Disampaikan pada Workshop Pelayanan Radiologi, Hotel Syilvia, Kupang, 27 Agustus 2018
1
SISTEMATIKA PENYAJIAN
Dukungan Regulasi
2
REGULASI 1)
1. UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran
2. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
3. UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit
4. UU No. 23/2014 tentang Pemerintah Daerah
5. UU No. 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. PP No. 33/2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keselamatan Sumber Radioaktif
7. PP No. 29/2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir
8. PP No. 47/2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
9. Permenkes No. 780/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi
10. Permenkes No. 1248/2009 tentang penyelenggaraan pelayanan siklotron di Rumah Sakit
11. Permenkes No. 1249/2009 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kedokteran Nuklir dengan
menggunakan Alat PET-CT di RS
12. Permenkes No. 001/2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
3
REGULASI 2)
13. Permenkes No. 24/2014 tentang RS Klas D Pratama
14. Permenkes No. 56/2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
15. Permenkes No. 64/2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
16. Permenkes No. 34/2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.
17. Kepmenkes No. 1427/2006 tentang Standar Pelayanan Radioterapi di RS
18. Kepmenkes No. 1014/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan
Kesehatan
19. Kepmenkes No. 008/2009 tentang Standar Pelayanan Kedokteran Nuklir Di Sarana Pelayanan
Kesehatan
20. Kepmenkes No. HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan
Nasional
21. Kepmenkes No. HK.02.02/MENKES/391/2014 tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan
Regional
22. Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.03/I/0363/2015 tentang Penetapan Rumah Sakit
4
Rujukan Provinsi dan Rumah Sakit Rujukan Regional
STRUKTUR ORGANISASI
Program
Pemetaan/ Penyelenggaraan Peningkatan
Registrasi Pelayanan Mutu dan
Fasyankes Pemenuhan Kesehatan Akreditasi di
Kebutuhan Mempersiapkan Fasyankes
Sarpras Fasyankes Siap
Fasyankes Diakreditasi
Dukungan
Dukungan
Manajemen
AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Manajemen
6
INDIKATOR KINERJA DITJEN YANKES
DASAR
*Jumlah Kumulatif 481*)
384*) 1.616 MADYA
287*)
UTAMA
190*)
39, 2% PARIPURNA
127, 8%
94*)
86, 5%
56,5 % RS telah terakreditasi nasional
dari total 2.859 RS
24 RS terakreditasi internasional
Sumber: Website KARS 23 Juli 2018
TANTANGAN PEMENUHAN FASILITAS RUMAH SAKIT
Sub-
Sub-
Std, Sub-
Std, Standar,
33.1 Std,
Stand… Standar, 34.9 52.3
47.7
65.1
N: 478 N: 255 N: 65
PROGRAM PENINGKATAN
Terwujudnya
AKSES PROGRAM PENINGKATAN Akses Pelayanan
• SARANA MUTU
• AKREDITASI RS
Kesehatan Dasar dan
PRASARANA
• KOMPETENSI SDM • AKREDITASI PKM Rujukan
• ALAT KESEHATAN yang berkualitas Bagi
Masyarakat
UHC 2019
TANTANGAN DAN PELUANG RS
PENGUATAN
AKSES DAN MUTU PELAYANAN RS
Sumber Daya
Kesehatan
DISTRIBUSI
DIPERLUKAN
KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
INTERPROFESIONAL
PENGUATAN
PROFESIONAL MANAJERIAL
FASKES
KEPEMIMPINAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN
KLINIS TEKNIS PROMOSI DAN
TEKNIS
MEDIS PREVENSI
ROADMAP PEMENUHAN
FASYANKES RUJUKAN
13
STRATEGI PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
297
1101
163
576
334 67 78
61 150 10
15
TANTANGAN PEMENUHAN FASILITAS LAYANAN KESEHATAN
Good PASIEN
Patient
R Care
Quality & Safety
U
Tata Kelola
Asuhan Pasien
yang Baik
Sistem Pelayanan
M
Good Klinis
A Clinical Asuhan Pasien / Patient Care
H Governance
Tata Kelola Klinis
yang Baik
Sistem
S Manajemen
Good
A Hospital
K Governance
I
Tata Kelola RS
yang Baik
T
17
MODEL SISTEM RUJUKAN
DIPERLUKAN TATA
Pelayanan Kesehatan Sub Spesialistik oleh dokter sub
KELOLA YANG BAIK spesialis di Faskes Tingkat lanjutan (RS Tipe A dan B
Tersier Pendidikan, RS Khusus)
Rujukan berjenjang
Koordinasi timbal balik
Dukungan IT, Regulasi PNPK, CP DAN PPK INA CBGs
AUDIT
RUJUKAN
KAPITASI
140
120
100
60
0
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Target 20 30 40 60 72
Capaian 12 21 29
KEKURANGAN DOKTER SPESIALIS
DI RS RUJUKAN (BERDASARKAN PMK NO 56/ 2014)
RS Chasan
Boasoire (-2)
RS Marsudi (-1)
RS Soekarno (-5)
v
2015 34 RS 51 RS
ROADMAP 24 RS 27 RS
CAPAIAN 22 RS
PEMBANGUNAN FASKES DI DTPK
70
60 64
51 54
44
50
34
24 27
40 22
Target
30
20 Realisasi
10
0
2015 2016 2017 2018 2019
RS Pratama Wilayah Barat Wilayah Timur Jml
2015 3 19 22
2016 1 11 12
2017 4 19 23
2018 2 8 10
2019 - - 4
PEMANFAATAN IT : TELEMEDICINE
RS Zaenoel Abidin
RSUD Johannes
RSUD Syamsudin
Keterangan:
2012 2014 2016 2017 2018
2012 2014 2016 2017 2018
Tahun 2018 rencana lokus di 12 Fasyankes
(RS dan Puskesmas) di Provinsi Papua dan 7
Provinsi lainnya
RS PENGAMPU RS/PKM DIAMPU
PEMANFAATAN IT: SISTEM RUJUKAN TERINTEGRASI (SISRUTE)
PEMANFAATAN IT: WEB SISTEM INFORMASI RS
RUJUKAN DAN WEBINAR
Contoh:
Klik pada
layanan bedah
tulang
belakang/spine
Menu Layanan
Rujukan Nasional
www.manajemenrumahsakit.net//monevrs
Sebaran PSC di Indonesia
Saat ini telah terbentuk 176 PSC, yang Sebanyak 57 PSC telah terintegrasi
tersebar di seluruh Indonesia dengan NCC 119
KEBIJAKAN PELAYANAN
RADIOLOGI DI FASYANKES
28
IPTEKDOK DAN PELAYANAN KESEHATAN
Transisi epidemiologi
Penyakit menular Tidak menular
Pelayanan kesehatan :
Diagnosis dini dan terapi tepat
29
CABANG ILMU PELAYANAN RADIOLOGI
PERIZINAN DAN
PENGAWASAN
3) Peralatan
1) SDM
KEBIJAKAN PROGRAM
d. BP4/Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
(BBKPM);
e. Praktik perorangan dokter atau praktik perorangan dokter spesialis/praktik berkelompok
dokter atau praktik berkelompok dokter spesialis;
f. Praktik perorangan dokter gigi atau praktik perorangan dokter gigi spesialis,
praktik berkelompok dokter gigi atau praktik berkelompok dokter gigi spesialis;
g. Balai Besar Laboratorium Kesehatan/Balai Laboratorium Kesehatan;
h. Sarana Kesehatan Pemeriksa Calon Tenaga Kerja Indonesia (Clinic Medical check up);
i. Laboratorium kesehatan swasta;
j. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
32
PERMENKES 780/2008 : PENYELENGGARAAN PELAYANAN
RADIOLOGI
Pasal 4 :
(1) Setiap penyelenggaraan pelayanan radiologi diagnostik harus memperoleh izin dari Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
(2) Izin penyelenggaraan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan
setelah memenuhi persyaratan bangunan, peralatan, sumber daya manusia, dan
kemampuan pelayanan radiologi diagnostik sesuai klasifikasinya.
Radiologi Diagnostik
(3) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengajukan
permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan melampirkan :
a. Struktur organisasi instalasi/unit radiologi diagnostik;
b. Data ketenagaan di instalasi/unit radiologi diagnostik;
c. Data denah, ukuran, konstruksi dan proteksi ruangan;
d. Data peralatan dan spesifikasi teknis radiologi diagnostik;
e. Berita acara uji fungsi alat;
f. Surat izin importir alat dari BAPETEN (untuk alat yang menggunakan radiasi
pengion/sinar-X).
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh Menteri 33
PERMENKES 780/2008 : PENYELENGGARAAN PELAYANAN
RADIOLOGI
Pasal 5 :
Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) diberikan setelah dilakukan penilaian oleh
Tim yang dibentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan melibatkan
organisasi profesi kesehatan terkait
Pasal 6 :
Radiologi Diagnostik
Pasal 7 izin berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
Pasal 8 :
Fasilitas pelayanan radiologi diagnostik yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, dalam penyelenggaraan pelayanan harus mengacu pada standar pelayanan
radiologi diagnostik yang ditetapkan oleh Menteri 34
PERMENKES 780/2008 : PENYELENGGARAAN PELAYANAN
RADIOLOGI
Pasal 9 :
Pelayanan radiologi diagnostik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dengan keterangan
klinis yang jelas dari dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis.
(3) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengajukan permohonan
kepada Menteri dengan melampirkan :
a Struktur organisasi instalasi/unit radioterapi;
b Data ketenagaan di instalasi/unit radioterapi;
c Data denah, ukuran, konstruksi dan proteksi ruangan;
d Data peralatan dan spesifikasi teknis radioterapi;
e Berita acara uji fungsi alat
f Surat izin importir alat dari BAPETEN (utk alat yg menggunakan radiasi pengion/sinar-X);
35
g rekomendasi dari Dinas Kesehatan Propinsi dengan melibatkan organisasi profesi.
PERMENKES 780/2008 : PENYELENGGARAAN PELAYANAN
RADIOLOGI
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 12 :
Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) diberikan setelah dilakukan penilaian
oleh Tim yang dibentuk oleh Menteri dengan melibatkan organisasi profesi terkait.
Pasal 13 :
Radioterapi
Pasal 14 :
Izin penyelenggaraan pelayanan radioterapi berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, dan
dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 dan Pasal 12 36
PERMENKES 780/2008 : PENYELENGGARAAN PELAYANAN
RADIOLOGI
Pasal 15
(1) Pelayanan radioterapi hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dengan keterangan
klinis yang jelas dari dokter, dokter gigi, dokter spesialis atau dokter gigi spesialis.
(2) Pelayanan radioterapi harus memperhatikan penempatan peralatan radioterapi untuk
menjamin sistem rujukan di suatu wilayah propinsi tertentu.
Radioterapi
(3) Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi
bersama organisasi profesi terkait dalam melakukan pemetaan sumber daya manusia dan
peralatan yang ada.
Pasal 16
Fasilitas pelayanan radioterapi yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11, dalam penyelenggaraan pelayanan harus mengacu pada standar pelayanan radioterapi
yang ditetapkan oleh Menteri
37
PERMENKES 780/2008 : PENYELENGGARAAN PELAYANAN
RADIOLOGI
Pasal 17 :
Pelayanan kedokteran nuklir hanya dapat diselenggarakan di Rumah Sakit atau di fasilitas
pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 18 :
Kedokteran Nuklir
(1) Setiap penyelenggaraan pelayanan kedokteran nuklir yang menggunakan alat CT (Computed
Tomography), harus memperoleh izin dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
(2) Izin penyelenggaraan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah
memenuhi persyaratan bangunan, peralatan, bahan radiofarmaka/radionuklida, sumber daya
manusia, dan kemampuan pelayanan kedokteran nuklir sesuai klasifikasinya.
(3) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengajukan permohonan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dengan melampirkan :
a. Struktur organisasi instalasi/unit kedokteran nuklir
b. Data ketenagaan di instalasi/unit kedokteran nuklir
c. Data denah, ukuran, konstruksi dan proteksi gedung
d. Data kelengkapan peralatan (peralatan monitoring radiasi, peralatan cacah sumber, alat
pelindung)
e. Data zat radioaktif : nama dan senyawanya, aktivitas, bentuk dan sifat, jumlah prakiraan
pemakaian per tahun 38
f. Surat izin importir alat dari BAPETEN (utk alat yg menggunakan radiasi pengion/sinar-X)
PERMENKES 780/2008 : PENYELENGGARAAN PELAYANAN
RADIOLOGI
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh Menteri.
(5) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah dilakukan penilaian
oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kedokteran Nuklir
Pasal 19 :
Penyelenggaraan pelayanan kedokteran nuklir dengan menggunakan alat PET-CT
(Positron Emission Tomography – Computed Tomography) dan/atau Siklotron, diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan tersendiri.
Pasal 20
Penyelenggaraan pelayanan kedokteran nuklir yang menggunakan alat
penunjang CT dan/atau PET-CT dan/atau Siklotron, harus memiliki izin
penggunaan alat dari BAPETEN.
Pasal 21
Izin penyelenggaraan pelayanan kedokteran nuklir berlaku 5 (lima) tahun, dan
dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.
39
Lanjut …
Pasal 25
• Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
peraturan ini dengan mengikutsertakan organisasi profesi terkait sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Pasal 26
(1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan Menteri, Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat
mengambil tindakan administratif.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
teguran lisan, tertulis, penghentian sementara kegiatan pelayanan, atau
pencabutan izin.
40
Kepmenkes No. 1014/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
PELAYANAN RADIOLOGI RADIOLOGI X-RAY (ANGIOGRAFI, RADIASI PENGION & DIAGNOSTIK & TERAPI
INTERVENSIONAL CT, FLUOROSCOPY) NON PENGION INTERVENSI
Kepmenkes No. 1014/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
Jenis Pemeriksaaan sesuai Kelas RS
RS KELAS C DAN D
1. Sistem gastro intestinalis dan hepatobiliaris
2. Sistem urogenital
3. Sistem respiratorius
4. Sistem reproduksi
5. Organ superfisial (Mammae, thyroid, parotis dll)
6. Sistem muskuloskeletal
RS KELAS A DAN B
1. Sistem gastro intestinalis dan hepatobiliaris
2. Sistem urogenital
3. Sistem respiratorius
4. Sistem reproduksi
5. Organ superfisial (Mammae, thyroid, parotis dll)
6. Sistem muskuloskeletal
7. Sistem limpatik
8. Sistem saraf
9. Sistem kardiovaskuler
Kepmenkes No. 1014/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
JENIS FASKES
NO PERALATAN
RS A RS B RS C RS D PKM & FASKES LAIN
13. PACS √ √ √ √
Peralatan & Perlengkapan Proteksi
14. √ √ √ √ √
Radiasi
15. Alat Pelindung Diri √
16. Peralatan QA dan QC √ √ √ √ √
17. Emergency kit √ √ √ √
18. Viewing box √ √ √ √ √
19. Generator set √
35.4%
51.8%
Ijin Masih Berlaku
Ijin Sudah Tidak Berlaku
Tidak Berijin
12.9%
n = 280 alat
Ket : NRCP 49 : Structural Shielding Design and Evaluation for Medical Use of X-Rays and
Gamma Rays of Energies up to 10 MeV.
Kepmenkes No. 1427/2006 tentang Standar Pelayanan
Radioterapi di RS
Ada 5 kriteria :
1. Kebijakan dan Prosedur Umum Pelayanan Radioterapi
2. Kebijakan dan Prosedur Pelayanan Radiasi Eksterna
3. Kebijakan dan Prosedur Pelayanan Radiasi Brakhiterapi
4. Kebijakan dan Prosedur Pelayanan Radiasi Interna (radiasi dgn radiofarmaka)
5. Prosedur Penanggulangan Kecelakaan Radiasi
Permenkes No. 56/2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
RS
Ket : Standar Pelayanan di Kepmenkes N0. 1427/2006 memiliki stara pelayanan tersendiri
Kepmenkes No. 1427/2006 tentang Standar Pelayanan
Radioterapi di RS
Standar SDM Radioterapi sesuai strata pelayanan
No. TENAGA JUMLAH
Kepala Unit Radioterapi (dr.Spes.Onk.Rad/dr.Spes.Rad
1 1 or
Konsultan Onk.Rad
1 or/250 pasien baru diterapi per
2 Staf dr.Spes.Onk.Rad/dr.Spes.Rad Konsultan Onk.Rad tahun
1 or/setiap pst yan RT s.d 400
3 Fisikawan Medik
pasien per tahun
4 Asisten Fisikawan Medik 1 or/300 pasien per tahun
5 Tenaga Teknisi Radioterapi
- Supervisor 1 or
- Tiap unit Megavolt/Cobalt sampai 50 pasien/hari; - 2 or
- Bila lebih dari 50 pasien/hari - 4 or
- Staf simulator tiap 500 pasien disimulasi/tahun 2 or
- Staf utk brakhiterapi 2 or
Kepmenkes No. 1427/2006 tentang Standar Pelayanan
Radioterapi di RS
Standar SDM Radioterapi sesuai strata pelayanan
No. TENAGA JUMLAH
Tenaga Teknik Elektromedik/Instrumentasi; tiap 1 atau 2
6 1 or
Megavolt dan 1 simulator
7 Tenaga Perawat 1 or/250 pasien per tahun
8 Tenaga Teknisi Mould Room 1 or/600 pasien per tahun
9 PPR Radioterapi Min. 1 or
10 Pekerja Sosial 1 or
11 Tenaga Administrasi :
- Resepsionis Sesuai kebutuhan
- Keuangan Sesuai kebutuhan
- Tata Usaha Sesuai kebutuhan
- Rekam medik Sesuai kebutuhan
SEBARAN PELAYANAN RADIOTERAPI
KEPMENKES 008/2009 TENTANG STANDAR
PELAYANAN KEDOKTERAN NUKLIR DI SARANA
PELAYANAN KESEHATAN
53
Lanjut…
54
lanjutan...
SDM PELAYANAN KEDOKTERAN NUKLIR
Jumlah Minimal Tenaga
Jenis Tenaga
Pratama 1 Pratama 2 Madya1 Madya 2 Utama
Dokter SpKN 1 1 1 1 1
Perawat - 1 1 1 1
Radiografer/Teknologis. - - 1 1 1
Kedokteran Nuklir
Radiofarmasis - - - /12) - /12) 1
Analis Kesehatan 1 1 - - 1
Fisikawan Medik 1/instalasi 1/instalasi 1/instalasi3) 1/instalasi3) 1/instalasi3)
Teknisi Elektromedik4) 1 1 1 1 1
PPRM5) 1 1 1 1 1
Tenaga Administrasi Sesuai kebutuhan
Keterangan :
2) Tenaga Radiofarmasis harus ada bila Bagian/Instalasi Kedokteran Nuklir tersebut mensitesa
Kedokteran Nuklir.
5) PPR Medik dapat dirangkap oleh tenaga kesehatan lain dan/atau PPR Medik yang
RS Wahidin (SPECT)
RS Kariadi (SPECT)
RS Soetomo (SPECT)
1. RS Hasan Sadikin
(SPECT, SPECT/CT RS Sardjito
PET/CT) RS TNI AU (SPECT)
2. RS Borromeuss
RS Syaiful Anwar (SPECT)
56
Distribusi Kedokteran Nuklir di Indonesia
KONDISI AKTIF/TIDAK AKTIF PELAYANAN KEDOKTERAN NUKLIR
NO NAMA RS LOKASI STATUS PELAYANAN
1 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung Aktif
2 RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Aktif
3 RSPAD Gatot Subroto Jakarta Aktif
4 RS Kanker Dharmais Jakarta Aktif
5 RS Pusat Pertamina Jakarta Aktif
6 RS MRCCC Siloam Semanggi Jakarta Aktif
7 RSUP dr. Sardjito Yogyakarta Non-Aktif
8 RS Martha Friska Medan Non-Aktif
9 RSU dr. M. Djamil Padang Aktif
10 RSUP H. Adam Malik Medan Aktif
11 RSUP Fatmawati Jakarta Non-Aktif
12 RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta Aktif
13 RS Abdi Waluyo Jakarta Aktif
14 RS Gading Pluit Jakarta Aktif
15 RS MMC Jakarta Non Aktif
16 RS Borromeus Bandung Aktif
17 RS TNI AU Yogyakarta Aktif
18 RSUP dr. Kariadi Semarang Aktif
Sdh diterbitkan
19 RSU dr. Saiful Anwar Malang Nonaktif
izin sentra ke
20 RSUD dr. Soetomo Surabaya Nonaktif
No. 25 : RS A.
21 RS Wahidin Makasar Nonaktif
Wahab
22 RSUD dr. Slamet Garut Aktif (Renograf)
Sjahrani
23 RSK Bedah An Nur Yogyakarta Aktif(Renograf)
Sumber : Data PKNI 2014 24 RSUD Ulin Banjarmasin Aktif(Renograf) 57
JAMINAN & KENDALI MUTU DI FASKES
Keselamatan Radiasi
Memenuhi PP 33 Tahun 2007 ttg Keselamatan Radiasi
Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, dan Perka
BAPETEN ttg Keselamatan Radiasi dlm Penggunaan Pesawat
Sinar-X Radiodiagnostik & Radiologi Intervensional
Keselamatan Imejing diagnostic (MRI, USG)
SISTEM PENCATATAN & PELAPORAN
62
Pelatihan Manajemen Mutu Pelayanan
Radiologi
• Struktur program :
– 52 jpl : Teori=21 jpl, Penugasan= 20 jpl, Praktek lapangan=10 jpl
– 5 hari kerja : 3 hari dalam kelas (kuliah, diskusi, pre dan post test), 1 hari
peninjauan ke rumah sakit (simulasi audit), 1 hari penyusunan rencana audit
internal di tempat bekerja.
– Materi pelatihan : Quaadril versi Indonesia
• Sertifikasi PPSDM :
– Penetapan SKS sesuai dengan standar PPSDM
– Materi pelatihan oleh Kemenkes, profesi dan PPSDM
• Notifikasi pada manajemen rumah sakit
• Koordinasi dengan komite mutu rumah sakit
PERMASALAHAN, TANTANGAN
DAN RENCANA TINDAK LANJUT
64
Kondisi Sekarang
Rendahnya pembinaan program pelayanan radiologi oleh Dinas Kesehatan
Prov/Kab/Kota
Kegiatan monev Pusat (instrument monev) lebih banyak standar input kurang
memiliki daya ungkit dalam mencapai akreditasi dan/atau re-akreditasi
Cakupan kegiatan monev terbatas anggaran
Belum tersedia data program up date dan berkesinambungan
Belum ada peraturan menteri tentang pedoman jaminan mutu/QA
66
TERIMA KASIH