Anda di halaman 1dari 18

TUGAS ALAT UKUR

PENGGUNAAN AMPEREMETER, VOLTMETER, DAN OHMMETER


SERTA PRINSIP YANG MENDASARI

DISUSUN OLEH :

1. Ade Febri ( K2313001)


2. Aulia Tri H (K23130011)
3. Zahrotunisa (K23130)

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
sepenuhnya menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “penggunaan
amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter serta prinsip yang mendasari” ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini yaitu :

1. Bapak Heru Edi Kurniawan. selaku pembimbing mata kuliah alat


ukur.
2. Teman –teman kelas B Pendidikan Fisika Tahun 2013.

Suatu makalah tak lepas dari adanya suatu kekurangan. Kekurangan dalam
hal teknis maupun batin. Oleh karena itu, kami mohon kritikan dan saran pembaca
yang bersifat membangun, melengkapi, dan memperbarui sehingga untuk
kedepannya makalah ini dapat tercetak lebih baik lagi.
Semoga apa yang kami tuliskan dalam makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca. Tidak lupa semoga dapat menjadi motivasi bagi kami
dan pembaca akan pentingnya pembelajaran alat ukur ini.

Surakarta, 28 Oktober 2014

Penulis
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai mahasiswa sering
menjumpai alat ukur pada elektronika. alat ukur tersebut yaitu
amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Fungsi dari masing-masing alat
tersebut yaitu mengukur arus, tegangan dan hambatan. Pada makalah ini
kami akan memaparkan tentang penggunaan amperemeter, voltmeter, dan
ohmmeter.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan ampremeter, voltmeter, dan
ohmmeter ?
b. Prinsip dasar apa yang mendasari lat ukur tersebut?

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

3. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui tentang amperemeter, voltmeter, dan
ohmmeter.
b. Mengetahui prinsip dasar pada alat ukur tersebut.
4. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan karangan ini antara lain
sebagai berikut :

a. Metode Kepustakaan dan Media Online

Menelusuri materi-materi maupun informasi dengan menggunakan


media online, seperti internet.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan karangan argumentasi ini antara lain :

1. BAB I (Pendahuluan)
Dalam bab pendahuluan tercantum latar belakang penulis, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode yang digunakan, serta sistematika
dalam penulisan karangan argumentasi ini.
2. BAB II (Pembahasan)
Bab ini bertuliskan tentang jawaban dari rumusan masalah yang
terdapat pada pendahluan.
3. BAB III (Penutup)
Bab ini bertuliskan tentang kesimpulan yang didapat, nilai-nilai
kehidupan yang dapat diambil, serta kalimat penutup dari penulis.

A. AMPEREMETER
Alat untuk mengukur arus disebut ammeter (amperemeter).
Muatan-muatan yang memuat arus yang akan diukur harus menembus
ammeter secara langsung sehingga ammeternya harus dihubungkan secara
seri dengan elemen-elemen lainnya dalam rangkaian. Saat menggunakan
ammeter untuk mengukur arus searah, Anda harus menghubungkannya
sehingga muatan-muatan yang memasuki alat ukur ini di kutub positif dan
keluar dari kutub negative(Serway Jewett.2010: 426).

Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi
tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter,
voltmeter dan ohmmeter. Amper meter dapat dibuat atas susunan
mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada
rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar
ditambahkan dengan hambatan shunt Amperemeter bekerja sesuai dengan
gaya lorentz dan gaya magnetis
Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet
akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum
amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula
simpangannya
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan
shunt yang berfungsi untuk deteksi arca pada rangkaian baik arus yang
kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yan
g mengalir pada kumparan yang selimuti melon magnet akan
menimbulkan gayalorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter.
Semakin besar arus yangmengalir maka semakin besar pula
simpangannya.
Idealnya, ammeter harus memiliki hambatan nol sehingga arus
yang sedang diukur tidak diubah ketika melaluinya. Oleh karena ammeter
selalu memiliki suatu hambatan dalam, kehadiran ammeter dalam
rangkaian sedikit mengurangi nilai arusnya daripada nilai yang akan
diperoleh seandainya menggunakan ammeter yang ideal.
Sebuah galvanometer biasa seringkali tidak cocok digunakan
sebagai ammeter, terutama karena hambatannya 60 ohm. Hambatan yang
sangat besar ini mengubah arus di dalam rangkaian. Contoh: arus dalam
sebuah rangkaian seri sederhana yang mengandung baterai 3 V dan
resistor 3 ohm adalah 1 A. Jika Anda memasang sebuah galvanometer 60
ohm ke dalam rangkaian ini untuk mengukur arusnya, hambatan totalnya
menjadi 63 ohm dan arusnya berkurang menjadi 0,048 A.
Faktor kedua yang membatasi penggunaan galvanometer sebagai
ammeter adalah bahwa galvanometer biasa memberikan penyimpangan
hingga satu skala penuh untuk arus-arus tingkat besaran 1mA atau kurang.
Sebagai akibatnya, galvanometer seperti itu tidak dapat digunakan secara
langsung untuk mengukur arus-arus yang lebih besar dari nilai-nilai
tersebut. Meskipun demikian, galvanometer ini dapat diubah menjadi
ammeter yang berguna dengan menempatkan sebuah resistor shunt Rp
yang dihubungkan pararel dengan galvanometer. Nilai Rp harus lebih kecil
daripada hambatan galvanometer sehingga sebagian besar arus yang aakan
diukur dialirkan ke resistor shunt tersebut (Serway Jewett.2010: 426)..

1. Bagian – Bagian Ampere meter


a. Terminal positif (+) dan negatif (-)
b. Skala tinggi dan rendah
c. Batas ukur
2. Rumus Ampere meter:
I=V/R

V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
R = Hambatan (ohm)

Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI


untuk arus listrik yang sering dipendekkan menjadi amp. Satu ampere
adalah suatu arus listrik yang mengalir dari kutup positif ke kutup negatif,
sedemikian sehingga di antara dua penghantar lurus dengan panjang tak
terhingga, dengan penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan
terpisah dengan jarak satu meter dalam vakum, menghasilkan gaya sebesar
2 × 10-7 newton per meter.
Pengukuran Daya Rangkaian AC dapat dilakukan menggunakan
kombinasi volt meter dan amper meter yang dikombinasikan. Secara teori
daya rangkaian AC merupakan daya rata-rata pada rangkaian listrik
tersebut.Dalam arus bolak-balik daya yang ada setiap saat berubah sesuai
dengan waktu.Daya dalam arus bolak-balik merupakan daya rata-ratanya.
Jika sedang dalam kondisi steady state, daya yang ada pada saat itu
dirumuskan :

Dimana :
P = merupakan harga daya saat itu,
V = tegangan
I = arus

3. Cara Pengukuran

Ada 2 cara melakukan pengukuran dengan Ampere Meter,


a. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere
Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang
berfungsi membentuk kalang tertutup. Clamp berbentuk lingkaran yang
bisa menyatu dengan alat ukur atau pun terpisah. Biasanya Ampere meter
yang tidak menggunakan clamp ampere adalah model Ampere meter
Analog.
1) Ampere meter dipasang seri dengan bebannya
2) Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat
atau di atas cakupan yang diprediksi berdasarkan perhitungan
arus secara teori.
3) Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan
dan baca gerakan jarum penunjuk pada skala V dan A. Hasil
pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih besar dari 60%
skala penuh meter.
4) Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah
cakupan sudah benar dan pembacaan masih dibawah cakupan
pengukuran di bawahnya bila ya, matikan power supply
pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.
5) Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk
hingga pada posisi yang mudah dibaca.
6) Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan,
karena akan menyebabkan arah simpangan jarum berlawanan
dengan seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat merusakkan
jarum penunjuk.
b. Ampere meter yang memiliki Clamp Ampere
Umumnya model Ampere meter Digital memiliki Clamp Ampere,
baik menyatu dengan Alat ukur maupun terpisah.
Berikut cara pengukurannya:
Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan
meletakkan clamp ampere pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih
dulu memilih range yang sesuai.
B. Voltmeter
Voltmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran
tegangan baik tegangan AC atau tegangan DC. Alat ukur ini biasanya
dipasang secara pararel terhadap rangkaian/komponen yang akan diukur.
Beda potensial di antara dua titik sembarang dalam sebuah
rangkaian dapat diukur dengan memasangkan kutub-kutub voltmeter
diantara titik-titik ini tanpa memutuskan rangkaian. Kutub positif
voltmeter harus dihubungkan dengan ujung resistor yang memiliki
potensial yang lebih tinggi dan kutub negatifnya ke ujung resistor yang
potensialnya lebih rendah. Voltmeter ideal memiliki hambatan tak
terhingga sehingga tidak terdapat arus di dalamnya.

Galvanometer juga dapat digunakan sebagai voltmeter dengan


menghubungkan suatu resistor luar Rs secara seri dengannya. Dalam kasus
ini, resistor luarnya harus memiliki nilai yang jauh lebih besar dari
hambatan galvanometer, untuk memastikan bahwa galvanometernya tidak
mengubah tegangan yang sedang diukur secara signifikan. (Serway Jewett.
2010 : 426-427)
Bagian-bagian voltmeter hanya terdiri dari skala penunjuk
besarnya tegangan, setup pengatur fungsi, dan kutub positif serta negatif.
Selain voltmeter sederhana, juga tedapat voltmeter elektronik yaitu
voltmeter elektronik analog dan voltmeter digital. Kedua jenis voltmeter
tersebut mempunyai fungsi yang sama, yang membedakan adalah
tampilannya, jika voltmeter analog menggunakan jarum penunjuk
sedangkan voltmeter digital menggunakan LCD (Liquid Crystal Display).
Voltmeter elektrostatik atau elektrometer adalah satu-satunya instrumen
yang langsung daripada menggunakan efek arus yang dihasilkannya.
Instrument ini mempunyai satu karakteristik lain yaitu: dia tidak memakai
daya (kecuali selama periode yang singkat dari penyambungan awal ke
rangkaian) dan berarti menyatakan impedansi tak berhingga terhadap
rangkaian yang diukur. Tingkah lakunya bergantung pada reaksi antara
dua benda bermuatan lisrtik. Mekanisme elektrotastik mirip sebuah
kapasitor variabel, dimana gaya yang terjadi antara kedua pelat paralel
merupakan fungsi dari beda potensial yang dihubungkan kepadanya.
1. Prinsip Kerja Voltmeter:
Prinsip kerja voltmeter hampir sama dengan ampermeter karena
desainnya juga terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau multiplier.
Galvanometer menggunakan prinsip hukum lorenzt dimana interaksi
antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic.
Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur
voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang
mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.
2. Rumus voltmeter:
V=I.R
dimana:
V = Menyatakan Tegangan (Volt)
I = Menyatakan Arus (Ampere)
R = Menyatakan Hambatan (Ohm)
3. Jenis-Jenis Voltmeter
Ada 2 jenis voltmeter, yaitu :
a. Voltmeter analog
b. Voltmeter digital
Kedua jenis voltmeter tersebut mempunyai fungsi sama, yang
membedakan adalah tampilannya, jika voltmeter analog menggunakan
jarum penunjuk sedangkan voltmeter digital menggunakan LCD ( liquid
crystal display ).

4. Pemasangan Voltmeter
Pemasangan Volt meter yaitu secara paralel dengan bebannya.

5. Cara Pengukuran

Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa


memperkirakan berapa besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan
sebagai acuan menentukan Batas Ukur yang harus digunakan. Pemilihan
batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang
diukur.
Contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangan-
nya adalah AC dan besar tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas ukur
yang harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika tidak diketahui nilai
tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.
a. Hubungkan/Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe
hitam pada terminal (-) pada multimeter.
b. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara
teori adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC
dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih
besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan
kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250.
c. Dalam pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa
bolak-balik.
d. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-
masing pada dua kutub jalur tegangan PLN misalnya stop kontak.
e. Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe
merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan
korsleting.
f. Dari pengukuran tersebut diperoleh penunjukan jarum sebagai
berikut.

6. Cara menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan


tidak berbeda saat kita menghitung hasil ukur tegangan DC.

BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur
Misalkan hasil pengukuran Batas Ukur yang digunakan adalah 250 Vc dan
Skala Maksimum yang digunakan 250, serta penunjukan jarum pada angka
200 lebih 4 kolom kecil yang mana masing kolom bernilai 5 sehingga bila
kita jumlah menunjuk angka 220. dari data tersebut maka diketahui
BU=250, SM=250 dan JP=220.
sehingga tinggal kita masukan ke rumus diatas sbb:

Vac = (250/250) 220


Vac = 220

Untuk penerapan pengukuran yang lain kita lakukan hal yang sama
misalnya output trafo step down yang merupakan tegangan AC. Untuk
mengukurnya tentukan batas ukur terlebih dahulu dengan mengacu
pekiraan nilai yang tertera pada trafo tersebut. Kemudian sentuhkan ujung
probe multimeter ke masing-masing terminal outpu trafo yang akan
diukur. Tentu saja terminal trafo primer trafo harus terhubung tengangan
PLN.

C. Ohmmeter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan
listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik
pada konduktor.Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat
besarnya arus listrik yangkemudian dikalibrasi ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk
menahan arus listrik.Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus
listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm,
karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun,
arus yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri,
oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang
melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuti lainnya yang
mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut,
yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis
dengan:

V = Potensial listrik (voltase/tegangan)


I = Arus listrik yang mengalir.

1. Jenis – Jenis Ohm- Meter


Pada ohm-meter ada dua bentuk yaitu bentuk ohm-meter analoq dan
bentuk ohm-meter digital.
a. Ohm-Meter Analoq
Ohm-meter analoq lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari,
seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan
jenis yang analog.
b. Ohm-Meter Digital
Ohm-meter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran
yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.

2. Mengukur Nilai Resistansi Resistor (Ohm)

Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan sebelum melakukan pengukuran


menggunakan ohm meter, yaitu :

a. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).


b. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan angka nol
(0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah nol maka tidak
perlu dilakukan pengaturan sekrup.
c. Lakukan Kalibrasi alat ukur. Posisikan saklar pemilih pada skala
ohm pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan
ujung kabel terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Atur
jarum AVO merer tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan tombol pengatur Nol Ohm.
d. Setelah kalibrasi atur saklar pemilihpada posisi skala Ohm yang
diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud
tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau
yang terbaca pada alat ukur nntinya akan dikalikan dengan nilai
skala Ohm yang dipilih oleh saklar Pemilih.
e. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan diukur ingat jangan
pasangalat ukur ohm saat komponen masih bertegangan).
f. Baca Alat ukur

3. Cara Membaca Ohm Meter

a. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur


Ohmmeter sangatlah mudah.
b. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan
oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai
perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
c. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali
yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100,
maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2
Kohm.

Misalkan pada gambar terbaca nilai tahanan suatu Resistor: 26

Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k


maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:

Nilai yang di tunjuk jarum = 26

Skala pengali = 10 k

Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k

= 260 k

= 260.000 Ohm.
KESIMPULAN
1. Amperemeter adalah alat untuk mengukur arus disebut ammeter
(amperemeter). Muatan-muatan yang memuat arus yang akan diukur
harus menembus ammeter secara langsung sehingga ammeternya harus
dihubungkan secara seri dengan elemen-elemen lainnya dalam
rangkaian.
2. Voltmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran
tegangan baik tegangan AC atau tegangan DC. Alat ukur ini biasanya
dipasang secara pararel terhadap rangkaian/komponen yang akan
diukur.
3. Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan
listrik yan merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik
pada konduktor.Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk
melihat besarnya arus listrik yangkemudian dikalibrasi ke satuan ohm.
4. Prinsip dasar menggunakan prinsip hukum lorenzt dimana interaksi
antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetic.
Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur
bergerak saat ada arus listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Serway Jewett. Fisika untuk sains dan teknik buku 2 edisi 6. 2010. Jakarta:
Salemba Teknika. Hal : 426-427)

http://Alat Ukur Kelistrikan dan Penggunaan Multimeter sebagai Alat Ukur


Tegangan _ Cahyokrisma's Blog.html

http:// ara-penggunaan-amperemeter-voltmeter.html

Anda mungkin juga menyukai