Anda di halaman 1dari 18

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

PENGGUNAAN ALAT UKUR

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM SURABAYA

2024
BAB II

PENGGUNAAN ALAT UKUR


A. TUJUAN

a) Mengetahui macam – macam komponen elektronika (Resistor, Induktor, kapasitor).


b) Dapat membaca nilai dari komponen Resistor, Induktor , dan Kapasitor secara manual
dengan menggunakan bantuan tabel kode warna.
c) Dapat mengukur nilai komponen Resistor, Induktor, dan Kapasitor menggunakan alat
ukur LCR Meter.

B. PERSIAPAN PRAKTIKUM

a. Baca appendix dan datasheet dari alat ukur Multimeter Analog, Multimeter Digital, dan
Osiloskop.

b. Pelajari cara menggunakan dan membaca nilai alat ukur listrik.

C. DASAR TEORI
1. Pengertian Alat Ukur Listrik
Alat ukur listrik adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan atau mengetahui nilai
besaran. Mengukur dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk menyatakan satu sifat atau
keadaan dari suatu benda atau zat dalam bentuk suatu besaran, dengan cara membandingkannya
dengan alat ukur standar atau alat ukur yang sudah dikalibrasi. Selain menghasilkan suatu nilai
besaran listrik ataupun mekanik, alat ukur juga menunjukkan indikasi benar atau tidaknya suatu
rangkaian atau sirkuit, alat seperti ini disebut dengan indikator. Berdasarkan komponen rangkaian
dan cara kerjanya, alat ukur listrik dibedakan atas alat ukur listrik analog dan alat ukur listrik
digital.

Alat ukur listrik digital pada prinsipnya terdiri dari rangkaian elektronik yang berfungsi
mengubah sinyal-sinyal listrik dari besaran listrik yang akan diukur menjadi angka-angka yang
menyatakan nilai besaran listrik yang diukur itu. Alat ukur listrik analog pada prinsipnya terdiri
dari sebuah kumparan yang dipasang sedemikian rupa di dalam suatu medan magnet sehingga ia
dapat berputar karena pengaruh momen gaya megnetik yang bekerja padanya ketika dilalui arus
listrik. Dengan demikian pada alat ukur listrik analog ini besaran listrik yang akan diukur diterima
oleh alat ukur dalam bentuk kuat arus listrik yang “dialirkan” melalui kumparan yang dipasang
sedemikian rupa di dalam medan magnet sehingga kumparan dapat berputar.

Besarnya kuat arus listrik dari besaran listrik yang diukur itu dianalogikan dengan
besarnya sudut putaran kumparan itu. Jadi jarum penunjuk skala alat ukur listrik analog ini
merupakan satu kesatuan dan berputar bersama-sama dengan kumparan di dalam alat ukur itu,
dan skala yang ditunjuk oleh jarum penunjuk itu sesunggunya adalah sudut putaran yang sudah
dikalibrasi menjadi nilai besaran listrik yang diukur seperti kuat arus listrik, beda potensial listrik
atau hambatan listrik. Pada dasarnya alat ukur listrik analog adalah hasil pengembangan dari
sebuah galvanometer yaitu alat untuk memeriksa ada atau tidak adanya arus listrik dalam suatu
rangkaian. Dengan menggunakan hambatan shunt, hambatan multiplier atau sebuah sumber ggl
maka galvanometer diubah menjadi ampermeter, voltmeter dan ohmmeter. Ampermeter adalah
alat untuk mengukur kuat arus listrik, voltmeter adalah alat untuk mengukur beda potensial
listrik, dan ohmmeter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik. Berdasarkan objek ukurnya,
alat ukur listrik dibedakan atas alat ukur listrik DC (DC = Direct Current) atau alat ukur listrik
searah, dan alat ukur listrik AC (AC = Alternating Current) atau alat ukur listrik bolak balik. Untuk
memperoleh hasil ukur yang baik, pemakaian kedua jenis alat ukur listrik DC dan AC ini tidak boleh
dipertukarkan satu sama lain.

2. Macam – macam Alat Ukur


a) Amperemeter
Amperemeter merupakan suatu alat ukur digunakan sebagai pengukur kuatnya arus
listrik. Arus listrik tersebut melewati rangkaian bukan terdapat dalam rangkaian. Lambangnya
adalah A, sedangkan pada milliamperemeter lambangn (Ama). Amperemeter bekerja
berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan
yang dilingkupi oleh medan magnet, akan timbul Gaya Lorentz yang menggerakkan jarum
penunjuk. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan
lebih besar, sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian
sebaliknya, ketika arus tidak ada maka jarum penunjukakan kembali ke posisi semula.

Alat ini berfungsi sebagai pengukur kuat arus listrik pada rangkaian tertutup. Sangat
berbeda dengan voltmeter yang digunakan sebagai pengukur beda potensial pada dua titik
dalam rangkaian listrik. Kelebihannya dapat dibuat dengan pararel bersama-sama resistansi
shunt (Rsh). Rangkaian ini mampu memperbesar batasan dari ukuran alat ini sampai maksimal.
Fungsi lebih rinci lagi tergantung dengan jenis seperti tipe AC berfungsi supaya tahu besar
kecil dari arus listrik yang berada pada rangkaian AC. Untuk tipe AC biasanya disusun secara
seri. Perolehan arus listrik melalui penghantar baru mengalir apabila disambungkan dengan
konduktor yang sudah dipotong sebelumnya. Besaran arus listrik akan terlihat pada jarum
yang menunjuk pada angka dalam amperemeter AC. Adapula tipe amperemeter DC yang
sesungguhnya merupakan alat pengukur arus DC. Pada tipe tersebut dihubungkan secara seri.
Dapat disimpulkan alat ini serba guna karena digunakan pada AC dan DC.

Gambar 1. Multimeter Analog

Adapun untuk rumus untuk menghitung ampere atau kuat arus listrik, yaitu adalah:

Keterangan: V = Volt yang berarti Tegangan

I = Ampere yang berarti Arus


R = Ohm yang berarti Hambatan

Dalam ilmu fisika, A adalah lambang dari satuan Ampere. Ampere merupakan satuan SI untuk
menunjukkan kuat arus listrik. Namun, tidak sedikit yang menyebutnya dengan istilah Amp
saja. Jadi, 1 Ampere atau Amp berarti sebuah arus listrik yang mengalir dari kutub positif ke
negatif. Dengan jarak terpisah dan penampang yang diabaikan akan memunculkan gaya
sebesar 2 x 10-7 newton/meter.

⮚ Prinsip Kerja Ampermeter:


Prinsip kerja Amperemeter bahwa Amperemeter bekerja sesuai dengan prinsip gaya
magnetik (Gaya Lorentz). Dimana jika arus mengalir melewati kumparan yang dililit medan
magnet muncul gaya lorentz dan menggerakkan jarum penunjuk secara menyimpang. Serta
jika arus yang melalui kumparan besar, maka gaya yang muncul pun akan membesar seperti
demikian, sehingga penyimpangan jarum penunjuk pun lebih besar. Dan sebaliknya, jika kuat
arus tak ada sama sekali, maka jarum penunjuk pun akan kembali pada posisi semula oleh
pegas. Nah, besar gaya inilah yang dimaksud dengan Prinsip Gaya Lorentz. Rumus yang
digunakan dalam gaya Lorentz yakni F = B. I. L

Sedangkan kemampuan amperemeter yang bisa ditingkatkan melalui pemasangan


hambatan shunt secara paralel dari amperemeter. Dimana besar hambatan shunt ini
tergantung dengan berapa kali kemampuannya yang bisa ditingkatkan. Sebagai contoh, jika
awalnya arus maksimumnya ialah I, akan ditingkatkan lagi menjadi I’ = n.I.
⮚ Cara Menghitung Ampermeter:

Gambar 2. Ampermeter

Amperemeter ini bisa dirakit melalui alat basic meter yang dipasang secara Shunt.
Sedangkan, pemasangannya seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa amperemeter harus
dipasang secara seri menggunakan alat listrik yang bisa diukur kuat arusnya. Dimana,
terminal positif pada amperemeter harus dihubungkan juga pada kutub negatif sumber arus,
sedangkan terminal negatif amperemeter juga harus dihubungkan pada kutub positif sumber
arus.

⮚ Jenis Amperemeter
1. Amperemeter AC
Amperemeter AC adalah salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui
besar kecilnya arus yang terdapat pada rangkaian listrik AC atau seri. Amperemeter ini
memperoleh arus yang melalui penghantar yang telah terpasang pada suatu rangkaian
listrik AC. Cara penggunaan alat ini adalah sebagai berikut:

● Sambungkan Amperemeter AC dengan konduktor yang telah dipotong sebelumnya.


● Lalu, cermati jarum yang mengarah ke angka yang terdapat pada Amperemeter AC.
● Pahami karakteristik Amperemeter AC untuk memperoleh besaran arus listrik yang
tepat.
● Hitung arus listrik. Caranya cukup dengan mengalikan angka yang telah ditunjuk
serta angka dalam skala maksimum untuk mengetahui hasilnya.

2. Amperemeter DC
Amperemeter DC adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besar kecilnya
arus yang terdapat pada rangkaian listrik DC. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Amperemeter tidak hanya bisa digunakan untuk mengukur arus listrik AC saja. Tetapi
juga bisa digunakan untuk mengukur arus listrik DC yang terhubung secara seri. Cara
penggunaannya, hampir sama dengan cara menggunakan jenis AC.

b) Voltmeter

Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur beda potensial listrik.
Berdasarkan beda potensial listrik yang diukurnya voltmeter dibedakan atas voltmeter DC
dan voltmeter AC. Voltmeter DC digunakan untuk mengukur beda potensial listrik DC,
voltmeter AC digunakan untuk mengukur beda potensial listrik AC. Untuk memperoleh
hasil ukur yang baik, maka kedua jenis voltmeter DC dan AC ini tidak boleh dipertukarkan
pemakaiannya.

Karena voltmeter dimaksudkan untuk mengukur beda potensial listrik, maka beda
potensial listrik yang akan diukur itu hendaknya diterima (seluruhnya) oleh voltmeter dan
nilainya tidak boleh lebih besar dari batas ukur maksimum voltmeter itu. Agar beda
potensial listrik yang akan diukur dterima oleh voltmeter, maka voltmeter harus dipasang
paralel dengan komponen atau bagian rangkaian yang akan diukur beda potensial
listriknya. Untuk voltmeter DC pemasangan itu harus tepat memperhatikan kutub positif
dan kutub negatifnya.
Gambar 3. Rangkaian Voltage

⮚ Cara Mengukur Voltmeter Menggunakan Multimeter Analog

Gambar 4. Menghitung voltase baterai dengan multimeter analog

Gambar 5. Menghitung voltase listrik PLN dengan multimeter Analog

⮚ Ukur tegangan menggunakan multitester dengan memutar saklar pemilih ke skala


pengukuran DCV pada skala terbesar terlebih dahulu DCV 1000 (untuk menghindari
multitester terbakar akibat tegangan yang diukur melebihi kemampuan multitester, jika
jarum tidak bergerak / hanya bergerak sedikit sehingga susah untuk dibaca maka putar
saklar pemilih ke skala satu tingkat dibawahnya(DCV 250), jika belum terbaca lagi
turunkan lagi menjadi DCV 50 dan seterusnya, jika sudah sampai skala DCV terkecil dan
jarum tetap tidak bergerak itu artinya tidak ada tegangan yang terdeteksi
⮚ Lihat angka saklar pemilih

⮚ Lihat skala maksimal yang sebanding dengan saklar pemilih untuk mempermudah
perhitungan (contoh : jika saklar penunjuk 1000 maka skala yg dipilih adalah 10, jika saklar
penunjuk 250 maka skala yang dipilih adalah 250, jika saklar penunjuk 50 maka skala yang
dipilih adalah 50)

⮚ Lihat angka yang ditunjuk jarum pada deret angka yang segaris dengan skala maksimal
yang kita pilih pada langkah nomor 3

⮚ Hasil pengukuran adalah angka skala: angka skala maksimal x saklar pemilih (pilih deret
angka yang skala maksimalnya mudah diperbandingkan dengan dengan saklar pemilih)

Sebagai telah diketahui bahwa dalam voltmeter mempunyai tahanan dalam/ impedansi
dalam yang terdiri dari tahanan Ri dan kumparan L. Pada voltmeter tahanan dalam tersebut
adalah besar. Besarnya arus yang mengalir melalui voltmeter ini sudah tertentu, bila
tegangan yang diukur melebihi tegangan batas ukur dari voltmeter, meter akan rusak.

c) Ohmmeter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang
merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Ohm meter
juga merupakan instrument elektronika yang berfungsi untuk mengetahui nilai resistansi
suatu beban elektronika atau komponen elektronika. Ohm meter digunakan untuk
mengukur resistansi komponen atau rangkaian. Ohm meter juga dapat dipergunakan
untuk mengetes saklar, kabel dan sekering untuk mengetahui apakah terputus serta
rangkaian terbuka. Sedangakan pada umumnya ohm meter digunakan untuk mengukur
nilai resistansi suatu resistor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini
dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur
besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian
dikalibrasikan kesatuan ohm.

Gambar 6. Gambaran rangkaian Ohmmeter

Ohmmeter harus memiliki sendiri baterai karena ohmmeter mengukur resistansi


dengan mengalirkan arus melalui resistor. Oleh karena itu pada saat mengetes
sebuah komponen atau rangkaian dengan menggunakan ohmmeter, sumber power
supply harus diputus. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari
baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melalui meter akan meningkat.
Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa
sirkuit yang terkait. Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang
melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuit lainnya yang mengukur voltase (V)
melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari
hambatan (R) dapat ditulis dengan:

𝑉 = 𝐼. 𝑅
V menyatakan potensial listrik (voltase/tegangan) dan I menyatakan besarnya arus listrik
yang mengalir.
⮚ Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu tidak jauh berbeda dengan voltmeter dan ampermeter, hanya
saja pada ohmmeter, pada saat melakukan kegiatan pengukuran pada suatu rangkaian,
rangkaian tersebut tidak pada kondisi sedang dialiri arus listrik. Apabila hal ini tidak
dilakukan maka akan merusak ohmmeter itu sendiri. Pada dasarnya prinsip kerja dari ohm-
meter adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada
rangkaian. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat
ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang
lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
George Simon Ohm menemukan sebuah persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana
hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang saling berhubungan.

⮚ Jenis Jenis Ohm meter

Terdapat dua jenis Ohm-meter yang bisa digunakan oleh para ahli elektro. Berikut ini
penjelasan lengkapnya mengenai detail dari masing-masing jenis.

a. Ohm-meter Analog.

Alat ukur jenis analog memiliki model penghitungan yang lebih manual dan simpel
untuk dibaca. Terdapat jarum ukur yang nantinya berhenti pada angka tertentu. Anda
harus membacanya dengan lebih jeli dan detail tentang angka yang diarahkan oleh
jarum penunjuk. Alat ukur ini biasanya lebih sering digunakan oleh tukang service TV
dan komputer.

b. Ohm-meter Digital.

Jenis yang kedua yaitu digital yang memiliki tingkat akurasi jauh lebih detail dan akurat.
Nilai Hambatan yang dihasilkan oleh jenis digital memiliki tambahan satuan yang jauh
lebih terperinci. Pilihan pengukurannya pun jauh lebih variatif dibandingkan dengan
model analog. Hanya saja, model ini memiliki kekurangan yaitu susah melakukan
monitoring terutama saat Voltase tidak stabil atau naik turun.
Bagian-bagian Ohmmeter Analog:

Gambar 7. Ohmmeter analog

⮚ Fungsi-fungsi bagian ohmmeter:


1. Kotak meter: Kotak meter berfungsi untuk tempat komponen-komponen multimeter.
Kotak meter umumnya terbuat dari bahan plastik. Pada beberapa model multimeter,
kotak meter ini ada yang terbungkus dengan bahan karet untuk mencegah slip dan
licin
2. Skala: skala berfungsi sebagai nilai pembacaan meter. Pada papan skala terdapat nilai-
nilai pembacaan untuk masing-masing skala nilai pengukuran, seperti missal untuk
nilai pengukuran tahanan, tegangan AC maupun DC atau arus listrik.
3. Jarum penunjuk meter: Jarum penunjuk ini berfungsi untuk penunjuk besaran nilai
yang diukur. Pada multimeter analog, kerap ditambahkan sebagai cermin pada papan
skala agar pembacaan pada jarum penunjuk lebih akurat.
4. Zero Adjusting Screw: Digunakan untuk mengatur posisi jarum penunjuk dengan cara
memutar skrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
Tujuan agar dapat posisis yang tepa tantara nilai 0 pada skala dengan posisi jarum.
5. Zero Ohm Adjusting Knob: Digunakan untuk melakukan pengukuran nilai ohm pada
resistansi (tahanan) dengan menghubungkan kedua test led + dan – serta memutar
tombol pengatur kekanan atau kekiri agar posisi jarum tepat berada pada posisi nol.
6. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub
+ yang berwarna merah.
7. Sakelar pemilih (range selector), Sakelar rotary yang digunakan untuk memilih mode
pengukuran dan faktor pengalinya (ohmmeter) atau batas ukurnya (volt dan
ammeter).
8. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub – yang berwarna hitam.
9. Probe Hitam/Probe negatif (-) berfungsi sebagai test lead kutub -
10. Probe Merah/Probe positif (+) berfungsi sebagai test lead kutub +

⮚ Bagian-Bagian Ohmmeter digital

Bagian dari ohmmeter digital hamper sama dengan analog, perbedaannya hanya
pada display yang ada dalam ohmmeter tersebut. Jika analog, hasil nilai akan
ditunjukkan langsung oleh jarum penunjuk, sedangkan digital keluaran langsung berupa
angka. Seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 8. Ohmmeter digital

⮚ Cara Melakukan Kalibrasi Pada Ohmmeter Analog

1. Pastikan Saklar Jangkar (BU = Batas Ukur) pada posisi Ohmmeter


2. Hubungkan kedua Probe (Jumper) alat ukur positif (merah) dan negatif (hitam), maka
jarum akan bergerak menuju angka NOL/ Mendekati NOL
3. Putar Knop Zero Ohm Adjustment, sampai jarum berhenti di angka NOL.
4. Selesai
catatan: setiap kali perpindahan nilai range switch ohmmeter, misalnya dari posisi " x1"
kemudian di pindah pada posisi "x10K". Maka kalibrasi harus di lakukan lagi

(ulangi langkah 1-3). Dikarenakan besar tahanan dalam alat ukur yang berbeda pada
setiap perpindahan nilai range switch. agar hasil pengukuran dapat terbaca dengan benar
dan akurat.
⮚ Fungsi dan Tujuan Kalibrasi
Adapun fungsi dan tujuan dari kalibrasi adalah sebagai berikut :

• Untuk menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur tetap sesuai dengan
spesifikasinya.
• Untuk menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran konvensional petunjuk suatu
instrumen ukur
• Untuk mempresisikan alat ukur dan memperkecil error

⮚ Cara Menggunakan dan Prosedur pengukuran


Adapun cara mengukur pada ohmmeter adalah sebagai berikut :

1. Pastikan posisi membaca alat ukurnya


2. Pastikan membaca dari KANAN ke KIRI
3. Tentukan sistim perkalian yang digunakan
4. Hubungkan kedua ujung probe
5. Kalibrasi terlebih dulu untuk menentukan angka “0” dengan cara mengatur potensio
kalibrasi
6. Setelah yakin jarum menunjuk angka “0” lepas ujung probe yang terhubung, siap
untuk digunakan mengukur tahanan/hambatan/resistor. Cara perhitungan ohmmeter
adalah jika yang dipilih adalah pengali 1 (x1), Jarum menunjuk pada angka 20, Maka
terbaca hasil pengukuran adalah 20 Ω, Tetapi jika yang dipilih adalah pengali 10
(x10), Maka terbaca hasil pengukuran adalah 200 Ω.

⮚ Cara Membaca Hasil Pengukuran


Cara membaca nilai tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter adalah sebagai
berikut

1. Perhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian
mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
2. Misalkan terbaca nilai tahanan suatu Resistor: Kemudian saklar pemilih menunjukkan
perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah Nilai
yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resistansi = 26 x 10 k = 260 k = 260.000 Ohm.

D. ALAT DAN BAHAN

1. Multimeter Analog

2. Multimeter Digital

3. Osiloskop

4. Software Multism

5. Komponen elektronika yang akan diukur (Resistor, Kapasitor, Induktor)

E. PROSEDUR PRAKTIKUM
a) Pengukuran Resistansi

Gambar 9. Pengukuran Resistansi


1. Pengukuran resistor dirangkai seperti gambar diatas dengan variabel resistor masing -
masing sebesar 10, 500, 1000, dan 1500 dengan tegangan tetap yaitu 12 V.
2. Untuk memperoleh hasil, dikarenakan arus dalam rangkaian tidak diketahui dan
secara menyeluruh rangkaian dipergunakan untuk mengukur resistansi, maka hasil
dari multisim diarahkan pada ohm.
3. Pembacaan ditampilkan pada layer

b) Pengukuran Kapasitansi

Gambar 10. Pengukuran Kapasitansi

1. Pengukuran kapasitor dirangkai secara paralel dan seri seperti gambar diatas dengan
variabel kapasitor masing-masing sebesar 10, 22, dan 47 µf dengan tegangan tetap
yaitu 1 Vpk.
2. Setelah komponen dirangkai, maka pada bagian atas multisim terdapat blog MCU
untuk mengetahui hasil analisis dari perhitungan kapasitansi.
3. Pembacaan ditampilkan pada layar

c) Pengukuran Kontinuitas
1. Aplikasi: Memeriksa kelangsungan kabel dan memilih kabel.
2. Cara menggunakan
a. Setel saklar funtion di Ω / / /.
b. Pilih dengan menekan tombol SELECT.
c. Terapkan pin pengujian merah dan hitam ke sirkuit atau konduktor untuk
mengukur.
d. kontinuitas dapat dinilai oleh apakah buzzer terdengar atau tidak.
e. Setelah pengukuran, lepaskan pin pengujian merah dan hitam dari objek yang
diukur.
f. Threshold: 10 ~ 120 Ω
d) Pengukuran Arus

Gambar 11. Pengukuran Arus

1. Softwere: Multisim untuk pengukuran Arus


2. Pengukuran arus menggunakan 1 rangkaian resistor dengan masing-masing tegangan
10, 500, 1000, dan 1500ohm dengan tegangan yang sama yaitu 12 V dengan tambahan
multimeter untuk menampilkan hasil.
3. Setelah komponen dirangkai, maka dikarenakan pengukuran dilakukan untuk mencari
arus, pilih set A pada bagian display multimeter yang asa dalam multisim.
4. Pembacaan ditampilkan pada layer.
5. Lakukan hal tersebut hingga 5 resistor berhasil simulasikan
6. Bandingkan hasil simulasi tersebut dengan perhitungan manual. Perhitungan manual
dapat diperoleh dari I = V/R
e) Pengukuran Induktansi

Gambar 12. Pengukuran Induktansi

1. Softwere: Multisim untuk pengukuran Induktansi.


2. Pengukuran induktansi menggunakan 2 buah induktor yang tersusun paralel dengan 2
buah resistor dan 1 resistor dirangkai seri. Masing-masing resistor memiliki hambatan 4,
10 dan 2 ohm, dengan tegangan 16 Vpk.
3. Setelah komponen dirangkai, maka pada bagian atas multisim terdapat blog MCU untuk
mengetahui hasil analisis dari perhitungan kapasitansi.
4. Pembacaan ditampilkan pada layer.

Anda mungkin juga menyukai