Disusun Oleh
RIKI (po.62.20.1.15.137)
ROMITA (PO.62.20.1.5.138)
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
11. Materi
( terlampir )
12. Tahap Kegiatan Penyuluhan
Metode &
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Didik
Media
Pembuka- Memperkenalkan diri Menjaw Ceramah dan
an Menyamakan persepsi ab salam tanya jawab
(2 menit) Menyampaikan maksud dan Memper
tujuan dilaksanakannya hatikan dan menjawab
pengajaran pertanyaan
Menggali pengetahuan
audiensi
Kontrak waktu
14. Evaluasi :
a) Evaluasi terstruktur
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan
Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP
Audiensi hadir di ruang penyuluhan di ruang 29 RSSA
Jumlah audiensi yang datang minimal 50 % dari total keluarga pasien di
ruang 29 RSSA
Kesimpulan penyuluh termasuk kesiapan modul termasuk kesiapan modul
dan media yang akan digunakan
Kesiapan audiensi meliputi kesiapan menerima penyuluhan
b) Evaluasi proses diharapkan
Audiensi antusias terhadap materi penyuluhan
Audiensi tidak meninggalkan tempat penyuluhan
Audiensi mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan
penyuluh
Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan dengan
suasana rileks
c) Evaluasi hasil yang diharapkan
Audiensi dapat menjelaskan menjelaskan pengertian, penyebab, klasifikasi,
tanda dan gejala, penatalaksanaan gangren di rumah, dan pencegahan diabetes
mellitus dan gangrene.
MATERI PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS DAN GANGREN
4. Klasifikasi
a. Klasifikasi diabetes mellitus
DM Tipe I
Penderita sangat bergantung terhadap insulin karena terjadi proses
autoimun yang menyerang insulinnya. DM tipe I merupakan jenis DM
yang diturunkan (inherited).
DM Tipe II
Jenis DM ini dipengaruhi baik oleh keturunan maupun factor
lingkungan. Seseorang mempunyai risiko yang besar untuk menderita
NIDDM jika orang tuanya adalah penderita DM dan menganut gaya
hidup yang salah.
DM Gestasional
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam
keluarganya terdapat anggota yang juga menderita DM. Faktor risikonya
adalah kegemukan atau obesitas.
DM Sekunder
Merupakan DM yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain
(pancreatitis, kelainan hormonal, dan obat-obatan).
b. Klasifikasi Gangren Kaki Diabetik
Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan, yaitu:
Derajat 0 Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.
Derajat I Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Derajat III Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau
tanpa selulitis.
Derajat V Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
5. Pencegahan gangren
Luka gangren bisa dicegah dengan beberapa tips sebagai berikut:
a. usahakan hampir tiap hari mencuci dan menggosok punggung dan badan kaki
menggunakan tangan. hal ini bertujuan agar ketika ternyata terjadi luka baru
yang kecil bisa di deteksi secara dini sehingga bisa dilakukan perawatan secara
dini, hal ini mampu mencegah untuk berkembang menjadi gangren diabetikum.
b. mengontrol gula darah dikisaran 200 pada GDA meski lebih baik lagi jika
dibawah 200. hal ini bertujuan jika gula darah lebih dari 200 maka akan sangat
berpotensi menjadikan luka semakin memburuk.
c. memakai alas kaki entah itu sandal atau sepatu karena pada penderita diabetes
akan beresik adanya gangguan saraf tepi, dengan maksud pada pasien diabetes
akan cenderung lebih kebal dari rangsangan nyeri, sebagai contoh ketika
terkena luka tusuk kecil dikaki akan tidak terasa karena saraf tepi yang pada
orang normal ketika terkena luka tusuk akan terasa nyeri dan reflek mengangkat
kaki namun pada pasien diabetes kronis tidak akan begitu, sehingga luka yang
kecil cenderung tidak diketahui. maka perlu menghindari dengan memakai alas
kaki tersebut.
d. hindari untuk beraktifitas ke sawah ladang atau tempat yang rawan terjadi luka
dikaki, karena pada pasien diabetes ternyata sekarang sudah banyak diderita
semua kalangan, bukan hanya kalangan menengah ke atas bahkan tidak sedikit
petani yang menderita diabetes, sehingga bagi petani yang mengalami diabetes
untuk perlu hati-hati ketika ke sawah atau ladang kalau perlu hindari.
e. jika sudah terlanjur terdapat luka kecil di kaki. maka ketika tidur atau berbaring
atau duduk santai maka usahakan kaki ditaruh dengan posisi lebih tinggi
dibanding tubuh dengan katalain bisa di ganjel dengan bantal atau benda yang
lain. hal ini bertujuan untuk mengurangi penumpukan kadar gula di kaki,
karena seperti hukum gravitasi, berat jenis gula lebih tinggi, sehingga gula
didalam tubuh cenderung akan turun kebawah, jika bagian tubuh yang terbawah
adalah kaki, maka gula akan cenderung menumpuk dikaki, hal ini yang
memperburuk luka, maka dari itu usahakan kaki ditaruh pada posisi lebih tinggi
agar luka yang terdapat dikaki tidak diikuti dengan penumpukan gula darah
dikaki.
REFERENSI
Agus,S & Ihda M,N. (2014). Hubungan Pengetahuan Tentang Pengendalian Kadar
Gula Darah dengan Kejadian Ulkus Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus.
Medisains Vol XVIIII No.3. ISSN:1693-7309
Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol
2. Penerbit Buku Kedokteran:EGC
Damayanti,S. (2015).Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan Keperawatan.
Yogyakarta:Nuha Medis
Hidayah, A. (2012). Tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang resiko
terjadinya ulkus kaki diabetes di poli klinik penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum
Pusat H.Adam Malik Medan. (SKRIPSI).US