1. Menurut Sullivan
Teori Interpersonal Sullivan menekankan pentingnya beragam tahap
perkembangan masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak muda, masa
praremaja, masa remaja awal, masa remaja akhir, dan masa dewasa.
Menurut Sullivan, tahap perkembangan kepribadian yang paling
krusial sesungguhnya bukan pada masa kanak-kanak awal, melainkan
pada masa praremaja, sebuah periode ketika anak-anak pertama kali
memiliki kemampuan untuk menjalin persahabatan yang intim dan
belum sepenuhnya terganggungu oleh ketertarikakan-ketertarikan hawa
nafsu. (Jess Feist, Theories of personality. 2008).
Continue . . .
Dinamise
Pengalaman yang
1. Prototaksis bersifat personal /
private
Tingkatan Pengalaman yg
2. Parataksis dikomunikasikan
Kognisi
ke org lain
Pengalaman
3. Sintaksis konsensual yg
valid dan akurat
Continue . . .
2. Menurut Peplau
Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif yang
menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini
klien adalah proses interpersonal dan terapeutik. Hubungan antar manusia
yang mencakup 4 komponen :
Pasien
Perawat
Masalah Kecemasan yg terjadi akibat sakit / sumber kesulitan
Proses Interpersonal
3. Model Adaptasi Stress Menurut Roy (1983)
• Pengkajian Psikososial
• Strategi Pelaksanaan ( SP )
• Pengkajian Gangguan Jiwa
Peran Perawat dalam Terapi psikofarmalogi Menurut Stuart
(2002, Hal. 377)
1. Pengkajian pasien. Pengkajian pasien memberikan landasan pandangan tentang masing-
masing pasie.
2. Koordinasi modalitas terapi. Koordinasi ini mengintegrasikan berbagai terapi pengobatan
dan sering kali membingungkan bagi pasien.
3. Pemantauan efek obat. Termasuk efek yang diinginkan maupun efek sampng yang dapat
dialami pasien.
4. Penyuluhan pasien. Memungkinkan pasien untuk meminum obat dengan aman dan efektif.
5. Program rumatan obat. Dirancang untuk mendukung pasien disuatu tantangan perawatan
tindak lanjut dalam jangka panjang.
6. Partisipasi dalam penelitian klinis antar disiplin tentang uji coba obat. Perawat merupakan
anggota tim yang penting dalam peneitian obat yang digunakan untuk mengobati pasien
gangguan jiwa.
6. Model Konseptual Sosial Menurut Caplan & Szasz
Konsep ini dikemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa perilaku
dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa situasi sosial
dan menjadi faktor predisposisi klien mengalami gangguan mental, seperti
kejadian kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang rendah. Pada
lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan pengalaman hidupnya.
kondisi sosial bertanggung jawab terhadap penyimpangan perilaku.
Menurut Szasz, setiap individu bertanggung jawab terhadap perilakunya, mampu
mengontrol dan menyesuaikan perilaku sesuai dengan nilai atau budaya yang
diharapkan masyarakat
Continue . . .
1. Seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila
banyaknya factor sosial dan factor lingkungan yang akan memicu munculnya
stress pada seseorang (social and environmental factor create stress, which
cause anxiety and symptom). Beberapa factor predisposisi stress yaitu :
Pengaruh genetik
Pengaruh masa lalu
Pengaruh konflik
2. Caplan, meyakini bahwa situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Oleh
karena itu situasi yang dapat menjadi Presipitasi :
Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.
Kurang mampu mengatasi stress.
Kurang support system
Faktor - faktor perubahan prilaku Continue . . .
Fisik
Psikologi
Sosial
Budaya
Spiritual
Kelebihan dan kelemahan terapi sosial
Kelebihan :
Dasar teori yang kuat
Lebih fokus dalam mengetahui menghadapi masalah klien
Dapat membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya
Kelemahan :
Memakan waktu yang lama
Klien menjadi jenuh akibat waktu yang lama
Dibutuhkan terapis yang benar-benar sudah terlatih
7. Supportive Therapi menurut Rockland
Pengertian
Terapi suportive merupakan psikoterapi yang ditujukan untuk klien baik secara
individu maupun kelompok yang ingin mengevaluasi diri dan melihat kembali
cara menjalani hidup .
Tujuan
Mengurangi konflik intrapsikis yang menghasilkan gejala gangguan mental
mendorong dan mendukung dalam hubungan interpersonal, membantu individu
dalam mendapatkan pemahaman yang lebih tentang situasi dan alternatif
mereka
Tehnik Terapi Suppportive
1. Teknik Bimbingan, prosedur pemberian pertolongan dengan cara pemberian fakta dan interpretasi.
2. Manipulasi Lingkungan, usaha untuk menyelesaikan masalah-masalah emosional klien dengan cara
menghilangkan atau mengubah unsur-unsur lingkungan yang tidak menguntungkan.
3. Ekternalisasi Perhatian, usaha untuk mengalihkan perhatian klien yang mengalami depresi dengan jalan
memberikan dorongan agar klien dapat memulai lagi aktivitasnya yang pernah disenangi.
4. Sugesti-Prestis, usaha terapi untuk mensugesti klien, yakni memberikan pengaruh psikis tanpa daya kritik.
5. Meyakinkan kembali, terapi ini biasanya menyertai pada setiap terapi.
6. Dorongan dan Paksaan, dengan memberikan punishmen untuk menstimulasi perilaku klien sesuai dengan
yang diharapkan.
7. Persuasi , mendasari diri pada anggapan bahwa dalam diri klien mempunyai suatu kekuatan untuk proses
emosinya yang patologis dengan kekuatan dan kemampuan.
8. Pengakuan dan Penyaluran, mengeluarkan isi hati kepada orang lain.
9. Terapi Kelompok, berfungsi sebagai pemberi inspirasi dari klien lainnya yang mempunyai masalah
sejenis.
8. Eksistensial Menurut Ellis dan Roger
1. Menerima (Acceptance)
2. Kehangatan (Warmth)
3. Tampil apa adanya (Genuine)
4. Empati
5. Penerimaan tanpa syarat
6. Transparasi (misalnya : tanpa penutup muka)
7. Kongruensi ( Hubungan sejajar antara konselor dan pasien)
10. Model Konseptual Keperawatan Jiwa
“Model Psikoanalisa”
Model Konseptual Keperawatan Jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam
lingkungan atau stressor yang diakibatkan seorang individu menciptakan
perubahan yang adaptif baik secara mandiri mauupun bantuan perawat (Videbeck,
2008)
Model ini merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan
yang melibatkan perawat didalamnya. Misalnya bertanya tentang keadaan pasien
maupun penyakitya (Brockopp, 1999).
Menurut Kaplan & Sadock (2010) Psikoanalisa merupakan model yang pertama
ditemukan oleh Sigmund freud. Model ini meyakini bahwa penyimpangan
perilaku pada usia dewasa berhubungan dengan perkembangan yang harus
dicapai.
Peran perawat dalam keperawatan jiwa
1. Peran perawat kesehatan jiwa sudah muncul pada tahun 1950. Weiss (1947) yang
dikutiip oleh Stuart & Sundenn (1995) peran perawat adalah sebagai attitude
therapy, yaitu :
Mengobservasi perubahan
Mendemontrasi penerimaan
Respek
Memahami klien
Mempromosikan ketertarikan klien dan berpartisipasi dalam interaksi
2. Menurut Peplau dikutip dari Yosep (2009) peran perawat meliputi :
Sebagai pendidik
Sebagai pemimpin dalam situasi bersifat lokal
Sebagai konselor
Thanks you