Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

RANGKAIAN KIRCHOFF DAN THEVENIN

Disusun Oleh :
Nama : Annisa Suci Andarini
NIM : 022000006

Elektronika Instrumentasi
Jurusan Teknofika Nuklir
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam hukum teori dasar di elektronika menyatakan bahwa arus yang mengalir
masuk akan selalu sama dengan arus yang mengalir ke luar. Lalu tegangan yang
diberikan akan selalu tetap atau sama dengan tegangan yang mengalir secara parallel,
serta tegangan dan arus yang mengalir disetiap rangkaiannya dipenngaruhi oleh resistansi
atau hambatan, atau sering dikenal sebagai hukum ohm.
Sebuah rangkaian yang kompleks dapat disusun secara sederhana tanpa
mengubah nilai tegangan dan arus yang mengalir pada rangkaiannya. Untuk
membuktikan pernyataan tersebut, maka diperlukannya penelitian praktikum hukum
kirchoff dan thevenin sebagai hukum reori dasar dalam elektronika.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hukum teori kirchoff dan thevenin?
2. Bagaimana pembuktian dari hukum kirchoff dan thevenin?
3. Bagaimana penggunaan teori hukum kirchoff dan thevenin?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami teori Kirchoff dan Thevenin
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi persoalan-persoalan yang bersangkutan dengan teori
Kirchoff dan Thevenin
3. Mahasiwa dapat menggunakan teori-teori Kirchoff dan Thevenin.

1.4 Manfaat
1. Dapat memahami teori hukum kirchoff dan thevenin
2. Dapat membuktikan kebenaran teori hukum kirchoff dan thevenin
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Hukum Kirchhoff

Hukum Kirchhoff pertama kali dikenalkan oleh ahli Fisika dari Jerman, Gustav
Robert Kirchhoff (1824-1887). Hukum Kirchhoff dikenal dengan Kirchhoff’s
current law (KCL) dan Kirchhoff’s voltage law (KVL)s.

2.1.1 Hukum I Kirchhoff

Pada Kirchhoff’s current law (KCL) menyatakan bahwa “jumlah kuat arus listrik
yang masuk pada suatu titik simpul (atau loop tertutup) adalah nol” dinyatakan dalam
persamaan (1):

(1)

Dimana N merupakan jumlah cabang yang terkoneksi pada titik node dan in adalah arus
ke n yang masuk (atau keluar) dari titik node. Lebih mudahnya, perhatikan Gambar 1.

Gambar 1 Arus pada titik simpul sebagai ilustrasi KCL

Berdasarkan Gambar 1 diatas dapat dibuktikan bahwa jumlah seluruh arus pada titik simpul
sama dengan nol. Adapun persamaannya menjadi:

(2)

Arus yang masuk menuju titik simpul dimisalkan dengan tanda positif, sedangkan arus yang
keluar dari titik simpul dimisalkan dengan tanda negative, sehingga persamaannya menjadi:
Jika diterapkan pada loop tertutup maka dapat diilustrasikan seperti Gambar 2 dibawah
ini:

Gambar 2 Arus pada sebuah titik untuk menggambarkan KCL

Dari Gambar 2 diatas, maka diperoleh persamaan:

(5)

2.2.2 Hukum II Kirchhoff

Hukum II Kirchhoff didasarkan pada prinsip konservasi energi. Kirchhoff’s voltage law
(KVL) menyatakan bahwa “jumlah aljabar seluruh tegangan pada untai tertutup adalah
nol” dinyatakan dalam persamaan:

(6)

Dimana M adalah jumlah tegangan yang ada pada untai tertutup (atau jumlah cabang
yang ada pada untai tertutup) dan vm merupakan tegangan ke-m. Perhatikan Gambar 3 di
bawah ini, terdapat lima sumber tegangan yang dapat dituliskan seperti pada persamaan
(7) dan (8).

Gambar 3 Rangkaian satu loop yang menggambarkan KVL


Gambar 4 Rangkaian loop tertutup

Jika diterapkan pada rangkaian tertutup, seperti yang ditampilkan pada Gambar 4, maka
persamaannya dapat dituliskan seperti pada persamaan (9) dan (10):

2.2 Teori Thevenin

Suatu untai listrik yang terdiri dari sambungan sejumlah tahanan dan sumber-sumber
g.g.l dapat dianggap sebagai sumber tegangan murni (E) yang tersambung seri dengan suatu
tahanan. Pernyataan tersebut dapat dilukiskan dengan Gambar 5 dibawah ini

Gambar 5 Ekivalen rangkaian Thevenin

Pada Gambar 6, rangkaian sebelah kanan merupakan rangkaian ekuivalen rangkaian


sebelah kiri. Besar V thevenin, yaitu tegangan antara A dan B untuk RL dilepas. R
thevenin, yaitu besar tahanan antara A dan B untuk RL dilepas dan sumber tegangan E
dihubung singkat.
Gambar 6 Ekuivalen rangkaian kompleks dan rangkaian Thevenin

Arus IL yang melalui beban dan tegangan VL yang melalui beban dapat disimpulkan
sebagai persamaan Thevenin rangkaian. Adapun persamaan tersebut dituliskan seperti
pada persamaan (12) dan (13).

(12)

(13)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang di perlukan untuk praktikum hukum kichoff dan thevenin
ini adalah antara lain : Multimeter sebanyak 4 buah ; Power Supply DC sebanyak 1 buah
; Resistor 470Ω, 1kΩ, 1,8kΩ, 3kΩ masing-masing sebanyak 1 buah ; Resistor Variabel
sebanyak 1 buah ; Project Board sebanyak 1 buah ; dan Kabel Penghubung sebanyak 10
buah.

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Hukum Arus Kirchhoff (KCL)

Langkah pertama untuk memulai adalah menyusun rangkaian listrik seperti


Gambar 7 dengan R1 = 220 dan R2 = 330 ; R3 = 470 Ohm, dengan saklar S dalam posisi
terbuka. Setelah pemeriksaan oleh asisten, saklar S ditutup, dan atur tegangan power
supply hingga keluarannya 2 volt. Lalu, mengamati besaran arus yang dituunjukkan pada
masing-masing amperemeter. Kemudian mencatat hasilnya. Selanjutnya mengulangi
langkah yang sama dengan memvariasikan tegangan menjadi 4; 6; dan 9 Volt.
Gambar 7 Rangkain percobaan Kirchhoff’s Current Law

3.2.2 Hukum Tegangan Kirchhoff (KVL)

Langkah awal untuk memulai yaitu menyusun rangkaian listrik seperti Gambar 8
dengan Saklar S dalam posisi terbuka. Setelah pemeriksaan oleh asisten, saklar S ditutup
dan mengatur keluaran power supply sebesar 4 Volt. Lalu, mengamati dan mencatat hasil
besaran arus yang ditunjukkan oleh ampermeter, dan tegangan pada tiap ujung-ujung
tahanan, serta ujung-ujung ampermeter. Selanjutnya mengulang langkah yang sama
dengan variasi tegangan 6, 9, 12 volt. Langkah terakhir, dengan mencatat masing-masing
hasilnya.

Gambar 8 Rangkaian Percobaan Kirchhoff’s Voltage Law

3.2.3 Teori Thevenin

Langkah pertama untuk memulai adalah membuat rangkaian kompleks seperti


Gambar 9. Kemudian, menutup saklar (S) dan mengatur tegangan E = 30 Volt, lalu mencatat
besar arus yang melewati RL untuk harga-harga resistansi RL : 470Ω; 1000; 1,8 kΩ; dan 3 kΩ.
Selanjutnya, RL dihubung pendekkan, lalu membaca dan mencatat hasil besara arus pada
amperemeter (Io). Langkah berikutnya, membuka Saklar dan melepaskan hubungan ke
amperemeter dan RL, sehingga rangkaian menjadi seperti Gambar 10. Setelah itu, menutup
saklar dan mengukur tegangan VXY = Vo dengan multimeter dan mencatat hasilnya.
Gambar 9 Rangkaian Kompleks

Untuk membuat rangkaian kompleks menjadi tangkaian thevenin adalah dengan


melepas hubungan-hubungan diatas lalu mengatur sumber tegangan sebesar VXY (Vo) dan
tentukan tahanan Rthevenin (Rth) yang besarnya adalah Rthevenin = Vo/Io. Setelah itu, menyusun
kembali untai baru seperti Gambar 11. Kemudian mencatat besar arus yang terukur pada
multimeter untuk beban RL = 470, 1000, 1,8 k dan 3 k ohm. Terakhir membandingkan hasil-
hasil ini dengan hasil pengukuran arus yang melewati RL. Catatan : Gambar 11 adalah
rangkaian thevenin dari untai gambar 9.

Gambar 10 Rangkaian Thevenin pengukuran VXY

Gambar 11 Rangkaian Ekivalen Thevenin


3.3 Diagram Alir

3.3.1 Hukum Arus Kirchhoff (KCL)

START
A

Menyusun Rangkaian
dengan saklar terbuka Hitung arus total pada
masing-masing tegangan

Saklar ditutup, atur


tegangan power supply Dengan Tulis hasil
tengangan yang perhitungan
berbeda
Input arus
multimeter FINISH

3.3.2 Hukum Tegangan Kirchhoff (KVL)

START B

Menyusun Rangkaian
Hitung tegangan
dengan saklar terbuka
total dari tegangan
tiap hambatan
Saklar ditutup, atur
tegangan power supply Dengan
Tulis hasil
tengangan yang
perhitungan
berbeda
Input tegangan
dan arus
multimeter FINISH

B
3.3.3 Teori Thevenin

START C

Menyusun Rangkaian Lepaskan semua


hubungan dan atur
sumber tegangan
Tutup saklar, atur
tegangan
Tentukan nilai RTH
dari Vo/Io
Input arus
melewati RL

Catat besar arus


yang terukur
RL dihubung pendek
untuk beban RL

Input arus (Io)


Bandingkan hasil-hasil
ini dengan hasil
Buka saklar lepaskan pengukuran arus
hubungan ke amperemeter
dan RL
Buat Analisa

Tutup saklar, ukur FINISH


tegangan Vo

Input tegangan
(Vo)

C
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisa Data dan Perhitungan

4.1.1 Hukum Arus Kirchhoff (KCL)


Berdasarkan hasil pengamatan pecobaan 1 dengan nilai tahanan R1 = 220 Ω, R2 =
330 Ω, R3 = 470 Ω, didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 1. Data Pengukuran Arus


VDC Power 2V 4V 6V 9V
Supply
IR1 7,5 mA 14 mA 22,5 mA 37,5 mA
IR2 5 mA 8,5 mA 13,5 mA 22 mA
IR3 3 mA 6 mA 9 mA 15 mA
I 14,5 mA 27,5 mA 45 mA 72,5 mA
∑I 15,5 mA 28,5 mA 45 mA 74,5 mA
(IR1+ IR2+ IR3)

Dari hasil pengamatan ini, terjadi perbedaan nilai antara arus total pada
multimeter (I) dengan hasil penjumlahan arus tiap hambatan (∑I), dengan perhitungan
∑I – I
error (%) = × 100 sehingga memperoleh nilai error sebagai berikut :
I

Tabel 2. Hasil perhitungan error arus total percobaan


I (mA) 14,5 27,5 45 72,5
∑I (mA) 15,5 28,5 45 74,5
Error (%) 6,9 3,6 0 2,8

Selanjutnya, dilakukan perhitungan arus secara teori dengan rumus KCL


perhitungan arus total dan arus di setiap hambatan, dilampirkan sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil perhitungan KCL secara teori
VDC Power 2V 4V 6V 9V
Supply
IR1 9,1 mA 18,2 mA 27,3 mA 40,9 mA
IR2 6,1 mA 12,1 mA 18,2 mA 27,3 mA
IR3 4,2 mA 8,5 mA 12,7 mA 19,1 mA
Itotal 19,4 mA 38,8 mA 58,2 mA 87,3 mA
∑I 19,4 mA 38,8 mA 58,2 mA 87,3 mA
(IR1+ IR2+ IR3)
• V=2V • V=6V
1 1 1 1 1 1 1 1
Rtotal = 𝑅𝑝 = 220 + 330 + 470 Rtotal = 𝑅𝑝 = 220 + 330 + 470

= 103,06 𝛺 = 103,06 𝛺
𝑉 2 𝑉 6
Itotal = 𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Itotal = 𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
103,06 103,06

= 19,4 mA = 58,2 mA
𝑉 2 𝑉 6
IR1 = 𝑅1 = = 9,1 mA IR1 = 𝑅1 = = 27,3 mA
220 220
𝑉 2 𝑉 6
IR2 = 𝑅2 = = 6,1 mA IR2 = 𝑅2 = = 18,2 mA
330 330
𝑉 2 𝑉 6
IR3 = 𝑅2 = = 4,2 mA IR3 = 𝑅2 = = 12,7 mA
470 470

∑ I = IR1+ IR2+ IR3 ∑ I = IR1+ IR2+ IR3


= 9,1 + 6,1 + 4,2 = 19,4 mA = 27,3 + 18,2 + 12,7 = 58,2 mA
• V=4V • V=9V
1 1 1 1 1 1 1 1
Rtotal = 𝑅𝑝 = 220 + 330 + 470 Rtotal = 𝑅𝑝 = 220 + 330 + 470

= 103,06 𝛺 = 103,06 𝛺
𝑉 4 𝑉 9
Itotal = 𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Itotal = 𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
103,06 103,06

= 38,8 mA = 87,3 mA
𝑉 4 𝑉 9
IR1 = 𝑅1 = = 18,2 mA IR1 = 𝑅1 = = 40,9 mA
220 220
𝑉 4 𝑉 9
IR2 = 𝑅2 = = 12,1 mA IR2 = 𝑅2 = = 27,3 mA
330 330
𝑉 4 𝑉 9
IR3 = 𝑅2 = = 8,5 mA IR3 = 𝑅2 = = 19,1 mA
470 470

∑ I = IR1+ IR2+ IR3 ∑ I = IR1+ IR2+ IR3


= 18,2 + 12,1 + 8,5 = 38,8 mA = 40,9 + 27,3 + 19,1 = 87,3 mA

Dalam perhitungan secara teori baik dengan metode Rtotal maupun penjumlahan I
pada masing-masing hambatan memperoleh arus total yang sama. Sehingga analisa
selanjutnya adalah perbandingan antara nilai arus total secara teori dengan hasil
Iteori – Ipercobaan
percobaan dengan rumus Error (%) = × 100 . mendapatkan hasil
Iteori
sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil perhitungan error arus percobaan dengan teori
∑I teori 19,4 mA 38,8 mA 58,2 mA 87,3 mA
∑I percobaan 15,5 mA 28,5 mA 45 mA 74,5 mA
Error 20,1% 26,5% 22,7% 14,7%
4.1.2 Hukum Tegangan Kirchhoff (KVL)
Berdasarkan hasil pengamatan pecobaan 2 dengan nilai tahanan R1 = 220 Ω, R2
= 330 Ω, R3 = 470 Ω, didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 5. Data Pengukuran Tegangan


E 4V 6V 9V 12 V
VR1 0,8 V 1,2 V 1,8 V 2,4 V
VR2 1,2 V 1,8 V 2,8 V 3,8 V
VR3 1,9 V 2,6 V 4V 5,3 V
I 3,5 mA 5,5 mA 8,25 mA 11 mA
∑V 3,8 V 5,6 V 8,6 V 11,5 V
(VR1+ VR2+ VR3)

Dari hasil pengamatan ini, terjadi perbedaan nilai antara arus total pada
multimeter (I) dengan hasil penjumlahan arus tiap hambatan (∑I), dengan perhitungan
∑V – E
error (%) = × 100 sehingga memperoleh nilai error sebagai berikut :
E

Tabel 6. Hasil perhitungan error tegangan total percobaan


E 4V 6V 9V 12 V
∑V 3,8 V 5,6 V 8,6 V 11,5 V
Error 5,26% 7,14% 4,65% 4,3%

Selanjutnya, dilakukan perhitungan arus secara teori dengan rumus KVL


perhitungan tegangan setiap hambatan, dilampirkan sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil perhitungan KVL secara teori
E 4V 6V 9V 12 V
VR1 0,9 V 1,3 V 1,9 V 2,6 V
VR2 1,3 V 1,9 V 2,9 V 3,9 V
VR3 1,8 V 2,8 V 4,2 V 5,5 V
I 3,92 mA 5,88 mA 8,82 mA 11,76 mA
∑V 4V 6V 9V 12 V
(VR1+ VR2+ VR3)

R total = R seri = 220 + 330 + 470 = 1020 𝛺

• E=4V • E=6V
𝐸 4 𝐸 6
I = R total = 1020 = 3,92 𝑚𝐴 I = R total = 1020 = 5,88 𝑚𝐴
V1=220 I= 220×3,92×10-3=0,9 V V1=220 I= 220×5,88×10-3=1,3 V
V2 =330 I=330×3,92×10-3=1,3 V V2 =330 I=330×5,88×10-3=1,9 V
V1=470 I=470×3,92×10-3= 1,8 V V1=470 I=470×5,88×10-3= 2,8 V
• E=9V • E = 12 V
𝐸 9 𝐸 12
I = R total = 1020 = 8,82 𝑚𝐴 I = R total = 1020 = 11,76𝑚𝐴
V1=220 I= 220×8,82×10-3=1,9 V V1=220 I= 220×11,76×10-3=2,6 V
V2 =330 I=330×8,82×10-3=2,9 V V2 =330 I=330×11,76×10-3=3,9 V
V1=470 I=470×8,82×10-3= 4,2 V V1=470 I=470×11,76×10-3= 5,5 V

Dalam perhitungan secara teori diperoleh tegangan total yang sama. Sehingga
memiliki nilai error yang juga sama seperti perhitungan percobaan. Sehingga analisa
selanjutnya adalah perbandingan antara nilai arus total secara teori dengan hasil
Iteori – Ipercobaan
percobaan dengan rumus Error (%) = × 100.
Iteori

Tabel 8. Hasil perhitungan error arus percobaan dengan teori


I teori 3,92 mA 5,88 mA 8,82 mA 11,76 mA
I percobaan 3,5 mA 5,5 mA 8,25 mA 11 mA
Error 10,7% 6,46% 6,46% 6,46%

4.1.3 Teori Thevenin


Berdasarkan hasil pengamatan pecobaan 3, didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 9. Data Pengukuran Percobaan Thevenin


RL E (V) IL (mA) Io (mA) Vo (V) RTH (Ω) ITH (mA)
Kompleks Thevenin
470 Ω 18,25 20
1,8k Ω 30 8,25 30 23 766,7 9
3k Ω 6 6

Dari hasil pengamatan ini, terjadi perbedaan nilai antara arus pada rangkaian
I kompleks – Ithevenin
kompleks dengan arus thevenin dengan perhitungan error (%) = ×
Ikompleks
100 , sehingga diperoleh nilai error sebagai berikut :

Tabel 10. Hasil perhitungan error antara I kompleks dengan I thevenin


IL 18,25 mA 8,25 mA 6 mA
ITH 20 mA 9 mA 6 mA
Error 9,6% 9% 0%

Selanjutnya, dilakukan perhitungan arus thevenin secara teori sebagai berikut :


RTH = 3,3k // 1,2k + 470
3,3×103 ×1,2×103
= + 470 = 1350 Ω
(3,3+1,2)×103
E = 30 V
(3,3 + 1,2)×103 × I = 30
I = 6,67 mA
VTH = 1,2× 103× 6,67× 10-3 = 8,004 = 8 V
𝑉𝑇𝐻 8
IL = 𝑅 = 1350+𝑅
𝑇𝐻 +𝑅𝐿 𝐿

• RL = 470 Ω
8 8
IL = 1350+470 = 1820 = 4,39 𝑚𝐴
• RL = 1,8k Ω
8 8
IL = = = 2,54 mA
(1,35+1,8)×103 3,15×103
• RL = 3k Ω
8 8
IL = (1,35+3)×103 = 4,35×103 = 1,84 𝑚𝐴

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hukum Kirchhoff (KCL)

Hukum kirchoff pada perhitungan arus menyatakan bahwa arus yang masuk sama
dengan arus yang keluar, atau pada rangkaian percobaan yaitu rangkaian parallel ini bisa
dikatakan arus yang masuk sama dengan jumlah arus bercabang yang melewati setiap
hambatannya. Pada perhitungan secara teori sesuai dengan hukum tersebut. Baik metode
menghitung langsung arus total dengan R total, maupun mencari arus di masing-masing
hambatan.
Sedangkan pada percobaan, memperoleh hasil yang berbeda antara arus total
yang tertunjuk pada multimeter dengan jumlah total arus pada multimeter di masing-
masing hambatan. Namun, penyimpangannya tidak terlalu jauh (nilai error < 10%)
sehingga masih bisa dikatakan pembuktian hukum arus kirchoff adalah benar.
Selanjutnya, jika dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teori, terdapat
penyimpangan dengan nilai error >10%, hal ini dikarenakan salah satunya adalah faktor
dari komponen itu sendiri. Dalam resistor terdapat nilai toleransi yang berbeda setiap
komponennya, sehingga hal ini mempengaruhi dari hasil percobaan yang berbeda dengan
hasil perhitungan teori. Lalu, pada multimeter yang digunakan pada percobaan adalah
multimeter analog yang memiliki akurasi yang kurang jika dibandingkan dengan
miltimeter digital. Selain itu multimeter yang digunakan juga mempunyai sensitivitas
yang tidak terlalu diperhitungkan. Hal ini juga bisa mempengaruhi hasil dari pengamatan.
Faktor lainnya yang bisa terjadi penyimpangan adalah kalibrasi alat yang kurang
sempurna, tegangan listrik tidak stabil, dan kesalahan saat pembacaan.
4.2.1 Hukum Tegangan Kirchhoff (KVL)

Hukum kirchoff pada perhitungan tegangan menyatakan bahwa tegangan input


bernilai sama dengan jumlah tegangan masing-masing hambatan yang disusun secara
seri. Pada perhitungan secara teori sesuai dengan hukum tersebut. Baik metode
menghitung langsung tegangan total dengan R total, maupun mencari tegangan di
masing-masing hambatan.
Sedangkan pada percobaan, memperoleh hasil yang berbeda antara tegangan
input yang diatur dengan jumlah total tegangan yang tertunjuk pada multimeter di
masing-masing hambatan. Namun, penyimpangannya tidak terlalu jauh (nilai error <
10%) sehingga masih bisa dikatakan pembuktian hukum tegangan kirchoff adalah benar.
Selanjutnya, jika dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teori, terdapat
penyimpangan dengan nilai error >10%, seperti percobaan sebelumnya, hal ini
dikarenakan salah satunya adalah faktor dari komponen itu sendiri. Dalam resistor
terdapat nilai toleransi yang berbeda setiap komponennya, sehingga hal ini
mempengaruhi dari hasil percobaan yang berbeda dengan hasil perhitungan teori. Lalu,
pada multimeter yang digunakan pada percobaan adalah multimeter analog yang
memiliki akurasi yang kurang jika dibandingkan dengan miltimeter digital. Selain itu
multimeter yang digunakan sebagai voltmeter juga mempunyai sensitivitas yang tidak
terlalu diperhitungkan. Hal ini juga bisa mempengaruhi hasil dari pengamatan. Faktor
lainnya yang bisa terjadi penyimpangan adalah kalibrasi alat yang kurang sempurna,
tegangan listrik tidak stabil, dan kesalahan saat pembacaan.

4.2.3 Teori Thevenin

Percobaan thevenin bertujuan untuk mengubah rangkaian kompleks menjadi


rangkaian yang lebih sederhana dengan nilai arus yang tetap sama atau ekuivalen.
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan hasil nilai arus pada rangkaian kompleks
berbeda dengan arus pada rangkaian setelah ditheveninkan. Namun perbedaannya tidak
terlalu jauh penyimpangan atau nilai error <10% serta masih sebanding atau ekuivalen,
Sehingga masih bisa dikatakan bahwa pembuktian teori thevenin adalah benar.
Sedangkan jika dibandingkan dengan hasil perhitungan IL secara teori mempunyai
nilai yang sangat berbeda. Dari perbandingan nilai RTH antara teori dengan percobaan
juga berbeda. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya resistor yang
digunakan mempunyai nilai toleransi. Lalu potensiometer yang digunakan sebagai RTH
selain memiliki nilai toleransi, potensiometer juga sangat mudah bergeser/berputar
sehingga nilai resistansi bisa berubah. Lalu, pada multimeter yang digunakan pada
percobaan adalah multimeter analog yang memiliki akurasi yang kurang jika
dibandingkan dengan miltimeter digital. Selain itu multimeter yang digunakan juga
mempunyai sensitivitas yang tidak terlalu diperhitungkan. Hal ini juga bisa
mempengaruhi hasil dari pengamatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesinpulan

Dari Analisa dan pembahasan praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa :


1. Hukum Kirchoff menyatakan arus yang masuk ke node akan sama dengan arus
yang keluar.dari node.
2. Pada rangkaian parallel, tegangan input sama dengan tegangan di setiap cabang.
Sedangkan arus yang mengalir adalah hasil penjumlahan arus di setiap cabang.
3. Pada rangkaian seri, arus yang mengalir di setiap hambatan adalah sama,
sedangkan tegangan input sama dengan penjumlahan dari tegangan yang mengalir
di setiap hambatan.
4. Thevenin adalah metode mengubah rangkaian kompleks menjadi rangkaian yang
lebih sederhana dengan arus yang mengalir tetap sama atau ekivalen.
5. Salah satu faktor penyimpangan atau nilai error bisa terjadi adalah sifat dari
komponen itu sendiri. Seperti resistor yang mempunyai nilai toleransi. Dan
multimeter mempunyai sensitivitas yang tidak diperhitungkan.

5.2 Saran

Pengambilan video praktikum disertai penjelasan cukup jelas untuk dipahami.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Charles K., Sadiku, Matthew N.O. 2009. Fundamental of Electric Circuit 4th Edition.
New York: McGraw-Hill Companies.
Nilsson, James W., Riedel, Susan A. 2008. Electric Circuits 8th Edition. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.

LAMPIRAN

Lampiran berisi laporan sememtara dan perhitungan analisis secara menual

Anda mungkin juga menyukai