Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“Rangkaian Arus Listrik”


Mata Kuliah: Kapita Selekta Fisika Sekolah II

Oleh Kelompok I:

1. Beata Graceshela Muki


2. Tersiana Haba
3. Indri Ayu Lisnahan
4. Maria Yonita Loro
5. Nurhuda Tulit Masan
6. Kresensia K. Malapasa
7. Alberto Dimu Hau
8. Eduar Iwan Penlaana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KOTA KUPANG
©2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
kasih karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “ Rangkaian Arus Listrik Searah”
sebagai salah satu bentuk pemenuhan tugas untuk Kapita Selekta Fisika Sekolah II dengan
baik. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
banyak kekeliruan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.

Kupang, Oktober 2019


Hormat Kami

Para Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... ................i


Daftar Isi .................................................................................................................. ................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. ................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. ................1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... ................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arus Listrik Searah dan Hantaran Listrik..........................................................3
2.2 Alat Ukur Listrik ............................................................................................................. 10
2.3 Rangkaian Arus Listrik Searah ........................................................................................ 12
2.4 Energi Pada Rangkaian Arus Listrik Searah .................................................................... 16

2.5 Penerapan Rangkaian Arus Listrik Searah ....................................................................... 20


Latihan Soal .......................................................................................................................... 22

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Arus listrik searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif
saja (tidak berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya). Arus listrik searah dikenal
dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya, listrik arus searah ini
mengalir ke satu jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positif (+) ke kutub
negatif (-). Penerapan arus listrik searah dapat dilihat di dalam rangkaian seri dan
rangkaian paralel. Selain itu, dalam penerapan Hukum Kirchoff pada suatu rangkaian juga
terdapat arus listrik searah.
Untuk sumber daya tegangan atau listrik itu sendiri, DC atau rangkaian arus searah
menggunakan sumber seperti baterai atau aki, panel surya yang saat ini sudah mulai di
populerkan hingga beberapa sumber daya lain yang berfungsi mengalirkan arus searah.
Biasanya pula arus listrik searah mengalir pada bahan-bahan konduktor. Namun tidak
menutup kemungkinan pula jika arus listrik searah juga akan mengalir di bahan semi
konduktor, isolator dan juga di area ruang hampa udara.
Pada awalnya Rangkaian Arus Searah ini mengajarkan dan menampilkan bagaimana
sistem kerja arus listrik searah ini yang menghubungkan antara ujung positif ke negatif.
Dan sistem sederhananya adalah aliran listrik tersebut mengalir dari ujung atau sumbu
positif sumber arus ke arah ujung atau sumbu negatif area tersebut. Namun pada akhirnya
ditemukan sebuah pengamatan baru yang menyatakan kebalikannya. Arus searah tersebut
mengalir dari ujung sumbu yang negatif ke arah ujung yang positif. Dan dalam proses
aliran tersebut, terdapat beberapa area lubang yang membuat kesimpulan bahwa arus listrik
tersebut mengalir dari positif ke negatif akibat hadirnya lubang energi di aliran arus searah
ini. Untuk mendapatkan arus searah yang terus menerus, tentu aliran arus atau listrik
positif yang berada di area berpotensi rendah harus dibawa ke area yang berpotensi tinggi
untuk mewujudkan aliran arus searah berkesinambungan. Dan tentunya dibutuhkan
beberapa komponen yang bisa menghasilkan gaya gerak listrik tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian dan Persamaan Arus Listrik Searah dan Hantaran Listrik?
2. Apa saja Alat yang digunakan untuk Mengukur Listrik?
3. Bagaimana Persamaan Rangkaian Arus Listrik Searah?
4. Bagaimana Persamaan Energi pada Rangkaian Arus Listrik Searah?
5. Bagaiamana Penerapan Rangkaian Arus Listrik Searah dalam kehidupan sehari – hari?
1
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui persamaan Arus Listrik Searah dan Hantaran Listrik
2. Untuk mengetahui saja Alat yang digunakan untuk Mengukur Listrik
3. Untuk mengetahui Persamaan Rangkaian Arus Listrik Searah
4. Untuk mengetahui Persamaan Energi pada Rangkaian Arus Listrik Searah
5. Untuk mengetahui Penerapan Rangkaian Arus Listrik Searah dalam kehidupan sehari –
hari

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ARUS LISTRIK SEARAH DAN HANTARAN


1. Arus Listrik Searah
Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik
yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah.Arus
searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus
listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan
bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari
kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-
lubang bermuatan positif, yang “tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif.Contoh dari penggunaan listrik arus searah yaitu penyaluran tenaga listrik
komersil yang pertama (dibuat oleh Thomas Alfa Edison di akhir abad ke 19)
menggunakan listrik arus searah. Generator komersiel yang pertama di dunia juga
menggunakan listrik arus searah.Di tahun 1883, Nicola Tesla dianugerahi hak paten
untuk penemuannya, arus bolak-balik fase banyak.
Rangkaian arus searah adalah aliran listrik atau elektron dari titik yang memiliki
aliran berpotensi tinggi ke area yang memiliki titik yang memiliki aliran berpotensi
rendah. Di dalam kawat penghantar, biasanya terdapat aliran elektron yang memiliki
jumlah yang sangat besar. Dan aliran elektron inilah yang bisa menghasilkan arus
listrik.
Rangkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian listrik dengan
arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu.
Besaranbesaran utama yang menjadi perhatian dalam listrik arus searah adalah kuat arus
(I) dan beda tegangan (V) yang bekerja pada komponen resistif dengan sumber
arus/tegangan konstan. Pembahasan dalam rangkaian arus DC berupa analisis
rangkaian, yaitu mencari hubungan antar variabel komponen rangkaian dengan
menggunakan hukum-hukum dasar tertentu.
Satuan muatan listrik (Q) adalah Coulomb (C) sedangkan satuan arus listrik
adalah Ampere (A) yakni Q/t atau Coulomb/detik. Jika besar arus konstan, maka
besarnya arus listrik yang mengalir (arus listrik), dapat ditulis dalam persamaan :
𝐐
𝐈=
𝐭

3
Keterangan :
I : Arus listrik (Ampere)
Q : Muatan listrik (Coulomb)
t : Waktu (Detik/Sekon)
Contoh soal :
Arus listrik sebesar 5 mA mengalir pada sel saraf selama 0,1 detik. Berapakah besar
muatan dan jumlah elektron yang berpindah pada sel saraf tersebut?
Diketahui:
A = 5 mA = 0,005 A
t = 0,1 s
e = 1,6 x 10-19 C
Ditanyakan: besar muatan dan jumlah elektron yang berpindah pada sel saraf
Jawab:
𝑄
Besar muatan listrik, 𝐼 = 𝑡

𝑄 = 𝐼𝑥𝑡
𝑄 = 𝐼𝑥𝑡 = 0,005𝑥0,1 = 5𝑥10−4 𝐶
2. Rapat Arus Listrik
Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar
penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil. Maka secara matematis dapat
ditulis :
𝑰
𝑱=
𝑨
Dimana :
J = Rapat Arus (A/m)
I = Kuat Arus (Ampere)
A = Luas Penampang Kawat
Contoh :

Gambar 2.1 kerapatan Arus Listrik

4
Dari gambar diatas, terlihat bahwa Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara
merata menurut luas penampangnya. Pada contoh diatas, terlihat bahwa Arus listrik 12
A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm, maka kerapatan arusnya 3A/mm (12A/4
mm), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm, maka kerapatan arusnya menjadi
8A/mm (12A/1,5mm).
3. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik
Hukum Ohm
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Salah
satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai. George Simon Ohm
(1787–1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding
dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya. Untuk memahami hukum
Ohm, perhatikan gambar berikut :

Gambar 2.2 Rangkaian Arus Searah


Ketika saklar ditekan, ternyata lampu menyala. Lampu menyala dikarenakan ada
arus listrik yang mengalir. Terang redupnya baterai dipengaruhi oleh banyaknya baterai
yang dipasang pada rangkaian. Jika baterai ditambah, maka nyala lampu makin terang,
begitupun sebaliknya. Berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada
tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron.
Elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin
tinggi hambatan ini, maka makin kuat arus untuk suatu tegangan V sehingga didapat
persamaan:
𝐕 = 𝐈𝐑
Keterangan :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
Contoh Soal :
Suatu mainan anak bertuliskan tegangan 6 volt, dan hambatannya 40 ohm. Berapakah
kuat arus yang ada di dalam mainan anak tersebut !

5
Jawab :
Dik :
Tegangan = 6 volt
Hambatan = 40 Ohm
Dit : Arus = .... Ampere ?
Penyelesaian : I = V/R = 6/40 = 0,15 Ampere
Hambatan listrik
Kita mungkin menduga bahwa hambatan yang dimiliki kawat yang tebal lebih kecil
daripada kawat yang tipis, karena kawat yang lebih tebal memiliki area yang lebih luas
untuk aliran elektron. Kita tentunya juga memperkirakan bahwa semakin panjang suatu
penghantar, maka hambatannya juga semakin besar, karena akan ada lebih banyak
penghalang untuk aliran elektron.
Berdasarkan eksperimen, Ohm juga merumuskan bahwa hambatan R kawat logam
berbanding lurus dengan panjang l, berbanding terbalik dengan luas penampang lintang
kawat A, dan bergantung kepada jenis bahan tersebut. Secara matematis dituliskan:
𝝆𝒍
𝑹=
𝑨
Dengan :
R = hambatan kawat penghantar (Ω)
l = panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang lintang penghantar (m2)
ρ = hambatan jenis kawat penghantar (Ω.m)
Konstanta pembanding ρ disebut hambatan jenis (resistivitas). Hambatan jenis kawat
berbeda-beda tergantung bahannya.

6
Contoh Soal :
Berapakah hambatan seutas kawat aluminium (hambatan jenis 2,65 × 10-8Ω .m) yang
memiliki panjang 40 m dan diameter 4,2 mm?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝜌 = 2,65𝑥10−8 Ω .m
l = 40 m
d = 4,2 mm → r = 2,1 mm = 2,1 × 10-3 m
Ditanya: R = ... ?
Jawab:
Cari terlebih dahulu luas penampang (A) penghantar tersebut dengan menggunakan
rumus luas lingkaran, yakni:
𝐿 = πr 2
22
𝐿= 𝑥 (2,1𝑥10−3 𝑚)2
7
𝐿 = 13,86 𝑥10−6
Jadi besarnya hambatan penghantar tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus :
𝜌𝑙
𝑅=
𝐴
2,65𝑥10−8 Ω . m x 40 m
𝑅=
1,4𝑥10−5
𝑅 = 7,6𝑥10−2
4. Sifat Kelistrikan Bahan
a. Konduktor

Gambar 2.3 Bahan Konduktor


Benda benda yang tergolong sebagai penghantar listrik konduktor meliputi
semua yang mampu menghantarkan arus listrik dengan baik. Meski mampu
menghantarkan arus listrik dengan baik, namun pada dasarnya kemampuan masing –
masing benda dalam menghantarkan listrik adalah berbeda.
Benda konduktor atau yang disebut sebagai konduktor listrik ini
memungkinkan arus listrik dapat mengalir dengan mudah karena bahannya yang

7
terbuat dari atom. Di dalam konduktor, elektron terluar dari atomnya dapat bebas
bergerak melalui materi ketika dilewati oleh muatan listrik.
b. Isolator

Gambar 2.4 Bahan Isolator


Isolator merupakan semua bahan yang tidak dapat mengantarkan arus listrik
dengan baik. Kebalikan dari konduktor, isolator justru merupakan penghambat
listrik. Jadi, ketika suatu benda yang bersidat isolator terkena arus listrik, arus listrik
ini akan disimpan karena tidak ada electron bebas yang bisa menghantarkannya.
Beberapa bahan yang termasuk isolator listrik adalah porselin, karet, kaca, ebonite,
plastik, sutera, parafin, marmer, udara kering, kapas dan kapas. Diantaranya, ada
juga yang disebut sebagai isolator sempurna yang sama sekali tidak dapat dialiri oleh
arus listrik. Isolator sempurna ini contohnya adalah ruang hampa udara (vakum).
Bahan isolator ini pun memegang peran penting dalam bidang elektornik.
Misalnya saja pada kabel listrik, agar arus listrik yang dihantarkan tidak keluar dan
menyegar benda lain, maka kabel listrik selalu ditutup dengan bahan isolator.
Dengan demikian, meski ada arus listrik yang sedang berlalu didalam kabel, Anda
akan tetap aman ketika memegangnya, karena terdapat lapisan isolator.
c. Semikonduktor
Semikonduktor merupakan jenis bahan yang pada dasarnya merupakan suatu
bahan yang bersifat isolator, namun pada kondisi tertentu bahan ini dapat berubah
fungsi menjadi konduktor. Maksudnya, pada kondisi umum, benda ini mungkin saja
hanyalah isolator, hanya saja, ketika ada kondisi tertentu yang memungkinkan, maka
arus listrik pun dapat melalui dan dihantarkan oleh benda ini.
Agar lebih jelas, dapat dilihat dari contoh udara. Pada dasarnya, udara yang
kering merupakan suatu isolator. Hanya saja, ketika terjadi perbedaan potensial yang
besar maka udara pun dapat berfungsi sebagai konduktor. Misalnya saja ketika
terjadi petir. Petir ini mampu menghasilkan perbedaan potensial listrik yang besar
antar lapisan – lapisan udara. Ketika itulah, konduksi listrik terjadi di udara, meski
udara sendiri merupakan sebuah isolator. Membuat komponen elektronik seperti

8
transistor dan dioda. Pada komponen – komponen ini, semikonduktor mengantarkan
arus listrik ke satu arah, sedangkan ke arah yang berlawanan dapat menghambatnya.
Contoh bahan yang termasuk semikonduktor yang paling banyak digunakan
dalam elektronik saat ini adalah germanium dan silikon.

Gambar 2.5 Bahan semikonduktor


d. Superkonduktor
Superkonduktor adalah bahan material yang memiliki hambatan listrik yang
bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Karakteristik dari bahan semikonduktor
adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek
meissner. Efek meissner adalah peristiwa superkonduktor menolak medan magnet
luar yng mengenainya. Sifat khas superkonduktor ini ditemukan oleh Meissner dan
Ochsenfeld pada tahun 1933. Dengan adanya efek meissner ini, superkonduktor akan
mengambang jika diletakkan diatas medan magnet. Ketika temperature bahan
diturunkan dari temperature ruang normal sampai pada batas temperature tententu
bahan ini akan memiliki sifat superkonduktor. Temperatur bahan saat terjadinya
perubahan sifat bahan ini dinamakan sebagai temperature kritis (TC). Contoh super
konduktor adalah kabel listrik. Dengan menggunakan bahan superkonduktor, maka
energy listrik tidak akan mengalami dispasi karena hambatan pada semikonduktor
bernilai 0 sehingga akan semakin efektif.

Gambar 2.6 Kabel listrik merupakan contoh Super konduktor

9
2.2 ALAT UKUR LISTRIK
1. Amperemeter
Untuk mengetahui besarnya kuat arus secara langsung dapat digunakan alat yang
namanya ampermeter. Ampermeter ini dapat dirakit dari alat basic meter yang dipasang
dengan Shunt. Dalam pemasangannya, ampermeter harus dipasang secara seri dengan
alat listrik yang akan diukur kuat arus listriknya. Dalam suatu rangkaian, amperemeter
dipasang secara seri. Maksudnya, terminal positif amperemeter dihubungkan ke kutub
negatif sumber arus. Adapun terminal negatif amperemeter dihubungkan ke kutub
positif sumber arus. Jika dihubungkan secara terbalik, jarum penunjuk akan
menyimpang pada arah kebalikan. Ini dapat menyebabkan jarum membentuk sisi tanda
nol dengan gaya yang cukup besar sehingga dapat merusak amperemeter, perhatikan
gambar (a). Sedangkan untuk bagian rangkaiannya tampak seperti gambar (b)

Gambar 2.7 Amperemeter


Setelah kita pasang seperti rangkaian gambar (a), maka langkah selanjutnya adalah
membaca hasil pengukuran yang terlihat pada ampermeter, dengan menggunkan rumus:
𝐼 𝑆𝑡
=
𝐼𝑚𝑎𝑥 𝑆𝑚𝑎𝑥
Keterangan:

I = Hasil pengukuran kuat arus


Imax = batas ukur maksimal
st = skala yang ditunjuk
smax = skala maksimum
Contoh Soal :

10
Berapakah besarnya kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian jika hasil
pengukurannya seperti gambar di atas?
Penyelesaian:
Jawab:
Imax = 5A
st = 19
smax = 50
I St
=
Imax Smax
I 19
=
5A 50
I50 = 5A. 19
95A
I=
50
I = 1,9 A
2. Voltmeter
Bagaimana cara mengukur beda potensial? Ikutilah pembahasan berikut ini!
Untuk mengukur beda potensial berbagai sumber listrik. Untuk mengukur tegangan
secara langsung, kita dapat menggunakan alat yangdisebut dengan voltmeter. Voltmeter
harus dipasang paralel dengan sumber listrik atau peralatan listrik yang akan diukur
tegangannya. Titik potensial yang lebih tinggi, harus dihubungkan dengan kutub positif
dan titik potensial yang leJika kita hendak mengukur tegangan lampu pijar, digunakan
dua utas kabel untuk menghubungkan paralel kedua ujung lampu pijar (titik A dan B)
dengan kedua terminal Voltmeter, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 2.8 Lampu yang dihubungkan dengan baterai dan voltmeter


Untuk mengukur tegangan sumber listrik arus searah misalnya baterai atau aki,
ujung yang potensialnya lebih tinggi harus dihubungkan ke terminal positif Voltmeter

11
dan potensial yang lebih rendah dihubungkan ke terminal negatif Voltmeter.Untuk lebih
jelasnya, perhatikan paparan dibawah ini.
Baterai yang dihubungkan ke Voltmeter menghasilkan tegangan tertentu yang
disebut tegangan sumber. Setelah dihubungkan dengan lampu maka tegangannya
menjadi lebih kecil, tegangan dalam rangkaian tersebut dikatakan tegangan jepit.
Apabila beberapa buah baterai dirangkai berurutan (secara seri) besar tegangannya
adalah jumlah dari masing-masing tegangan baterai. Misalnya, sebuah baterai
mempunyai tegangan 1,5 Volt, maka 3 buah baterai yang dirangkaikan secara seri,
tegangan sumbernya menjadi 4,5 Volt. Bila ketiga baterai dirangkai sejajar (paralel),
tegangan sumbernya tetap 1,5 Volt tapi waktu pemakainnya tiga kali lebih lama.
Secara matematis ditulis sebagai berikut:
Etot = n.E ( untuk rangkain seri)
Etot = E ( untuk rangkain paralel)
Dimana:
n = jumlah baterai

2.3 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH


1. Hambatan
Hambatan (resistor) adalah komponen dari rangkaian listrik yang berfungsi
menghambat arus listrik. Sebuah resistor mempunya dua terminal listrik yang dirancang
untuk menghambat arus dan menurunkan tegangan. Komponen listrik ini banyak
dipakai untuk sistem pengamanan komponen listrik agar tidak rusak karena arus dan
tegangan yang berlebih. Hambatan diukur dengan satuan Ohm (lambang Ω). Hambatan
dapat disusun atau dirangkai dengan 3 cara: seri, pararel dan gabungan antara seri dan
pararel. Masing-masing susunan punya karakteristik dan ketentuan masing-masing.
2. Susunan Hambatan Seri
Berikut ilustrasi rangkaian hambatan seri :

Gambar 2.9 Rangkaian Hambatan Seri


Pada hambatan yang disusun seri berlaku rumus dan ketentuan sebagai berikut.

12
a. Hambatan pengganti pada rangkaian seri sama dengan jumlah dari setiap hambatan
yang ada pada rangkian tersebut. Berlaku rumus :
Rs = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 + …. + Rn
b. Kuat arus yang melewati tiap-tiap hambatan adalah sama. Nilai hambatan tersebut
sama pula dengan nilai hambatan penggantinya. Berlaku rumus :
I1 = I2 = I3 = I4 = … = Is
c. Tegangan pada hambatan pengganti sama dengan penjumlahan semua tegangan pada
tiap-tiap hambatannya. Berlaku rumus :
Vs = V1 + V2 + V3 + V4 + … + Vn
d. Tegangan pada tiap-tiap hambatan sebanding dengan hambatannya. Jadi semakin
besar hambatan akan semakin besar pula tengangannya. Berlaku rumus :
V1 : V2 : V3 : .. :Vn = R1 : R2 : R3 : …. : Rn
Manfaat Susunan Hambatan Seri
Hambatan disusun secara seri berguna untuk meperbesar hambatan serta membagi
tegangan. Dari pengamatan rumus di atas terlihat bahwa hambatan yang dirangkai seri
akan punya hambatan pengganti yang lebih besar dan akan memperkecil tegangan.
3. Susunan Hambatan Pararel
Berikut ilustrasi rangkaian hambatan pararel :

Gambar 2.10 Rangkaian Hambatan Pararel


Pada susunan pararel berlaku rumus dan ketentuan sebagai berikut :
a. Hambatan pengganti pada susunan pararel dapat dihitung dengan persamaan
1 1 1 1 1
= + + + ⋯+
𝑅𝑃 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛
Memodifikasi rumus di atas sehingga bisa didapat alternatif rumus cepat sebagai
berikut:

13
 Jika dalam rangkaian susunan pararel hanya ada dua hambatan R1 dan R2 maka
total hambatan penggantinya dapat dihitung menggunakan rumus
𝑅1 . 𝑅2
𝑅𝑃 =
𝑅1 + 𝑅2
 Jika dalam rangkaian terdapat n hambatan dengan nilai hambatan sama besar maka
total hambatan penggantinya adalah
1
𝑅𝑃 =
𝑅𝑛
b. Besarnya kuat arus yang melalui hambatan pengganti sama dengan jumlah
keseluruhan kuat arus pada setiap hambatannya.
𝑰𝒏 = 𝑰𝟏 + 𝑰𝟐 + 𝑰𝟑 + ⋯ + 𝑰𝒏
c. Besarnya tegangan pada setiap hambatan adalah sama. Nilai tersebu sama pula
dengan tegangan pada hambatan penggantinya.
Vp = V1 = V2 = V3 = …. = V4
d. Kuat Arus yang melalui masing-masing hambatan berbanding terbalik dengan
besarnya hambatan tersebut.
1 1 1 1 1
𝑰𝟏 + 𝑰𝟐 + 𝑰𝟑 + ⋯ + 𝑰𝒏 = = + + + ⋯+
𝑅𝑃 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛
Manfaat Susunan Hambatan Pararel
Rangkaian pararel dari hambatan-hambatan dimanfaatkan untuk memperkecil hamatan
karena hambatan pengganti nilainya akan lebih kecil dari nilai tiap hambatan. Ia juga
bermanfaat untuk membagi arus.
4. Rangkaian gabungan
Rangkaian gabungan adalah kombinasi dari rangkaian seri dan paralel.
Perhatikan Gambar 2.11

Gambar 2.11 Tiga buah resistor yang dihubungkan secara paralel dan seri
Pada rangkaian tersebut terlihat bahwa tahanan R2 dan R3 disambung secara
paralel di antara titik b dan di titik c. Hambatan pengganti dari tahanan R2 dan R3 dapat

14
diumpamakan sebagai tahanan RP (Rangkaian paralel), kemudian RP ini dihubungkan
secara seri dengan tahanan R1.

Gambar 2.12 Tahanan yang dihubungkan secara paralel diubah menjadi RP


Arus yang masuk pada rangkaian pada Gambar 1.8 akan melalui tahanan R1 dan
RP, seperti halnya arus yang memasuki pada tahanan seri nilainya sama besar. Jika kita
lihat rangkaian pada Gambar 1.7, arus yang masuk akan melewati tahanan R 1 kemudian
akan terbagi di titik b, sebagian arus mengalir melewati R2 dan sebagiannya lagi
melewati tahanan R3. Sedangkan arus pada titik c akan sama besar dengan arus yang
masuk pada rangkaian. Sesuai dengan Hukum pertama Kirchoff yaitu “Jumlah arus
yang masuk pada suatu titik cabang harus sama dengan jumlah arus yang
meninggalkannya”. Untuk tegangannya dapat dianalisis sesuai dengan cara
sambungannya. Sambungan secara seri memiliki jumlah seluruh tegangan tiap
tahanannya sama dengan tegangan sumber, sedangkan sambungan paralel tegangan
setiap tahanannya sama besar. Maka persamaan arusnya:
 I = I1 = IP
 I = I1 = I2 + I3
Tegangannya,
 V = Vab + Vbc
 Vbc = V2 = V
Contoh soal :
Perhatika gambar dibawah ini !

Besar hambatan total yang mengalir pada rangkaian adalah . . .


Penyelesaian :
15
Pada gambar diatas, hambatan 3 Ohm dan 9 Ohm dirangkai secara seri dapat dihitung
sebagai berikut :
𝑅𝑠 = 3 + 9 = 12 𝑂ℎ𝑚
Kemudian hasil perhitungan hmabatan yang disusun seri tadi, diperhitungkan dengan
hambatan yang dirangkai pararel yaitu hambatan 12 Ohm, sehingga perhitungannya
sebagai berikut :
1 1 1 2
=: + =
𝑅𝑝 12 12 12
𝑅𝑝 = 6 𝑂ℎ𝑚

2.4 ENERGI PADA RANGKAIAN LISTRIK


Dalam kehidupan modern, listrik merupakan salah satu kebutuhan manusia. Banyak
peralatan listrik yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di daerah yang belum
terjangkau instalasi listrik pun telah memanfaatkan listrik. Misalnya, berjalan pada malam
hari menggunakan senterdan bersepada menggunakan penerangan lampu dari dinamo
sepada.
Peralatan yang kita gunakan seperti setrika, pemanas listrik, pengering rambut,
pemanggang roti dan bola lampu jika dialiri listrik akan mengubah energi listrik menjadi
energi bentuk lain, misalnya energi panas, atau cahaya pada lampu. Karena setiap alat-alat
listrik mempunyai hambatan, dan arus yang melewatinya merupakan elektron yang
bergerak dan kemudian akan bertumbukan dengan atom pada hambatan kawat, maka
hambatan kawat pada alat tersebut menjadi panas. Besarnya energi (W) ketika muatan
(elektron) mengalir dengan beda potensial (V) adalah sebagai berikut :
𝑊 = 𝑞𝑉
Jika 𝑞 = 𝑖. 𝑡, maka :
𝑊 = 𝑉. 𝑖. 𝑡 = 𝑅. 𝑖. 𝑖. 𝑡
𝑉2
𝑊 = 𝑖 2 𝑅𝑡 = 𝑅𝑡
𝑅2
𝑉2𝑡
𝑊= (Dalam Satuan detik)
𝑅

Keterangan :
W = energi listrik (J)
V = tegangan / beda potensial (V)
R = hambatan (ohm)
t = waktu (s)
16
1. Konversi Energi Listrik Menjadi Kalor
Alat alat listrik seperti setrika, kompor listrik dan elemen panas merupakan alata
lat yang memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu mengubah energi listrik menjadi energi
kalor. sesuai dengan hukum kekekalan energi maka berlaku persamaan :
W=Q
V. i. t = m. c. ∆T
V. I. t = m. c. (T2 − T1 )
𝐼. 𝑅. 𝐼. 𝑡 = m. c. (T2 − T1 )
Keterangan :
I = kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (ohm)
t = waktu yang dibutuhkan (sekon)
m = massa (kg)
c = kalor jenis (J/ kg C)
T1 = suhu mula – mula (C)
T2 = suhu akhir (C)
Daya Listrik
Energi yang diubah oleh peralatan listrik bila muatan q bergerak melintasi beda
potensial sebesar V adalah qV. Daya P merupakan kecepatan perubahan energi atau energi
persatuan waktu dan dirumuskan sebagai berikut :
𝑾 𝒒𝑽
𝑷= =
𝒕 𝒕
Karena q/t = i, maka persamaan dapat ditulis
𝑷 = 𝑽. 𝒊
Satuan daya listrik dalam SI adalah watt (J/s)
1 watt = J/s
atau
1 watt sekon = 1 J
1 kilowatt jam -= 1000 watt x 3600 sekon
1 kWh = 3,6 x 10 6 watt sekon = 3,6 x 10 6 joule
Daya listrik pada hambatan R dapat dituliskan dalam dua cara

𝑃 = 𝑉. 𝑖 = (𝑖. 𝑅). 𝑖
𝑉 𝑉2
𝑃 = 𝑖 2𝑅 = 𝑉 ( ) =
𝑅 𝑅

17
Untuk nilai R konstan, besarnya daya listrik sebanding dengan kuadrat kuat arus I
atau kuadrat tegangan V.Pada peralatan listrik selalu tercantum spesifikasi alat, misalnya
50 W, 220 V yang artinya : “Daya listrik yang dipakai oleh alat tersebut 50 W jika
dipasang pada tegangan 220 V”. jika tegangan yang diberikan kepada alat tersebut kurang
dari 220 V, daya yang dipakai alat tersebut juga akan berkurang dari 50 W. daya
sesungguhnya yang dipergunakan oleh suatu alat akan memenuhi persamaan :
𝑉2
𝑃2 = ( )2 𝑥 𝑃1
𝑉1
Keterangan :
P2 = daya yang dipakai (watt, W)
P1 = daya yang tertulis pada spesifikasi (watt, W)
V2 = tegangan yang diberikan (volt, V)
V1 = tegangan yang tertulis pada spesifikasi (volt, V)
Dengan menganggap bahwa hambatan alat listrik R selalu konstan.
Dalam satuan internasional (SI), satuan daya adalah watt (W) atau setara Joule per detik
(J/s). Daya listrik juga diekspresikan dalam watt (W) atau kilowatt (kW). Konversi antara
satuan HP (Hourse Power/tenaga kuda) dan watt, dinyatakan dengan formula sebagai
berikut:
1 HP = 746 W = 0,746 kW
1kW = 1,34 HP
Hukum Kirchoff
Pada peralatan listrik, kita biasa menjumpai rangkaian listrik yang bercabang-cabang.
Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang dihasilkan
oleh sumber arus listrik.
Gustav Kirchhoff (1824-1887) mengemukakan dua aturan hukum yang dapat
digunakan untuk membantu perhitungan tersebut. Hukum Kirchoff 1 disebut hukum titik
cabang dan Hukum Kirchhoff 2 disebut hukum loop.
Hukum 1 Kirchoff
Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887) menemukan cara
untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di kenal
dengan Hukum Kirchoff.
Bunyi Hukum 1 kirchoff :
“Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus
yang keluar dari titik percabangan”.
Secara matematis dinyatakan :

18
∑𝐼 = ∑𝐼
𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟

Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai berikut:

Gambar 2.13 Rangakaian Bercabang hukum Kirchoff 1


Hukum 2 Kirchoff
Hukum 2 Kirchoff dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada
rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup).
Perhatikan gambar berikut!

Gambar 2.14 Rangkaian bercabang hukum Kirchoff 2


Bunyi Hukum Kirchoff 2:
"Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial
sama dengan nol". Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak
ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik
bisa digunakan atau diserap.
Contoh Soal :
Perhatikan gambar dibawah ini !

Besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah ?

19
Penyelesaian :
Pada penyelesaian soal ini, arah arus dipilih searah dengan arah putaran jarum jam.
-20 – 5I -5I – 12 – 10I = 0
-32 – 20I = 0
-32 = 20I
I = -32 / 20
I = -1,6 Ampere
Karena kuat arus listrik bertanda negatif maka arah arus listrik sebenarnya berlawanan
dengan arah putaran jarum jam. Arah arus listrik tidak sesuai dengan perkiraan awal yakni
searah dengan arah putaran jarum jam.

2.5 PENERAPAN ARUS LISTRIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI - HARI


Arus listrik searah banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari, dari mulai mainan
anak anak, senter, mobil,handphone dan masih banyak lagi peralatan lainnya yang
menggunakan arus searah. Arus searah memiliki kelebihan salah satunya dapat dibawa
kemana mana, sehingga yang memanfaatkan sumber arus searah ini dalam kehidupan
sehari hari. Salah satu contoh dari sumber listrik arus searah adalah baterai kering dan
akumulator.

Gambar 2.15 Contoh Batu baterai


Baterai kering dikatakan arus searah karena arus listrik mengalir terus menerus dari
kutub positif ke kutub negatif. Kutub positif dari setiap baterai dibuat dengan
menggunakan batang granit yang berbentuk silinder yang dipasang pada posisi tepat di
tengah-tengah baterai. Sedangkan bagian yang menonjol keluar ditutup dengan lapisan
kuningan yang merupakan bahan penghantar listrik. Kemudian pada kutub negatifnya
merupakan tabung seng yang dibuat menurut bentuk dari baterai yang bersangkutan. Zat
perantara antara kutub positif dengan kutub negatif tersebut merupakan bahan
elektrolit. Bahan elektrolit dari baterai kering adalah bubuk salmiak yang mampu
mengalirkan arus listrik. Kemudian untuk depolarisator dipakai batu kawi yang berfungsi

20
menyerap zat cair yang timbul pada kutub positif setelah terjadi proses kimia. Batu ini
dimasukkan dalam sebuah kantong yang mengelilingi batang arang tersebut.

Gambar 2.16 Contoh Akumulator


Sumber arus searah yang lainnya adalah akumulator atau yang lebih dikenal dengan
aki. Sumber listrik dari benda ini banyak sekali dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya saja untuk sumber listrik pada sepeda, motor, mobil, atau barang-barang
elektronika lainnya yang kebetulan pada daerah di mana belum ada arus listrik dari PLN
yang masuk. Akumulator atau aki yang banyak digunakan sebagai sumber listrik DC
tersebut sebagai bahan pembangkit arus listriknya atau elektrolitnya adalah menggunakan
asam belerang cair atau asam sulfat (H2SO4). Bahan-bahan yang berada dalam aki itu akan
menghasilkan tegangan antara terminal-terminal karena adanya proses kimia dari pelat-
pelat dan asam belerang yang terdapat di dalamnya.

21
LATIHAN SOAL
1. Zat yang dapat menghantarkan arus listrik baik berupa zat padat,cair atau gas di sebut
A. konduktif B. konduktor C. isolator D. insulator E. Semi konduktor
2. Jika voltmeter AC menunjukkan angka 80 dan batas ukur maksimum voltmeter adalah 300
volt maka tegangan hambatan R1 pada saat pengukuran sebesar....

A. 100 volt
B. 150 volt
C. 200 volt
D. 250 volt
E. 300 volt
(Sumber soal : Fisikastudycenter.com-Modifikasi EBTANAS 1989)
3. Perhatikan gambar dibawah ini !
Perhatikan gambar susunan hambatan di bawah ini!

Besar kuat arus melalui R1 adalah…


A. 2,0 A
B. 2,5 A
C. 4,0 A
D. 4,5 A
E. 5,0 A
(Soal UN 2011/2012 C61 No.34)
4. Perhatikan gambar rangkaian tertutup dibawah ini !

22
Apabila R1 = 2Ω, R2 = 4Ω, R3 = 6Ω, maka kuat arus yang mengalir pada rangkaian
adalah…
A. 1,2 A
B. 1,0 A
C. 0,6 A
D. 0,5 A
E. 0,2 A
(Soal UN Fisika SMA 2012/2013 SA 55 No.30)
5. Sepotong kawat yang memiliki panjang 2,5 m, dan jari jari 0,65 mm memounyai hambatan
2 Ω. Jika panjang dan jari jari diubah menjadi 2 kali semula, maka hambatanya menjadi . .
.
A. 1 Ω
B. 2 Ω
C. 3 Ω
D. 4 Ω
E. 5 Ω
6. Kompor listrik yang bertuliskan 500 W, 220 V digunakan untuk memanaskan 300 gram air
dari 10°C sampai 90°C. Jika kalor jenis air = 1 kal/gr°C, maka berapa lama waktu yang
diperlukan?
A. 3,36 menit
B. 4,36 menit
C. 2,38 menit
D. 3,38 menit
E. 1,38 menit
7. Seutas kawat besi panjangnya 20 meter dan luas penampangnya 1 mm2, mempunyai
hambatan jenis 10-7 ohmmeter. Jika antara ujungujung kawat dipasang beda potensial 60
volt, tentukan kuat arus yang mengalir dalam kawat!
A. 35 Ampere
B. 30 Ampere
C. 25 Ampere
D. 20 Ampere
E. 15 Ampere
8. Sebuah Voltmeter mempunyai hambatan dalam 3 kΩ, dapat mengukur tegangan maksimal
5 Volt. Jika ingin memperbesar batas ukur Voltmeter menjadi 100 Volt, tentukan hambatan
muka yang harus dipasang secara seri pada voltmeter
23
A. 57000 Ohm
B. 57500 Ohm
C. 56000 Ohm
D. 67000 Ohm
E. 75000 Ohm
9. Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360 coulomb dalam
waktu 1 menit, kita dapat menentukan kuat arus listrik yang melintasi kawat penghantar
tersebut adalah
A. 6 A
B. 8 A
C. 7 A
D. 9 A
E. 5 A
.10. Sebuah lampu memiliki spesifikasi 100 watt, 220 Volt.

Daya lampu tersebut jika di pasang pada tegangan 110 volt adalah . . . .
A. 20 Watt
B. 25 Watt
C. 30 Watt
D. 35 Watt
E. 15 Watt

24
Esai
Kerjakan soal soal latihan dibawah ini dibuku latihan anda dengan Antusias !
1. Perhatikan gambar dibawah ini !

Beda potensial pada ujung ujung penghantar 20 Ohm adalah . .


2. Perhatikan gambar dibawah ini !

Kuat arus yang mengalir melalui rangkaian listrik (I) adalah ….


3. Arus listrik 400 mA mengalir pada suatu penghantar. Jika beda potensial antara ujung
kawat 40 V, carilah hambatan listrik kawat tersebut!
4. Kita ingin memanaskan air samapai mendidih pada 100oC dengan kawat pemanas yang
dihubungkan pada tegangan 220 V. Jika satu lliter air yang bersuhu 30oC hanya
memerlukan waktu 10 menit dan 50% energi diserap oleh air , berapa besar hambatan
kawat yang diperlukan ? (kalor jenis air =4200 J/kgoC

25
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Rangkaian arus searah adalah aliran listrik atau elektron dari titik yang memiliki aliran
berpotensi tinggi ke area yang memiliki titik yang memiliki aliran berpotensi rendah. Di
dalam kawat penghantar, biasanya terdapat aliran elektron yang memiliki jumlah yang
sangat besar. Dan aliran elektron inilah yang bisa menghasilkan arus listrik.
2. Alat Ukur Listrik
 Amperemeter
 Voltmotor
3. Rangkaian Arus Listrik Searah
 Rangkaian Hambatan Seri
 Rangkaian Hambatan Pararael
 Rangkaian Gabungan
4. Penerapan arus listrik searah dalam kehidupan sehari – hari
 Batu Baterai
 Akumulator

26
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli.2001. Fisika Jilid 2. Jakarta:Erlngga.


Gunawati, Dewi dkk.2008.Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu dan
Konstektual.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen: Pendidikan Nasional
Halliday dan Resnick.1996. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.
Soedojo,Peter, B.Sc.2004. Fisika Dasar. Yogyakarta : Andi
Wariyono, Sukis dan Yani Muharomah.2008.Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

27

Anda mungkin juga menyukai