Oleh Kelompok I:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
kasih karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “ Rangkaian Arus Listrik Searah”
sebagai salah satu bentuk pemenuhan tugas untuk Kapita Selekta Fisika Sekolah II dengan
baik. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
banyak kekeliruan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.
Para Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Keterangan :
I : Arus listrik (Ampere)
Q : Muatan listrik (Coulomb)
t : Waktu (Detik/Sekon)
Contoh soal :
Arus listrik sebesar 5 mA mengalir pada sel saraf selama 0,1 detik. Berapakah besar
muatan dan jumlah elektron yang berpindah pada sel saraf tersebut?
Diketahui:
A = 5 mA = 0,005 A
t = 0,1 s
e = 1,6 x 10-19 C
Ditanyakan: besar muatan dan jumlah elektron yang berpindah pada sel saraf
Jawab:
𝑄
Besar muatan listrik, 𝐼 = 𝑡
𝑄 = 𝐼𝑥𝑡
𝑄 = 𝐼𝑥𝑡 = 0,005𝑥0,1 = 5𝑥10−4 𝐶
2. Rapat Arus Listrik
Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar
penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil. Maka secara matematis dapat
ditulis :
𝑰
𝑱=
𝑨
Dimana :
J = Rapat Arus (A/m)
I = Kuat Arus (Ampere)
A = Luas Penampang Kawat
Contoh :
4
Dari gambar diatas, terlihat bahwa Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara
merata menurut luas penampangnya. Pada contoh diatas, terlihat bahwa Arus listrik 12
A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm, maka kerapatan arusnya 3A/mm (12A/4
mm), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm, maka kerapatan arusnya menjadi
8A/mm (12A/1,5mm).
3. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik
Hukum Ohm
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Salah
satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George Simon Ohm
(1787–1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding
dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya. Untuk memahami hukum
Ohm, perhatikan gambar berikut :
5
Jawab :
Dik :
Tegangan = 6 volt
Hambatan = 40 Ohm
Dit : Arus = .... Ampere ?
Penyelesaian : I = V/R = 6/40 = 0,15 Ampere
Hambatan listrik
Kita mungkin menduga bahwa hambatan yang dimiliki kawat yang tebal lebih kecil
daripada kawat yang tipis, karena kawat yang lebih tebal memiliki area yang lebih luas
untuk aliran elektron. Kita tentunya juga memperkirakan bahwa semakin panjang suatu
penghantar, maka hambatannya juga semakin besar, karena akan ada lebih banyak
penghalang untuk aliran elektron.
Berdasarkan eksperimen, Ohm juga merumuskan bahwa hambatan R kawat logam
berbanding lurus dengan panjang l, berbanding terbalik dengan luas penampang lintang
kawat A, dan bergantung kepada jenis bahan tersebut. Secara matematis dituliskan:
𝝆𝒍
𝑹=
𝑨
Dengan :
R = hambatan kawat penghantar (Ω)
l = panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang lintang penghantar (m2)
ρ = hambatan jenis kawat penghantar (Ω.m)
Konstanta pembanding ρ disebut hambatan jenis (resistivitas). Hambatan jenis kawat
berbeda-beda tergantung bahannya.
6
Contoh Soal :
Berapakah hambatan seutas kawat aluminium (hambatan jenis 2,65 × 10-8Ω .m) yang
memiliki panjang 40 m dan diameter 4,2 mm?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝜌 = 2,65𝑥10−8 Ω .m
l = 40 m
d = 4,2 mm → r = 2,1 mm = 2,1 × 10-3 m
Ditanya: R = ... ?
Jawab:
Cari terlebih dahulu luas penampang (A) penghantar tersebut dengan menggunakan
rumus luas lingkaran, yakni:
𝐿 = πr 2
22
𝐿= 𝑥 (2,1𝑥10−3 𝑚)2
7
𝐿 = 13,86 𝑥10−6
Jadi besarnya hambatan penghantar tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus :
𝜌𝑙
𝑅=
𝐴
2,65𝑥10−8 Ω . m x 40 m
𝑅=
1,4𝑥10−5
𝑅 = 7,6𝑥10−2
4. Sifat Kelistrikan Bahan
a. Konduktor
7
terbuat dari atom. Di dalam konduktor, elektron terluar dari atomnya dapat bebas
bergerak melalui materi ketika dilewati oleh muatan listrik.
b. Isolator
8
transistor dan dioda. Pada komponen – komponen ini, semikonduktor mengantarkan
arus listrik ke satu arah, sedangkan ke arah yang berlawanan dapat menghambatnya.
Contoh bahan yang termasuk semikonduktor yang paling banyak digunakan
dalam elektronik saat ini adalah germanium dan silikon.
9
2.2 ALAT UKUR LISTRIK
1. Amperemeter
Untuk mengetahui besarnya kuat arus secara langsung dapat digunakan alat yang
namanya ampermeter. Ampermeter ini dapat dirakit dari alat basic meter yang dipasang
dengan Shunt. Dalam pemasangannya, ampermeter harus dipasang secara seri dengan
alat listrik yang akan diukur kuat arus listriknya. Dalam suatu rangkaian, amperemeter
dipasang secara seri. Maksudnya, terminal positif amperemeter dihubungkan ke kutub
negatif sumber arus. Adapun terminal negatif amperemeter dihubungkan ke kutub
positif sumber arus. Jika dihubungkan secara terbalik, jarum penunjuk akan
menyimpang pada arah kebalikan. Ini dapat menyebabkan jarum membentuk sisi tanda
nol dengan gaya yang cukup besar sehingga dapat merusak amperemeter, perhatikan
gambar (a). Sedangkan untuk bagian rangkaiannya tampak seperti gambar (b)
10
Berapakah besarnya kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian jika hasil
pengukurannya seperti gambar di atas?
Penyelesaian:
Jawab:
Imax = 5A
st = 19
smax = 50
I St
=
Imax Smax
I 19
=
5A 50
I50 = 5A. 19
95A
I=
50
I = 1,9 A
2. Voltmeter
Bagaimana cara mengukur beda potensial? Ikutilah pembahasan berikut ini!
Untuk mengukur beda potensial berbagai sumber listrik. Untuk mengukur tegangan
secara langsung, kita dapat menggunakan alat yangdisebut dengan voltmeter. Voltmeter
harus dipasang paralel dengan sumber listrik atau peralatan listrik yang akan diukur
tegangannya. Titik potensial yang lebih tinggi, harus dihubungkan dengan kutub positif
dan titik potensial yang leJika kita hendak mengukur tegangan lampu pijar, digunakan
dua utas kabel untuk menghubungkan paralel kedua ujung lampu pijar (titik A dan B)
dengan kedua terminal Voltmeter, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
11
dan potensial yang lebih rendah dihubungkan ke terminal negatif Voltmeter.Untuk lebih
jelasnya, perhatikan paparan dibawah ini.
Baterai yang dihubungkan ke Voltmeter menghasilkan tegangan tertentu yang
disebut tegangan sumber. Setelah dihubungkan dengan lampu maka tegangannya
menjadi lebih kecil, tegangan dalam rangkaian tersebut dikatakan tegangan jepit.
Apabila beberapa buah baterai dirangkai berurutan (secara seri) besar tegangannya
adalah jumlah dari masing-masing tegangan baterai. Misalnya, sebuah baterai
mempunyai tegangan 1,5 Volt, maka 3 buah baterai yang dirangkaikan secara seri,
tegangan sumbernya menjadi 4,5 Volt. Bila ketiga baterai dirangkai sejajar (paralel),
tegangan sumbernya tetap 1,5 Volt tapi waktu pemakainnya tiga kali lebih lama.
Secara matematis ditulis sebagai berikut:
Etot = n.E ( untuk rangkain seri)
Etot = E ( untuk rangkain paralel)
Dimana:
n = jumlah baterai
12
a. Hambatan pengganti pada rangkaian seri sama dengan jumlah dari setiap hambatan
yang ada pada rangkian tersebut. Berlaku rumus :
Rs = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 + …. + Rn
b. Kuat arus yang melewati tiap-tiap hambatan adalah sama. Nilai hambatan tersebut
sama pula dengan nilai hambatan penggantinya. Berlaku rumus :
I1 = I2 = I3 = I4 = … = Is
c. Tegangan pada hambatan pengganti sama dengan penjumlahan semua tegangan pada
tiap-tiap hambatannya. Berlaku rumus :
Vs = V1 + V2 + V3 + V4 + … + Vn
d. Tegangan pada tiap-tiap hambatan sebanding dengan hambatannya. Jadi semakin
besar hambatan akan semakin besar pula tengangannya. Berlaku rumus :
V1 : V2 : V3 : .. :Vn = R1 : R2 : R3 : …. : Rn
Manfaat Susunan Hambatan Seri
Hambatan disusun secara seri berguna untuk meperbesar hambatan serta membagi
tegangan. Dari pengamatan rumus di atas terlihat bahwa hambatan yang dirangkai seri
akan punya hambatan pengganti yang lebih besar dan akan memperkecil tegangan.
3. Susunan Hambatan Pararel
Berikut ilustrasi rangkaian hambatan pararel :
13
Jika dalam rangkaian susunan pararel hanya ada dua hambatan R1 dan R2 maka
total hambatan penggantinya dapat dihitung menggunakan rumus
𝑅1 . 𝑅2
𝑅𝑃 =
𝑅1 + 𝑅2
Jika dalam rangkaian terdapat n hambatan dengan nilai hambatan sama besar maka
total hambatan penggantinya adalah
1
𝑅𝑃 =
𝑅𝑛
b. Besarnya kuat arus yang melalui hambatan pengganti sama dengan jumlah
keseluruhan kuat arus pada setiap hambatannya.
𝑰𝒏 = 𝑰𝟏 + 𝑰𝟐 + 𝑰𝟑 + ⋯ + 𝑰𝒏
c. Besarnya tegangan pada setiap hambatan adalah sama. Nilai tersebu sama pula
dengan tegangan pada hambatan penggantinya.
Vp = V1 = V2 = V3 = …. = V4
d. Kuat Arus yang melalui masing-masing hambatan berbanding terbalik dengan
besarnya hambatan tersebut.
1 1 1 1 1
𝑰𝟏 + 𝑰𝟐 + 𝑰𝟑 + ⋯ + 𝑰𝒏 = = + + + ⋯+
𝑅𝑃 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛
Manfaat Susunan Hambatan Pararel
Rangkaian pararel dari hambatan-hambatan dimanfaatkan untuk memperkecil hamatan
karena hambatan pengganti nilainya akan lebih kecil dari nilai tiap hambatan. Ia juga
bermanfaat untuk membagi arus.
4. Rangkaian gabungan
Rangkaian gabungan adalah kombinasi dari rangkaian seri dan paralel.
Perhatikan Gambar 2.11
Gambar 2.11 Tiga buah resistor yang dihubungkan secara paralel dan seri
Pada rangkaian tersebut terlihat bahwa tahanan R2 dan R3 disambung secara
paralel di antara titik b dan di titik c. Hambatan pengganti dari tahanan R2 dan R3 dapat
14
diumpamakan sebagai tahanan RP (Rangkaian paralel), kemudian RP ini dihubungkan
secara seri dengan tahanan R1.
Keterangan :
W = energi listrik (J)
V = tegangan / beda potensial (V)
R = hambatan (ohm)
t = waktu (s)
16
1. Konversi Energi Listrik Menjadi Kalor
Alat alat listrik seperti setrika, kompor listrik dan elemen panas merupakan alata
lat yang memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu mengubah energi listrik menjadi energi
kalor. sesuai dengan hukum kekekalan energi maka berlaku persamaan :
W=Q
V. i. t = m. c. ∆T
V. I. t = m. c. (T2 − T1 )
𝐼. 𝑅. 𝐼. 𝑡 = m. c. (T2 − T1 )
Keterangan :
I = kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (ohm)
t = waktu yang dibutuhkan (sekon)
m = massa (kg)
c = kalor jenis (J/ kg C)
T1 = suhu mula – mula (C)
T2 = suhu akhir (C)
Daya Listrik
Energi yang diubah oleh peralatan listrik bila muatan q bergerak melintasi beda
potensial sebesar V adalah qV. Daya P merupakan kecepatan perubahan energi atau energi
persatuan waktu dan dirumuskan sebagai berikut :
𝑾 𝒒𝑽
𝑷= =
𝒕 𝒕
Karena q/t = i, maka persamaan dapat ditulis
𝑷 = 𝑽. 𝒊
Satuan daya listrik dalam SI adalah watt (J/s)
1 watt = J/s
atau
1 watt sekon = 1 J
1 kilowatt jam -= 1000 watt x 3600 sekon
1 kWh = 3,6 x 10 6 watt sekon = 3,6 x 10 6 joule
Daya listrik pada hambatan R dapat dituliskan dalam dua cara
𝑃 = 𝑉. 𝑖 = (𝑖. 𝑅). 𝑖
𝑉 𝑉2
𝑃 = 𝑖 2𝑅 = 𝑉 ( ) =
𝑅 𝑅
17
Untuk nilai R konstan, besarnya daya listrik sebanding dengan kuadrat kuat arus I
atau kuadrat tegangan V.Pada peralatan listrik selalu tercantum spesifikasi alat, misalnya
50 W, 220 V yang artinya : “Daya listrik yang dipakai oleh alat tersebut 50 W jika
dipasang pada tegangan 220 V”. jika tegangan yang diberikan kepada alat tersebut kurang
dari 220 V, daya yang dipakai alat tersebut juga akan berkurang dari 50 W. daya
sesungguhnya yang dipergunakan oleh suatu alat akan memenuhi persamaan :
𝑉2
𝑃2 = ( )2 𝑥 𝑃1
𝑉1
Keterangan :
P2 = daya yang dipakai (watt, W)
P1 = daya yang tertulis pada spesifikasi (watt, W)
V2 = tegangan yang diberikan (volt, V)
V1 = tegangan yang tertulis pada spesifikasi (volt, V)
Dengan menganggap bahwa hambatan alat listrik R selalu konstan.
Dalam satuan internasional (SI), satuan daya adalah watt (W) atau setara Joule per detik
(J/s). Daya listrik juga diekspresikan dalam watt (W) atau kilowatt (kW). Konversi antara
satuan HP (Hourse Power/tenaga kuda) dan watt, dinyatakan dengan formula sebagai
berikut:
1 HP = 746 W = 0,746 kW
1kW = 1,34 HP
Hukum Kirchoff
Pada peralatan listrik, kita biasa menjumpai rangkaian listrik yang bercabang-cabang.
Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang dihasilkan
oleh sumber arus listrik.
Gustav Kirchhoff (1824-1887) mengemukakan dua aturan hukum yang dapat
digunakan untuk membantu perhitungan tersebut. Hukum Kirchoff 1 disebut hukum titik
cabang dan Hukum Kirchhoff 2 disebut hukum loop.
Hukum 1 Kirchoff
Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887) menemukan cara
untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di kenal
dengan Hukum Kirchoff.
Bunyi Hukum 1 kirchoff :
“Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus
yang keluar dari titik percabangan”.
Secara matematis dinyatakan :
18
∑𝐼 = ∑𝐼
𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai berikut:
19
Penyelesaian :
Pada penyelesaian soal ini, arah arus dipilih searah dengan arah putaran jarum jam.
-20 – 5I -5I – 12 – 10I = 0
-32 – 20I = 0
-32 = 20I
I = -32 / 20
I = -1,6 Ampere
Karena kuat arus listrik bertanda negatif maka arah arus listrik sebenarnya berlawanan
dengan arah putaran jarum jam. Arah arus listrik tidak sesuai dengan perkiraan awal yakni
searah dengan arah putaran jarum jam.
20
menyerap zat cair yang timbul pada kutub positif setelah terjadi proses kimia. Batu ini
dimasukkan dalam sebuah kantong yang mengelilingi batang arang tersebut.
21
LATIHAN SOAL
1. Zat yang dapat menghantarkan arus listrik baik berupa zat padat,cair atau gas di sebut
A. konduktif B. konduktor C. isolator D. insulator E. Semi konduktor
2. Jika voltmeter AC menunjukkan angka 80 dan batas ukur maksimum voltmeter adalah 300
volt maka tegangan hambatan R1 pada saat pengukuran sebesar....
A. 100 volt
B. 150 volt
C. 200 volt
D. 250 volt
E. 300 volt
(Sumber soal : Fisikastudycenter.com-Modifikasi EBTANAS 1989)
3. Perhatikan gambar dibawah ini !
Perhatikan gambar susunan hambatan di bawah ini!
22
Apabila R1 = 2Ω, R2 = 4Ω, R3 = 6Ω, maka kuat arus yang mengalir pada rangkaian
adalah…
A. 1,2 A
B. 1,0 A
C. 0,6 A
D. 0,5 A
E. 0,2 A
(Soal UN Fisika SMA 2012/2013 SA 55 No.30)
5. Sepotong kawat yang memiliki panjang 2,5 m, dan jari jari 0,65 mm memounyai hambatan
2 Ω. Jika panjang dan jari jari diubah menjadi 2 kali semula, maka hambatanya menjadi . .
.
A. 1 Ω
B. 2 Ω
C. 3 Ω
D. 4 Ω
E. 5 Ω
6. Kompor listrik yang bertuliskan 500 W, 220 V digunakan untuk memanaskan 300 gram air
dari 10°C sampai 90°C. Jika kalor jenis air = 1 kal/gr°C, maka berapa lama waktu yang
diperlukan?
A. 3,36 menit
B. 4,36 menit
C. 2,38 menit
D. 3,38 menit
E. 1,38 menit
7. Seutas kawat besi panjangnya 20 meter dan luas penampangnya 1 mm2, mempunyai
hambatan jenis 10-7 ohmmeter. Jika antara ujungujung kawat dipasang beda potensial 60
volt, tentukan kuat arus yang mengalir dalam kawat!
A. 35 Ampere
B. 30 Ampere
C. 25 Ampere
D. 20 Ampere
E. 15 Ampere
8. Sebuah Voltmeter mempunyai hambatan dalam 3 kΩ, dapat mengukur tegangan maksimal
5 Volt. Jika ingin memperbesar batas ukur Voltmeter menjadi 100 Volt, tentukan hambatan
muka yang harus dipasang secara seri pada voltmeter
23
A. 57000 Ohm
B. 57500 Ohm
C. 56000 Ohm
D. 67000 Ohm
E. 75000 Ohm
9. Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360 coulomb dalam
waktu 1 menit, kita dapat menentukan kuat arus listrik yang melintasi kawat penghantar
tersebut adalah
A. 6 A
B. 8 A
C. 7 A
D. 9 A
E. 5 A
.10. Sebuah lampu memiliki spesifikasi 100 watt, 220 Volt.
Daya lampu tersebut jika di pasang pada tegangan 110 volt adalah . . . .
A. 20 Watt
B. 25 Watt
C. 30 Watt
D. 35 Watt
E. 15 Watt
24
Esai
Kerjakan soal soal latihan dibawah ini dibuku latihan anda dengan Antusias !
1. Perhatikan gambar dibawah ini !
25
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Rangkaian arus searah adalah aliran listrik atau elektron dari titik yang memiliki aliran
berpotensi tinggi ke area yang memiliki titik yang memiliki aliran berpotensi rendah. Di
dalam kawat penghantar, biasanya terdapat aliran elektron yang memiliki jumlah yang
sangat besar. Dan aliran elektron inilah yang bisa menghasilkan arus listrik.
2. Alat Ukur Listrik
Amperemeter
Voltmotor
3. Rangkaian Arus Listrik Searah
Rangkaian Hambatan Seri
Rangkaian Hambatan Pararael
Rangkaian Gabungan
4. Penerapan arus listrik searah dalam kehidupan sehari – hari
Batu Baterai
Akumulator
26
DAFTAR PUSTAKA
27