Anda di halaman 1dari 19

MODUL

PETUNJUK PRAKTIKUM LAB.


FISIKA RADIASI
TINGKAT I SEMESTER I

TIM PENGAJAR

1. Sri Mulyati, S.Si, MT


2. Siti Daryati, S.Si., M.Sc
3. M. Erfansyah, M.Tr.Id

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN


RADIOTERAPI SEMARANG

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019

1
MODUL PRAKTIKUM 1
ATENUASI (PERLEMAHAN SINAR-X)

I. TUJUAN PRAKTIKUM :
Untuk membuktikan adanya perlemahan intensitas sinar-X setelah menembus bahan
II. TEORI :
Intensitas sinar-X setelah menembus bahan akan mengalami 3 proses, yaitu : diserap,
dihamburkan dan diteruskan. Intensitas yang diteruskan (It) lebih kecil dari intensitas awal
(Io). Peristiwa ini dikenal dengan nama atenuasi (perlemahan) berkas sinar-X. Atenuasi
terdiri dari atenuasi linier dan atenuasi massa. Atenuasi linear adalah perlemahan akibat
ketebalan/volume bahan. Sedangkan atenuasi massa adalah perlemahan akibat kerapatan
/nomor atom bahan. Rumusnya adalah sbb:
It = Io . e-µx
dimana :
It = Intensitas setelah menembus bahan
Io = intensitas awal sebelum menembus bahan
µ = angka serap bahan (koofisien atenuasi)
x = tebal bahan
e = bilangan logaritma

III. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN:


1. Pesawat sinar-X
2. Survey meter Babyline 81
3. Phantom
4. Penyangga untuk menempatkan phantom
5. Alat tulis

2
IV. PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Catat data pesawat dan tabung sinar-X yang akan dilakukan uji coba
2. Susun alat percobaan seperti gambar dibawah ini:
Tabung sinar-X

Detektor
3. Atur Fokus Film Distance (FFD) 100 cm, dengan luas lapangan seluas obyek yang akan
diperiksa dan pusat berkas sinar diatur tepat pada chamber dosimeter
4. Tentukan faktor eksposi sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan (contoh
thoraks : 55 kV, 12 mAs)
5. Untuk mendapatkan Intensitas awal (Io) lakukan eksposi tanpa ada phantom , kemudian
catat hasil pengukurannya
6. Untuk mendapatkan Intensitas setelah mengenai pasien (It) lakukan eksposi dengan
menempatkan phantom (sesuai gambar dibawah ), kemudian catat hasil pengukurannya
Tabung sinar X

Phantom
Detektor
7. Setelah mendapatkan nilai Io dan It , ukur ketebalan obyek dengan menggunakan
meteran dan hitung nilai koofisien serap linear dengan persamaan di atas.
8. Selanjutnya ulangi 1 -6 dengan menggunakan obyek yang berbeda

3
9. Data yang diperoleh kemudian masukkan tabel berikut :
Intensitas Sbl Intensitas Stl Koofisien
Jenis Tebal (x)
No mengenai bahan mengenai bahan serap liniear
pemeriksaan cm
(Io) (It) (µ) cm-1
1 Antebrachi

2. Thoraks

3. Kepala , dll

10. Analisa hasil yang ada

4
MODUL PRAKTIKUM 2
KUANTITAS (INTENSITAS) SINAR-X

I. TUJUAN PRAKTIKUM :
Praktikum ini untuk mengetahui kuantitas (intensitas) Sinar-X
II. TEORI :
Kuantitas atau yang biasa disebut dengan intensitas sinar-X adalah jumlah/
/banyaknya sinar-X yang dikeluarkan oleh tabung sinar-X .
Kuantitas atau intensitas sinar-X dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu :
a. mAs (milliampere –second)
b. kV ( Kilovoltage)
c. Jarak
d. Filtrasi

A. Pengaruh mAs terhadap kuantitas sinar-X


Jika mA dinaikkan maka jumlah elektron yang terbentuk pada filamen (katoda) akan
bertambah sehingga elektron yang bergerak menuju target juga meningkat.
Hubungan matematiknya :
I 1 mAs1

I 2 mAs2
Dimana :
I adalah intensitas sinar-X (mR atau mGy)
mAs adalah arus tabung x waktu eksposi (mAs)

B. Pengaruh kV terhadap kuantitas sinar-X


Jika kV dinaikkan maka beda potensial yang dihasilkan akan meningkat, sehingga
kuantitas sinar-X yang dihasilkan juga meningkat

5
Hubungan matematis :
I 1 (kV1 ) 2

I 2 ( kV2 ) 2
Dimana :
I adalah intensitas sinar-X (mR atau mGy)
V adalah beda potensial (kV)

Makin tinggi tegangan tabung akan dihasilkan panjang gelombang yang lebih pendek
sehingga daya tembusnya besar
Pengaruh kV terhadap kuantitas sinar-X :
1. Atur faktor eksposi pada kV 55 dan mAs 10, kemudian lakukan eksposi dan ukur
hasilnya dengan menggunakan survey meter
2. Selanjutkan atur faktor eksposi dengan kV dinaikkan menjadi 70 kV, mAs tetap , lalu
lakukan eksposi dan ukur hasilnya
3. Lakukan analisis hasil ukur
Peningkatan tegangan tabung akan menghasilkan spektrum dengan intensitas dan energi
yang semakin tinggi
1. Peningkatan intensitas dan energi akan meningkatkan efektifitas energi foton, jadi
akan meningkatkan kemampuan foton menembus bahan
2. Pada pengaturan kV semakin tinggi kualitas ; kemampuan menembus semakin besar

C. Pengaruh jarak terhadap kuantitas sinar-X


Perubahan jarak akan mengakibatkan perubahan pada intensitas :
1. Jika jarak meningkat maka kuantitas akan menurun atau dengan kata lain
2. Peningkatan jarak akan mengurangi kuantitas sinar-X
Pengaruh jarak terhadap kuantitas sinar-X
1. Jarak yang dimaksud adalah jarak antara fokus dengan film (FFD)
2. Perubahan FFD akan merubah intensitas radiasi

Hubungan matematis :

6
2
I1 d 2

I 2 d 12
Dimana :
d adalah Jarak fokus ke film (cm)
I adalah Intensitas sinar-X (mR atau mGy)

D. Pengaruh Filtrasi terhadap kuantitas sinar-X


Penggunaan filtrasi akan mengurangi kuantitas sinar-X yang dihasilkan.
Penambahan filtrasi yang digunakan berfungsi untuk mengurangi sinar-X yang memiliki
panjang gelombnag yang panjang sehingga dapat mengurangi dosis radiasi yang diterima
pasien

III. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN:


1. Pesawat sinar-X
2. Survey meter Babyline 81
3. Meteran
4. Alat tulis

IV. PROSEDUR PERCOBAAN :


A. Pengaruh mAs terhadap kuantitas sinar-X
1. Atur faktor eksposi pada kV 70 dan mAs 10, kemudian lakukan eksposi dan ukur
hasilnya dengan menggunakan survey meter
2. Selanjutkan atur faktor eksposi dengan kV yang sama, mAs dinaikkan menjadi 10
mAs , lalu lakukan eksposi dam ukur hasilnya
3. Lakukan analisis hasil ukur

B. Pengaruh kV terhadap kuantitas sinar-X


7
1. Atur faktor eksposi pada kV 55 dan mAs 10, kemudian lakukan eksposi dan ukur
hasilnya dengan menggunakan survey meter
2. Selanjutkan atur faktor eksposi dengan kV dinaikkan menjadi 70 kV, mAs tetap , lalu
lakukan eksposi dam ukur hasilnya
3. Lakukan analisis hasil ukur
C. Pengaruh Jarak terhadap kuantitas sinar-X
1. Atur faktor eksposi pada kV 70 dan mAs 10, dengan FFD 100 cm, kemudian lakukan
eksposi dan catat hasil ukur dengan menggunakan survey meter
2. Selanjutkan dengan faktor eksposi yang sama FFD diturunkan menjadi 90 cm ,
kemudian catat hasil ukur
3. Lakukan analisis hasil ukur

MODUL PRAKTIKUM 3
Kualitas (Daya tembus) Sinar X
8
I. TUJUAN PRAKTIKUM :
Menentukan Half Value Layer (HVL) dengan bahan Alumunium (Al) dan Tembaga (Cu)
II. TEORI :
Berkas sinar-X dapat menembus tubuh pasien, sebagian besar sinar-X yang berenergi
rendah diserap oleh tubuh pasien pada beberapa cm di permukaan kulit, dan hanya sinar-X
yang berenergi tinggi yang mampu menembus tubuh pasien untuk membentuk gambaran
radiografi. Karena dosis pasien dipengaruhi oleh jumlah sinar-X yang diserap, maka
beberapa cm jaringan tubuh menerima radiasi lebih banyak. Jaringan / tissue dapat
dilindungi dari penyerapan energi rendah dari berkas sinar-X sebelum berkas tersebut
mengenai pasien dengan menggunakan/meletakkan bahan material diantara pasien dan
tabung sinar-X . Filter biasanya berasal dari lempengan logam dan fungsi pokoknya di
dalam radiologi diagnostik adalah menekan dosis pasien yang berasal dari berkas sinar-X
berenergi rendah.
Half Value Layer (HVL) merupakan satuan dari kualitas sinar- X. Nilai HVL adalah
ketebalan material yang mampu mereduksi intensitas sinar-X menjadi ½ dari intensitas
mula-mula. Reduksi berkas sinar-X oleh bahan/filter terutama diharapkan terjadi pada sinar-
X dengan energi rendah. Tiap-tiap jenis bahan/filter memiliki nilai HVL masing-masing.
Dalam penggunaan sinar-X diagnostik nilai HVL bahan Alumunium adalah 3-5 mmAl
setara dengan 4-8 cm soft tissue. Intensitas sinar- X setelah menembus bahan akan
berkurang berdasarkan persamaan eksponensional :

It = Io . e-µx
dimana :
It = Intensitas setelah menembus bahan
9
Io = intensitas awal sebelum menembus bahan
µ = angka serap bahan (koofisien atenuasi)
x = tebal bahan
e = bilangan logaritma

Agar It = ½ Io maka diperlukan ketebalan material (x) = 1 HVL sehingga bila


disubstitusikan dalam rumus adalah sbb :
It = Io . e-µx
½ Io = Io . e-µx x = HVL
½ = e-µ.HVL
ln1 - ln 2 = e-µ.HVL
0 – 0,693 = µ. HVL
-0,693 = µ. HVL
HVL = 0,693/ µ
Semakin besar nilai HVL maka akan semakin tinggi berkas sinar-X yang diserap.
Filter tambahan dihasilkan dari bahan penyerap yang diletakkan pada jalur berkas sinar.
Idealnya bahan filter, menyerap semua foton energi rendah dan meneruskan semua energi
tinggi. Pemilihan bahan filter pada prinsipnya pada bahan yang mampu menyerap sinar-X
dengan energi rendah.
Alumunium dan tembaga biasanya merupakan bahan filter yang sering digunakan
pada bidang radiologi dignostik

Tabel 1. Jenis bahan filter untuk variasi tegangan seperti tabel berikut :
______________________________________________________________+
Tegangan Jenis Bahan Filter
______________________________________________________________
30 – 120 kV Alumunium
100 – 250 kV Tembaga
10
200 – 600 kV Timah
600 – 2 MV Pb
>2 MV -
______________________________________________________________

Tabel 2. Prosentase Penyerapan Radiasi oleh Filter


______________________________________________________________
Energy Photons Penyerapan Photons (%)
1 mm 2 mm 3 mm 4 mm
_____________________________________________________________________
10 100 100 100 100
20 58 82 92 100
30 24 42 56 93
40 12 23 32 73
50 8 16 22 57
60 6 12 18 48
80 5 10 14 48
100 4 8 12 35
_____________________________________________________________________

Dewan Nasional Proteksi Radiasi dan pengukuran (National Council on Radiation


Protection and Measurenment) memberikan rekomendasi sebagai pedoman menggunakan
total filtrasi pada radiologi diagnostik (Inherent dan additional filter), sbb :

Tabel 3. Penggunaan totak Filtrasi pada kVp

kVp Total Filtrasi


< 50 kVp 0,5 mm Al
50 – 70 kVp 1,5 mm Al
 70 kVp 2,5 mm Al
______________________________________________________________________________

Tabel 4. Ketentuan penambahan filter dan besarnya nilai HVL

Tegangan Tabung Additional Filter HVL


80 kV 0 3,2 mm Al
2,0 mm Al 4,4 mm Al
200 kV 0 0,7 mm Cu

11
15 mm Al 1,4 mm Cu
1,5 mm Cu 1,6 mm Cu
Gabungan Sn-Cu-Al 2,0 mm Cu
0,2 mm Pb 1,2 mm Cu
1000 kV 0 4,4 mm Pb
5 mm Pb 5,0 mm Pb

Menurut Biro Kesehatan untuk Radiologi nilai HVL untuk unit radiologi pada berbagai
tingkat tegangan tabung seperti berikut ini :

Tabel 5. Nilai HVL dari berbagai tingkat tegangan tabung

Tegangan Tabung (kVp) HVL HVL


Untuk unit Radiografi Untuk dental unit
30 0,3 1,5

40 0,4 1,5
49 0,5 1,5
50 1,2 1,5
60 1,3 1,5
70 1,5 1,5
71 2,1 2,1
80 2,3 2,3
90 2,5 2,5
100 2,7 2,7
110 3,0 3,0
120 3,2 3,2
130 3,5 3,5
140 3,8 3,8
150 3,1 3,1

III. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN:


1. Pesawat sinar-X
2. Survey meter babyline 81
3. Lembaran Alumunium (Al)
4. Lembaran Tembaga (Cu)
5. Meteran
6. Penyangga filter (Filter Stand)
7. Alat tulis

IV. PROSEDUR PERCOBAAN :


1. Catat data pesawat dan tabung sinar-X yang akan dilakukan uji coba
2. Susun alat percobaan seperti gambar dibawah ini:
12
Tabung sinar-X

Filter
Detektor Survey meter
3. Atur Fokus Film Distance (FFD) 100 cm, dengan luas lapangan seluas lapangan detektor
survey meter, dan pusat berkas sinar-X diatur tepat pada detektor survey meter
4. Tentukan faktor eksposi pada kV 85 dengan mAs 30
5. Lakukan eksposi dan catat hasil pengukurannya
6. Tempatkan Al dengan ketebalan 0,22 mm, lalu lakukan eksposi dan catat hasil
pengukurannya.
7. Ulangi langkah no 4 sampai dengan intensitas menjadi setengah dari intensitas mula-
mula
8. Ulangi dengan mengganti filter Cu seperti langkah di atas
9. Buatlah grafik hubungan antara intensitas dengan ketebalan filter Al dan Cu dengan dosis
radiasi untuk mendapatkan nilai HVL

Tebal Pengukuran Paparan sinar-X (mR)


Alumunium Transmisi Intensitas
No
dan Cu Sinar-X (%)
I II III Mean
(mm)
1 Non Filter
2. 0,22
13
3. 0,44
4. 0,66
5. 0,88
6. 1,10
7. 1.32
8. 1,54
9. 1,76
10. 1,98
11. 2,20
12. 2,42
13. 2,64
14. 2,86
15. 3,08

10. Data yang diperoleh kemudian masukkan tabel berikut :


No Tebal filter (mm ) Intensitas paparan radiasi (mR) Log Intensitas
1
2
3
4
5
6
7
8

11. Plot data diatas pada kertas grafik / dengan soft ware excell
12. Buat persamaan regresinya
13. Analisa hasil pengukuran filter

MODUL IV
PENGUKURAN HVL DENGAN VARIASI TEGANGAN TABUNG (KV)

I. TUJUAN PRAKTIKUM :
14
Menentukan Half Value Layer (HVL) dengan bahan Alumunium (AL) dengan melakukan
variasi tegangan tabung.
II. TEORI :
Half Value Layer (HVL) merupakan satuan dari kualitas sinar- X. Nilai HVL adalah
ketebalan material yang mampu mereduksi intensitas sinar-X menjadi ½ dari intensitas
mula-mula. Reduksi berkas sinar-X oleh bahan/filter terutama diharapkan terjadi pada sinar-
X dengan energi rendah. Tiap-tiap jenis bahan/filter memiliki nilai HVL masing-masing.
Dalam penggunaan sinar-X diagnostik nilai HVL bahan Alumunium adalah 3-5 mmAl
setara dengan 4-8 cm soft tissue. Intensitas sinar- X setelah menembus bahan akan
berkurang berdasarkan persamaan eksponensional :
It = Io . e-µx
dimana :
It = Intensitas setelah menembus bahan
Io = intensitas awal sebelum menembus bahan
µ = angka serap bahan (koofisien atenuasi)
x = tebal bahan
e = bilangan logaritma

Agar It = ½ Io maka diperlukan ketebalan material (x) = 1 HVL sehingga bila


disubstitusikan dalam rumus adalah sbb :
It = Io . e-µx
½ Io = Io . e-µx x = HVL
½ = e-µ.HVL
ln1 - ln 2 = e-µ.HVL
0 – 0,693 = µ. HVL
-0,693 = µ. HVL
HVL = 0,693/ µ
Semakin besar nilai HVL maka akan semakin tinggi berkas sinar-X yang diserap.
Filter tambahan dihasilkan dari bahan penyerap yang diletakkan pada jalur berkas sinar.
Idealnya bahan filter, menyerap semua foton energi rendah dan meneruskan semua energi
tinggi. Pemilihan bahan filter Alumunium pada prinsipnya pada bahan yang mampu
menyerap sinar-X dengan energi rendah.
Tabel 1. Jenis bahan filter untuk variasi tegangan seperti tabel berikut :
15
______________________________________________________________+
Tegangan Jenis Bahan Filter
______________________________________________________________
30 – 120 kV Alumunium
100 – 250 kV Tembaga
200 – 600 kV Timah
600 – 2 MV Pb
>2 MV -
______________________________________________________________

Tabel 2. Prosentase Penyerapan Radiasi oleh Filter


______________________________________________________________
Energy Photons Penyerapan Photons (%)
1 mm 2 mm 3 mm 4 mm
_____________________________________________________________________
10 100 100 100 100
20 58 82 92 100
30 24 42 56 93
40 12 23 32 73
50 8 16 22 57
60 6 12 18 48
80 5 10 14 48
100 4 8 12 35
_____________________________________________________________________

Dewan Nasional Proteksi Radiasi dan pengukuran (National Council on Radiation


Protection and Measurenment) memberikan rekomendasi sebagai pedoman menggunakan
total filtrasi pada radiologi diagnostik (Inherent dan additional filter), sbb :
Tabel 3. Penggunaan totak Filtrasi pada kVp

kVp Total Filtrasi


< 50 kVp 0,5 mm Al
51 – 70 kVp 1,5 mm Al
 70 kVp 2,5 mm Al
______________________________________________________________________________
Menurut Biro Kesehatan untuk Radiologi nilai HVL untuk unit radiologi pada berbagai
tingkat tegangan tabung seperti berikut ini :

Tabel 4. Nilai HVL dari berbagai tingkat tegangan tabung

Tegangan Tabung (kVp) HVL HVL


Untuk unit Radiografi Untuk dental unit
30 0,3 1,5

40 0,4 1,5
49 0,5 1,5
16
50 1,2 1,5
60 1,3 1,5
70 1,5 1,5
71 2,1 2,1
80 2,3 2,3
90 2,5 2,5
100 2,7 2,7
110 3,0 3,0
120 3,2 3,2
130 3,5 3,5
140 3,8 3,8
150 3,1 3,1

III. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN:


1. Pesawat sinar-X dengan variasi tegangan tabung
2. Survey meter babyline 81
3. Lembaran Alumunium (Al)
4. Meteran
5. Penyangga filter (Filter Stand)
6. Alat tulis

IV. PROSEDUR PERCOBAAN :


1. Catat data pesawat dan tabung sinar-X yang akan dilakukan uji coba
2. Susun alat percobaan seperti gambar dibawah ini:

Tabung sinar-X

Filter

17
Detektor Survey meter
3. Atur Fokus Film Distance (FFD) 100 cm, dengan luas lapangan seluas lapangan
detektor survey meter, dan pusat berkas sinar-X diatur tepat pada detektor survey
meter
4. Tentukan faktor eksposi pada kV 50 dengan mAs 10
5. Lakukan eksposi dan catat hasil pengukurannya
6. Tempatkan Al dengan ketebalan 0,22 mm, lalu lakukan eksposi dan catat hasil
pengukurannya.
7. Ulangi langkah no 4 sampai dengan intensitas menjadi setengah dari intensitas mula-
mula
8. Ulangi dengan setting kV yang berbeda yaitu kV 60 seperti langkah di atas
9. Buatlah grafik hubungan antara intensitas dengan ketebalan filter Al dengan dosis
radiasi untuk mendapatkan nilai HVL
Tebal Pengukuran Paparan sinar-X (mR)
Transmisi Intensitas
No Alumunium
Sinar-X (%)
(mm) I II III Mean
1 Non Filter
2. 0,22
3. 0,44
4. 0,66
5. 0,88
6. 1,10
7. 1.32
8. 1,54
9. 1,76
10. 1,98
11. 2,20
12. 2,42

Tebal Pengukuran Paparan sinar-X (mR)


Transmisi Intensitas
No Alumunium
Sinar-X (%)
(mm) I II III Mean
13. 13. 2,64
14. 14. 2,86
15. 15. 3,08

14. Data yang diperoleh kemudian masukkan tabel berikut :

18
No Tebal filter (mm ) Intensitas paparan radiasi (mR) Log Intensitas
1
2
3
4
5
6
7
8

15. Plot data diatas pada kertas grafik / dengan soft ware excell
16. Buat persamaan regresinya
17. Analisa hasil pengukuran filter

19

Anda mungkin juga menyukai