INSTRUMENTASI NUKLIR
Disusun Oleh :
Nama : Annisa Suci Andarini
NIM : 022000006
Prinsip kerja detektor semikonduktor adalah detektor ini, energi radiasi diubah
menjadi energi listrik. Energi radiasi yang memasuki bahan semikonduktor akan diserap
oleh bahan, dan memberikan energi yang cukup, sehingga beberapa electron dalam kristal
berpindah dari pita valensi ke pita konduksi, sehingga menyisakan hole. Pasangan elektron
dan hole ini seperti juga pasangan ion dalam zat cair atau gas, akan bergerak apabila ada
beda tegangan, seperti ion positif dan ion negatif. Ingat bahwa muatan positif dalam bahan
semikonduktor pada kenyataannya tidak bergerak. Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa
hole-hole dalam kristal akan diisi oleh elektronelektron tetangganya, elektron-elektron
yang bergerak ini pun akan meninggalkan/ membuat holehole baru di tempatnya semula.
Hal ini menyebabkan seolah-olah hole itu bergerak.
Detektor semikonduktor terdiri atas bahan tipe–n dan tipe–p seperti ditunjukkan
pada Gambar 1a. Semikonduktor tipe–n dihubungkan dengan kutub positif tegangan listrik,
sedangkan semikonduktor tipe–p dihubungkan dengan kutub negatif tegangan listrik. Hal
ini menyebabkan pembawa muatan positif akan tertarik ke kutub negatif (atas), dan
pembawa muatan negatif akan tertarik ke kutub positif (bawah). Hal ini menyebabkan
timbulnya lapisan kosong muatan (depletion layer) seperti ditunjukkan pada Gambar 1b
pada sambungannya sehingga tidak ada aliran listrik. Lapisan kosong muatan ini sama
dengan halnya volume sensitif pada ruangan dalam kamar ionisasi Ketika radiasi
memasuki daerah tersebut maka akan terbentuk ion-ion baru, elektron dan hole, yang akan
bergerak ke kutub-kutub positif dan negatif. Tambahan hole dan elektron ini yang
kemudian menyebabkan terbentuknya pulsa atau arus listrik..
Gambar 1. Prinsip detektor semikonduktor
Bila ada radiasi pengion memasuki daerah ini, akan terbentuk pasangan “ion-ion” baru,
yaitu elektron dan hole yang masing-masing akan bergerak ke kutub positif dan kutub
negatif. Tambahan elektron dan hole inilah yang akan menyebabkan terbentuknya pulsa
atau arus listrik. Jadi pada detektor ini, energi radiasi diubah menjadi energi listrik. Dalam
detektor CdTe akan dihasilkan sepasang elektron dan hole untuk tiap energi 4,43 eV. Pada
Gambar 2 ditunjukkan spektrum dan besaran energi pada masing-masing peak dalam Am-
241 yang dicacah dengan detektor CdTe.
Perhitungan :
A0 = 10,16 µCi
T1/2 = 432,2 thn
t = 1 nov 2010 – 17 nov 2022 = 12,047 thn
𝑡 12,047
1 𝑇1/2 1 432,2
𝐴𝑡 = 𝐴0 ( ) = 10,16 µCi ( ) = 9,965 µCi = 36,8705 kBq
2 2
𝐹𝑊𝐻𝑀 (𝑘𝑒𝑉) 𝑅 (𝑛𝑒𝑡)
𝑅𝑒𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖 (%) = × 100 % 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 (%) =
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 (𝑘𝑒𝑉) 𝐴𝑡 × 𝑝
No Resolusi Efisiensi
1 0,828 1374 × 100
× 100 % = 1,39% = 10,315 %
59,53 36,8705 (103 ) × 36/ 100
2 0,029 -
× 100 % = 0,11%
26,34
3 0,889 -
× 100 % = 4,27%
20,81
4 0,936 322 × 100
× 100 % = 5,29% = 9,703 %
17,7 36,8705 (103 ) × 9/ 100
5 0,0691 69 × 100
× 100 % = 5% = 1,24 %
13,81 36,8705 (103 ) × 15/ 100
VI. PEMBAHASAN
6.1.Kalibrasi Energi Spektrum
Detktor CdTe merupakan detektor semikonduktor dimana detektor ini mendeteksi
sumber radioaktif Am-241 dan menghasilkan 5 sektrum yang terdiri dari 3 spektrum
energi x-ray dan 2 spektrum gamma. Hasil spektrum ini akan dikalibrasi dengan satuan
dari nsec menjadi keV. Kalibrasi ini dilakukan dengan menggunakan nilai energi dari
sumber standar sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber radioaktif
lainnya. Namun pada praktikum kali ini hanya menggunakan satu sumber yaitu Am-
241. Berdasarkan hasil data percobaan, didapatkan hasil spektrum gamma dari hasil
kalibrasi bernilai 59,5; 26,34; dan spektrum x-ray bernilai 20,81; 17,7; 13,81.
Berdasarkan hasil percobaan dengan membandingkan dengan energi standar Am-241
memperoleh hasil nilai peak dari spektrum setelah dikalibrasi hampir sama dengan
perbandingan nilai error yang kecil.
6.2. Resolusi dan Efisiensi detektor
Selanjutnya dari memperoleh hasil spektrum yang telah dikalibrasi, dapat
mengetahui nilai resolusi dari detektor. Resolusi merupakan kemampuan dari detektor
untuk membedakan energi yang berdekatan selama proses pembentukan sprektrum,
sehingga nilai resolusi bergantung pada nilai energi pada suatu spektrum. Berdasarkan
data dan perhitungan percobaan didapatkan nilai FWHM-nya yang sangat kecil atau
dapat dikatakan detektor dapat membedakan energi peak yang berdekatan membentuk
spektrum yang smut, sehingga didapatkan nilai resolusi yang baik. Berdasarkan grafik
hubungan antara resolusi dengan energi puncaknya dapat dikatakan bahwa semakin
besar energi peaknya maka nilai resolusi semakin kecil sehingga detektor CdTe yang
digunakan dianggap memiliki resolusi yang baik. Sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa detektor CdTe merupakan detektor semikonduktor dimana memiliki
keunggulan yaitu nilai resolusi energi yang paling baik.
Adapun efisiensi detektor merupakan parameter yang menunjukkan pencacah
(cacahan) terhadap radiasi yang diterima detektor. Setiap radiasi yang mengenai
detektor akan diubah menjadi pulsa listrik dan akan di catat sebagai sebuah cacahan.
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan didapatkan nilai efisiensi tiap peaknya
yang cukup kecil atau dapat dikatakan kemampuan detektor untuk menangkap radiasi
rendah. Hal ini disebabkan karena efisiensi dipengaruhi oleh nilai cacah netto, nilai
aktivitas sumber, dan probabilitas. Nilai probabilitas dipengaruhi oleh diameter sumber
dan detektor, ketepatan dalam penempatan detektor, jarak sumber dengan detektor, dan
kemampuan detektor itu sendiri.
VII. KESIMPULAN
1. Kalibrasi spektrum dilakukan dengan menggunakan nilai energi dari sumber standar
sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber radioaktif lainnya
2. Sumber radioaktif Am-241 menghasilkan 5 puncak spektrum yang terdiri dari
spektrum x-ray dan spektrum gamma. X-ray disini merupakan x-ray karakteristik yang
ditimbulkan oleh interaksi foton gamma yang dipancarkan oleh zat-zat radioaktif
tersebut dengan materi detektor sedangkan spektroskopi gamma merupakan spektrum
energi yang dihasilkan dari suatu sumber radioaktif.
3. Detektor CdTe merupakan detektor semikonduktor yang memiliki keunggulan yaitu
nilai resolusi energi yang paling baik dikarenakan kemampuan dari detektor untuk
membedakan energi yang berdekatan (FWHM) kecil.
4. Efisiensi dipengaruhi oleh nilai cacah netto, nilai aktivitas sumber, dan probabilitas.
Nilai probabilitas dipengaruhi oleh diameter sumber dan detektor, ketepatan dalam
penempatan detektor, jarak sumber dengan detektor, dan kemampuan detektor itu
sendiri