Anda di halaman 1dari 33

Program proteksi radiasi

DISAMPAIKAN PADA
CAPACITY BUILDING RADIOLOGY
RSUD BAJAWA TAHUN 2016

MOCHAMAD SYAFI’IE, Amd. Rad


Radiografer dan PPR pada
RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
Pemahaman Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi

• Terminologi keselamatan radiasi atau keselamatan radiologik dan proteksi


radiasi atau proteksi radiologik sering digunakan dan pemahamannya
dipertukarkan.
• Contoh : Petugas Proteksi Radiasi (Radiation Protection Officer) atau Petugas
Keselamatan Radiasi (Radiation Safety Officer).
“Proteksi radiasi berhubungan dengan pembatasan dosis radiasi”
“Keselamatan radiasi berhubungan dengan mengurangi potensi
kecelakaan”.
• Keselamatan radiasi hanya bagian dari keselamatan secara keseluruhan.
Definisi Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi

 Proteksi Radiasi :
 Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh
 radiasi yang merusak.

 Keselamatan Radiasi :
 Tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja,
 anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya
 radiasi.
 (PP No. 33/2007 pasal 1)
Definisi Proteksi Radiasi dan
Keselamatan Radiasi
 Program Proteksi Radiasi :
Tindakan sistematis dan terencana untuk melindungi pekerja, anggota
masyarakat,dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi

 (PP No. 29/2008 pasal 1 angka 7)


LATAR BELAKANG (1)
• Rekomendasi International Atomic Energy Agency (IAEA) : tiap negara sebagai
anggota IAEA menerapkan GSR part 3/2011 (revisi Basic Safety Standard (BSS)
No.115/1996) dengan mengharmonisasi peraturan secara internasional.
• Badan Pengawas dari tiap negara mengharuskan pemohon izin menyusun
Program Proteksi Radiasi (Radiation Protection Program) atau Program Proteksi
& Keselamatan Radiasi (Radiation Protection & Safety Programme) sesuai
rekomendasi IAEA tesebut.
• Pemegang Izin harus menyadari persyaratan utama GSR part 3/2011 dan
mengerti mekanisme untuk membatasi paparan.
• Pemegang Izin tersebut tidak dapat melepaskan tanggung jawabnya kepada
Badan Pengawas atau pihak lain.
LATAR BELAKANG (2)
• PP No. 33/2007, pasal 6 ayat (2), salah satu tanggung jawab
Pemegang Izin : menyusun, mengembangkan, melaksankan dan
mendokumentasikan Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi yang
dibuat berdasarkan sifat dan risiko untuk setiap pelaksanaan
pemanfaatan tenaga nuklir.
• PP No. 29/2008, pasal 14 ayat (1) huruf (d), salah satu persyaratan
teknis untuk memperoleh izin pemanfaatan.
LATAR BELAKANG (3)
PerkaBAPETEN No. 4/2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam
Pemanfaatan Tenaga Nuklir
• Pasal 4 ayat (1) huruf (b): PI bertanggung jawab menyusun, mengembangkan,
melaksanakan, dan mendokumentasikan Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi (PP&KR).
• Pasal 7 huruf (a); (b); (c) dan (f) PPR bertanggung jawab:
• mengawasi pelaksanaan PP&KR
• mengkaji ulang efektivitas penerapan PP&KR
• memberikan instruksi teknis dan administratif secara lisan atau tertulis kepada PR tentang pelaksanaan PP&KR
• Pasal 8 huruf (f) PR bertanggung jawab:
• menyampaikan masukan kepada PPR mengenai kendala dan situasi yang mempengaruhi pelaksanaan PP&KR
LATAR BELAKANG (4)

Perka BAPETEN No. 8/2011


• Pasal 6 ayat (1) huruf (c) angka 8: persyaratan izin penggunaan
pesawat sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional
Pendahuluan
 Radiasi merupakan bahan yang telah dan akan
selalu berada di lingkungan
 Radiasi: aliran energi yang bergerak melintasi
ruang dan waktu
 Radiasi pengion: gelombang elektromagnetik
atau partikel bermuatan yang mampu meng-
ionisasi materi yang dilintasinya
 Radiasi non-pengion: radiasi yang tidak memiliki
energi yang cukup untuk mengionisasi atom

9
Pendahuluan2
Pengion Non-pengion
mengionkan [melepaskan elektron Energi tidak cukup untuk
dari] atom mengionkan atom

10
Pendahuluan3

 Proteksi Radiasi: tindakan yang dilakukan untuk melindungi


makhluk hidup dan lingkungannya dari efek pajanan radiasi
 Proteksi Radiasi (PP33/2007): tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat
paparan radiasi
 Keselamatan Radiasi: tindakan yang dilakukan untuk
mengendalikan sumber radiasi dalam rangka memberikan
perlindungan bagi makhluk hidup dan lingkungannya dari
efek pajanan radiasi
 Keselamatan Radiasi (PP33/2007): tindakan yang dilakukan
untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan
lingkungan hidup dari bahaya radiasi
11
Landasan Hukum Proteksi Radiasi

 UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran


pasal 16 ayat (1): Setiap kegiatan yang berkaitan
dengan pemanfaatan tenaga nuklir wajib memperhati-
kan keselamatan, keamanan, dan ketenteraman,
kesehatan pekerja dan anggota masyaakat, serta
perlindungan terhadap lingkungan hidup

 PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi


Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif
 Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga
Nuklir
 Intervensi
 Keamanan Sumber Radioaktif
 Inspeksi
 Sanksi Administratif
12
Landasan Hukum Proteksi Radiasi 2

 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 4


Tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi
dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir:
Bab I: Ketentuan umum
Bab II: Penanggung jawab keselamatan radiasi
Bab III: Penerapan persyaratan proteksi radiasi
Bab IV: Program proteksi radiasi dan keselamatan radiasi
Lampiran I: Penentuan dosis efektif
Lampiran II: Sistematika program proteksi dan kesela-
matan radiasi

13
Landasan Hukum Proteksi Radiasi 4

Dari sisi teknis pelayanan, Menteri Kesehatan telah mengeluarkan beberapa Keputusan dan Peraturan
yang terkait dengan diagnostik sebagai berikut:
• Peraturan Menteri Kesehatan No. 780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
[Lampiran kemudian diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.
410/MENKES/SK/III/2010].
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 1250/MENKES/SK/XII/2009 tentang
Pedoman Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik.
• Peraturan Menteri Kesehatan No. 1248/MENKES/PER/XII/2009 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Siklotron di Rumah Sakit.
• Peraturan Menteri Kesehatan No. 1249/MENKES/PER/XII/2009 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kedokteran Nuklir Dengan Menggunakan Alat
PET-CT di Rumah Sakit.

14
Prinsip Proteksi Radiasi
 Pembenaran (justifikasi):
Tidak ada penggunaan sumber yang diizinkan jika tidak menghasilkan
manfaat yang positif, dan manfaat tersebut harus lebih besar dari risiko yang
ditimbulkan
 Optimisasi:
Pajanan radiasi harus ditekan serendah-rendahnya yang dapat dicapai,
dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial
 Limitasi Dosis:
Dosis yang diterima individu tidak boleh melebihi batas
yang ditetapkan

15
Prinsip Proteksi Radiasi 2
Pembenaran (justifikasi):
Tiga tingkat prinsip pembenaran:
♦ Tingkat I : penggunaan radiasi di medik diterima sebagai memberikan lebih banyak
manfaat dibanding bahayanya bagi pasien  tidak dipertanyakan lagi
♦ Tingkat II: prosedur tertentu dengan tujuan tertentu harus dapat dibenarkan  apakah
prosedur radiologik akan memperbaiki diagnosis atau pengobatan, atau akan
memberikan informasi yang cukup mengenai individu yang disinari.
♦ Tingkat III: aplikasi prosedur pada seorang pasien harus benar-benar dapat dibenarkan
 aplikasi khusus harus dinilai apakah akan lebih memberikan manfaat dibanding
bahaya bagi seorang pasien

16
Prinsip Proteksi Radiasi 3
Pembenaran (justifikasi)2:
♦ Pada prakteknya, pembenaran dikaji sejak awal dengan memperhitungkan tujuan khusus
penyinaran dan karakteristik individu yang disinari dengan melibatkan baik dokter yang
memberikan rujukan maupun dokter spesialis radiologinya.
♦ Penting pula untuk mempertimbangkan teknik alternatif yang tidak menggunakan radiasi pengion
seperti ultrasound atau MRI.
♦ Referral criteria/guidelines merupakan pedoman bagi dokter pemberi rujukan dalam
mengidentifikasi pemeriksaan radiologik yang tepat untuk pasien dan kondisi tertentu
♦ Pastikan apakah telah ada pemeriksaan yang sama sebelumnya
 Beberapa pemeriksaan medik tidak dapat dibenarkan
(mis. untuk tujuan kerja, legal, asuransi kesehatan) kecuali skrining sinar-X-dada di daerah
prevalen TB, mammografi di negara insidensi kanker payudara tinggi

17
Prinsip Proteksi Radiasi 4
Optimisasi:
♦ Dosis pasien harus dijaga seminimum mungkin sambil tetap memperoleh citra
medik yang diinginkan.
♦ Optimisasi proteksi bukan berarti pengurangan dosis;
faktor penentu optimisasi sebenarnya adalah informasi diagnostik, dan bukan
kualitas citra.
♦ Citra yang optimum diperoleh berdasar karakteristik reseptor citra, pasien dan
tujuan pemeriksaan radiologik.
♦ ICRP merekomendasikan digunakannya tingkat panduan paparan medik untuk
membantu proses optimisasi proteksi dalam kaitannya dengan penerimaan dosis
oleh pasien

18
Prinsip Proteksi Radiasi 5
Optimisasi:
♦ Dosis pasien harus dijaga seminimum mungkin sambil tetap memperoleh citra
medik yang diinginkan.
♦ Optimisasi proteksi bukan berarti pengurangan dosis;
faktor penentu optimisasi sebenarnya adalah informasi diagnostik, dan bukan
kualitas citra.
♦ Citra yang optimum diperoleh berdasar karakteristik reseptor citra, pasien dan
tujuan pemeriksaan radiologik.
♦ ICRP merekomendasikan digunakannya tingkat panduan paparan medik untuk
membantu proses optimisasi proteksi dalam kaitannya dengan penerimaan dosis
oleh pasien

19
Prinsip Proteksi Radiasi 6
Limitasi dosis:
Nilai Batas Dosis
Pekerja radiasi Masyarakat Umum
Dosis Efektif 20 mSv/th1 1 mSv/th2
Dosis Tara Tahunan:
- Lensa mata 20 mSv 15 mSv
- Kulit3 500 mSv 50 mSv
- Tangan atau kaki 500 mSv -

1 Dengan ketentuan tambahan bahwa dosis efektif tidak melampaui 50 mSv dalam satu
tahun tertentu. Pembatasan lebih lanjut berlaku untuk pajanan kerja bagi wanita hamil (1
mSv janin).
2 Dalam keadaan khusus, nilai dosis efektif yang lebih tinggi dapat diijinkan dalam satu

tahun, asal rata-rata selama 5 tahun tidak melebihi 1 mSv per tahun.
3 Dirata-ratakan pada daerah kulit seluas 1 cm2 di daerah kulit yang mana pun juga.

20
Persyaratan Proteksi Radiasi

Persyaratan utama:
 Persyaratan administratif: Perizinan, Inspeksi,
Sertifikasi Personil
 Persyaratan Proteksi Radiasi: Memenuhi Prinsip
Pembenaran, Optimisasi dan Nilai Batas Dosis
 Persyaratan Manajemen: Komitmen Manajemen,
Pernyataan Kebijakan, Organisasi dan Tanggung
Jawab, Jaminan Mutu, SDM

21
Persyaratan Proteksi Radiasi 2

Persyaratan Radiologi Diagnostik


Keselamatan Peralatan dan Fasilitas

 Desain peralatan medik radiasi: memenuhi standar IEC/ISO


 Fasilitas ruangan: dinding penahan radiasi, kemudahan
operator mengawasi pasien, tanda radiasi, lampu peringatan
radiasi
 Pemeliharaan: prosedur masuk ke dalam program jaminan
mutu, keselamatan listrik dan mekanik

Keselamatan Publik
 Pengendalian akses, kunci ruangan, desain tebal dinding
 Pemantauan pajanan publik: pemantauan radiasi di luar
dinding ruangan

22
Persyaratan Proteksi Radiasi 3

Persyaratan Radiologi Diagnostik2


Keselamatan Pekerja
 Tanggung jawab pemegang izin, pekerja
 Penggunaan penghambat dosis untuk optimisasi proteksi
 Memberitahukan kehamilan
 Klasifikasi daerah pengendalian dan daerah pengawasan
 Peraturan dan pengawasan setempat
 Perlengkapan dan alat protektif: apron Pb, pelindung thyroid,
pelindung mata, sarung tangan
 Pemantauan individu dan pengkajian pajanan
 Pemantauan daerah kerja
 Rekaman dosis daerah kerja, dosis pekerja

23
Persyaratan Proteksi Radiasi 4

Persyaratan Radiologi Diagnostik3


Keselamatan Pasien

 Pembenaran: perbandingan manfaat vs kerugian dari teknik radiasi


dengan teknik alternatif tanpa radiasi
 Optimisasi: pajanan pasien minimum namun tujuan diagnostik
tercapai, alat ukur terkalibrasi, pengkajian dosis pasien, jaminan
mutu
 Tingkat panduan: indikasi dosis untuk pasien ukuran rata-rata
 Penghambat dosis: untuk relawan riset, pendamping pasien
 Penyelidikan pajanan kerja akibat kecelakaan
 Rekaman dosis pasien

24
Persyaratan Proteksi Radiasi 5

Persyaratan Radiologi Diagnostik4


Dosis Pasien

♦ Dosis pasien menjadi topik proteksi radiasi sejak berkembangnya CT dan


intervensional
♦ Dosis kumulatif dari CT bervariasi hingga 100 mSv – 1 Sv
♦ Eritema dan luka pada kulit teramati setelah penyinaran CT dan intervensional
→ dosis pasien perlu dirunut dan dikaji
♦ IAEA memulai proyek ‘Smart Card’ tahun 2006 untuk merunut riwayat paparan
pasien
♦ Tahun 2008 nama proyek menjadi ‘SmartCard/SmartRadTrack’

25
Persyaratan Proteksi Radiasi 6

Persyaratan Radiologi Diagnostik5


Dosis Pasien2
Beberapa kemungkinan pelaksanaan proyek:
♦ kartu elektronik
♦ digital signature untuk akses data online
♦ terpadu dalam sistem e-Health
♦ dicatat dalam kartu/paspor radiasi

Beberapa isu dan hambatan terkait penerapan:


 dampak pencatatan dosis pada sistem asuransi kesehatan
 komunikasi risiko (penanggung jawab/jubir risiko radiasi)
 kerahasiaan pasien (persetujuan pasien?)
 siapa yg memiliki akses ke data (pasien, badan pengawas?)
 apa yg direkam (indeks dosis, data pasien, dokter?)
 siapa yg membayar (RS, asuransi?)
26
TUJUAN :
• menunjukkan tanggung jawab manajemen dalam Proteksi dan
Keselamatan Radiasi a.l. melalui:
• penerapan struktur manajemen;
• kebijakan;
• prosedur

–sesuai dengan sifat dan tingkat risiko pemanfaatan tenaga


nuklir.
Pada bagian penjelasan pasal 14 ayat (1) huruf (d) PP No. 29 Tahun
2008 diuraikan bahwa Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi
antara lain berisi tentang:
a. penyelenggara keselamatan radiasi;
b. personil yang bekerja di fasilitas atau instalasi;
c. pembagian daerah kerja;
d. pemantauan paparan radiasi dan/atau kontaminasi radioaktif di
daerah kerja;
e. pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas atau instalasi;
dan/atau
f. Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat.
PROGRAM PROTEKSI DAN
KESELAMATAN RADIASI
• Sesuai kebijakan pimpinan BAPETEN melalui sistem perizinan, Program
Proteksi dan Keselamatan Radiasi tidak perlu disetujui oleh BAPETEN.
• Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi disusun oleh Petugas Proteksi
Radiasi sesuai Sistematika Perka BAPETEN untuk masing-masing tujuan
penggunaan. Sebagian isi Petunjuk Pelaksanaan Kerja (Juklak) dapat
digunakan untuk menyusun Program.
• Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi sangat terbuka untuk
dikembangkan dan dimutakhirkan secara periodik sesuai situasi dan kondisi
baik atas inisiatif pihak pengguna sendiri maupun berdasarkan masukan yang
disampaikan oleh BAPETEN, antara lain melalui inspektur pada saat
pelaksanaan inspeksi.
Sistematika Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi
Radiologi Diagnostik dan Intervensional
(Perka BAPETEN No. 08/ 2011)
BAB I. PENDAHULUAN
– I.1. Latar Belakang
– I.2. Tujuan
– I.3. Ruang Lingkup
– I.4. Definisi

BAB II. ORGANISASI PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI


– II.1. Struktur Organisasi
– II.2. Tanggung Jawab
– II.3. Pelatihan
BAB III. DESKRIPSI FASILITAS, PESAWAT SINAR-X DAN PERALATAN PENUNJANG DAN
PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI
– III.1. Deskripsi Fasilitas
– III.2. Deskripsi Pesawat sinar-X dan Peralatan Penunjang
– III.3. Deskripsi Pembagian Daerah Kerja
– III.4. Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi

BAB IV. PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI


– IV.1. Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Operasi Normal
– IV.1.1. Pengoperasian Pesawat Sinar-X
– IV.1.2. Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Personil
– IV.1.3. Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien
– IV.1.4. Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk
Pendamping Pasien
– IV.2. Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat
• BAB V. REKAMAN DAN LAPORAN
• V.1. Keadaan Operasional Normal
• V.2. Keadaan Darurat
33

Anda mungkin juga menyukai