Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin,
2006). Namun, dalam kehamilan terpadat kelainan lama kehamilan, kelainan tersebut antara lain,
Prematur adalah kehamilan yang lama usianya kurang dari 37 minggu. Bayi yang lahir pada
kehamilan ini disertai dengan keadaan BBLR (berat bayi lahir rendah). Post matur adalah
kehamilan yang lama usianya lebih dari 42 minggu. Kehamilan ini biasanya kehamilan
abnormal. Matur atau Aterm adalah kehamilan yang lama usianya sudah cukup umur atau
normal yaitu antara 37 – 42 minggu. Pada kehamilan ini bayi lahir dengan keadaan berat badan
normal. Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu
lengkap, Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan usia
kehamilan,seperti rumus Naegele atau dengan tinggi fundus uteri serial. (Kapita Selekta
Kedokteran Jilid I edisi III.2008)

Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi premature masih sangat
tinggi. Pelahiran premature dan postmatur menyebabkan 65% kasus kematian neonates dan
hampir 50 % kasus gangguan neurologis pada masa kanak-kanak
Dalam kondisi-kondisi seperti itu diperlukan asuhan yang tepat agar morbiditas dan
mortalitas dapat dikurangi frekuensinya. Oleh karena itulah, kami menyusun makalah dengan
judul Prematur dan Postmatur.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi prematur dan postmatur?
2.      Apa etiologi prematur dan postmatur?
3.      Bagaimana tanda-tanda bayi prematur dan postmatur?
4.      Apa komplikasi dari persalinan prematur dan postmatur?
5.      Bagaimana asuhan atau penatalaksanaan pada prematur dan postmatur?
C.  TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk memahami definisi prematur dan postmatur.
2.      Untuk memahami etiologi prematur dan postmatur.
3.      Untuk mengetahui tanda-tanda bayi prematur dan postmatur.
4.      Untuk mengetahui komplikasi persalinan prematur dan postmatur.
5.      Untuk mengetahui asuhan atau penatalaksanaan pada prematur dan postmatur.

D.  METODE PENULISAN
Penulisan makalah dengan menggunakan metode, antara lain:
1.      Metode deskripstif
Yaitu dengan menjabarkan tentang definisi prematur dan postmatur, etiologi prematur dan
postmatur, tanda-tanda prematur dan postmatur, komplikasi prematur dan postmatur, dan asuhan
atau penatalaksanaan prematur dan postmatur.
2.      Metode pustaka
Yaitu dengan mengambil sumber informasi atau data melalui buku referensi,jurnal maupun
dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PRE MATUR
1.      Pengertian
Persalinan preterm didefinisikan sebagai kontraksi uterus yang teratur disertai dilatasi
serviks yang progesif setelah usia kehamilan 20 minggu dan sebelum minggu ke 37. Persalinan
premature dengan selaput ketuban utuh terjadi pada lebih dari 50% kasus yang ditemukan di unit
maternitas. [1]
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bayi premature adalah bayi yang lahir
pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang. Dengan demikian, persalainan premature dapat
terdiri dari :
a.       Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan janin
sama untuk masa kehamilan (SMK).
b.      Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil
untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah Small for gestational age (SGA), Intra uteri grouth
retardation (IUGRat), Inta uteri grout restriction (IUGRst) [2]
Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI di Semarang tahun 2005 menetapkan bahwa
persalinan premature adalah persalinan yang  terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu.[3] Di
sember lain, persalinan premature merupakan persalinan dengan berat bayi kurang dari 2500
gram dengan organ-organ vital belum sempurna sehingga mudah terjadi infeksi dengan akibat
AKP tinggi. Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persalinan preterm atau
premature adalah persalinan dengan berat bayi kurang dari 2500 gram dan usia kehamilannya
antara 22–37 minggu serta dengan organ vital yang belum sempurna.

2.      Etiologi [4]
Banyak teori dan perdebatan yang muncul tentang penyebab persalian premature. Hal ini
sulit diprediksi karena banyaknya factor resiko yang mungkin merupakan penyebab utama atau
merupakan kombinasi dari beberapa resiko. Penyebab-penyebab tersebut dapat digolongkan
dalam dua kelompok, yaitu :
a.      Penyebab fisiologis
1.      Infeksi
Beberapa ibu yang menderita infeksi saluran kemih, pielonefritis dan apendisitis atau
pneumonia, semuanya berkaitan dengan persalinan premature. Hal itu mungkin disebabkan oleh
penyebaran infeksi melalui darah langsung ke rongga uterus, penyebaran tak langsung melalui
produk sampingan kimiawi, baik yang berasala dari mikroorganisme maupun dari peredangan
tubuh.
Infeksi ruang koriodesidua dan cairan amnion adalah factor etiologi kelahiran premature spontan
yang paling banyak dijumpai.
2.      Over distensi
Ada dua penyebab utama overdistensi selama kehamilan yaitu kehamilan kembar dan
polihidramnion. Overdistensi dapat menyebabkan ketuban pecah dini prapersalinan dan juga
meregangkan reseptor didalam miometrium, yang dapat menimbulkan persepsi bahwa kehamilan
telah cukup bulan dan bayi siap dilahirkan.
3.      Masalah vaskuler
Hemoraghi antepartum dan solutio merupakan manifestasi yang sering kali dilaporkan terjadi
menjelang pelahiran premature spontan. Darah dapat mengiritasi miometrium, melemahkan
membrane, dan akan menybabkan kontraksi uterus.
4.      Lemah serviks
Lemah serviks atau yang dulu disebut inkompetensi serviks, dapat menyebabkan keguguran
maupun persalinan premature. Mungkin akan ditemukan dilatasi serviks dengan atau tanpa
kontraksi uterus atau pecah ketuban spontan.
5.      Penyebab iatrogenic
Hampir 30 % kelahiran premature disebabkan oleh indikasi persalinan atau persalinan
melalui prosedur bedah. Indikasi yang paling sering ditemukan adalah pre-eklamsia, atau tanda-
tanda hambatan pertumbuhan intrauterus yang serius pada janin tunggal atau pada salah satu
janin kembar. SC ulangan yang dikerjakan terlalu dini. Pengakhiran ykehamilan yang terlalu dini
karena alasan bahwa bayi lebih baik dirawat dibangsal anak daripada dibiarkan dalam rahim.
Termasuk disini adalah keadaan seperti DM, penyakit hipertensi kehamilan, eritroblastosis dan
retardasi pertumbuhan intrauterine.
6.      Penyebab idiopatik
Pada hampir 75% persalinan dan pelahiran premature, penyebabnya tidak diketahui dan
dikategorikan sebagai persalinan premature idiopatik. Akan tetapi ada sejumlah factor resiko
kausatif lain yang dikenal luas yang dapat mencetuskan pelahiran premature. Factor tersebut
meliputi factor sosio ekonomi , ras dan budaya yang disebut dengan alasan non-fisiologis.
7.      Panjang serviks
8.      Fibronekstin
Fibrokinetin janin (fFN) adalah sejenis glikoprotein meyerupai lem yang dihasilkan oleh sel-
sel korion yang mengikat lapisan membrane desidua. Beberapa studi menemukan bahwa ibu
dengan hasil tes positif melahirkan dalam waktu 7 hari.
9.      Estriol liur
10.  Kelahiran prematur elektif
Diakibatkan oleh PEB, penyakit ginjal maternal atau IUGR
11.  Kelahiran dengan komplikasi kegawat daruratan
Komplikasi meluputi solusio plasenta, eklamsia, resus iso imunisasi, infeksi maternal/
prolapsus tali pusat.
12.  KPD

b.      Factor non fisiologis


1.      Usia ibu
Ibu yang sangat muda (<17 tahun) terbukti memeiliki insiden persalinan premature yang
lebiuh tinggi. Penelitian premature juga dikaitkan dengannusia wanita yang sudah lanjut karena
mereka mungkin mengalami berbagai masalah ginekologis dan masalah medis mendasar, atau
mungkin mereka menjalani pembuahan melalui  terapi ferlisasi in-vitro
2.      Factor sosio ekonomi/ kelas social yang rendah
3.      Wanita yang tidak menikah atau tidak mendapat dukungan
Kurang harmonisnya hubungan dengan keluarga dan suami menyebabkan ibu beresiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

4.      Berat badan ibu


Ibu yang berat badanya kurang karena anoreksia nervosa yang dialami lebih rentan
mengalami persalinan premature dengan berat badan bayi rendah. Disisi lain ibu yang termasuk
kategori obes juga beresiko mengalami persalinan dan pelahiran prematurkarena mereka
cenderung menyandang diabetes gesasional selam kehamilan.
5.      Diet ibu
Kebutuhan selama kehamilan akan menghabiskan cadangan nutrient ibu dalam waktu
singkat, dan jika ibu diet tidak mencukupi, janin akan mengalami gangguan dan kemungkinan
akan lahiir premature.
6.      Merokok, penayalahgunaan alcohol dan obat
7.      Persalian premature sebelumnya
Apabila sebelumnya ibu memiliki riwayat persalinan dan pelahiran premature yang tidak
jelas penyebabnya, resiko ibu untuk kembali mengalami pelahiran premature akan meningkat
tajam.
8.      RAS
Pada studi observasi kini yang dilakukan oleh field, et.al. (2002), diketahui bahwa
karakteristik populasi dan demografik populasi local pada area tertentu memmpengaruhi angka
pelahiran premature dan angka mortalitas.
9.      Pekerjaan
Pada populasi ibu bekerja, para ibu kurang memegang kembali atas irama dan struktur
pekerjaan mereka serta mendapat tuntutan psikologis yang lebih besar sehingga lebih beresiko
mengalami persalinan premature.
10.  Stress dan hasil akhir kelahiran
Peneliti menetapkan bahwa stress maternal dapat mempengaruhi alur neuroendokrin, yang akan
mengaktivasi sistem endokrin dan akan mendorong paturisi. Alur imun-inflamasi mungkin turut
berperan dalam prose ini. Stress maternal dapat mempengaruhi imunitas sistemik dan local untuk
meningkatkan kerentanan terhadap proses infeksi janin dan intrauterine, menyebabkan paturisi
melalui mekanisme pro inflamasi yang telah diidentifikasi sebelumnya. (Wadhwa et.all, 2001)
11.  Pengaturan jarak kelahiran.
WHO merekomendasikan interval waktu jarak kehamilan minimal 24 bulan agar tubuh dapat
pulih setelah melewati proses kelahiran.

3.      Faktor Predisposisi1
1.      Riwayat preterm sebelumnya atau abortus berulang pada trimester kedua
2.      Amnionis
3.      Infeksi saluran kencing
4.      Bayi kembar
5.      Anomaly uterus
6.      Fibroid
7.      Pembedahan abdomen/ SC
8.      Faktor biologikal/ medik
a.       Umur kurang dari 15 tahun / lebih dari 35 tahun
b.      BB rendah (< 50 kg saat konsepsi)
c.       Riwayat hipertensi, penyakit ginjal / DM
9.      Riwayat perdarahan pada kehamilan sebelumnya, abnormalitas uterus, 35% wanita dengan
incompeten serviks akan melahirkan preterm dan 19% wanita dengan uterus bicornis, unicornis,
atau didelphic akan melahirkan sebelum UK 37 minggu
10.  Peningkatan berat badan yang tidak adekuat[5]
11.  AKDR masih berada dalam rahim5
12.  Penyakit resus5
13.  Kematian fetus
14.  Sosial ekonomi5
a.       Kemiskinan dan sosial yang rendah persalinan preterm biasa terjadi pada wanita dari kelompok
sosial ekonomi yang rendah.
b.      Status pernikahan, persalinan preterm sering terjadi pada wanita yang tidak menikah.
c.       Pekerja, meliputi pekerja fisik yang berat
15.  Psikologi
Psikologi distress dihubungkan dengan kelahiran preterm
16.  Adat istiadat atau kebiasaan[6]
a.       Merokok, pemakai obta-obatan terlarang, dan alkohol
b.      Jarak antar kehamilan pendek
c.       Terlambat ANC
d.      Tidak melakukan ANC

4.      Klasifikasi dan Kategori[7]


a.       Berdasarkan Periode Gestasi
1.      Kelahiran agak premature, berlangsung antara usia kehamilan 35 dan 37 (insiden 5,5%)
2.      Kelahiran sangat premature, berlangsung antara usia kehamilan 29 dan 34 minggu (insiden
0,7%)
3.      Kelahiran luar biasa premature, berlangsung antara usia kehamilan 24 dan 28 minggu (isiden
0,4%)

Pelahiran premature terindikasi adalah kelahiran premature yang dilakukan karena tindakan
tersebut dianggap paling tepat untuk ibu dan bayi.

b.      Berdasarkan Berat Lahir


1.      Berat bayi lahir rendah kurang dari 2500 gram
2.      Berat bayi lahir sangat rendah kurang dari 1500 gram
3.      Berat bayi luar biasa rendah kurang dari 1000 gram.
Berat lahir merupakan determinan utama mortalitas neonatus.

4.      Tanda-tanda Bayi Prematur[8]


1.      Ukuran fisik
a.       Usia kehamilan <37 minggu
b.      BB < 2500 gram
c.       PB < 45 cm
d.      LK 33 cm, sedangkan lingkar perut 30 cm, sehingga kepala tampak lebih besar
2.      Gambaran fisik
1)      Kepala besar
2)      Kulit tipis dan transparan sehingga gerakan peristaltik uterus terlihat
3)      Otot masih lemah sehingga nafas lemah, tangis masih lemah-merintih dan kemampuan
menghisap lendir kurang.

5.      Angka Kelangsungan Hidup[9]


Angka kelangsungan hidup bayi premature bergantung pada etiologi, hasil akhir, dan resiko
kekambuhan :
a.       Bayi yang lahir pada usia kehamilan 23 minggu memiliki peluang kelangsungan hidup 17 %.
b.      Bayi yang lahir pada usia kehamilan 24 minggu memiliki peluang kelangsungan hidup 39 %.
c.       Bayi yang lahir pada usia kehamilan 25 minggu memiliki peluang kelangsungan hidup 50 %.
d.      Diusia kehamilan 32 minggu dan seterusnya, bayi memiliki peluang kelangsungan hidup lebih
dari 50%, namun bayi mungkin memerlukan bantuan bantuan medis dan teknologis.

6.      Diagnosis [10]
Insidensi persalinan palsu yang tinggi menyulitkan diagnosis tepat partus prematurus yang sejati.
Pada sepertiga kasus, apa yang disebut persalinan berhenti tanpa tindakan atau setelah pemberian
suatu plasebo.
Kriteria partus prematurus yang lazim mencakup :
1.      Serviks sedikitnya sudah terbuka 2 cm atau sudah mendatar 75 %.
2.      Ada perubahan yang progesif pada serviks selama periode observasi.
3.      Terjadinya kontraksi yang terasa nyeri, teratur dan intervalnya kurang dari 10 menit
menunjukkan bahwa pasien tersebut tengah berada dalam proses persalinan.

7.      Pencegahan Persalinan Prematur


a.       Hindari kehamilan pada ibu yang terlalu muda (< 17 tahun).
b.      Hidari jarak kehamilan yang terlalu dekat.
c.       Mengguanakan kesempatan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal yang baik.
d.      Anjuran tidak merokok maupun mengkonsumsi obat terlarang (narkotik).
e.       Hindari kerja berat dan cukup istirahat.
f.       Obati penyakit dengan segera yang dapat menyebabkan persalinan preterm
g.      Kenali dan obati infeksi genital/ saluran kencing.
h.      Deteksi dan penanganan factor resiko terhadap persalinan preterm.
i.        Dilaksanakan perawatan prenatal, diet, pemberian vitamin dan penjagaan hygine.6
j.        Keadaan seperti toksemia dan DM memerlukan control yang seksama.
k.      Tindakan pembedahan abdomen yang  elektif dan tindakan operatif gigi yang berat harus
ditunda.
l.        Pasien-pasien dengan kehamilan kembar harus istirahat ditempat tidur sejak minggu ke-28
hingga ke-36/38.
m.    Fibromyoma uteri, kalau memberikan keluhan, dirawat dengan istirahat ditempat tidur dan
analgesia. Pembedahan sedapat mungkin dihindari.
n.      Plasenta previa dirawat dengan istirahat total dan tranfusi darah untuk menunda kelahiran bayi
sampai tercapai ukuran yang viable. Tentu saja perdarahan yang hebat memerlukan pembedahan
segera.
o.      Inkompetensi serviks harus dijahit dalam bagian pertama trimester ke II selama semua
persyaratannya dipenuhi.
p.      SC elektif dan ulangan hanya dilakukan kalau kita yakin bahwa bayi sudah besar. Bahaya pada
pembedahan yang terlalu dini adalah kelahiran bayi kecil yang tidak bisa bertahan hidup.
q.      Obat-obat dapat digunakan untuk menghentikan persalinan.

8.      Penatalaksanaan Persalinan Prematur


a)      Komuikasi[11]
Komunikasi yang efektif sangat penting dalam perawatan dan penatalaksaan ibu selama
persalinan prematur. Ibu harus mendapat informasi tentang resiko persalinan prematur.
b)     Transfer In-Utero[12]
CEMACH merekomendasikan agar ibu dan bayi ditangani tim pakar spesialis. Jika tidak ada
tim spesialis, transfer in-Utero ke unit yang memiliki fasilitas spesialis kebidanan dan spesialis
neonates sangat dianjurkan agar dapat memperbaiki hasil kelahiran.
c)      Analgesia
Penggunaan analgesia epidural bermanfaat dalam penatalaksanaan persalinan prematur
karena dapat membantu mencegah dan menghambat upaya ibu untuk mengejan sebelum
pembukaan lengkap atau mencegah dan menghamba kelahiran yang mendadak dan dramatis
yang dapat menyebabkan gangguan pada janin. Selain itu, juga dapat membantu melemaskan
otot dasar panggul dan perineum serta mampu mempercepat kelahiran perabdomen, apabila
dibutuhkan.
d)     Tanda Vital Ibu dan Janin
Pemantauan ketat tanda vital ibu dan janin penting dilakukan untuk menjamin keselamatan
ibu dan bayi, khususnya ibu yang sejak awal sudah memiliki masalah fisiologis seperti
perdarahan dan infeksi. Hal itu dilakukan sebab masalah tersebut dapat memperburuk dan
menimbulkan dampak negatif pada ibu dan bayi.

e)      Penalaksanaan Membran
Membrane sedapat mungkin harus tetap utuh selama persalinan agar cairan ketuban dapat
berfungsi sebagai buffer untuk menahan tekanan intrauterine yang ditimbulkan oleh kontraksi
uterus. Cairan ini dapat membantu melindungi tubuh janin yang rapuh dan khususnya kepala
janin dari trauma lahir. Cairan ketuban dapat membantu meminimalkan kompresi kepala janin
guna mencegah hemoragi intraventrikular pasca-pelahiran.
f)       Model Pelahiran
Model pelahiran bergantung pada presentasi janin. Seksio sesarea juga diindikasikan apabila
ditemukan ganguan pada ibu atau janin, seperti eklampsi berat yang disertai konvulsi.
Kebanyakan persalinan preamtur cenderung berlangsung dengan cepat dan dalam durasi singkat,
dan banyak kemungkinan akan lahir melalui vagina. Idealnya, peraslinan dan pelahiran prematur
harus berlangsung di unit rumah sakit konsultan akan tetapi, bidan dapat juga dipanggil untuk
membantu ibu yang akan melahirkan di komunitas dan tidak mungkin menjalani transfer in-
utero. Bidan harus meminta bantuan tenaga bidan tambahan dan layanan para medik, jika
dilingkungan tersebut tidak ada ‘regu penyelamat’ obstetric. Bidan mungkin harus meresusitasi
dan mengintubasi bayyi prematur begitu bayi lahir dan mengupayakan pemindahannya segera ke
unit perawatan intensif neonatus.
Asuhan Kebidanan[13]
Rujuk ibu ke tempat yang memiliki failtitas perawatan neonatus. Jika umur kehamilan 35
minggu atau lebih persalinan dapat dilanjutkan dan kebanyakan bayi yang lahir pada usia ini
akan berkembang dengan lebih baik jika diberikan perawatan yang tepat setelah lahir.
Jika UK dibawah 35 minggu, dokter dapat memberikan obat tokolitik jika keadaan ibu dan fetus
baik, tidak ada tanda perdarahan pervaginam pada saat ini atau KPD .
Prinsip pertolongan persalinan prematur :
1.      Jika terdapat kelainan letak termasuk letak bokong dengan Berat janin kurang dari 2000 gram
dapat dilakukan SC
2.      Jika persalinan dilakukan pervaginam, harus diupayakan untuk memeperpendek kala II dengan
jalan :
a.       Episiotomi luas
b.      Forceps Ekstraksi
3.      Jika terdapat kelainan anatomis alat reproduksi bagian dalam, perawatan bayi prematur
sebaiknya dilakukan di RS tersier, sehingga terjamin mendapat perawatan yang memadai : NIUC
(neonatal intensive unit care)

B.     POST MATUR
1.      Pengertian
Definisi post matur merupakan kehamilan yang melampaui umur 42 minggu dengan segala
kemungkinan komplikasinya. Dengan mengetahui hari pertama menstruasi maka kita akan dapat
menentukan:
a.       HPL menurut Negle
b.      Hasil pemeriksaan perawatan antenatal berupa :
1)      Janin besar untuk masa kehamilan (BMK)
2)      Janin kecil untuk masa kehamilan (KMK)
3)      Janin sama besarnya untuk masa kehamilan (SMK)[14]

Nama Lain Postmatur[15]


Untuk kehamilan yang melampaui batas 42 minggu dikemukakan beberapa nama lainnya :
a.       Postdate : menunjukkan bahwa kehamilan telah melampaui umur 42 minggu sejak hari pertama
menstruasi.
b.      Postterm : menunjukkan bahwa kehamilan telah mlampaui waktu perkiraan lahir menurut hari
pertama menstruasi.
c.       Postmature : menunjukkan keadaan janin yang lahir telah melampaui batas waktu persalinannya,
sehingga dapat menimbulkan beberapa komplikasi.[16]
d.      Kehamilan serotinus
e.       Prolonged pregnancy
2.      Etiologi
a)      Tidak pasti mengetahui tanggal haid terakhir.
b)      Terdapat kelainan konginetal anensephalus
c)      Terdapat hipoplasi kelenjar adrenal
d)     Defisiensi enzim sulfatase plasenta.
e)      Hormone estriol yang rendah

3.      Tanda-tanda Postmatur[17]
a.       Tak ada lanugo
b.      Kuku panjang
c.       Rambut kepala banyak
d.      Kulit keriput, mengelupas sering bewarna kekuningan
e.       Kadang-kadang anak agak kurus
f.       Air ketuban sedikit dan mengandung mekonium.

4.      Komplikasi Persalinan Postmatur


Bahaya persalinan postmatur adalah :
a.       Kemungkinan kematian anak didalam rahim bertambah.
b.      Besarnya anak yang berlebih dapat menimbulkan kesukaran pada persalinan. Sebaiknya anak
dapat kecil dikarenakan penurrunan fungsi plasenta
Komplikasi :
a.       Untuk ibu
1)      Rasa takut akibat terlambat lahir
2)      Rasa takut menjalani oprasi dengan akibat komplikasi.
b.      Untuk janin
1)      Oligohidramnion
2)      Diwarnai mekonium
3)      Makrosomnia, berat badan terus bertambah meskipun lambat, dapat mencapai lebih dari 4000-
4500 gram
4)      Dismaturitas bayi.
Criteria makrosomia, kuku panjang, penulangan baik, tulang rawan telinga sudah baik, lemak
kulit masih cukup, pertumbuhan genetalia sekunder sudah ada, mata besar dan terbuka.
5)      Jika plasenta telah mengalami disfungsi sehingga tidak mempu memberikan nutrisi dan O2 yang
cukup, akan terjadi sebaliknya sehingga disebut sindrom post matur dengan kriteria bayi tampak
tua, kuku panjang, keriput (lemak berkurang) terutama di telapak tangan dan kaki, mata lebar
bahkan sudah membuka, verniks kaseosa hilang atau berkurang.
6)      Hipoglikemia, karena janin menggunakan cadangan lemak kulit dan glikogen dalam hati.

5.      Persoalan Yang Dihadapi Dengan Postterm


a.       Identifikasi resiko terhadap janin
b.      Waktu yang tepat untuk melakukan persalinan
c.       Menentukan persalinan pervaginam versus perabdominal :
1)      Resiko kehamilan sulit dipastikan, dapat menjurus resiko kematian janin intrauterine
2)      Menghadapi resiko makrosomia
d.      Persalinan di percepat karena :
1)      Terjadi pre-eklamsia-eklamsia
2)      Ibu dengan hipertensi
3)      Ibu dengan DM
4)      Gangguan tumbang janin intrauteri
e.       Factor pematangan serviks

6.      Penatalaksanaan PostMatur
1)      Expectative Management (Manjemen Menunggu)[18]
1)      Prinsipnya yaitu mengharapkan proses spontan tanpa rangsangan dari luar.
2)      Sambil menunggu juga harus dilakukan evaluasi janin dalam uterus dengan beberapa
tekhnikyang adekuat sehingga dapat diketahui terjadinya gangguan janin dalam bentuk gawat
janin.
3)      Gawat janin merupakan indikasi mutlak untuk melakukan terminasi secara induksi atau
langsung SC.
4)      Metode yang dipilih tergantung pada keadaan janin dan keadaan maternal saat itu.
2)      Induksi oksitosin
1)      Pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah pada pematangan serviks.
2)      Saat ini induksi harus dilakukan observasi ketat terhadap kesejahteraan janin dalam uterus
dengan alat yang cukup memadai.[19]
3)      Evalusi bishop skore
a)      Kurang 4, SC
b)      Anatar 5 dan 6 coba mematangkan serviks
c)      Diatas 7, sebagian berhasil

3)      Secsio sesarea
1)      Salah satu pertimbangan SC yaitu AFI kurang dari 5 cm, yang merupakan indikasi mutlak untuk
SC.
2)      Tanda asfiksia intrauteri
3)      Makrosomia
4)      Kelainan letak janin
5)      Bad obstetric history
6)      Induksi gagal
7)      Infertilitas primer-sekunder
8)      Ibu dengan penyakit tertentu
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Persalinan premature adalah persalinan dengan berat bayi kurang dari 2500 gram dan usia
kehamilannya antara 22 – 37 minggu serta dengan organ vital yang belum sempurna. Penyebab
persalinan prematur dapat dibagi menjadi dua kelomok, yaitu penyebab fisiologis dan non
fisiologis. Factor predisposisi dari persalinan prematur antara lain : riwayat persalinan preterm
sebelumnya, amnionis, infeksi saluran kencing, bayi kembar, anomaly uterus, fibroid, SC, factor
biological, riwayat perdarahan, peningkatan BB tidak adekuat, AKDR masih didalam rahim,
penaykit resus, kematian fetus, social ekonomi, psikologi dan adat istiadat. Klasifikasi persalinan
prematur dibagi berdasarkan periode gestasi dan berdasarkan berat lahir. Penampilan bayi
prematur dapat dilihat dari ukuran fisik dan penampilan fisik. Angka kelangsungan hidup bayi
premature bergantung pada etiologi, hasil akhir, dan resiko kekambuhan. Akan tetapi, persalinan
prematur dapat dicegah. Penatalaksanaan persalinan prematur harus berada di tempat yang
memiliki fasilitas perawatan neonatus. Model pelahiran bergantung pada presentasi janin. Seksio
sesarea juga diindikasikan apabila ditemukan ganguan pada ibu atau janin.
Post matur merupakan kehamilan yang melampaui umur 42 minggu dengan segala
kemungkinan komplikasinya. nama lain dari postmatur antara lain : postdate, postterm,
postmatur, kehamilan serotinus, Prolonged pregnancy. Terdapat tanda-tanda post-term, yaitu :
tak ada lanugo, kuku panjang, rambut kepala banyak, kulit keriput, mengelupas sering bewarna
kekuningan, kadang-kadang anak agak kurus, air ketuban sedikit dan mengandung mekonium.
Post-term akan berbahaya bagi bayi. Sebab terjadinya persalinan post-term beragam. Selain itu,
persalinan post-term akan menimbulkan komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi. Terdapat 3
penatalaksanaan post-term, yaitu : manajemen menunggu, induksi oksitosin, dan SC.

DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & Ginekologi Universitas Padjajaran Bandung.1984. Obstetri Patologi. Bandung :
ELSTAR OFFSET
Holmes, Debie. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC
Taber, Ben-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
Oxorn, Hary. 1990. Ilmu Kebidanan : Pathologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta : Yayasan
Essentia Medika

LAMPIRAN
1.      Faktor penyebab terjadinya prematur dilihat dari faktor fisiologis antara lain...
1)      Infeksi
2)      Over distensi
3)      Lemah serviks
4)      Berat badan ibu
Jawaban : A (1,2,3)
2.      Berikut adalah klasifikasi Prematur berdasarkan Berat Lahir, yaitu...
1)      Berat bayi lahir rendah kurang dari 2500 gram
2)      Berat bayi lahir sangat rendah kurang dari 1000 gram
3)      Berat bayi luar biasa rendah kurang dari 1000 gram
4)      Berat bayi lahir luar biasa rendah kurang dari 750 gram
Jawaban : B (1 dan 3)
3.      Gambaran fisik
1)      Kulit tipis dan transparan sehingga gerakan peristaltik uterus terlihat
2)      Kepala besar
3)      Otot masih lemah sehingga nafas lemah, tangis masih lemah-merintih dan kemampuan
menghisap lendir kurang.
4)      Tak ada lanugo
Tanda-tanda diatas yang menunjukkan tanda-tanda bayi postmatur adalah...
Jawaban : D (4 saja)
4.      Komplikasi postmatur
1)      Dismaturitas bayi
2)      Hipoglikemia
3)      Diwarnai meconium
4)      Makrosomnia
Komplikasi yang menyertai postmatur adalah...
Jawaban : E (1,2,3,4)

5.      Berikut dibawah ini Penatalaksanaan PostMatur, meliputi ...


1)      Expectative Management (Manjemen Menunggu)
2)      Induksi oksitosin
3)      Secsio sesarea
4)      Memberikan obat-obatan yang dapat digunakan untuk menghentikan persalinan
Jawaban : A (1,2 dan 3)

[1] Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri


Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC hal 226
[2] Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC hal 432

[3] Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC hal 668


[4] Taber, Ben-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
EGC hal 157
[5] Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC hal 432

[6] Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC hal 432
[7] Taber, Ben-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC hal 156
[8] Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC hal 432
[9] Taber, Ben-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC hal 156-157
[10] Oxorn, Hary. 1990. Ilmu Kebidanan : Pathologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medika hal

582

[11] Holmes, Debie. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC hal 164-165

[12] Holmes, Debie. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC hal 164-165

[13] Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC hal 448

[14] Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC hal 450

[15] Bagian Obstetri & Ginekologi Universitas Padjajaran Bandung.1984. Obstetri Patologi. Bandung : ELSTAR OFFSET

hal 17-18

[16] Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC hal 450

[17] Bagian Obstetri & Ginekologi Universitas Padjajaran Bandung.1984. Obstetri Patologi. Bandung : ELSTAR OFFSET

hal 18

[18] Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC hal 454

[19] Manuaba, Ida Bagus Gde,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC hal 454

Anda mungkin juga menyukai