Anda di halaman 1dari 13

PENGUKURAN LISTRIK

“ AMPEREMETER “

Kelompok II

Muhammad Rafi Epafras (1607123642)


A.Ludfi Nur Kasan (1607122669)
Jhoni Al Rizal (1607120466)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
AMPREMETER

1. Pengertian

Menurut Supiyanto (2006:183) ” Amperemeter atau Ammeter adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik dalam rangkaian.” Young dan Freedman (2004:268) menyebutkan “Sebuah instrumen pengukur arus biasanya dinamakan Ammeter
(atau miliammeter, mikroammeter, dan sebagainya, yang bergantung pada jangkauan pengukurnya) ”. Sebuah Ammeter selalu mengukur
arus yang melaluinya.” Lebih lanjut Rahmi (2007:128) menyebutkan “Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik. Untuk
mengukur besar kuat arus listrik pada rangkaian, Amperemeter disusun secara seri dengan kawat penghantar. Untuk melambangkan
Amperemeter digunakan simbol A pada skala.”

Dari penjelasan diatas , dapat kita simpulkan bahwa Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya kuat
arus listrik dalam rangkaian tertutup. Untuk pemakaiannya, Amperemeter dihubungkan seri dengan dengan rangkaian yang akan diukur,
hal ini disebabkan karena Amperemeter mempunyai hambatan dalam yang kecil.

Alat ukur ini dapat kita gunakan dalam 2 kondisi kuat arus, yaitu untuk menukur kuat arus kecil (dalam skala Miliampre) atau
disebut Miliampremeter, dan untuk mengukur kuat arus listrik yang besar (dalam skala Ampre), dengan cara menambahkan hambatan
cabang atau Shunt yang disusun secara paralel. Cara ini bertujuan untuk menaikkan batas ukur Amperemeter. Kelebihan arus yang
diterima oleh Amperemeter akan mengalir kehambatan Shunt, sehingga mengakibatkan Amperemeter dapat mengukur besarnya arus yang
mengalir pada sebuah rangkaian, dan nilai kuat arus pada rangkaian akan terbaca pada Amperemeter sesuai skala yang telah ditentukan.
2. Sejarah Amperemeter

Alat ukur Amperemeter ditemukan oleh seorang ilmuan dari Perancis yang merupakan salah satu pelopor
dibidang listrik Dinamis (Elektrodinamika) dan ia merupakan orang pertama yang mengembangkan alat untuk
mengukur besaran-besar listrik, yaitu andre marie ampre. Ia dilahirkan di Polemieux-au-Mont-d’Or, dekat kota Lyon
pada tanggal 20 januari 1775 dan meninggal dunia pada tanggal 10 juni 1836 pada umur 61 tahun. Untuk menghormati
jasanya, namanya diabadikan sebagai satuan untuk kuat arus listrik (Ampre) dengan simbol satuannya adalah A.
Ampre juga mengamati bahwa apabila duah buah batang konduktor dan keduanya dialiri arus listrik searah akan
bersifat tarik-menarik, sedangkan apabila berlawanan arah akan bersifat tolak-menolak.

Salah satu eksperimen yang dilakukan ampre dibidang listik yaitu, pergerakan jarum kompas pada saat
ditaruh dekat dengan kawat penghantar yang berarus listrik. Dari eksperimen tersebut ia menemukan bahwa kumparan
bersifat sebagai batang magnet. Besi lunak yang berada didalam kumparan berubah menjadi magnet dan kumparan
yang berisi batang besi menjadi magnet yang kuat. Dua penghantar yang berdekatan yang beraliran arus listrik akan
saling mengeluarkan gaya. Eksperimen yang menarik hatinya ini merupakan hasil temuan dari seorang ahli fisika
Denmark, yaitu orsted.
3. Fungsi Ampremeter

Fungsi Amperemeter yaitu untuk mengukur besarnya kuat arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian
ataupun arus yang mengalir pada sebuah komponen elekronik. Dengan menggunakan alat ukur Amperemeter
memungkinkan kita mengetahui berapa besar arus yang terpakai pada sebuah beban listrik (peralatan listrik) pada saat
di Supply tegangan, serta bisa membantu kita untuk menentukan berapa besar daya sekring (pengaman) yang bisa
digunakan untuk melindungi beban dari gangguan-gangguan kelistrikan (seperti arus bocor, arus tak imbang, dll) yang
bisa merusak kinerja dari baban tersebut.
4. Jenis – Jenis Aperemeter

Berdasarkan pinsip kerjanya, alat ukur Amperemeter dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Amperemeter analog
dan Amperemeter digital.

a. Amperemeter Analog

Pada Amperemeter jenis ini, hasil dari sebuah pengukuran arus listrik didapat melalui proses perhitungan
matematis secara manual. Prinsip kerja dari Amperemeter jenis ini ialah mengubah sinyal listrik kedalam bentuk
tegangan, kemudian menampilkan nilai arus yang mengalir pada sebuah rangkaian ataupun komponen yang diukur
melalui penyimpangan jarum penunjuk pada layar skala Amperemeter. Apabila tegangan besar, maka arus yang
mengalir pada beban bernilai besar, hal ini membuat penyimpangan jarum penunjuk menjadi besar, sebaliknya, apabila
tegangan bernilai kecil, maka arus yang mengalir pada beban bernilai kecil, sehingga membuat penyimpangan jarum
penunjuk juga menjadi kecil. Pada Amperemeter jenis ini membutuhkan keterampilan yang lebih dalam membaca
perhitungan hasil pengukuran.

Cara pembacaannya adalah dengan menetukan batas ukur yang di gunakan, misalnya batas ukur yang di
tentukan adalah 10mA dimana jarak pada Amperemeter analog menunjukkan pada skala 28. Maka penyetelan sakelar
pemilih batas ukur menunjukkan nilai skala penuh dari pembacaan meter. Karena skala meter di kalibrasi dari 0-10,
maka penting untuk membagi bacaan dengan 10 untuk memperoleh kuat arus.
Gambar amperemeter analog

b. Amperemeter Digital

Pada Amperemeter jenis ini, cara menggunakannya lebih mudah dari Amperemeter yang analog, karena pada
Amperemeter ini nilai arus yang diukur langsung tertampil pada LCD tanpa harus melakukan perhitungan. Hal ini disebabkan
karena adanya sebuah alat yang mengkonfersikan nilai hasil pengukuran kedalam bentuk bilangan digital yang ditampilkan pada
layar segmen LCD (Liquid Crystal Display).

Dalam percobaan dengan pengukuran Amperemeter digital, di gunakan multimeter dengan memfungsikan saklar sebagai
Amperemeter dimana rata – rata jangka ukur untuk multimeter digital :

• Tegangan DC : 200 mV, 2000 mV, 20 V, 200 V, 600 V


• Tegangan AC : 200V, 600 V
• Arus DC :200µA, 2000 µA, 20mA, 200 mA, 10 A
• Resistansi : 200Ω, 2kΩ, 20kΩ, 200kΩ, 2000k
Gambar amperemeter digital

5. Prinsip kerja Amperemeter

Menurut Tipler (1996:200) “ Ammeter berisi galvanometer plus sebuah resistor paralel yang disebut resistor shunt.
Untuk mengukur arus melalui suatu resistor, ammeter disisipkan secara seri dengan resistor. Ammeter memiliki resistansi yang
sangat kecil sehingga memiliki efek yang kecil terhadap arus yang diukur ”. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya
magnetik (gaya lorentz), dimana arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnetik, akan timbul gaya lorentz
yang menggerakkan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan
membesar dengan demikian penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada
maka jarum penunjuk akan kembali ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan prinsip gaya lorenzt,
yaitu: F = B.I.L. F (Gaya (Newton)), B (medan magnet (Tesla)), I (Arus Listrik (A)), L (panjang kawat penghantar yang dialiri
arus listrik (meter)).
Menurut Young dan Freedman (2004:268):

“ Alat ukur untuk mengukur arus yang lebih besar dari pada pembacaan skala penuhnya dengan meyambungkan sebuah
resistor paralel dengan sambungan dalam dari sebuah ammeter kumparan yang bergerak sehingga sebagian arus akan menghindari
(tidak melalui) kumparan alat ukur itu. Resistor paralel ini dinamakan resistor langsir (shunt resistor) atau sebuah langsir (shunt)
saja, yang dinyatakan dengan 𝑅𝑠ℎ ”.

Dalam penggunaan Amperemeter, jika jarum pada amperemeter melewati batas skala maksimal, berarti arus yang diukur
lebih besar dari kemampuan alat itu sendiri. Agar amperemeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus yang besar, maka
kemampuan dari Amperemeter harus ditingkatkan dengan memasang hambatan shunt secara paralel terhadap Amperemeter.
Dengan begitu, kelebihan arus akan mengalir ke hambatan shunt. Besar hambatan shunt tergantung pada berapa kali
kemampuannya akan ditingkatkan.

Rumus Hambatan Shunt:


𝑅 𝑅
𝑠ℎ=𝑛 −𝑐 1

Dengan : 𝑅𝑠ℎ= hambatan resistor shunt


𝑅𝑐= hambatan kawat kumparan galvanometer

𝐼 kuat arus skala penuh amperemeter


𝑛= =
𝐼𝐺 kuat arus skala penuh galvanometer
6. Cara penggunaan Amperemeter

Menurut Tipler (1996:193): “ Untuk mengukur arus yang melalui resistor dalam suatu rangkaian sederhana, tempatkan
Ammeter secara seri dengan resistor. Sehingga ammeter dan resistor membawa arus yang sama. Karena Ammeter memiliki
resistansi, arus dalam rangkaian sedikit berkurang karena Ammeter disisipkan”.

Jika akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan menggunakan Amperemeter maka Amperemeter harus
dipasang seri dengan cara memotong penghantar agar arus mengalir melewati Amperemeter. Kemudian sambungkan Amperemeter
ke penghantar yang telah dipotong. Setelah Amperemeter terpasang kita dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir melalui
penghantar dengan membaca Amperemeter melalui jarum penunjuknya. Dalam membaca Amperemeter harus di perhatikan
karakteristik alat ukur, karena jarum penunjuk tidak selalu menyatakan angka apa adanya. Penyimpangan jarum penunjuk
menunjukkan besarnya harga arus yang tertera. Bila arus yang di tunjukkan melebihi dari batas ukur maka Amperemeter tersebut
akan rusak.
Untuk memasang Amperemeter dalam suatu rangkaian listrik, perhatikan bahwa arus listrik harus mengalir masuk ke
kutub positif dan meninggalkan Amperemeter melalui kutub negative. Jika di hubungkan dengan polaritas yang terbalik, jarum
penunjuk akan menyimpang dengan arah yang berkebalikan. Ini dapat menyebabkan jarum penunjuk membentur sisi tanda nol
dengan gaya yang cukup besar untuk merusak Amperemeter.

Apabila saat mengukur kuat arus, jarum menyimpang melewati batas ukur maksimal. Ini menunjukkan bahwa kuat arus
yang diukur lebih besar dari batas kemampuan alat ukur tersebut. Oleh karena itu, kita harus memasang hambatan shunt secara
paralel pada Amperemeter, yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Gambar. Rangkaian hambatan Shunt (Rsh) Ampermeter untuk


memperbesar batas ukurnya
• Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan amperemeter :

1. Medan magnet luar : alat ukur akan terganggu apabila disekitar tedapat hantaran yang bermuatan
2. Temperatur keliling : alat ukur akan terjadi kesalahan pengukuran apabila suhu sekitar lebih dari 200
3. Pemanasan sendiri : penunjuk alat ukur akan stabil apabila pemanasan komponen didalam alat ukur telah konstan
4. Pergeseran dari titik Nol : bila alat ukur digunakan dalam waktu yang lama, kemungkinan akan adanya pergeseran
titik nol. Kita dapat menyetarakan kembali dengan setelan mekanik yang ada pada alat ukur itu sendiri.
5. Gesekan-gesekan : pada alat ukur yang dibuat konstruksi sumbu dan bantalan, maka penunjukan jarum penunjuk
akan mengalami perubahan yang dikarenakan pemakaian alat ukur yang secara terus-menerus yang mengakibatkan
pergeseran terhadap sumbu dan bantalan.
6. umur alat ukur : setelah dalam jangka waktu dari mulai alat ukur digunakan, maka berbagai komponen alat ukur
akan mengalami perubahan kemampuannya, hal ini akan mempengaruhi kepekaan penunjukan. Agar alat ukur tetap
stabil maka perlu dilakukan kalibrasi secara berkala, dalam interval waktu setengah tahun sampai satu tahun.
7. Letak dari alat ukur : agar memperoleh hasil penunjukan yang teliti, maka cara peletakan dan penyimpanan perlu
diperhatikan letaknya.

Untuk Amperemeter jenis analog, menggunakan kekuatan magnit yang biasanya tidak bisa mengukur secara tepat.
Apabila dalam pengukuran arus menggunakan Avometer, maka selector harus ditempatkan pada posisi DcmA jika menggunakan
Avo analog, maka cara membaca hasil pengukuran adalah batas ukur dibagi dengan penyimpangan skala penuh klemudian
dikalikan dengan penunjukan jarum,atau dapat ditulis dengan rumus :

𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘 𝑗𝑎𝑟𝑢𝑚 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟


𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 = 𝑥 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
7. Komponen – komponen Amperemeter

Bagian-bagian Amperemeter juga sama halnya seperti voltmeter yaitu terdiri dari skala penunjuk besarnya arus, setup
pengatur fungsi, dan kutub positif-negatif.

1. skala penunjuk

Skala penunjuk pada amperemeter berfungsi sebagai jarum yang menunjukkan besarnya arus yang melalui Amperemeter
tersebut.

2. Setup pengatur fungsi

Setup pengatur fungsi pada Amperemeter dapat diputar. Selain itu, di samping untuk memilih fungsi. Setup pengatur
fungsi tersebut juga digunakan untuk memilih batas ukur.
3. kutub positif dan kutub negatif

Umumnya kutup positif pada Amperemeter dihubungkan dengan kawat yang berwarna merah, sedangkan kutup negatif
dihubungkan dengan kawat yang berwarna hitam atau warna biru.

Anda mungkin juga menyukai