Disusun Oleh :
Nama : Annisa Suci Andarini
NIM : 022000006
Elektronika Instrumentasi
Jurusan Teknofika Nuklir
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami teori Kirchoff dan Thevenin
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi persoalan-persoalan yang bersangkutan dengan teori
Kirchoff dan Thevenin
3. Mahasiwa dapat menggunakan teori-teori Kirchoff dan Thevenin.
1.4 Manfaat
1. Dapat memahami teori hukum kirchoff dan thevenin
2. Dapat membuktikan kebenaran teori hukum kirchoff dan thevenin
BAB II
LANDASAN TEORI
Hukum Kirchhoff pertama kali dikenalkan oleh ahli Fisika dari Jerman, Gustav
Robert Kirchhoff (1824-1887). Hukum Kirchhoff dikenal dengan Kirchhoff’s
current law (KCL) dan Kirchhoff’s voltage law (KVL)s.
Pada Kirchhoff’s current law (KCL) menyatakan bahwa “jumlah kuat arus listrik
yang masuk pada suatu titik simpul (atau loop tertutup) adalah nol” dinyatakan dalam
persamaan (1):
(1)
Dimana N merupakan jumlah cabang yang terkoneksi pada titik node dan in adalah arus
ke n yang masuk (atau keluar) dari titik node. Lebih mudahnya, perhatikan Gambar 1.
Berdasarkan Gambar 1 diatas dapat dibuktikan bahwa jumlah seluruh arus pada titik simpul
sama dengan nol. Adapun persamaannya menjadi:
(2)
Arus yang masuk menuju titik simpul dimisalkan dengan tanda positif, sedangkan arus yang
keluar dari titik simpul dimisalkan dengan tanda negative, sehingga persamaannya menjadi:
Jika diterapkan pada loop tertutup maka dapat diilustrasikan seperti Gambar 2 dibawah
ini:
(5)
Hukum II Kirchhoff didasarkan pada prinsip konservasi energi. Kirchhoff’s voltage law
(KVL) menyatakan bahwa “jumlah aljabar seluruh tegangan pada untai tertutup adalah
nol” dinyatakan dalam persamaan:
(6)
Dimana M adalah jumlah tegangan yang ada pada untai tertutup (atau jumlah cabang
yang ada pada untai tertutup) dan vm merupakan tegangan ke-m. Perhatikan Gambar 3 di
bawah ini, terdapat lima sumber tegangan yang dapat dituliskan seperti pada persamaan
(7) dan (8).
Jika diterapkan pada rangkaian tertutup, seperti yang ditampilkan pada Gambar 4, maka
persamaannya dapat dituliskan seperti pada persamaan (9) dan (10):
Suatu untai listrik yang terdiri dari sambungan sejumlah tahanan dan sumber-sumber
g.g.l dapat dianggap sebagai sumber tegangan murni (E) yang tersambung seri dengan suatu
tahanan. Pernyataan tersebut dapat dilukiskan dengan Gambar 5 dibawah ini
Arus IL yang melalui beban dan tegangan VL yang melalui beban dapat disimpulkan
sebagai persamaan Thevenin rangkaian. Adapun persamaan tersebut dituliskan seperti
pada persamaan (12) dan (13).
(12)
(13)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan bahan yang di perlukan untuk praktikum hukum kichoff dan thevenin
ini adalah antara lain : Multimeter sebanyak 4 buah ; Power Supply DC sebanyak 1 buah
; Resistor 470Ω, 1kΩ, 1,8kΩ, 3kΩ masing-masing sebanyak 1 buah ; Resistor Variabel
sebanyak 1 buah ; Project Board sebanyak 1 buah ; dan Kabel Penghubung sebanyak 10
buah.
Langkah awal untuk memulai yaitu menyusun rangkaian listrik seperti Gambar 8
dengan Saklar S dalam posisi terbuka. Setelah pemeriksaan oleh asisten, saklar S ditutup
dan mengatur keluaran power supply sebesar 4 Volt. Lalu, mengamati dan mencatat hasil
besaran arus yang ditunjukkan oleh ampermeter, dan tegangan pada tiap ujung-ujung
tahanan, serta ujung-ujung ampermeter. Selanjutnya mengulang langkah yang sama
dengan variasi tegangan 6, 9, 12 volt. Langkah terakhir, dengan mencatat masing-masing
hasilnya.
START
A
Menyusun Rangkaian
dengan saklar terbuka Hitung arus total pada
masing-masing tegangan
START B
Menyusun Rangkaian
Hitung tegangan
dengan saklar terbuka
total dari tegangan
tiap hambatan
Saklar ditutup, atur
tegangan power supply Dengan
Tulis hasil
tengangan yang
perhitungan
berbeda
Input tegangan
dan arus
multimeter FINISH
B
3.3.3 Teori Thevenin
START C
Input tegangan
(Vo)
C
BAB IV
Dari hasil pengamatan ini, terjadi perbedaan nilai antara arus total pada
multimeter (I) dengan hasil penjumlahan arus tiap hambatan (∑I), dengan perhitungan
∑I – I
error (%) = × 100 sehingga memperoleh nilai error sebagai berikut :
I
= 103,06 𝛺 = 103,06 𝛺
𝑉 2 𝑉 6
Itotal = 𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Itotal = 𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
103,06 103,06
= 19,4 mA = 58,2 mA
𝑉 2 𝑉 6
IR1 = 𝑅1 = = 9,1 mA IR1 = 𝑅1 = = 27,3 mA
220 220
𝑉 2 𝑉 6
IR2 = 𝑅2 = = 6,1 mA IR2 = 𝑅2 = = 18,2 mA
330 330
𝑉 2 𝑉 6
IR3 = 𝑅2 = = 4,2 mA IR3 = 𝑅2 = = 12,7 mA
470 470
= 103,06 𝛺 = 103,06 𝛺
𝑉 4 𝑉 9
Itotal = 𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Itotal = 𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
103,06 103,06
= 38,8 mA = 87,3 mA
𝑉 4 𝑉 9
IR1 = 𝑅1 = = 18,2 mA IR1 = 𝑅1 = = 40,9 mA
220 220
𝑉 4 𝑉 9
IR2 = 𝑅2 = = 12,1 mA IR2 = 𝑅2 = = 27,3 mA
330 330
𝑉 4 𝑉 9
IR3 = 𝑅2 = = 8,5 mA IR3 = 𝑅2 = = 19,1 mA
470 470
Dalam perhitungan secara teori baik dengan metode Rtotal maupun penjumlahan I
pada masing-masing hambatan memperoleh arus total yang sama. Sehingga analisa
selanjutnya adalah perbandingan antara nilai arus total secara teori dengan hasil
Iteori – Ipercobaan
percobaan dengan rumus Error (%) = × 100 . mendapatkan hasil
Iteori
sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil perhitungan error arus percobaan dengan teori
∑I teori 19,4 mA 38,8 mA 58,2 mA 87,3 mA
∑I percobaan 15,5 mA 28,5 mA 45 mA 74,5 mA
Error 20,1% 26,5% 22,7% 14,7%
4.1.2 Hukum Tegangan Kirchhoff (KVL)
Berdasarkan hasil pengamatan pecobaan 2 dengan nilai tahanan R1 = 220 Ω, R2
= 330 Ω, R3 = 470 Ω, didapatkan data sebagai berikut :
Dari hasil pengamatan ini, terjadi perbedaan nilai antara arus total pada
multimeter (I) dengan hasil penjumlahan arus tiap hambatan (∑I), dengan perhitungan
∑V – E
error (%) = × 100 sehingga memperoleh nilai error sebagai berikut :
E
• E=4V • E=6V
𝐸 4 𝐸 6
I = R total = 1020 = 3,92 𝑚𝐴 I = R total = 1020 = 5,88 𝑚𝐴
V1=220 I= 220×3,92×10-3=0,9 V V1=220 I= 220×5,88×10-3=1,3 V
V2 =330 I=330×3,92×10-3=1,3 V V2 =330 I=330×5,88×10-3=1,9 V
V1=470 I=470×3,92×10-3= 1,8 V V1=470 I=470×5,88×10-3= 2,8 V
• E=9V • E = 12 V
𝐸 9 𝐸 12
I = R total = 1020 = 8,82 𝑚𝐴 I = R total = 1020 = 11,76𝑚𝐴
V1=220 I= 220×8,82×10-3=1,9 V V1=220 I= 220×11,76×10-3=2,6 V
V2 =330 I=330×8,82×10-3=2,9 V V2 =330 I=330×11,76×10-3=3,9 V
V1=470 I=470×8,82×10-3= 4,2 V V1=470 I=470×11,76×10-3= 5,5 V
Dalam perhitungan secara teori diperoleh tegangan total yang sama. Sehingga
memiliki nilai error yang juga sama seperti perhitungan percobaan. Sehingga analisa
selanjutnya adalah perbandingan antara nilai arus total secara teori dengan hasil
Iteori – Ipercobaan
percobaan dengan rumus Error (%) = × 100.
Iteori
Dari hasil pengamatan ini, terjadi perbedaan nilai antara arus pada rangkaian
I kompleks – Ithevenin
kompleks dengan arus thevenin dengan perhitungan error (%) = ×
Ikompleks
100 , sehingga diperoleh nilai error sebagai berikut :
• RL = 470 Ω
8 8
IL = 1350+470 = 1820 = 4,39 𝑚𝐴
• RL = 1,8k Ω
8 8
IL = = = 2,54 mA
(1,35+1,8)×103 3,15×103
• RL = 3k Ω
8 8
IL = (1,35+3)×103 = 4,35×103 = 1,84 𝑚𝐴
4.2 Pembahasan
Hukum kirchoff pada perhitungan arus menyatakan bahwa arus yang masuk sama
dengan arus yang keluar, atau pada rangkaian percobaan yaitu rangkaian parallel ini bisa
dikatakan arus yang masuk sama dengan jumlah arus bercabang yang melewati setiap
hambatannya. Pada perhitungan secara teori sesuai dengan hukum tersebut. Baik metode
menghitung langsung arus total dengan R total, maupun mencari arus di masing-masing
hambatan.
Sedangkan pada percobaan, memperoleh hasil yang berbeda antara arus total
yang tertunjuk pada multimeter dengan jumlah total arus pada multimeter di masing-
masing hambatan. Namun, penyimpangannya tidak terlalu jauh (nilai error < 10%)
sehingga masih bisa dikatakan pembuktian hukum arus kirchoff adalah benar.
Selanjutnya, jika dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teori, terdapat
penyimpangan dengan nilai error >10%, hal ini dikarenakan salah satunya adalah faktor
dari komponen itu sendiri. Dalam resistor terdapat nilai toleransi yang berbeda setiap
komponennya, sehingga hal ini mempengaruhi dari hasil percobaan yang berbeda dengan
hasil perhitungan teori. Lalu, pada multimeter yang digunakan pada percobaan adalah
multimeter analog yang memiliki akurasi yang kurang jika dibandingkan dengan
miltimeter digital. Selain itu multimeter yang digunakan juga mempunyai sensitivitas
yang tidak terlalu diperhitungkan. Hal ini juga bisa mempengaruhi hasil dari pengamatan.
Faktor lainnya yang bisa terjadi penyimpangan adalah kalibrasi alat yang kurang
sempurna, tegangan listrik tidak stabil, dan kesalahan saat pembacaan.
4.2.1 Hukum Tegangan Kirchhoff (KVL)
5.1 Kesinpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Charles K., Sadiku, Matthew N.O. 2009. Fundamental of Electric Circuit 4th Edition.
New York: McGraw-Hill Companies.
Nilsson, James W., Riedel, Susan A. 2008. Electric Circuits 8th Edition. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
LAMPIRAN