Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INSTRUMENTASI ELEKTRONIK DAN PENGUKURAN

“ MENGUKUR TAHANAN DENGAN METODA V - A ”

KELOMPOK 2

NAMA KELOMPOK :1.ALDI RYAN PRATAMA (19033072)


2.ANISAH SEPTIA RAHMI (19033080)
3.BORIS DWICAHYO (19033086)
4.VINNA NATASYA PUTRI (19033068)

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA


DOSEN : YOHANDRI,M.SI,Ph.D

ASITEN DOSEN : 1.FIKRUL AZAN SUWIRMAN


2.PUTRI YULIANA MAHARDIKA
3.TESA KURNIA

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dari kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah tentang alat ukur “Voltmeter dan
Amperemeter”. Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk melengkapi presentasi alat ukur pada
mata kuliah Instrumen Elektronik dan Pengukuran (IEP).

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak kepada para pembaca
terutama kepada kami. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu, pengalaman,
dan informasi yang kami miliki . Oleh sebab itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Padang, 16 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................1

Daftar Isi..................................................................................................................2

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 3

1.3 Tujuan............................................................................................................... 4

BAB II Pembahasan

1.4 Teori Dasar.........................................................................................................5

1.5 Pengertian Voltmeter......................................................................................... 6

a). Cara menggunakan voltmeter.....................................................................7

b). Jenis jenis voltmeter....................................................................................9

c). Bagian bagian voltmeter..............................................................................9

1.6 Pengertian Amperemeter................................................................................ 10

a). Jenis jenis amperemeter dan cara pengukuran........................................11

b). Bagian bagian amperemeter.......................................................................14

BAB IIIPenutup

1.7 Kesimpulan...................................................................................................... 15

1.8 Saran ............................................................................................................... 16

Daftar Pustaka....................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Arus Listrik ada dua macam, yakni arus listrik bolak-balik atau biasa disebut arus listrik AC
(Alternating Current) dan arus listrik searah atau arus DC (Direct Current). Untuk mengukur besarnya arus
listrik dibutuhkan alat yang bernama Amperemeter. Sedangkan Voltmeter adalah alat yang digunakan
untuk mengukur tegangan listrik. Untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara dua titik pada
suatu beban listrik atau rangkaian elektronika digunakan Voltmeter DC. Sebuah voltmeter Dc mengukur
beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan penyusunannya disusun secara
paralel.

Amperemeter dan voltmeter banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga perlu
dipelajari lebih lanjut agar lebih mengenal dan bisa menggunakan atau mengaplikasikan fungsi dari
amperemeeter dan voltmeter dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip voltmeter dalam kehidupan sehari-
hari digunakan sebagai sistem pengisian (spull and regulator) serta mengecek kondisi accu. Sedangkan
amperemeter biasa digunakan untuk mengukur aliran arus listrik yang melalui sistem kabel bangunan
baru, selain itu juga digunakan untuk menemukan masalah dalam sistem kabel pada gedung-gedung tua.
Hal-hal tersebut merupakan bukti pentingnya mengapa perlu mempelajari voltmeter dan amperemeter.

Besar kecilnya arus listrik diukur dengan menggunakan alat yang bernama amperemeter. Caranya
adalah dengan menyusun atau merangkai amperemeter, hambatan geser, dan voltmeter ataupun sumber
tegangan (power supply) secara paralel. Kemudian nilai hambatan dirubah dengan menggeser hambatan
untuk mendapatkan lima variasi data nilai I (kuat arus) dan V (tegangan). Selain itu dibuat rangkaian
paralel yang terdiri dari hambatan geser, amperemeter, dan power supply untuk memperoleh I1. Nilai I1
untuk lima variasi data mempunyai nilai yang sama, sedangkan untuk memperoleh nilai I2 perlu
dihubungkan dengan bangku hambatan sehingga diperoleh lima variasi data dengan harga atau nilai Rb
yang berbeda. Untuk mengukur tegangan dengan menggunakan voltmeter, caranya sama dengan
pengukuranhambatan dengan menggunakan amperemeter, namun untuk voltmeter dirangkai secara seri.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Voltmeter dan ampermeter merupakan alat yang mempunyai tiga fungsi sekaligusoleh karena itu
kita harusmengetahui bagaimana cara penggunaan alattersebut .Dalam makalah ini akan membahas
permasalahan tentang:

1. Apa itu voltmeter - Ampere meter?

2. Fungsi voltmeter-Amperemeter?

3. Jenis voltmeter - Amperemeter?

4. Cara mengukur menggunakan voltmeter - amperemeter?

1.3 TUJUAN

4
1) Untuk memenuhi mata kuliah Praktikum Fisika Instrumen Elektronik dan Pengukuran

2) Mengukur kuat arus dan beda tegangan pada rangkaian arus searah

3) Mengukur tahanan dalam dari Volt dan Amperemeter

4) Mengetahui cara mengukur menggunakan volt meter dan amperemeter

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.4 TEORI DASAR

Ketika resistor dihubungkan secara paralel, beda potensial pada resistor akan sama dan
hambatan ekuivalen untuk dua atau lebuh resistor yang disusn secara paralel adalah penjumlahan
kebalikan dari masing maisng resistor (Serway, 2014 : 399).

Untuk mengukur kuat arus listrik dalam suatu penghantar dapat dilakukan dengan menggunakan
amperemeter. Cara pengukurannya yaitu dengan menghubungakan alat ukur arus lisrtri secara seri
dengan sumber tegangan listrik (Barry., 2006: 45).

Jika berbagai komponen listrik dihubungkan membentuk suatu rangakaian terhadap adanya
percabangan diantara kutub-kutub sumber ggl, dikatakan bahwa komponen-komponen tersebut
terhubung dalam satu rangkaian seri. Elektron-elektron mengalir dari kutub negatif sumber arus listrik
melalui kabel dan masing-masing komponen seri berurutan dan akhirnya kembali ke kutub positif sumber
arus listrik. Kuat arus yang mengalir selalu sama di setiap titik di sepanjang rangkaian (Dennis,2011: 74).

Setiap alat ukur arus listrik atau amperemeter memiliki karateristik yang berbeda, baik arus
maksimum yang didapat atau skala yang tertera pada amperemeter. Cara membaca skala pada
amperemeter adalah dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:

Hasil pengukuran = (skala yang ditunjuk : skala maksimum) x batas ukur

(Robert,2010: 154).

Pergerakan muatan atau arus di dalam konduktor dapat diibaratkan air yang mengalir di dalam
pipa. Agar air mengalir dengan deras maka air harus digerakkan dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Begitupun arus listrik, agar arus bergerak dengan cepat, diantara kedua kutub harus diberi beda
potensial yang tinggi. Beda potensial yang menyebabkan arus mengalir biasa disebut dengan tegangan
listrik. Tegangan listrik juga dapat didefinisikan sebagai ukuran untuk kerja yang dibutuhkan untuk
memindahkan muauutan melalui elemen. Satuan tagangan adalah volt, dan 1 volt sama dengan 1
Joule/sekon. Tegangan disimbolkan dengan V (owen, 2002: 65).

Efek pemasanagn voltmeter terhadap rangkaian disebut juga loading effect. Efek ini dapat
diartikan sebagai pengaruh pemasangan voltmeter yang akan merubah besaran voltase yang ingin diukur
karena voltmeter juga terukur sebagai beban, sehingga resistansi voltmeter harus jauh lebih tinggi atau
lelbih besar dari beban yang ingin diukur (Sutrisno,1986: 78).

1.5 PENGERTIAN VOLTMETER

6
Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan
DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang digunakan dalam
sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah atau
DC volt meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet
permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).

 Tahanan Pengali (Multiplier Resistor)

Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan d’arsonval menjadi
sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus kealat ukur agar tidak melebihi arus
sakala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam
sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan paralel terhadap sebuah sumber
tegangan atau komponen rangkaian. Biasanya terminal-termianal alat ukur ini diberi tanda positif dan
negatif karena polaritas harus ditetapkan. Nilai tahanan pengali yang diperlukan untuk memperbesar
batas ukur tegangan ditentukan dari gambar berikut, dimana :

V = Im (Rs + Rm)

Dengan :

Im = arus defleksi dari alat ukur

Rm = tahanan dalam alat ukur

Rs = tahanan pengali

V = tegangan rangkuman maksimum dari instrumen

Prinsip Kerja Voltmeter

Voltmeter disusun paralel dengan sumber tegangan/ komponen .Alasannya karena voltmeter
mempunyai hambatan yang sangat besar .Cara memasang voltmeter adalah dengan menghubungkan
sumber tegangan yang memiliki potensial tinggi dengan probe(+) dan potensial lebih rendah dengan
probe(-).

Voltmeter yang disusun paralel juga

a. Cara mengukur voltmeter

7
Dalam penggunaannya voltmeter harus dipasangkan secara paralel dengan alat yang hendak diukur beda
potensial atau tegangannya.Lain dengan amperemeter yang pemasangannya dilakukan dengan cara seri.

Siapkan terlebih dahulu rangkaian


dimana akan dilakukan pengukuran.

Pastikan jenis tegangan dari sumber


listriknya.

Jika listrik dari PLN ato genset, putar saklar pilihnya ke arah AC (= alternating current = arus bolak-balik).

Jika sumbernya dari baterai, aki (accumulator), atau trafo adaptor, gunakan mode DC (direct current =
arus searah).

Pilih skala maksimum dari voltmeter.

Di contoh ada 10 V, 50 V, 250 dan 1000 V. Misalnya diambil 250 V.

Sambungkan voltmeter ke alat yang hendak diukur.

Pada pengukuran di atas diperoleh hasil pengukuran


sebesar 150 volt.

8
melakukan pengukuran terkait besaran listrik wajib dilakukan dengan hati-hati, terutama dengan arus
bolak-balik AC. Kesalahan prosedur dapat menyebabkan kena sengat listrik alias kesetrum.

Lihat gambar di bawah ini.

Gambar. Mengukur Tegangan Listrik Arus Bolak


Balik (ACV)

Gambar. Mengukur Tegangan Listrik Arus Searah


(DCV)

Biasanya untuk batas ukur sampai 500 V pengali dipasang didalam kotak voltmeter. Untuk tegangan yang
lebih tinggi, pengali tersebut dipasang pada sepasang probe kutub diluar kotak yakni untuk mencegah
kelebihan panas dibagian dalam voltmeter.

Voltmeter Rangkuman Ganda

Penambahan sejumlah pengali beserta sebuah saklar rangkuman membuat instrumen mampu digunakan
bagi sejumlah rangkuman tegangan. Sebuah voltmeter rangkuman ganda yang menggunakan sebuah
sakelar empat posisi (V1, V2, V3, dan V4 ) dan empat pengali (R1, R2, R3, dan R4). Nilai dari pada
tahanan-tahanan pengali dapat ditentukan dengan metoda sebelumnya, atau dengan metoda
sensitivitas.

9
Sensitivitas voltmeter Sensitivitas (S) adalah kebalikan dari defleksi skala penuh alat ukur yaitu: S = 1 / Idp
Sensitivitas (S) dapat digunakan pada metode sensitivitas untuk menentukan tahanan pengali voltmeter
arus searah. R = (S x V) – Rm

Dimana : S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt

V = rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi sakelar

Rm= tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri)

Rs = tahanan pengali

b. Jenis-Jenis Voltmeter

Ada 2 jenis voltmeter, yaitu :

1.)Voltmeter analog

2.)Voltmeter digital

Kedua jenis voltmeter tersebut mempunyai fungsi sama, yang membedakan adalah tampilannya, jika
voltmeter analog menggunakan jarum penunjuk sedangkan voltmeter digital menggunakan LCD ( liquid
crystal display ).

c. Bagian-Bagian Voltmeter

1).Terminal positif (+) dan negatif (-)

2).Skala tinggi dan rendah

3).Batas ukur

Cara kalibrasi voltmeter

Kalibrasi dalam sebuah voltmeter telah dilakukan oleh pihak pabrik, atau kita dapat membandingkan
keakuratan hasil pengukurannya dengan sebuah standar tertentu. Pengenolan dapat dilakukan dengan
cara memutar setup pengatur fungsi pengenolan sampai jarum tepat diangka nol.

10
1.6. PENGERTIAN AMPEREMETER

Ampere meter arus searah atau sering disebut ampere meter DC adalaha alat ukur yang
berfungsi untuk mengetahui besarnya arus listrik (DC) yang mengalir pada suatu beban listrik atau
rangkaian elektronika. Ampere meter menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar PMMC
(permanent magnet moving coil) atau sering juga dikenal dengan galvanometer PMMC.

 Tahanan Shunt (Shunt resistor)

Gerakan dasar dari sebuah ampermeter arus searah adalah galvanometer PMMC. Karena gulungan
kumparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan ringan dia hanya dapat mengalirrkan arus yang
kecil. Bila yang akan diukur adalah arus besar, sebagian besar dari arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah
tahanan yang disebut shunt. alat ukur arus dc,merawat ampere meter,ampere meter,ampere meter dc,dc
ammeter,teori ampere meter,rangkaian ampere meter,ampere meter shunt,shunt ayrton,tahanan
ayrton,teori shunt ayrton,pengertian shunt ayrton,rumus resistansi ayrton,formula tahanan ayrton,rumus
arus ayrton,rumus tahanan ayrton.

Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian konvensional terhadap gambar
diatas

dimana :

Rm = tahanan dalam alat ukur

Rs = tahanan shunt

Im = arus defleksi skala penuh dari alat ukur

Is = arus shunt

I = arus skala penuh ampermeter termasuk arus shunt.

Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (ampermeter), penurunan tegangan pada tahanan
shunt dan alat ukur harus sama dan dituliskan

Vshunt = Valat ukur

IsRs = ImRm

Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat dari sebuah kawat tahanan
bertemperatur konstan yang ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah shunt luar yang memiliki
tahanan yang sangat rendah.

Shunt Ayrton Batas ukur sebuah ampermeter arus searah (dc) masih dapt diperbesar dengan
menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui sakelar rangkuman. Alat ukur seperti ini
disebut ampermeter rangkuman ganda. Alat ini ditunjukkan pada berikut.

Rangkaian ini memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang dihubungkan paralel terhadap alat ukur agar
menghasilkan empat batas ukur yang berbeda. Saklar S adalah sebuah sakelar posisi ganda dari jenis

11
menyambung sebelum memutuskan (make-before break), sehingga alat pencatat tidak akan rusak, oleh
karena tidak terlindungnya rangkaian tanpa sebuah shunt sewaktu pengubahan batas ukur.

Shunt universal atau shunt ayrton


dalam gambar diatas mencegah
kemungkinan pemakaian alat
ukur tanpa tahanan shunt. Keuntungan yang
diperoleh adalah nilai tahanan total yang
sedikit lebih besar. Shunt Ayrton ini
memberikan kemungkinan yang
sangat baik untuk menerapkan teori
dasar rangkaian listrik dalam sebuah
rangkaian praktis.

a. Jenis amperemeter dan cara mengukurnya

Ada 2 cara jenis jenis Ampere Meter,

1. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere

Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang berfungsi membentuk kalang
tertutup. Clamp berbentuk lingkaran yang bisa menyatu dengan alat ukur atau pun terpisah. Biasanya
Ampere meter yang tidak menggunakan clamp ampere
adalah model Ampere meter Analog.

Amper meter Analog

Berikut cara melakukan pengukurannya:

 Ampere meter dipasang seri dengan bebannya, seperti


gambar berikut:

 Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan yang diprediksi
berdasarkan perhitungan arus secara teori.

12
 Pilih Range batas ampere dengan memutar knob alat ukur
 Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan jarum penunjuk
pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih besar dari 60% skala penuh
meter.
 Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar dan pembacaan
masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya, matikan power supply pindahkan knob
pada cakupan yang lebih kecil.
 Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi yang mudah dibaca.
 Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan menyebabkan arah
simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat merusakkan
jarum penunjuk.

2. Ampere meter yang memiliki Clamp


Ampere

Umumnya model Ampere meter Digital


memiliki Clamp Ampere, baik menyatu dengan Alat ukur maupun terpisah.

13
Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp ampere pada
kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai.

Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau multimeter yang bisa kita manfaatkan :

1. Auto Ranging :

keistimewaan pemilihan range sendiri, mengatur rangkaian pengukuran alat ukur secara otomatis pada
range (rentang) tegangan, arus, atau tahanan yang benar.

2. Auto Polarity :

keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan pada display digital, menunjukkan
polaritas saat pengukuran DC dan tidak perlu khawatir ujung colok terbalik.

3. HOLD :

yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari memori meskipun colok sudah
dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila mengukur ditempat tertentu dimana Anda tidak dapat
membaca dengan jelas hasil pengukurannya.

4. Dioda Test :

Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan semikonduktor. Umumnya apabila
dioda dihubungkan dengan bias maju meter akan menampilkan penurunan tegangan maju dan berbunyi
sebentar, sedangkan pada bias mundur alat ukur akan menampilka OL. Dan jika dihubung singkat, alat
ukur akan menunjuk angka nol dan memancarkan suara yang terus menerus.

5. MAX/MIN :

digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran selama alat ukur di colok.

6. Response Time :

waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang diperlukan rangkaian elektronis untuk
menentukan keakuratan kerja.

b). Bagian bagian ampermeter

Jarum penunjuk skala (pada amperemeter analog)

14
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak berdasarkan
peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai fungsi penunjuk besaran aus
yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran yang diukur.

• Probe

Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu probe juga digunakan untuk menentukan
kutub positif amperemeter.

• Kalibrator

Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada anga nol (0) dengan tepat,segaris
dengan jarum penunjuk skala.

• Ground

Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari amperemeter.

• Cermin pemantul

Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan pembacaan skala.

BAB III

15
PENUTUP

1.7 KESIMPULAN

Dari penjelasan-peenjelasan yang ada pada makalah ini maka simpulan yang dapat diambil adalah sebagi
berikut :

1. Arus listrik adalah gerakan atau muatan arus listrik. Arus listrik merupakan banyaknya muatan listrik
yang mengalir tiap satuan waktu. Besar kuat arus adalah

I = Q/T

Dimana I adalah kuat arus, Q adalah muatan listrik, dan T adalah waktu.

Satuan kuat arus adalah ampere.

2. Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik
dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besar tegangan suatu listrik :

V= I .R

Di mana : V = tegangan listrik (volt)

I = kuat arus (ampere)

R = hambatan (ohm)

3. Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik
(misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai
berikut:

R = V/I

di mana V adalah tegangan dan I adalah arus.

Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).

4.Untuk mengukur kuat arus kita dapat menggunakan ammeter yang dihubungkan secara seri pada
rangkaian. Untuk mengukur tegangan/beda potensial kita dapat menngunakan voltmeter yang
duhubungkan secara parallel pada rangkaian. Dan untuk mengukur hambata kita dapat menggunakan
ohmmeter serta rangkaian tertututup yang terdiri dari voltmeter dan ammeter.

1.8 SARAN

16
Voltmeter dan Amperemeter merupakan alat ukur listrik yang sangat sering digunakan maka dari itu saya
menyarankan agar alat itu dirawat sebaik-baiknya, jangan menggunakan alat itu dengan sembarangan,
gunakanlah dengan benar dansesuai dengan fungsinya

Kepada semua pihak yang terutama pada asisten dosen mata pelajaran alat ukur yang telah
memberikan kritik dan saran keritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini terutama kami ucapkan
Terima Kasih.

DAFTAR PUSTAKA

17
Serway, R.A. and Jewett, J.W. 2004. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba.

Bishop, Owen. 2002. Electronics a First Course. Amsterdam: Newnes.

L.Boylestad, Robert .2010. Introductory Circuit Analysis. New york: Prentice Hall.

L.eggleston, Dennis. 2011. Basics electronics. Cambridge: Cambridge University Press.

Sutrisno. 1986. Elektronika Dasar. Bandung: ITB Press.

Woollard, Barry. 2006. Elektronika Praktis. Jakarta: Pradnya Paramita.

18

Anda mungkin juga menyukai