Anda di halaman 1dari 14

Makalah Alat-Alat Ukur

Oleh :

Marlin Ubwarin

NIM : 2016-43-025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Wattmeter” tepat waktu. Makalah ini di
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Alat-Alat Ukur. Makalah ini membahas tentang
“Wattmeter” yang nantinya akan di bahas pada makalah ini. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, besar harapan penulis agar makalah sederhana ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis serta bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan, serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis membutuhkan
kritik, saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini.

Ambon,22 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Wattmeter

B. Prinsip kerja Wattmeter

C. Jenis-Jenis Wattmeter

D. Cara menggunakan Wattmeter

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pengukuran dalam sistem tenaga listrik merupakan salah satu prosedur standar
yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan di peroleh besaran-besaran yang
diperlukan,baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang
diinginkan oleh seorang user.

Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi. Hampir
semua alat ukur berdasarkan energi elektrik,karena setiap kuantitas fisis muda dapat diubah
kedalam kuantitas elektrik, seperti tegangan, daya, arus, perputaran dan lain-lainnya.
Misalnya: temperatur yang dulu diukur dengan sebuah termometernair raksa sekarang dapat
diukur dengan thermocople

Hal ini tersebut merupakan salah satu contoh dari kemajuan teknologi dibidang
pengukuran. Pengukuran listrik sangatlah penting untuk kita ketahui,terkhusus untuk
mahasiswa fisika. Salah satu pengukuran yaitu mengukur daya listrik. Pengetahuan mengenai
pengukuran daya listrik ini akan sangat bermanfaat dalam kehidupan hari-hari. Karena tampa
pengetahuan daya listrik ini maka kita akan sangat sulit untuk mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan daya listrik yang sangat kita perlukan dalam membuat suatu
perencanaan,pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.

Salah satu alat ukur daya listrik yaitu Wattmeter. Mengingat begitu pentingnya
pengukuran daya listrik, maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai alat ukur
Wattmeter.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Wattmeter ?


2. Apa saja jenis-jenis Wattmeter ?
3. Bagaimana prinsip kerja Wattmeter ?
4. Bagaimana cara membaca Wattmeter ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Memahami tentang Wattmeter


2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis Wattmeter
3. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Wattmeter
4. Mengetahui dan memahami cara pembacaan Wattmeter
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wattmeter
Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik dalam suatu watt dari setiap
beban yang diasumsi pada suatu sirkuit rangkaian.
Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban-beban yang sedang
beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti : beban DC,
beban AC satu phase serta beban AC tiga phase

B. Prinsip Kerja Wattmeter


Pada Wattmeter terdapat kumparan tegangan dan kumparan arus, sehingga besarnya
medan magnet yang di timbulkan sangat tergantung pada besarnya arus yang mengalir melalu
kumparan arus tersebut.
Walaupun medan magnet yang di timbulkan oleh kumparan tegangan praktis sama
(tidak berubah), maka bila arus yang mengalir pada kumparan arus makin besar (sesuai
dengan besarnya alat/peralatan listrik), maka medan magnet yang di timbulkan oleh
kumparan arus juga makin besar, sehingga gaya tolak yang menyebabkan kumparan
tegangan/jarum berputar ke kanan juga makin kuat, yang menyebabkan penyimpangan jarum
ke kanan makin lebar.
Pada rangkaian arus bolak-balik,simpangan jarum penunjuk sebanding dengan rata-rata
arus dan tegangan sesaat i dan v Wattmeter DC dan AC tersebut dapat mengalami kerusakan
oleh adanya arus yang berlebihan.pada Ammeter dan Voltmeter,arus yag berlebihan ini akan
menimbulkan panas dimana ini merupakan kondisi yang berbahaya (jarum petunjuk menjadi
tidak dapat bergerak lagi karena melebihi batas skala). Akan tetapi pada Wattmeter arus dan
tegangan dapat menjadi panas tetapi tidak akan menyebabkan penunjukan jarum melebihi
batas skala.
Hal ini dkarenakan posisi jarum penunjuk tergantung pada faktor daya, tegangan dan
arus. Sehingga rangkaian dengan faktor daya yang rendah akan memberikan pembacaan yang
rendah pula pada wattmeter meskipun melebihi  batas keselamatan. Oleh karena itu di
samping untuk mengukur besar daya listrik dalam Watt, juga dalam volt dan ampere.

C. Jenis-Jenis Wattmeter

Berdasarkan Jenisnya
a. Wattmeter Elektrodinamometer
Alat ukur daya ini terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut sebagai
kumparan arus dari sebuah kumparan putar (yang bergerak) yang disebut sebagai
kumparan tegangan (potensial). Kumparan arus dihubungkan dengan rangkaian secara
seri sedangkan kumparan tegangan dihubungkan paralel dengan rangkaian alat
ukurnya. Pada wattmeter ini, kumparan tegangan menggerakkan jarum penunjuk yang
menyimpang sepanjang skala yang menunjukkan pengukuran daya. Arus mengalir
melalui kumparan arus (tetap) menghasilkan medan elektromagnetik di sekitar
kumparan. Kuat medan ini sebanding dan sefase dengan arus. Sebuah hambatan yang
besar nilainya disambungkan seri pada kumparan putar untuk mereduksi arus yang
melalui kumparan tersebut. Pada rangkaian arus searah, simpangan jarum penunjuk
sebanding dengan arus dan tegangan, dan memenuhi persamaan P=VI.
1. Wattmeter Satu Fase
Prinsip kerja
Elektrodinamometer yang digunakan sebagai voltmeter atau ampermeter terdiri
dari kumparan-kumparan yang diam dan berputar dihubungkan secara seri, karena itu
bereaksi terhadap efek kuadrat arus. Bila digunakan sebagai alat ukur daya satu fasa,
kumparan-kumparan dihubungkan dalam cara yang berbeda (Gambar 1.1).

Kumparan- kumparan yang diam atau kumparan-kumparan medan ditunjukan disini sebagai
dua elemen yang terpisah yang dihubungkan secara seri dan membawa arus jala-jala total
(ic).Kumparan yang berputar yang ditempatkan di dalam medan maknit kumparan-kumparan
yang diam, dihubungkan seri dengan tahanan pembatas arus dan membawa arus kecil
(ip).Arus sesaat di dalam kumparan yang berputar adalah ip = e/R, dimana e adalah tegangan
sesaat pada jala-jala dan Rp adalah tahanan total kumparan  berputar beserta tahanan serinya.
Defleksi kumparan putar sebanding dengan  perkalian ic dan ip dan untuk defleksi rata-rata
selama satu periode dapat dituliskan :

Dimana Q =defleksi sudut rata-rata dari kumparan


K= konstanta instrumen
Ic= arus sesaat di dalam kumparan-kumparan medan
Ip= arus sesaat di dalam kumparan potensial
Dengan menganggap sementara i sama dengan arus beban i (secara aktual ic=ip+i) dan
menggunakan nilai ip=e/RP. kita lihat bahwa persamaan (5-8) berubah menjadi i
Yang menunjukkan bahwa elektrodinamometer yang dihubungkan dalam konfigurasi
Gambar mempunyai defleksi yang sebanding dengan daya rata-rata. Jika e dan i adalah
besaran sinus dengan bentuk e= Emsinɷt dan i=Imsinɷt, persamaan (5-9) berubah menjadi

Dimana E dan I menyatakan nilai-nilai rms tegangan dan arus dan θ menyatakan sudut fasa
antara tegangan dan arus. Persamaan (5-9) dan (5-10) menunjukkan bahwa
elektrodinamometer mengukur daya rata-rata yang disalurkan ke beban.

Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal tegangan dan satu terminal
arus yang ditandai dengan “+”. Bila terminal arus yang ditandai ini dihubungkan ke jala-jala
masuk dan terminal tegangan ke sisi jala- jala dalam mana kumparan arus dihubungkan, alat
ukur selalu akan membaca naik bila daya dihubungkan ke beban. Jika untuk suatu alasan
( seperti dalam metoda dua wattmeter untuk mengukur daya tiga fasa) jarum membaca
mundur, sambungan arus (bukan sambungan tegangan) harus dipertukarkan.

Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk mempertahankan medan


magnitnya, tetapi ini biasanya begitu kecil dibandingkan terhadap daya beban sehingga dapat
diabaikan. Jika diperlukan  pembacaan daya yang tepat, kumparan arus harus persis
membawa arus  beban, dan kumparan potensial harus dihubungkan di antara terminal-
terminal  beban. Dengan menghubungkan kumparan potensial ke titik A seperti dalam
Gambar (5-18), tegangan beban terukur dengan tepat, tetapi arus melalui kumparan-
kumparan medan lebih besar sebanyak Ip. Berarti wattmeter membaca lebih tinggi sebesar
kehilangan daya tambahan di dalam rangkaian  potensial. Tetapi, jika kumparan potensial
dihubungkan ke titik B dalam Gambar (5-18), kumparan medan mencatat arus beban yang
tepat, tetapi tegangan pada kumparan potensial akan lebih besar sebanyak penurunan
tegangan pada kumparan-kumparan medan. Juga wattmeter akan mencatat lebih tinggi ,
tetapi dengan kehilangan sebesar IR di dalam kumparan-kumparan medan. Cara
penyambungan yang tepat bergantung pada situasi. Umumnya, sambungan kumparan
potensial pada titik A lebih diinginkan untuk beban-beban arus tinggi, tegangan rendah;
sedang sambungan kumparan potensial pada titik B lebih diinginkan untuk beban-beban arus
rendah, tegangan tinggi.

Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan potensial diatasi dalam wattmeter yang
terkompensasi seperti ditunjukkan pada Gambar (5-19). Kumparan arus terdiri dari dua
kumparan, masing-masing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu kumparan
menggunakan kawat besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk kumparan
potensial. Gulungan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya membawa arus ke
kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan arah dengan arus di dalam gulungan besar,
menyebabkan fluksi yang berlawanan dengan fluksi utama. Berarti efek ip dihilangkan dan
wattmeter menunjukkan daya yang sesuai.

2. Wattmeter fasa banyak


Prinsip kerja
Pengukuran daya dalam suatu sistem  fasa banyak  memerlukan  pemakaian dua
atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan
masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan bahwa daya nyata
dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dari sejumlah kawat-kawat dalam
setiap sistem fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat “common”
terhadap semua rangkaian potensial.Gambar 5-20 (a) menunjukkan sambungan dua
wattmeter untuk pengukuran konsumsi daya oleh sebuah beban tiga fasa yang setimbang
yang dihubungkan secara delta.
Kumparan arus wattmeter I dihubungkan dalam jaringan A dan kumparan
tegangannya dihubungkan antara antaran (jala-jala, line) A dan C. Kumparan arus wattmeter
2 dihubungkan dalam antaran B, dan kumparan tegangannya antara antaran B dan C. Daya
total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama dengan penjumlahan aljabar dari
kedua pembacaan wattmeter
Diagram fasor Gambar 5-20 (b) menunjukkan tegangan tiga fasa Vac,VCB,VBA dan
arus tiga fasa IAC,ICB, dan IBA.Beban yang dihubungkan secara delta dianggap induktif,dan arus
fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut θ.
Kumparan arus wattmeter I membawa arus antara IAVA, yang merupakan penjumlahan vektor
dari arus-arus fasa IAC dan IAB. Kumparan potensial wattmeter I di hubungkan ke tegangan
antara VAC. Dengan cara sama kumparan arus wattmeter 2 membawa arus antara IB,B yang
merupakan penjumlahan vektor dari arus-arus fasa IBA dan IBC; sedang tegangan pada
kumparan potensial adalah tegangan antara VBC Karena beban adalah setimbang,tegangan-
tegangan fasa dan arus-arus fasa sama besarnya dan dituliskan:
Persamaan (5-14) merupakan pernyataan daya total dalam sebuah rangkaian tiga fasa,
dan karena itu kedua wattmeter pada Gambar 5-20 (a) secara tepat mengukur daya total
tersebut. Dapat ditunjukkan bahwa  penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua wattmeter
akan memberikan nilai daya yang benar untuk setiap : kondisi yang tidak setimbang, faktor
daya atau  bentuk gelombang.

Jika kawat netral dari sistem tiga fasa juga tersedia seperti halnya pada  beban yang
tersambung dalam hubungan bintang 4 kawat, sesuai dengan teorema Blondel,-diperlukan
tiga wattmeter untuk melakukan pengukuran daya nyata total.

b. Wattmeter Induksi
1. Prinsip kerja
Seperti alat ukur wattmeter elektrodinamometer, alat ukur tipe induksi
mempunyai pula sepasang kumparan-kumparan yang bebas satu dan lainnya. Susunan
ini menghasilkan momen yang berbanding lurus dengan hasil kali dari arus-arus yang
melalui kumparan-kumparan tersebut, dengan demikian dapat pula dipergunakan
sebagai alat pengukur watt. Untuk memungkinkan hal ini Φ1 dalam gambar 4-7
didapat dari arus beban I dan Φ2 dari tegangan  beban V. Perlu diperhatikan bahwa
Φ2 akan mempunyai sudut fasa sebesar 90° terlambat terhadap V. Hubungan antara
fasa-fasa diperlihatkan dalam gambar 4-8, dan menurut persamaan di dapat :

Untuk mendapatkan Φ2 mempunyai sudut fasa yang terlambat 90° terhadap V, maka jumlah
lilitan kumparan dinaikkan sedemikian rupa, sehingga kumparan tersebut dapat dianggap
induktansi murni. Dengan keadaan ini maka Φ2 sebanding dengan V/ω sehingga didapat :

  ωφ1 φ2 sinα =  KVI cosϕ

 Dengan cara ini pengukuran daya dapat dimungkinkan . Alat pengukur watt tipe induksi
sering dipergunakan untuk alat ukur yang mempunyai sudut yang lebar, dan  banyak dipakai
dalam panil-panil listrik.
2. kelebihan dan kekurangan

Kelebihan :
 Skala cukup panjang (lebih dari 3000)
 Tidak dipengaruhi oleh medan pengganggu dari luar
 Tidak di pengaruhi oleh error frekuensi karena dampingnya yang besar

Kekurangan

 Tingkat ketelitian rendah


 Hanya untuk besaran AC
 Kadang-kadang mengalami error suhu,yang di akibatkanoleh aliran eddy-current pada
tahanan yang efeknya sangat besar terhadap suhu tahanan.
 Pemakaian dayanya sangat besar selatif tinggi dan mahal.

c. Wattmeter Thermokopel
Alat pengukur wattmeter tipe thermokopel merupakan contoh dari suatu alat
pengukur yang dilengkapi dengan sirkuit perkalian yang khusus. Bila arus-arus
berbanding lurus terhadap tegangannya, dan arus beban dinyatakan sebagai maka akan
didapatkan :
i1 = k1 v dan i2 = k2 i
(i1 +i2)2-((i1-i2)2 = 4 i1 i2 = 4 k1 k2 vi

Bila sepasang tabung thermokopel dipanaskan denganarus-arus ( i1 +i2) dan ( i1 - i2 ),


maka gaya listrik secara termis akan digerakkan berbanding lurus kwadrat dari arus-arus, dan
akan didapat dari masing-masing thermokopel. Bila kedua thermokopel tersebut dihubungkan
secara seri sedemikian rupa sehingga polaritasnya terbalik, maka perbedaan tegangan tersebut
pada ujung-ujungnya akan dapat diukur melalui suatu alat pengukur milivolt. Dengan
demikian maka penunjukan dari alat ukur milivolt tersebut akan berbanding dengan daya
yang akan diukur. Alat pengukur watt jenis thermokopel ini dipakai untuk pengukuran daya-
daya kecil pada frekuensi audio. Pada saat ini terdapat banyak bentuk dari alat pengukur watt,
yang dilengkapi dengan sirkit-sirkit kalkulasi khusus, dan berbagai detail dapat ditemukan
pada alat-alat ukur tersebut.

D. Cara menggunakan Wattmeter

Cara menggunakan wattmeter pertama-tama telitilah kedudukan jarum  penunjuknya;


jika kedudukannya sudah tepat pada angka 0 berarti wattmeter sudah siap untuk digunakan.
Apabila kedudukan jarum penunjuk belum tepat  pada angka 0, maka harus diatur dengan
memutar sekrup pengatur kedudukan  jarum. Dari gambar diagram hubungan wattmeter
diatas terlihat bahwa terminal tegangan yaitu terminal 240 V dan terminal ± dihubungkan
secara  paralel, sedangkan terminal arus A dan terminal ± dihubungkan secara seri. Gambar
(a) terlihat bahwa terminal-terminal hubungan disambung antara terminal atas dan terminal
bawah, ini disebut hubungan seri. Sedangkan pada gambar (b) terminal samping kanan
disambung dengan terminal samping kiri, ini disebut hubungan paralel. Hasil pengukuran
wattmeter didapatkan dengan mengalikan angka penunjukkan jarum penunjuk dengan faktor
pengali sesuai dengan batas ukur dan jenis hubungannya .
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Berdasarkan tinjauan pustaka maupun pembahasan analisis terhadap masalah dapat


disimpulkan bahwa:

1.Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik (atau tingkat  pasokan energi
listrik) dalam satuan watt dari setiap beban yang diasumsi pada suatu sirkuit rangkaian.

2.Wattmeter berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 3, yaitu : elektrodinamometer, induksi,


dan thermokopel. Dan jika dilihat dari fasanya dibagi menjadi 2 yaitu, termometer 1 fasa
dan fasa banyak.

3.Prinsip kerja pada wattmeter yaitu pada wattmeter terdapat kumparan tegangan dan
kumparan arus, sehingga besarnya medan magnit yang ditimbulkan sangat tergantung
pada besarnya arus yang mengalir melalui kumparan arus tersebut. Dan rangkaian
dengan faktor daya yang rendah akan memberikan pembacaan yang rendah pula pada
wattmeter meskipun melebihi batas keselamatan.

4.Cara membaca wattmeter didapatkan dengan mengalikan angka  penunjukkan jarum


penunjuk dengan faktor pengali sesuai dengan batas ukur dan jenis hubungannya .

B.SARAN

Sejalan dengan simpulan di atas, maka dapatsaran yaitu  bagi semua penulis yang akan
mengangkat tema ini, cobalah lakukan tinjauan  pustaka dari berbagai referensi seperti buku,
koran maupun jurnal.
DAFTAR PUSTAKA

Fluke. Principles testing methods and applications.


http://www.newarkinone.thinkhost.com/brands/promos/Earth_Ground_Resistance.pdf

Le Magicien. 2000. 3 PHASE - 3 Wires Sequence Indikator. Tersedia dalam


http://www.geocities.com/lemagicien_2000/elecpage/3phase/3phase.html diakses tanggal 19
Juni 2008.

Anda mungkin juga menyukai