar gamma atau sinar-X dengan bahan.
Yaitu
-Efek foto listrik
-Efek Compton
-Produksi pasangan

Efek foto listrik


Efek dimana energi foton yang datang digunakan semuanya untuk
melepaskan sebuah elektron sel2 atom bagian dalam dari sebuah material.
Besar energi kinetik fotoelektron yang muncul adalah :

E : energi sinar gamma


T  E   Be (4.2)
Be : energi ikat elektron
Elektron yang dipancarkan oleh proses fotolistrik disebut
elektron Auger. Elektron kulit terluar akan memenuhi
kekosongan dikulit bagian dalam dengan memancarkan foton
sinar-X, disebut jg fluoresensi sinar-X. sinar-X tsb kemudian
berinteraksi and diserap oleh medium.
Pada efek fotolistrik hanya elektron pada kulit K yang
berkontribusi terhadap penyerapan fotolistrik, karena elektron
kulit-K memiliki energi ikat BK 90keV. Dibawah energi ini, efek
fotolistrik tidak terjadi.
Efekfotolistrik sangat bergantung pada Z (nomor atom) and
energi sinar gamma, dengan cross section fotolistrik dinyatakan
oleh,

 pe  Z 5 / E3.5 (4.3)
Hamburan Compton

Foton terhambur
p’=E’/c
E’
Foton datang 

E p=E/c

Elektron terhambur
p

T  E  E '  E  mc 2 (4.3)
( pc) 2  E2  ( E' ) 2  2 E E' cos   E 2  m 2 c 4 (4.4)
E
E 
'

1  ( E / mc 2 )(1  cos  ) (4.5)


Produksi pasangan
Dalam proses ini, seluruh energi foton dikonversi ke dalam medan atom
and menghasilkan pasangan electron-positron dengan energi kinetik total-
nya adalah

T  T  E  2mc 2 (4.6)

4.4. Neutron
Interaksi Neutron dalam bahan juga melalui reaksi inti, yang besarnya
sangat bergantung pada energi and inti dimana tumbukan neutron terjadi.
Energi neutron yang terhambur akan ditransfer ke inti recoil. Pada energi
beberapa MeV, neutron yang ditangkap akan membentuk inti gabungan
dan menghasilkan energi yang besarnya sama dengan energi kinetik awal
plus energi ikat neutron (7 – 8 MeV). Energi ini kemudian dilepaskan
dalam bentuk produk reaksi berupa sinar gamma, partikel bermuatan, atau
neutron.
4.5 Efek biologi dari radiasi
Manusia and lingkungan hidupnya adalah organisme kompleks yang
sangat berpeluang terekspos dengan radiasi nuklir. karena kontak fisik,
reaksi kimia yang terjadi dapat menyebabkan jaringan hidup secara aktif
akan merespon and menghasilkan kecacatan. Meskipun tingkat radiasinya
rendah, kecacatan akan tumbuh and berkembang karena yang terkena
radiasi merupakan jaringan hidup.

Energi radiasi yang ditransfer sangat cepat (10-12 – 10-8 s) sehingga


molekul yang sensitif akan mengalami kecacatan langsung. Kerugian yang
disebabkan oleh radiasi sangat kompleks. Dalam beberapa hari atau
beberapa minggu, bergantung pada luas cacat, tingkat keparahan dapat
meningkat, bahkan menyebabkan kematian. Akibat radiasi, perubahan
biologi juga sulit dihindari, misalnya kanker, bahkan menimbulkan cacat
genetik yang berbahaya bagi generasi mendatang. Bisa terbawa sampai
puluhan tahun bahkan berabad-abad lamanya.
Tapi di balik semua itu, radiasi banyak digunakan secara luas untuk berbagai
tujuan. Oleh sebab itu, penting bagi kita mengurangi resiko and efek
negatifnya dengan memantapkan tingkat keamanan tereksposnya
radiasi. Baik bagi perlakuan radiasi untuk pasien, para pekerja
dilingkungan radisi, maupun masyarakat umum.

4.5.1 Interaksi awal


A. Cacat fisik langsung and tidak langsung yang disebabkan oleh
• Partikel-partikel bermuatan berat seperti proton, partikel alpha, ion-ion
berat. Dalam jaringan hidup, 1 MeV partikel alpha menjalar hanya
beberapa puluh mikrometer and mudah dihentikan oleh kulit. Akan
tetapi mereka dapat menyebabkan kecacatan yang parah jika isotop
yang memancarkan partikel alpha mampu meradiasi organ dalam.
• Elektron: seperti halnya partikel berat, elektron juga kehilangan energi
ketika bertumbukan dengan elektron. Elektron lebih bercahaya, lebih
mudah terhambur and tidak menjalar lurus di dalam bahan. Pada energi
yang sama, elektron kehilangan energi persatuan jarak penjalaran lebih
kecil dibandingkan partikel alpha. Oleh sebab itu, penetrasi elektron
lebih besar dibandingkan alpha. Untuk menghentikan 1 MeV partikel
beta, dibutuhkan beberapa mm logam. Di dalam bahan, energi elektron
terdistribusi dalam volume yang lebih besar and menghasilkan densitas
ionisasi yang lebih kecil daripada partikel berat.
• Neutron. Neutron tidak terionisasi secara langsung, tidak bermuatan and hanya
berinteraksi dengan inti. Nautron energi rendah (0.025-100eV) kehilangan
energi melalui reaksi capture (n,). Karena jaringan hidup mempunyai densitas
atom H yang tinggi, maka proses capture-nya adalah n + p  d + , and
melepaskan 2,2 MeV foton. Pada energi tinggi (>keV), neutron melepaskan
energi melalui tumbukan elastis. Sekali lagi, karena konsentrasi H yang tinggi di
dalam jaringan, hamburan elastis didominasi oleh proton. Massa proton and
neutron hampir sama, sebuah neutron melepaskan energinya dengan fraksi
yang besar ketika bertumbukan dengan proton. Di dalam jaringan, neutron juga
bertumbukan dengan inti lain, seperti carbon and oksigen, yg kemudian
menyebabkan densitas ionisasi yang lebih besar. 2 MeV neutron, dapat
menjalar sekitar 6 cm and neutron cepat dapat terdeposit pada daerah ionisasi
densitas tinggi sampai jaringan hidup terdalam. Pada energi sedang (0.1 – 20
keV), akan tejadi proses scattering and capture, tetapi proses capture lebih
mendominasi karena cross section capture berbading tebalik dengan kecepatan
neutron. Pada energi 0.2 – 0.025 eV, neutron juga dpat menyebabkan
perubahan molekul, meskipun cacat biologi yang ditimbulkannya masih menjadi
pertanyaan.
• Foton . Foton mentransfer energinya ke elektron melalui hamburan Compton,
efek fotolistrik, and produksi pasangan. Koefisien atenuasi foton sangat
bergantung pada energi and nomor atom Z material. Jaringan hidup terdiri dari
unsur-unsur Z rendah (C, H, and O), and hamburan compton adalah proses
interaksi yang paling dominan terjadi jika energi foton-nya di atas 40 keV
sampai beberapa puluh MeV. Foton yang terhambur selanjutnya berinteraksi
dengan hamburan compton and efek fotolistrik ke-dua, tergantung pada
energinya.
B. Cacat kimiawi tidak langsung
Interaksi radiasi dengan jaringan hidup menghasilkan ionisasi molekul2
sederhana and radikal2 bebas yang aktif secara kimia. Radikal bebas
adalah atom2 atau molekul2 netral yang elektrik yang mempunyai
elektron yang tidak berpasangan. Ada kecendrungan yang kuat dari
elektron yang tidak berpasangan ini untuk berpasangan dengan salah
satu radikal lain yang serupa atau mengeliminasi elektron asing. Radikal
bebas tsb sgt aktif and dapat menjadi elektron donor atau aseptor.
Radikal bebas ini berbahaya karena mereka dapat berdifusi jauh and
menyebabkan perubahan kimia and gangguan biologis dalam struktur
biologis.
1. H2O + radiasi  H2O+ + e-
2. e- + H2O  H2O-
3. H2O+  H+ + OH
4. H2O-  H + OH-
5. RH + OH  R + H20
6. RH + H  R + H2
7. R + O2  RO2
8. RO2 + RH  RO2H + R

Tubuh kita terdiri dari 80% air, oleh sebab itu, radiokimia air yang terjadi
di dalam tubuh sangat berbahaya karena radikal bebas organik dapat
bereaksi and mengganggu molekul lain yang penting dalam sistem
kompleks biologis makluk hidup seperti kromosom. Radikal bebas tsb
dapat melumpuhkan and menyebabkan kematian sel.
Diskusi V

1. Sebutkan jenis and karakteristik radiasi


2. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan
efek fotolistrik, efek compton, and produksi
pasangan
3. Mengapa sinar gamma mengalami efek
fotolistrik, hamburan compton, and produksi
pasangan.
4. Jelaskan keadaan fisika and kimia yang
terjadi di dalam tubuh jika jaringan hidup
terkena radiasi
4.6 Dosis, Laju Dosis, and Distribusi Dosis
Jumlah dosis radiasi sangat tergantung pada intensitas and
energi radiasi, waktu ekspos, area yang terekspos, and
kedalaman endapan energi. Dosis efektif, laju dosis, distribusi
dosis, and dosis ekivalent adalah kuantitas-kuantitas yang
digunakan untuk menyatakan dosis yang diterima and
efektivitasnya secara biologis.

A. Dosis yang terserap (absorbed dose)


dosis yang terserap adalah jumlah energi radiasi yang diserap
per satuan massa material. Dalam SI satuannya adalah gray
(Gy). 1 Gy = 1 J.kg-1 = 100 Rad. Rad (radiation absorbed dose)
1 rad = 100 erg/gram, 1 erg = 10-7 J)
dosis serap rata2 untuk jaringan hidup atau organ dinyatakan
oleh,
T
DT  (4.7)
mT

T adalah total energi yang mengendap dalam organ atau


jaringan bermassa mT
B. Laju Dosis
Pengaruh radiasi secara biologi sangat bergantung pada laju and
dosis total yang masuk ke jaringan. Jika dosis yang digunakan
lajunya cukup rendah and tidak terlalu jauh terekspos, maka cacat
yang muncul pada molekul2 tertentu misalnya DNA
(deoxyribonucleic acid) tidak begitu parah sehingga masih bisa
diperbaiki.
contoh: dalam aplikasi radioterapi (kanker), 10 Gy dosis tunggal
dapat mematikan hampir 100% populasi sel-sel yang terkena.
Untuk mengurangi kecacatan biologis, maka 10 Gy dapat di bagi-
bagi menjadi dosis yang lebih kecil and diberikan dalam selang
waktu yang berbeda, maka kematian sel berkurang menjadi 40%.

C. Distribusi dosis and Efektivitas Relatif secara Biologi (RBE)


Pengaruh energi radiasi terhadap tubuh tidak hanya bergantung
pada dosis serap and bagaimana radiasi tsb diberikan, tetapi juga
bergantung pada cara energi tsb terdistribusi di dalam jaringan
hidup. LET (linear energy transfer) adalah istilah yang digunakan
untuk menyatakan densitas energy yang terdeposisi sepanjang
jalur yang dilalui oleh partikel bermuatan (distribusi dosis).
atau energi rata2 yang terdeposisi per satuan panjang lintasan material,
dalam keVm-1. Besar LET bervariasi, bergantung pada tipe radiasi.
• Nilai LET untuk proton atau elektron sekitar 1 - 100 keVm-1,
• partikel-partikel berat and neutron merupakan radiasi LET tinggi.
• Sinar gamma and sinar-X merupakan radiasi LET rendah
Radiasi LET tinggi (radiasi yang memiliki daya ionisasi tinggi)
menghasilkan tingkat cacat yang lebih parah and sulit diperbaiki
daripada LET rendah meskipun dosisnya sama.

RBE adalah respon biologi terhadap radiasi yang diberikan, tidak


berdimensi and merupakan fungsi dari LET.

D. Dosis Ekivalen
Dosis ekivalen adalah besaran untuk menyatakan implikasi biologi
terhadap ekspos radiasi pada level dosis serap. Dosis ekivalen HT pada
jaringan atau organ adalah

H T  wR xDT , R (4.8) DT,R : dosis serap rata2 dalam tissue


terhadap radiasi yang diberikan
tabel 1. Wighting factors for different radiations*
Type radiation Energy range Weighting factors,
wR
Photons (gamma), electrons All energy 1
Neutrons <10 keV 5
10 – 100 keV 10
100 keV – 2 MeV 20
2 – 20 MeV 10
> 20 MeV 5
Protons < 20 MeV 5
Alpha particles, fission fragments, 20
heavy nuclei

*ICRP publication 74, Annals of the ICRP 26 (3/4), 1996

H T   wR DT , R (4.9)
R

(4.9 )adalah dosis ekivalen jika ada lebih dari satu tipe radiasi. Dalam SI
satuannya sievert (Sv). 1 Sv = 100 Rem = 1 J/kg
E. Dosis Efektif
konsekuensi biologis terhadap sesorang yang terekspos radiasi
tidak hanya bergantung pada ciri-ciri radiasi tetapi juga bergantung pada
apakah seluruh tubuh teradiasi secara merata atau tidak. Hal ini
melibatkan organ2 tertentu and bagian2 tubuh yang lebih sensitif terhadap
radiasi and faktor berat jaringan wT. Perhitungannya disebut dosis efektif,
yaitu jumlah dosis ekivalen untuk tiap jaringan yang berbeda dengan berat
wT.

E  w T
T HT (4.10)

E   wT  wR DT , R (4.11)
T R

Dalam SI, satuan dosis efektiv adalah sievert (Sv)


Faktor berat wT untuk organ individu

Jaringan Faktor berat (wT)


Gonad 0.20
Red bone marrow (sum-sum 0.12
tulang merah)
Colon (usus besar) 0.12
Lung (paru-paru) 0.12
Stomach (perut) 0.12
Bladder (kandung kemih) 0.05
Breast (dada) 0.05
Liver (hati) 0.05
Oesophagus 0.05
Thyroid (gondok) 0.05
Skin (kulit) 0.01
Bone surface (permukaan tulang) 0.01
Remainder (sisanya) 0.05
Diskusi VI
1. Difinisikan
a. dosis yang terserap
b. dosis ekivalen
c. dosis efektif
2. a. Jika dosis ekivalen seluruh tubuh adalah 2 mSv, yang diterima dari radiasi
gamma. Hitung energi total yang terserap dalam joules (massa tubuh =
70 kg)
b. hitung dosis yg terserap, dosis ekivalen, and dosis efektif, jika 30 J
energi radiasi terendap di dalam liver (massa = 1.7 kg) radiasi yang
digunakan adalah
1. sinar gamma
2. 10 –MeV neutron
3. Selama proses diagnosa sinar-X, sebuah kaki yang patah dengan massa 5
kg menerima dosis ekivalent sebanyak 0,5 mSv. Jika energi sinar-X
adalah 50 keV, berapa banyak foton-foton sinar-X yang terserap?
4.6. KERUSAKAN KRITIS PADA JARINGAN
Konsekuens biologis yang dihadapi jaringan terhadap ekspose radiasi
adalah
• kerusakan molekul-molekul kompleks
• bersifat berkelanjutan melalui sub-selular, selular, and jaringan
• Pada dosis tinggi, dapat mengancam kehidupan organisme and terjadi
perubahan genetik yang mempengaruhi populasi hewan
A. Molekul-molekul Kompleks
A1. Protein
• molekul2 makro yang kompleks yang terbentuk dari rantai asam amino
• Memiliki berat molekul dari 103 sampai 106.
• Sebagian bekerja sebagai komponen struktural dalam sel and sebagian
lagi sebagai katalis organik (enzim) pada proses biokimia sel.
untuk menghalangi fungsi protein dibutuhkan dosis yang lebih tinggi
daripada yang dibutuhkan untuk membunuh sel.
B. Deoxyribonuleic acids (DNA)
• adalah molekul yang sangat menentukan kemampuan sel untuk bertahan
hidup terhadap radiasi.
• terdiri dari dua spiral yang terbelit bersama membentuk struktur double-
helical
• selama pembelahan sel, satu molekul DNA terpisah menjadi dua, setiap
separuh DNA tsb digunakan sebagai template yang memungkinkan enzim2
membangun separuh sel yang matching. Akhirnya dihasilkan dua molekul
DNA yang identik.
• Pada struktur DNA, terdapat informasi penting bagi sel untuk mereproduksi
dirinya sendiri. Jika DNA rusak, maka sel tidak dapat hidup.
• Teori menyatakan bahwa, dari segi ukuran, peluang kerusakan akibat
radiasi pada molekul DNA lebih tinggi daripada molekul protein yang lebih
kecil (dosis mematikan untuk sel mamalia adalah 1 – 2 Gy, untuk protein atau
virus beberapa ratus Gy)
C. Modifying factors
Adalah faktor penting yang mempengaruhi respon sel terhadap radiasi.
Faktor tsb adalah : fase siklus sel, bahan kimia and obat-obatan, and
efek oksigen.
Fase siklus sel
Sel berkembang biak dengan membelah and menghasilkan dua sel
anak. Selang beberapa waktu, kedua sel anak juga membelah. Proses
perkembangbiakan sel ini disebut juga siklus sel, and waktu antara
terjadinya pembelahan berurutan tsb disebut waktu siklus
Dari eksperimen diketahui bahwa kerusakan yang paling parah terjadi
pada sel melalui pembelahan. Sel yang paling sensitif terhadap radiasi
adalah sel yang membelah dengan cepat (sum-sum tulang, gonads).
Sedangkan sel yang kurang sensitif terhadap radiasi adalah sel yang
pembelahannya lambat (otak, otot, ginjal, hati)
Efek oksigen
Bahan kimia and obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengubah tingkat kerusakan sel
akibat radiasi. Ada yang dapat mengurangi, and ada juga
yang memperparah tingkat kerusakan.
Bahan kimia yang dapat memperparah kerusakan sel adalah
kelompok hypoxic cell sensitizers yaitu obat yang memiliki
gaya ikat elektron yang kuat, berfungsi seperti oksigen and
meningkatkan sensitivitas sel hypoxic terhadap radiasi.
Bahan kimia yang melindungi and menurunkan efektivitas
radiasi adalah kelompok cysteine, glutathione, sulphydryl.
Berfungsi sebagai pencari radikal bebas OH and R untuk
diperbaiki and dikembalikan ke bentuk awalnya menjadi RH.
4.7 Ekpose radiasi pada manusia
Manusia sangat berpeluang terekspos radiasi, oleh karena itu kita harus dapat
memperkirakan dosis radiasi yang diterima and konsekuensi resikonya terhadap
kesehatan agar dapat menetapkan batas-batas tingkat keamanan yang aman bagi
masyarakat umum and para pekerja yang berkecimpung dalam area radiasi.
Perkiraan tersebut harus ditinjau terus setiap tahun melalui data penelitian baru.
Tabel berikut adalah dosis efektif rata2 tahunan pada penduduk dunia dari
berbagai sumber
4.8 PERHITUNGAN DOSIS
Dosis yang terserap bergantung pada : intensitas
radiasi, waktu ekspose, energi radiasi, and fraksi energi radiasi
yang ditransfer ke jaringan. Selain dari itu, dosis radiasi yang
diterima dari sumber eksternal yang memancarkan radiasi
dalam segala arah juga bergantung pada jaraknya and daya
tangkal bahan yang digunakan.
A. Sumber radioaktif eksternal
Formulasi untuk menghitung laju dosis yang
terakumulasi di dalam jaringan pada jarak r meter dari sumber
radioaktif yang memancarkan jutaan foton (A) perdetik dari
energi (E), dalam MeV, adalah

dD A( MBq ) xE ( MeV )


Doserate ( Svh ) 
1
(4.12)
dt 6 x[r (m)] 2
B. Radioaktivitas yang terhirup and tercerna
Resiko utama yang yang dihadapi oleh individu and masyarakat terhadap
radiasi yang dihirup melalui pernafasan udara and tercerna makanan yang
terkontaminasi material radioaktiv yang terlepas di lingkungan adalah kerusakan
pada jaringan hidup manusia.
Sebuah sumber internal dengan aktivitas A and energi radiasi ER
memancarkan energi pada laju AER and, jika f adalah fraksi energi yang terendap
dalam sebuah organ dengan massa mT, maka laju dosisnya adalah

dDT AER f
 (4.13)
dt mT
4.9 Perkiraan Resiko
Pengaruh radiasi yang sangat merugikan bisa bersifat somatik and genetik.
Efek somatik terbagi dalam 2 tipe yaitu:
a. Deterministik : efek radiasi yang merugikan and tingkat keparahanya bergantung
pada dosis, seperti kerusakan sel-sel darah, katarak, and melemahnya kesuburan.
b. Stokastik : efek radiasi merugikan yang tidak bergantung pada dosis seperti
kanker. Resiko kanker bervariasi terhadap dosis. Keparahanya juga bergantung
pada daya tahan bagian-bagian tubuh
Resiko yang ditimbulkan dari radiasi juga bergantung pada usia, jenis kelamin, and
Ras. Contoh resiko kanker payudara pada laki-laki hampir nol, sedangkan pada
wanita sekitar 4 x 10-3 Sv-1,
Diskusi ke VII

1. Sebutkan konsekuensi2 biologis yang terjadi pada jaringan jika terekspose


radiasi
2. Apa perbedaan protein and DNA jika terekspose radiasi
3. Sebutkan faktor2 yang mempengaruhi respon sel terhadap radiasi
4. Sebutkan sumber-sumber radioaktif
5. Hitung kekuatan sumber radiasi gamma Co60 dengan laju dosis sebesar 2,6
mSv y-1 terhadap orang yang bekerja dengan jarak 1,5 m dari sumber. Co60
memancarkan dua sinar gamma perdisintegrasi dengan energi masing-
masing adalah 1,17 and 1,33 MeV.

Anda mungkin juga menyukai