Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENCITRAAN MEDIK

UJI KOLIMASI PESAWAT SINAR-X

Disusun Oleh:

Nama : Husnul Khatimah Iskandar

NIM : 021800010

Dosen Pengampu : Mahrus Salam, M.Eng

Ayu Jati Puspitasari, M.Si

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI

JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR

STTN – BRIN

YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mengukur tingkat pencahayaan yang diperoleh dari berkas cahaya kolimator.
2. Mengetahui selisih antara lapangan kolimasi dan lapangan berkas sinar-X.
3. Mengevaluasi ketegaklurusan berkas sinar-X dengan pusat berkas cahaya.
BAB II

DASAR TEORI

3.1 Pesawat Sinar-X


Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet, dengan panjang gelombang yang
sangat pendek. Sinar-X dikatagorikan sebagai salah satu radiasi pengion yang dapat
berinteraksi sel biologi dan dapat menimbulkan efek buruk terhadap sel tersebut. Dengan
kata lain, sinar-x dapat menimbulkan efek buruk terhadap manusia. Sinar-X dihasilkan
oleh generator yang disebut tabung sinar-X. Tabung sinar-X adalah suatu alat untuk
menghasilkan, mempercepat, dan akhirnya menumbukkan elektron bebas pada suatu
target. Pada produksi sinar-X diperlukan tiga syarat dasar yaitu sumber elektron, catu daya
tegangan tinggi dan target. Tabung sinar-X diperlihatkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema Tabung Sinar-X

Pada peristiwa tumbukan elektron dengan target, terjadi dua interaksi yang
menghasilkan dua tipe sinar-X yaitu:

a. Sinar-x bremsstrahlung, yaitu sinar-X yang dihasilkan oleh elektron dengan kecepatan
tinggi menabrak bahan (dengan tiba-tiba dihentikan). Radiasi sinar-x bremsstrahlung
mempunyai spektrum kontinyu, yang memiliki berbagai energi, karena elektron
projektil diperlambat secara bertahap pada berbagai tingkat. Sinar-X jenis ini dipakai
di bidang radiologi untuk pemotretan pasien.
b. Sinar-X karakteristik, yaitu sinar-X yang dihasilkan oleh transisi elektron. Elektron
orbit dapat berpindah ke orbit lainnya. Bila transisi berasal dari elektron pada lintasan
luar ke lintasan yang lebih dalam, maka dipancarkan energi tertentu. Energi ini dikenal
dengan radiasi sinar-X karakteristik. Sinar-X karakteristik digunakan untuk analisis
bahan.
(Trikasjono, Marjanto, & Timorti, 2009)

2.2. Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional

Menurut Perka BAPETEN Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Uji Kesesuaian


Radiologi Diagnostik dan Intervensional, Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi
Diagnostik dan Intervensional yang selanjutnya disebut Uji Kesesuaian adalah
serangkaian kegiatan pengujian untuk memastikan pesawat sinar-X dalam kondisi andal.

Nilai lolos uji parameter uji kesesuaian pesawat sinar-X Radiografi Umum
Mobile atau Portable yang diatur oleh Perka BAPETEN dapat dilihat pada gambar tabel
2.2

Dikutip dari Perka BAPETEN Nomor 2 Tahun 2018


Perhitungan selisih nilai lapangan kolimasi.didefinsikan oleh persamaan berikut.

|∆𝑋2 | + |∆𝑋1 |
∆𝑋 = × 100
100 (1)

|∆𝑌1 | + |∆𝑌2 |
∆𝑌 = × 100
100
(2)
Sedangkan perhitungan parameter nilai uji ketegaklurusan berkas diwakili oleh

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝐷𝑢𝑎 𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘


tan−1 𝜃 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 (3)
(Puspitasari & Salam, 2021)
BAB III

PELAKSANAAN

3.1 PERALATAN

Dalam praktikum ini, diperlukan beberapa peralatan yang di antaranya adalah pesawat
sinar-X sebagai peralatan utama yang digunakan untuk menghasilkan sinar-X. Kemudian panel
kontrol yang merupakan bagian dari pesawat sinar-X yang secara keseluruhan bertindak
sebagai pengontrol nilai – nilai input yang diperlukan dari proses penyinaran sampai
menampilkan hasil citra digital. Selain itu, digunakan Luxmeter sebagai detektor cahaya, lalu
meteran yang sudah terkalibrasi yang akan digunakna untuk mengukur jarak dari focal spot ke
detektor, selanjutnya waterpass yang berfungsi untuk mengukur ketegaklurusan posisi tabung
dan detektor. Dan yang terakhir diperlukan kolimator dan seperangkat alat uji kesesuaian
cahaya dari jendela kolimator terhadap penempatan reseptor citra.

3.2 LANGKAH KERJA

PERCOBAAN 1: UJI ILUMINASI


Langkah pertama, diatur jarak dari focal spot ke Luxmeter sepanjang 100 cm,
kemudian panjang dan lebar lapangan kolimasi diatur sedemikian hingga ukurannya 25 x
25 cm. Lalu Luxmeter sebagai detektor cahaya diposisikan di tengah lapangan kolimasi.
Selanjutnya, nilai iluminasi latar diukur menggunakan Luxmeter dalam keadaan lampu
kolimasi mati. Yang terakhir, diukur nilai iluminasi untuk masing – masing 4 area pada
lapangan kolimasi dalam keadan lampu kolimasi menyala.

PERCOBAAN 2: UJI SELISIH LAPANGAN KOLIMASI


Dalam praktikum ini, kaset atau reseptor citra sudah ditempatkan di bawah meja
pasien. Kemudian kaset diposisikan tegak lurus terhadap kolimator serta lebar jarak antara
kaset dan focal spot diatur selebar 100 cm. Setelah itu, beam alignment test tool
ditempatkan di tengah lapangan kolimasi untuk kemudian disesuaikan panjang dan lebar
jendela kolimasinya dengan ukuran test tool. Lalu posisi beam alignment test tool
disesuaikan sedemikian hingga posisinya berhimpitan dengan pusat cahaya. Kemudian
dicatat nilai tepi untuk masing – masing sumbu x1, x2, y1 dan y2 yang terlihat dari beam
alignment test tool. Setelah langkah – langkah ini, selanjutnya dilakukan proses eksposi
dengan ketentuan nilai tegangannya sebesar 66 kV, nilai arusnya sebesar 125 mA. Nilai
yang dicatat dari hasil eksposi ini adalah besar nilai tepi lapangan cahaya hasil pencitraan
oleh sinar-X.

PERCOBAAN 3: UJI KETEGAKLURUSAN BERKAS


Persiapan peralatan dan objek pengujian pada percobaan ini dilakukan bersamaan
dengan proses persiapan di percobaan 2. Setelah itu, tinggi tabung yang digunakan diukur
panjangnya kemudian dicatat pada lembar data sementara. Pada tampilan gambar hasil
citra, dicatat jarak antara dua titi katas dan bawah tabung sebagai data pengujian.
BAB IV

DATA HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

4.1 PERCOBAAN 1: UJI ILUMINASI


SID : 100 cm
Lapangan Kolimasi : 25 x 25 cm

Tabel 4.1 Data Hasil Uji Iluminasi


Titik Ukur Pengukuran Rata – rata Cahaya Latar Hasil Uji (lux)
(lux) (lux) (lux)

Area 1 236

Area 2 240
244,5 86,8 157,7
Area 3 255

Area 4 247
Dikutip dari Data Sementara Praktikum

4.2 PERCOBAAN 2: SELISIH LAPANGAN KOLIMASI


kVp Set : 66 kV
mA : 125
SID : 100 cm
Tabel 4.2 Data Hasil Selisih Lapangan Kolimasi
Titik Ukur Tepi Lapangan Tepi Lapangan Selisih Sumbu X dan Y
Cahaya (cm) Sinar-X di Lapangan dan yang
Terukur
X1 9 8,2 0,8
X2 9 8,2 0,8
Y1 7 6,4 0,6
Y2 7 6,2 0,8
Perhitungan:

a. Nilai ∆𝐗 𝐝𝐚𝐧 ∆𝐘
|∆X2 | + |∆X1 |
∆X = × 100
100
0,8 + 0,8
∆X = × 100
100
∆X = 1,6%

|∆Y1 | + |∆Y2 |
∆Y = × 100
100
0,6 + 0,8
∆Y = × 100
100
∆Y = 1,4%

b. Nilai ∆𝐗 + ∆𝐘

∆X + ∆Y = 1,6 + 1,4 = 3%

4.3 PERCOBAAN 3: UJI KETEGAKLURUSAN BERKAS


Tinggi tabung = 145 mm
Jarak Dua Titik Tabung = 2 mm

Jarak Antara Dua Titik


tan−1 θ =
Tinggi Tabung
tan−1 θ = 0,014
tan−1 = 0,790°
BAB V

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

5.1 PEMBAHASAN

Praktikum Teknik Pnecitraan Medik dengan judul Uji Kolimasi Pesawat Sinar-X ini
memiliki beberapa tujuan yaitu untuk mengukur tingkat pencahayaan yang diperoleh dari
berkas cahaya kolimator, untuk mengetahui selisih antara lapangan kolimasi dan lapangan
berkas sinar-X dan untuk mengevaluasi ketegaklurusan berkas sinar-X dengan pusat berkas
cahaya.

Dalam praktikum ini, dilakukan sebanyak 3 percobaan yang meliputi parameter –


parameter uji iluminasi, selisih lapangan kolimasi dan ketegaklurusan berkas. Yang mana
parameter – parameter ini merupakan beberapa parameter yang digunakan untuk menuji
keandalan pesawat sinar-X sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Kepala BAPETEN
Nomor 2 Tahun 2018.

Pada percobaan pertama, diatur posisi dan nilai – nilai yang dibutuhkan sebelum
memulai eksposi antara lain diatur jarak detektor ke focal spot sebesar 100 cm, kemudian diatur
luas jendela kolimasi sebesar 25 x 25 cm, selanjutnya luxmeter ditempatkan tepat di tengah
jendela kolimasi lalu diukur nilai pencahayaan latar saat jendela kolimasi mati, lalu yang
terakhir diukur nilai pencahayaan untuk masing – masing 4 bagian jendela kolimasi saat lampu
kolimasi hidup. Data hasil praktikumnya dapat dilihat pada tabel 4.1. Nilai hasil pengukuran
pencahayaan di 4 bagian jendela kolimasi dihitung rata – ratanya untuk kemudian dikurangi
dengan nilai pencahayaan latar yang telah dikur diukur sebelumnya sehingga didapatkan hasil
uji iluminasi untuk Pesawat Sinar-X yang ada di Laboratorium X-Ray Pusat Sains dan
Teknologi Akseleartor adalah sebesar 157,7 lux. Jika mengacu pada Perka BAPETEN Nomor
2 Tahun 2018, Nilai lolos uji iluminasi adalah jika nilainya ≥ 100 lux. Maka dapat disimpulkan
bahwa Pesawat Sinar-X yang digunakan untuk pengujian ini berada dalam keadaan yang andal
jika ditinjau dari nilai uji iluminasinya.

Untuk percobaan kedua, parameter yang diuji adalah nilai selisih lapangan kolimasi
pesawat sinar-X, mula – mula, posisi dan nilai – nilai yang dibutuhkan sebelum memulai
eksposi diukur terlebih dahulu. Di antaranya jarak kaset ke focal spot diatur sebesar 100 cm,
kemudian beam alignment test tool diposisikan sedemikian hingga berhimpitan dengan pusat
cahaya, lalu dilihat nilai – nilai sumbu x dan y untuk tapi lapangan kolimasinya. Setelah itu,
dilakukan eksposi di kontrol panel. diatur nilai ketentuan tegangan adalah 66 kV dan nilai arus
sebesar 160 mA. Data hasil percobaan ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Nilai tepi lapangan
cahaya yang dilihat menggunakan beam alignment test tool dan nilai tepi lapangan yang
didapatkan dari hasil pencitraan dihitung selisihnya sehingga didapatkan nilai sebagaimana
yang dapat dilihat pada kolom 3 tabel 4.2 Nilai ini kemudian digunakan untuk menghitung nilai
selisih lapangan kolimasi untuk masing – masing sumbu menggunakan persamaan ∆𝑋 =
|∆𝑋2 |+|∆𝑋1 | |∆𝑌1 |+|∆𝑌2 |
× 100 dan ∆𝑌 = × 100 . Sehingga didapatkan nilai selisih lapangan
100 100

kolimasi sumbu ∆𝑋 dan ∆𝑌 antara yang terukur di lapangan dan yang terukur melalui citra
berturut – turut adalah 1,6% dan 1,4% serta hasil penjumlahan nilai selisihnya adalah sebesar
3%. Jika mengacu pada nilai lolos uji selisih lapangan kolimasi yang diatur dalam Perka
BAPETEN Nomor 2 Tahun 2018, standar nilai yang lolos adalah jika nilai selsihnya ≤ 2% dan
jika selisihnya dijumlahkan hasilnya ≤ 3%. Maka dapat disimpulkan bahwa Pesawat Sinar-X
yang digunakan untuk pengujian ini berada dalam keadaan yang andal jika ditinjau dari selisih
nilai lapangan kolimasinya.

Yang terakhir adalah percobaan 3. Pada percobaan ini diuji ketegaklurusan berkas
radiasi yang dipancarkan oleh psawat sinar-X. Langkah – langkah persiapannya dilakukan
sekaligus bersama dengan percobaan 2 sehingga di percobaan 3 ini yang perlu diukur sebelum
melakukan ekposi hanya nilai tinggi tabung. Tinggi tabung yang terukur adalah sebesar 145
mm. Kemudian pada hasil eksposi, yang dilihat adalah jarak antara dua titik pada tabung yang
mana ddidapatkan nilainya adalah sebesar 2 mm. Nilai tinggi tabung dan jarak antara dua titik
ini kemudian digunakan untuk menghitung ketegaklurusan berkas radiasi menggunakan
Jarak Antara Dua Titik
persamaan tan−1 θ = . Hasil perhitungannya didapatkan nilai sudut
Tinggi Tabung

kemiringannya adalah sebesar 0,790º. Jika mengacu pada nilai lolos uji selisih lapangan
kolimasi yang diatur dalam Perka BAPETEN Nomor 2 Tahun 2018, standar nilai uji
ketegaklurusan berkas yang lolos adalah jika nilai selsihnya ≤ 3º. Maka dapat disimpulkan
bahwa Pesawat Sinar-X yang digunakan untuk pengujian ini berada dalam keadaan yang andal
jika ditinjau dari nilai hasil uji ketegaklurusan berkas radiasinya.
5.2 KESIMPULAN

1. Tingkat pencahayaan lapangan kolimasi yang terukur dalam praktikum ini adalah 157,7
lux yang mana nilai ini merupakan nilai lolos uji iluminasi sesuai dengan Peraturan
Kepala BAPETEN Nomor 2 Tahun 2018.
2. Nilai selisih antara lapangan kolimasi dan lapangan berkas sinar-X yang didapatkan
dalam praktikum ini adalah sebesar 1,6% untuk ∆𝑋 dan 1,4% untuk ∆𝑌 dan jika
dijumlahkan hasilnya adalah sebsar 3%. Nilai ini terhitung sebagai nilai lolos uji
ketegaklurusan berkas sesuai dengan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 2 Tahun
2018.
3. Dalam praktikum ini, berkas radiasi pesawat sinar-X terukur dan terhitung miring
sebanyak 0,790º yang mana nilai ini merupakan nilai uji ketegaklurusan berkas radiasi
sesuai dengan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 2 Tahun 2018.
DAFTAR PUSTAKA
Puspitasari, A. J., & Salam, M. (2021). Petunjuk Praktikum Instumentasi Medik Pesawat Sinar-
X. 2-4. Yogyakarta: STTN - BRIN.

Trikasjono, T., Marjanto, D., & Timorti, B. (2009). Analisis Keselamatan Pesawat Sinar-X di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Yogyakarta. 278-289.

eraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018
Tentang Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional.
LAMPIRAN

Hasil citra radiasi pesawat sinar-X

Anda mungkin juga menyukai