DISUSUN OLEH :
SARINI
NIM : 201901157
Menurut UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak
adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah menikah. Saat
ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur 18 tahun, seperti
yang ditulis Hurlock (1980) masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun.Anak merupakan
individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang
Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai dengan
kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah; usia 6-12 tahun sisebut usia
sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia remaja. Anak usia sekolah dapat disebut
sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas
satu, ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan
Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran dewasa
dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Langkah perkembangan selama
Selama masa ini anak menjadi lebih baiak dalam berbagai hal; misalnya, mereka dapat
berlari lebih cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar menghadapi peraturan dan
harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya. Orang tua harus membiarkan anak-
anak membuat keputusan menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman
kehidupan.
Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan
kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak mengidentifikasi
stresor potensial dan merancang intervensi untuk meminimalkan stres dan respons stres
anak. Intervensi melibatkan orang tua, anak dan guru untuk mencapai keberhasilan yang
maksimal.
2. Untuk mengetahui tentang konsep tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah
3. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga dengan
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah
dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12
tahun.
ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik
dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai
1. Kelompok anak
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciri-
a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih
dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga
lainnya
b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam
penampilan
c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat
maupu ekstrakurikuler
sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa
a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh
b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui
c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi
d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat
Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari pada setelah
lahir tetapi, meningkat secara terus menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak
mengikuti pola secara tepat. Anak usia sekolah lebih langsing dari pada anak usia
prasekolah, sebagai akibat perubahan distribusi dan kekebalan lemak (Edelmen dan
Mandle, 1994)
kelompok besar anak anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan fisik yang biasanya
mendiskusikan dengan anak dan orang tua tentang pengaruh genetic, nutrisi, dan olah
raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki laki sedikit labih tinggi dan lebih
berat dari pada anak perempuan selama tahun pertama sekolah. Kira kira 2 tahun
2. Fungsi kardiovaskular
Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut jantung
pernafasan stabil 19 – 21, Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan menjadi lebih
lambat, lebih dalam, dan lebih teratur. Akan tetapi pada akhir periode ini jantung 6
kali ukurannya saat lahir dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasa.
Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi otot besar meningkat
dan kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik kasar yaitu
motorik halus.
Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh ketrampilan motorik kasar
tetapi berkembang kira- kira dalam kecepatan yang sama, saat kontrol jari dan
meningkatkan motorik halus pada anak dalam pertengahan masa kanak – kanak
membuat mereka menjadi sangat mandiri dalam merawat kebutuhan personal lain.
ini akan terpenuhi. Penyaklit dan hospitalisasi mengancam pengendalian anak dalam
area ini. Maka sangat penting mengizinkan mereka untuk berpartisipasi dalam
4. Nutrisi
Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi secara relative. Jika
terjadi defisiensi biasany defisiensi zat besi, vitamin A, atau kalsium. Anak usia
sekolah dapat belajar banyak hal tentang piramida makanan dan diet yang seimbang
untuk menyediakan makanan dalam jumlah yang adekuat bagi anak untuk mendukung
D. Perkembangan Kognitif
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk berfikir
dengan cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh
persepsinya dan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7
tahun, anak memasuki tahap piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang di kenal
operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja Mereka mulai menggunakan
proses pemikiran yang logis dengan materi konkret. Periode ini di tandai dengan tiga
1. Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini
tercakup semua semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di
nyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-
kata, kalimat bunyi, lambing, gambar atau lukisan, dengan bahasa, semua manusia
dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-
sebagai berikut :
a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-
b. Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu
mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/ meniru ucapan atau
pencapaian berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun
memiliki kosakata sekitar 3000 kata yang cepat berkembang dengan meluasnya
pergaulan dengan teman sebaya dan orang dewasa serta kemampuannya membaca.
E. Perkembangan Psikososial
Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketrampilan
yang penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa. Anak usia sekolah yang
berharga yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
1. Perkembangan moral
Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata sesuai
aturan sebagai prinsip dasar kehidupan, bukan hanya perintah dari yang memiliki
otoritas.
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga.
Usaha untuk menanamkan konsep moral sejak dini merupakan hal yang seharusnya,
karena informasi yang di terima anak mengenai benar salah, baik buruk, akan
2. Hubungan sebaya
Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya lain jenis.
Identitas jender yang kuat dapat di lihat pada ikatan yang kuat dengan teman sejenis
yang di pertahankan oleh anak biasa di sebut “geng“. Umumnya anak laki-laki dan
sebaya menjadi lebih berbeda selama tahap perkembangan ini. Konformitas terlihat
pada perilaku, gaya berpakaian, dan pola berbicara yang di dorong dan dipengaruhi
3. Identitas seksual
Freud menggambarkan usia sekolah sebagai periode laten karena ia merasa
pada periode ini anak memiliki sedikit ketertarikan dalam seksualitasnya. Sekarang
ini banyak peneliti percaya bahwa anak usia sekolah memiliki ketertarikan yang
Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan lebih
individual. Persepsi sehat sakit berdasarkan pada fakta yang mudah diobservasi
seperti adanya atau tidak adanya penyakit dan keadekuatan tidur atau makan.
Kemampuan fungsional standar untuk kesehatan personal dan kesehatan yang lain
dinilai.
Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua sebenarnya merasa bahwa tahapan ini
lebih berkurang kadar sibuknya, karena pekerjaan rumah sudah dapat berjalan secara
rutin. Anak secara umum merasa puas mengenai hubungannya dengan orangtua dan
untuk pergi dan bergabung dengan dunia di luar rumahnya. Semakin lama, akan
semakin sedikit waktu anak tersebut berada di rumahnya. Sejak pagi hingga siang
anak harus bersekolah, kemudian setelah itu tidak jarang anak mengikuti kegiatan
olahraga atau klub-klub tertentu bersama dengan grupnya, sehingga anak pulang ke
rumah dalam keadaan lelah pada malam hari untuk beristirahat. Belum lagi ajakan
kerabat pada hari libur, dsb. Semua kegiatan tersebut di atas sangat baik untuk
perkembangan anak dalam hal kemandirian, memperluas pengalaman dan untuk
perkembangan kepribadiannya.
Ketika anak mulai bergabung dengan teman sebaya mereka, orientasi mereka
mulai berkembang kearah peernya. Maka orangtua harus mendukung hubungan ini,
karena penelitian membuktikan bahwa anak dengan dukungan yang sangat baik dari
anggota keluarganya akan memgang teguh norma, nilai dan identifikasi terhadap
hangat akan lebih mudah untuk membiarkan anaknya bergabung dengan dunia luar.
Orangtua yang menanamkan minat selain dari urusan anaknya akan lebih
dibandingkan orangtua yang memusatkan hidupnya hanya untuk anak mereka. Pada
masa ini, suami dan istri lebih sering bekerja bersama dalam sebuah proyek
Beberapa aktivitas bersama yang dilakukan dengan anak-anak juga, seperti piknik
keluarga mungkin dapat mengembangkan minat dari suami dan istri untuk
kali problem lebih sering. Potensi problem terbesar bisanya mengenai pengaturan
anak di rumah, sehingga mengurangi ekspresi afeksi dari pasangan suami-istri, dan
Hal ini biasanya terjadi pada pasangan yang menerapkan peran gender tradisional
pihak lainnya. Model pernikahan seperti ini lebih baik menggunakan metode diskusi
anak memasuki usia sekolah sangatlah penting, tidak hanya untuk kepentingan
suami dan istri saja, tetapi juga demi kepentingan anak kelak
Keluarga dengan anak usia sekolah mencari tempat tinggal yang sesuai dengan
kemampuan mereka. Mereka lebih menyukai rumah yang dapat diperluas dan
memungkinkan penggunaan energi secara efisien yang dekat dengan sekolah dan job
yaitu :
Dari sini dapat disimpulkan bahwa tak seorangpun yang ingin tinggal di area
yang tinggi tingkat kriminal yang sangat membahayakan anak-anak dan juga orang
dewasa. Yang sering tinggal di area seperti ini biasanya adalah keluarga yang tidak
bahwa menyediakan tempat tinggal yang sesuai adalah suatu tugas yang berat dan
memberi tantangan terutama dalam situasi ekonomi yang sulit seperti sekarang.
Keluarga dengan young children kebanyakan menginginkan mempunyai rumah
sendiri. Akan tetapi, biaya untuk memiliki rumah sendiri selalu meningkat dari waktu
ke waktu. Adanya biaya pindah keluarga rata-rata meningkat begitu cepat, banyak
keluarga yang tetap berada di tempat tinggalnya tanpa mencoba untuk meningkatkan
keadaan tempat tinggal mereka. Pada waktu biaya untuk tempat tinggal semakin
tinggi, beberapa keluarga muda mampu membeli sebuah rumah tanpa bantuan dari
kerabatnya. Hal itu tidak aneh karena biasanya keluarga muda paling banyak
adanya penyakit menular dan peduli pada anak yang sakit atau pemulihan dari
kecelakaan. Banyak sistem sekolah yang mengharuskan bukti imunisasi anak sebelum
menerima mereka ke sekolah tiap tahun. Dipteria, tetanus, pertusis, polio, campak,
gondok dan rubella (MMR) adalah imunisasi yang biasanya diperlukan bagi anak dari
TK sampai SMA. Oleh karena itu, adalah tanggung jawab keluarga untuk menemui
Kesehatan gigi pada anak dan orang dewasa juga merupakan tanggung jawab
kerusakan gigi pada anak. Oleh karena itu, keluarga diharapkan untuk memeriksakan
dan merapikan gigi anak pada dokter gigi serta menggosok gigi secara teratur setelah
makan yang sering memerlukan monitor dan modeling dari orang tua.
sekolah. Hasil penelitian bahwa anak laki-laki dua kali lebih banyak mengalami
kecelakaan dibandingkan anak perempuan dan biasanya kematian paling tinggi adalah
Mendisiplinkan anak dengan cara memukul mungkin adalah sesuatu yang normal
dalam beberapa keluarga dan cukup banyak persentase orang tua yang mengaku
menggunakan pisau atau senjata. Hasil penelitian bahwa 10 dari seribu anak tidak
menerima cinta dan dukungan tetapi sering menerima pukulan dari orang tua mereka.
Orang dewasa yang mengalami abuse pada waktu anak-anak lebih cenderung menjadi
child abuser terhadap anak mereka sendiri. Physical abuse biasanya terjadi pada
“accident”. Banyak keluarga ekonomi bawah yang stress dan melampiaskan rasa
frustasi pada anak mereka. Child abuse sering juga dipicu oleh respon anak yang
membantah, menantang atau mengabaikan orang tua sehingga orang tua frustasi dan
kehilangan kontrol dan menggunakan metode disiplin yang lebih keras dan meningkat
Incest merupakan masalah kesehatan mental utama yang terjadi pada semua
kelas sosek serta etnis dan ras, biasanya saat anak berusia 6-12 tahun. Anak yang
menjadi korban incest biasanya takut untuk menceritakannya pada siapapun, yang
bisa jadi petunjuk adalah penarikan diri yang tidak jelas, kecemasan, mimpi buruk
atau keluhan fisik khususnya masalah urine atau pelvic yang sakit. Bantuan untuk
korban incest dan keluarganya dapat ditemukan di tempat layanan perlindungan anak,
pusat krisis perkosaan atau woman’s centers. Untuk mencegah incest dapat dilakukan
yang mempunyai asuransi kesehatan untuk membantu membiayai biaya rumah sakit
kemudian untuk rumah, transport, dan kebutuhan rumah tangga. Keempat item utama
tersebut kira-kira membutuhkan 65,1 % dari semua uang yang dihabiskan tiap
individu dalam sebuah keluarga. Belum lagi untuk biaya pengobatan, pakaian,
Kebanyakan ibu bekerja pada pekerjaan apapun menginginkan pekerjaan yang sesuai
dengan keterampilan yang mereka miliki. Penghasilan mereka biasanya tidak sebesar
Pekerjaan part time mungkin adalah pekerjaan yang baik untuk ibu ketika
anakberada di sekolah atau ketika ayah mereka dapat menemani anak-anak. Split
shifts memungkinkan banyak ibu yang bekerja sementara suami berada di rumah.
sebelumnya, dukungan suami, usia anak, kesehatan serta dukungan bantuan dari
kerabat dekat dan orang lain. Pekerjaan ibu biasanya harus disesuaikan secara efektif
terhadap situasi yang terjadi dalam keluarga seperti ketika anak sakit, mendapat
Dual career familiesmerupakan keluarga dimana kedua suami dan istri yang
tempat lain, solusi tradisional untuk istri adalah mendukung karir suaminya,
Commuting merupakan jalan keluar yang diambil oleh pasangan yang keduanya
mempunyai karir dimana salah dari mereka tinggal si rumah sedangkan yang lain
pulang pergi kerja selama seminggu, kembali ke keluarga untuk weekends dan
memisahkan pekerjaan dan waktu untuk keluarga sehingga tidak akan ada pengaruh
negatif pada perembangan anak atau dalam masalah perkawinan. Ini mungkin terjadi
ketika ada kerja sama yang aktif dan kepercayaan antara suami istri, komunikasi yang
terbuka dalam keluarga, keteguhan hati untuk mengatasi masalah, fleksibel, dan
keseimbangan antara keduanya. Baik bu rumah tangga sepenuhnya atau istri yang
Anak memberikan ketertarikan pada ibu ketika mereka terlibat dalam pekerjaan
ibu, mengunjungi tempat kerja ibu, bertemu dengan teman kerja ibu dan melihat apa
yang ibu kerjakan. Anak yang bekerja di samping orang tuanya dalam tugas-tugas
rumah tangga sehari-hari merasa bahwa mereka penting ketika dipercaya untuk
memulai mempersiapkan makan malam dan melakukan tugas rumah tangga yang lain
a. Partisipasi anak
bagaimana keluarganya, usia dan jenis kelamin anak, dan apakah ibu mereka
bekerja atau tidak. Anak laki-laki dan perempuan dapat saling membantu untuk
mobil dan hewan peliharaan. Ibu yang bekerja full time, partisipasi anak dalam
mengurus rumah sangat tinggi, tapi ibu yang bekerja part-time, partisipasi anak
rendah.
kulit hitam menyukai pembagian kerja dalam rumah tangga daripada pasangan
kulit putih (Ericksen, Yancey, & Ericksen 1979). Terdapat 2 istilah yang harus
oleh pasangan suami istri. Suami menganggap mengerjakan segala tugas tanpa
harus ada nasihat atau pengingat dari istri. Istilah kedua yaitu task sharing,
bahwa pembagian tugas tanpa mengubah asumsi dasar tentang peran-peran dari
pasangan yang menikah. Task sharing, suami membantu istrinya jika hanya
business class & working class. 45 persen keluarga yang menganggap istri
memiliki tanggung jawab penuh terhadap tugas rumah tangga, istri yang
lebih banyak mengurus rumah tangga sekitar 3 persen dan beberapa lagi masih
Lewis (1972) menyatakan bahwa istri lebih aktif dalam membuat keputusan
ketika anak di rumah. Interaksi dengan ayah juga sangat penting, karena dapat
orangtua, dan saudara kandung (Feldman & Feldman, 1975). Hubungan antara
suami-istri dapat ditingkatkan dengan saling berbagi tugas dalam menjaga anak
4. Sosialisasi
c. berinteraksi dengan orang lain dalam variasi peran, posisi, dan status
menerus dalam kehidupan sebagai suatu peran baru di setiap situasi baru atau
kelompok yang individu tersebut baru memasukinya. Anak-anak usia sekolah lebih
Rasa kedekatan dengan relatives of the family dapat dicapai dengan cara saling
mengunjungi, menulis surat, liburan bersama, reuni keluarga, dll. Anak-anak usia
sekolah dapat berkunjung ke keluarganya yang lain di saat anak tersebut sudah bisa
menjaga dirinya, siap menghadapi tantangan dan tertarik dengan situasi yang baru.
Anak usia sekolah senang berteman dengan berbagai jenis orang. Saat anak tersebut
berhadapan dengan teman yang berbeda tipe, mereka belajar mengatasi situasi saat
anaknya untuk mandiri. Anak yang dari latar belakang beda ras, etnik, dan kelas
sosial dapat memiliki pengalaman lebih banyak daripada anak yang hanya
sebaiknya ikut aktif dalam pertemuan orangtua-guru dan kegiatan lain yang ditekuni
oleh anaknya.
sekolah
berbicara hal personal tentang masalah pubertas yang dialami dan tentang peer
f. kematangan tubuh apa yang terjadi pada saat sekarang dengan yang akan datang
Orang tua yang dapat menjawab pertanyaan dan terbuka dengan anaknya akan
mereka sama baiknya pada anak dapat memunculkan ekspresi yang sehat dari emosi
6. Siblings
mekanisme bagi anak agar terikat bersama yang mungkin ikatan sepanjang hidup
antar siblings. Anak yang pertama lahir dapat memiliki orangtua yang seutuhnya
dan terus berlanjut menjadi anak yang unik dalam keluarga. Anak yang paling akhir,
oleh orangtuanya cenderung diberikan banyak toleransi. Anak tengah merasa bahwa
dibandingkan anak tertua dan anak terakhir. Dalam studi tentang selfesteem anak
tengah memiliki tingkat yang rendah selfesteem-nya dibandingkan anak pertama dan
terakhir.
kembali oleh anggota keluarga pada saat ia berada di luar seperti sekolah
ketenangan di sekitar rumah. Dengan adanya komunikasi maka cinta akan mengalir
dalam keluarga tersebut menggantikan rasa marah atau energi negatif lainnya
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat
diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan
cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan
1. Pengumpulan data
a. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga .
penyakit.
pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu
keluarga .
e. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga : Menurut Friedmen (1998:125),
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan
dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan
kecemasan.
f. Aktiftas : Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh
g. Data Lingkungan
seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai
derajat kesehatan
h. Struktur keluarga
merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk
secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
psikologik.
3) Struktur peran : Menurut Friedman (1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota
keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran
tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan
i. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif : Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya
keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil
j. Fungsi reproduksi
anggota keluarga .
k. Fungsi ekonomi
l. Pola istirahat tidur : Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang
2. Pemeriksaan Fisik
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
3. Pengkajian Lingkungan
rumah, type rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Menjelaskan mengenai karakteristik
kesehatan.
keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
d. Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya
l. Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
m. Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
5. Harapan keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan
mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
nutrisi.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
(rematik).
Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan
rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang
Balita.
c. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
bapak R
C. Intervensi
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
1. Aktual
yang adekuat
b. Intervensi :
2) Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota
keluarga sakit
2. Risiko/risiko tinggi
b. Intervensi :
7) Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membuat
alternative
b. Intervensi :
kemampuannya
masalah
D. Implementasi
a. Memberikan informasi
5. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara :
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan
ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan
diagnosa keperawatan.
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap
evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6
tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
Adapun pengkajian yang dilakukan pada keluarga dengan anak usia sekolah adalah
keluarga, fungsi keluarga, penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan
keluarga, identitas anak, riwayat kehamilan sampai kelahiran, riwayat kesehatan bayi
sampai saat ini, kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari), pertumbuhan
dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai), dan
pemeriksaan fisik
B. Saran
ini atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik
dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Arlina. 2012. Keluarga Anak Usia Sekolah. Diakses pada tanggal 12 September 2012 di
http:/www.scribd
Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru Menikah dengan
keperawatan- keluarga/
Friedman, M., Marilyn. 1998. Family Nursing : Research, Theory & Practice. USE :