Oleh :
Marlin Ubwarin
NIM : 2016-43-025
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Wattmeter” tepat waktu. Makalah ini di
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Alat-Alat Ukur. Makalah ini membahas tentang
“Wattmeter” yang nantinya akan di bahas pada makalah ini. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, besar harapan penulis agar makalah sederhana ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis serta bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan, serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis membutuhkan
kritik, saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Wattmeter
C. Jenis-Jenis Wattmeter
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pengukuran dalam sistem tenaga listrik merupakan salah satu prosedur standar
yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan di peroleh besaran-besaran yang
diperlukan,baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang
diinginkan oleh seorang user.
Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi. Hampir
semua alat ukur berdasarkan energi elektrik,karena setiap kuantitas fisis muda dapat diubah
kedalam kuantitas elektrik, seperti tegangan, daya, arus, perputaran dan lain-lainnya.
Misalnya: temperatur yang dulu diukur dengan sebuah termometernair raksa sekarang dapat
diukur dengan thermocople
Hal ini tersebut merupakan salah satu contoh dari kemajuan teknologi dibidang
pengukuran. Pengukuran listrik sangatlah penting untuk kita ketahui,terkhusus untuk
mahasiswa fisika. Salah satu pengukuran yaitu mengukur daya listrik. Pengetahuan mengenai
pengukuran daya listrik ini akan sangat bermanfaat dalam kehidupan hari-hari. Karena tampa
pengetahuan daya listrik ini maka kita akan sangat sulit untuk mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan daya listrik yang sangat kita perlukan dalam membuat suatu
perencanaan,pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.
Salah satu alat ukur daya listrik yaitu Wattmeter. Mengingat begitu pentingnya
pengukuran daya listrik, maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai alat ukur
Wattmeter.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wattmeter
Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik dalam suatu watt dari setiap
beban yang diasumsi pada suatu sirkuit rangkaian.
Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban-beban yang sedang
beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti : beban DC,
beban AC satu phase serta beban AC tiga phase
C. Jenis-Jenis Wattmeter
Berdasarkan Jenisnya
a. Wattmeter Elektrodinamometer
Alat ukur daya ini terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut sebagai
kumparan arus dari sebuah kumparan putar (yang bergerak) yang disebut sebagai
kumparan tegangan (potensial). Kumparan arus dihubungkan dengan rangkaian secara
seri sedangkan kumparan tegangan dihubungkan paralel dengan rangkaian alat
ukurnya. Pada wattmeter ini, kumparan tegangan menggerakkan jarum penunjuk yang
menyimpang sepanjang skala yang menunjukkan pengukuran daya. Arus mengalir
melalui kumparan arus (tetap) menghasilkan medan elektromagnetik di sekitar
kumparan. Kuat medan ini sebanding dan sefase dengan arus. Sebuah hambatan yang
besar nilainya disambungkan seri pada kumparan putar untuk mereduksi arus yang
melalui kumparan tersebut. Pada rangkaian arus searah, simpangan jarum penunjuk
sebanding dengan arus dan tegangan, dan memenuhi persamaan P=VI.
1. Wattmeter Satu Fase
Prinsip kerja
Elektrodinamometer yang digunakan sebagai voltmeter atau ampermeter terdiri
dari kumparan-kumparan yang diam dan berputar dihubungkan secara seri, karena itu
bereaksi terhadap efek kuadrat arus. Bila digunakan sebagai alat ukur daya satu fasa,
kumparan-kumparan dihubungkan dalam cara yang berbeda (Gambar 1.1).
Kumparan- kumparan yang diam atau kumparan-kumparan medan ditunjukan disini sebagai
dua elemen yang terpisah yang dihubungkan secara seri dan membawa arus jala-jala total
(ic).Kumparan yang berputar yang ditempatkan di dalam medan maknit kumparan-kumparan
yang diam, dihubungkan seri dengan tahanan pembatas arus dan membawa arus kecil
(ip).Arus sesaat di dalam kumparan yang berputar adalah ip = e/R, dimana e adalah tegangan
sesaat pada jala-jala dan Rp adalah tahanan total kumparan berputar beserta tahanan serinya.
Defleksi kumparan putar sebanding dengan perkalian ic dan ip dan untuk defleksi rata-rata
selama satu periode dapat dituliskan :
Dimana E dan I menyatakan nilai-nilai rms tegangan dan arus dan θ menyatakan sudut fasa
antara tegangan dan arus. Persamaan (5-9) dan (5-10) menunjukkan bahwa
elektrodinamometer mengukur daya rata-rata yang disalurkan ke beban.
Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal tegangan dan satu terminal
arus yang ditandai dengan “+”. Bila terminal arus yang ditandai ini dihubungkan ke jala-jala
masuk dan terminal tegangan ke sisi jala- jala dalam mana kumparan arus dihubungkan, alat
ukur selalu akan membaca naik bila daya dihubungkan ke beban. Jika untuk suatu alasan
( seperti dalam metoda dua wattmeter untuk mengukur daya tiga fasa) jarum membaca
mundur, sambungan arus (bukan sambungan tegangan) harus dipertukarkan.
Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan potensial diatasi dalam wattmeter yang
terkompensasi seperti ditunjukkan pada Gambar (5-19). Kumparan arus terdiri dari dua
kumparan, masing-masing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu kumparan
menggunakan kawat besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk kumparan
potensial. Gulungan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya membawa arus ke
kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan arah dengan arus di dalam gulungan besar,
menyebabkan fluksi yang berlawanan dengan fluksi utama. Berarti efek ip dihilangkan dan
wattmeter menunjukkan daya yang sesuai.
Jika kawat netral dari sistem tiga fasa juga tersedia seperti halnya pada beban yang
tersambung dalam hubungan bintang 4 kawat, sesuai dengan teorema Blondel,-diperlukan
tiga wattmeter untuk melakukan pengukuran daya nyata total.
b. Wattmeter Induksi
1. Prinsip kerja
Seperti alat ukur wattmeter elektrodinamometer, alat ukur tipe induksi
mempunyai pula sepasang kumparan-kumparan yang bebas satu dan lainnya. Susunan
ini menghasilkan momen yang berbanding lurus dengan hasil kali dari arus-arus yang
melalui kumparan-kumparan tersebut, dengan demikian dapat pula dipergunakan
sebagai alat pengukur watt. Untuk memungkinkan hal ini Φ1 dalam gambar 4-7
didapat dari arus beban I dan Φ2 dari tegangan beban V. Perlu diperhatikan bahwa
Φ2 akan mempunyai sudut fasa sebesar 90° terlambat terhadap V. Hubungan antara
fasa-fasa diperlihatkan dalam gambar 4-8, dan menurut persamaan di dapat :
Untuk mendapatkan Φ2 mempunyai sudut fasa yang terlambat 90° terhadap V, maka jumlah
lilitan kumparan dinaikkan sedemikian rupa, sehingga kumparan tersebut dapat dianggap
induktansi murni. Dengan keadaan ini maka Φ2 sebanding dengan V/ω sehingga didapat :
Dengan cara ini pengukuran daya dapat dimungkinkan . Alat pengukur watt tipe induksi
sering dipergunakan untuk alat ukur yang mempunyai sudut yang lebar, dan banyak dipakai
dalam panil-panil listrik.
2. kelebihan dan kekurangan
Kelebihan :
Skala cukup panjang (lebih dari 3000)
Tidak dipengaruhi oleh medan pengganggu dari luar
Tidak di pengaruhi oleh error frekuensi karena dampingnya yang besar
Kekurangan
c. Wattmeter Thermokopel
Alat pengukur wattmeter tipe thermokopel merupakan contoh dari suatu alat
pengukur yang dilengkapi dengan sirkuit perkalian yang khusus. Bila arus-arus
berbanding lurus terhadap tegangannya, dan arus beban dinyatakan sebagai maka akan
didapatkan :
i1 = k1 v dan i2 = k2 i
(i1 +i2)2-((i1-i2)2 = 4 i1 i2 = 4 k1 k2 vi
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1.Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik (atau tingkat pasokan energi
listrik) dalam satuan watt dari setiap beban yang diasumsi pada suatu sirkuit rangkaian.
3.Prinsip kerja pada wattmeter yaitu pada wattmeter terdapat kumparan tegangan dan
kumparan arus, sehingga besarnya medan magnit yang ditimbulkan sangat tergantung
pada besarnya arus yang mengalir melalui kumparan arus tersebut. Dan rangkaian
dengan faktor daya yang rendah akan memberikan pembacaan yang rendah pula pada
wattmeter meskipun melebihi batas keselamatan.
B.SARAN
Sejalan dengan simpulan di atas, maka dapatsaran yaitu bagi semua penulis yang akan
mengangkat tema ini, cobalah lakukan tinjauan pustaka dari berbagai referensi seperti buku,
koran maupun jurnal.
DAFTAR PUSTAKA