Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan

Gizi Buruk

A. Definisi
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat
akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit
dalam waktu lama. Gizi buruk ditandai dengan status gizi sangat kurus
(menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan
gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik-kwashiorkor (Supriyatno Edi,
2012).

B. Klasifikasi
Terdapat 3 tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-
kwashiorkor. Perbedaan tipe tersebut didasarkan pada ciri-ciri atau tanda klinis
dari masing-masing tipe yang berbeda-beda, yaitu :
1. Marasmus
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat (NANDA,
2015). Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan
makanan dan penyakit infeksi. Gejala yang timbul diantaranya :
a) Anak cengeng, rewel, dan tidak bergairah.
b) Diare.
c) Mata besar dan dalam.
d) Akral dingin dan tampak sianosis.
e) Wajah seperti orang tua.
f) Pertumbuhan perkembangan terganggu.
g) Terjadi pantat begi karena terjadi atrofi otot.
h) Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang, kulit keriput dan
turgor kulit jelek.
i) Perut cekung dengan gambaran usus yang jelas.
j) Nadi lambat dan metabolisme basal menurun.
k) Vena superfisialis ntampak lebih jelas.
l) Ubun-ubun besar cekung.
m)Tulang pipi dan dagu menonjol.
n) Anoreksia.
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh
defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energy dan kalori
tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan (NANDA, 2015). Tampak sangat
kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.
Tanda-tanda lain kwashiorkor yaitu :
a) Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis.
b) Edema .
c) Anoreksia dan diare.
d) Anak mudah terjangkit infeksi.
e) Terjadi defesiensi vitamin dan mineral.
f) Perut membuncit.
g) Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah
dicabut, pada penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut
kepala kusam.
h) Wajah membulat dan sembab.
i) Pandangan mata anak sayu.
j) Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan
terasa kenyal pada rabaan permukaan yang licin dan pinggir yang
tajam.
k) Kulit kering, bersisik, hiperpigmentasi dan sering ditemukan
gambaran crazy pavement dermatosis.
3. Marasmik-Kwashiorkor
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung
protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita
demikian disamping menurunnya berat badan < 60% dari normal
memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut,
kelainan kulit.

C. Etiologi
Ada 2 faktor penyebab dari gizi buruk adalah sebagai berikut :
1. Penyebab langsung. Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang
dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat bawaan dan menderita
penyakit kanker. Anak yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering
diserang atau demam akhirnya menderita kurang gizi.
2. Penyebab tidak langsung, ketersediaan Pangan rumah tangga, perilaku,
pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor
kesehatan,tetapi juga merupakan masalah utama gizi buruk adalah
kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan
kerja, perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan
asuh anak, serta pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang
tidak memadai.

D. Manifestasi Klinis
1. Secara umum anak tampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah
terangsang. Pada tahap lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma.
2. Gejala terpenting adalah pertumbuhan yang terhambat, berat dan tinggi
badan lebih rendah dibandingkan dengan BB baku. Penurunana BB ini
tidak mencolok atau mungkin tersamar bila dijumpai edema anasarka.
3. Sebagian besar kasus menunjukkan adanya edema, baik derajat ringan
maupun berat. Edema ini muncul dini, pertama kali terjadi pada alat
dalam, kemudian muka, lengan, tungkai, rongga tubuh, dan pada stadium
lanjut mungkin edema anasarka.
4. Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan subkutan
tipis dan lembek.
5. Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare. Diare
terdapat pada sebagian besar penderita, yang selain infeksipenyebabnya
mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas, atau usus (atrofi).
Intoleransi laktosa juga bisa terjadi.
6. Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut.
Pada taho lanjut, terlihat lebih kusam, jarang, kering, halus, dan berwarna
pucat atau putih, juga dikenal signo de bandero.

E. Pathway

Sosial ekonomi Malabsorpsi, Infeksi Kegagalan


rendah Anoreksia melakukan sintesis
protein dan kalori
Intake kurang dari
kebutuhan

Defisiensi protein dan


kaloria
Hilangnya lemak Kurang
dibantalaan kulit Pengetahuan

Daya tahan tubuh Asam amino esensial


menurun menurun dan produksi
albumin menurun

Turgor kulit menurun Keadaan umum Atrofi/ pengecilan


dan keriput lemah otot

Kerusakan Resiko infeksi Keterlambatan


integritas kulit pertumbuhan dan
perkembangan
Resiko infeksi
saluran pencernaan

Anoreksia, diare
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium: kadar gula darah, darah tepi lengkap, feses
lengkap, elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin. Pada
pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis
normositik normokrom karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat
hipoplasia kronis sumsum tulang di samping karena asupan zat besi yang
kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu
dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun.
2. Pemeriksaan radiologi (dada, AP dan lateral) juga perlu dilakukan untuk
menemukan adanya kelainan pada paru.
3. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine meliputi urine lengkap dan kulture urine.
4. Uji faal hati.
a) Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang
menimbulkankerusakan jaringan atau sel hati.
b) Adanya sumbatan saluran empedu.
5. EKG
6. Gambaran EKG pada pasien dengan malnutrisi ialah amplitude yang
berkurang, deviasi dari axis, interval PR dan QT yang
memanjang,gelombang T menjadi mendatar, segmen ST-T menurun, dan
takikardi ventricular.
7. Foto rontgen
Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan
dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran
pencernaanyang disebabkan oleh malnutrisi.
8. X-Ray
Melakukan pemeriksaan X-Ray untuk memeriksa apakah ada kelainan
pada tulang dan organ tubuh lain.

G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia.
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia.
3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan.
a) Jika anak masih menyusui, eruskan ASI dan berikan setiap ½ jam
sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan
rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan)
setiap 30 menit.
b) Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat dapat
menggunakan oralit yang diencerkan 2x. jika anak tidak dapat minum,
lakukan rehidrasi intravena RL/Glukosa 5% dan NaCl dengan
perbandingan 1 : 1.
4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit.
5. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi.
6. Pemberian makan dengan KEP berat. Pemberian KEP berat dibagi 3 fase:
a) Fase stabilisasi
Pemberian makan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan
dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk
memenuhi metabolisme basal. Persyaratan diet sbb : porsi kecil,
sering rendah serat dan rendah laktosa, energi 100 kkal/kg/hari,
protein 1-1,5 gr/kgBB/hari, cairan 130 ml/kgBB/hari (jika ada edema
berat 100ml/kgBB/hari), bila anak mendapat ASI teruskan.
b) Fase transisi (minggu II)
Pemberian makan pada fase transisi diberikan secara perlahan. Ganti
formula khusus awal (75 kkal dan protein 0.9-1.0 gr/100 ml) dengan
formula khusus lanjutan (energi kkal dan protein 2.9 gr/100ml) dalam
jangka waktu 48 jam.
c) Fase rehabilitasi (minggu III dan IV)
Energi : 150-220 kkal/kgBB/hari. Protein : 4-6 gr/kgBB/hari. Bila
anak masih bmendapat ASI, teruskan ditambah dengan makanan
formula. Kemudian secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga,
7. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro
Berikan setiap hari : tambahan multivitamin lain, bila BB mulai naik
berikan zat besi, vit A oral 1 kali, bila anak diduga cacingan berikan
pirantel pamoat dosis tunggal.
8. Berikan stimulasi dan dukungan emosional.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan,
NoRegister, agama, tanggal masuk RS, dll.
2. Keluhan utama
Tidak ada nafsu makan dan muntah
3. Riwayat penyakit sekarang
Gizi buruk biasanya ditemukan nafsu makan kurang kadang disertai
muntahdan tubuh terdapat kelainan kulit (crazy pavement).
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah ada riwayat penyakit infeksi , anemia, dan diare sebelumnya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang lain menderita gizi buruk.
6. Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang
meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area
kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.
7. Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
Mata : agak menonjol, konjungtiva anemis, bulu mata rontok.
Wajah : membulat dan sembab.
Kepala : rambut mudah rontok dan kemerahan, tampak kusam, dan
kotor.
Abdomen :
 Marasmus : tampak cekung
 Kwasiokor : tampak buncit seperti busung lapar
Kulit : adakah Crazy pavement dermatosis, keadaan turgor kulit,
odema.
b) Palpasi
Pembesaran hsti ± 1 inchi.
c) Auskultasi
Peristaltik usus abnormal.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang
kurang.
2. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status nutrisi.
3. Resiko infeksi b.d daya tahan tubuh menurun.
4. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d malnutrisi.
5. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, diit, perawatan, dan pengobatan
b.d kurangnya informasi.

C. Intervensi Keperawatan :
No Diagnosa NOC NIC
1. Ketidakseimbangan Nutritional Status : food 1. Kaji adanya alergi makanan.
2. Kaji makanan kesukaan
nutrisi kurang dari and fluid intake
Nutritional Status : nutrient klien.
kebutuhan tubuh
3. Anjurkan klien makan
intake
b.d intake yang
Weight control dengan jumlah sedikit tapi
kurang. Kriterian hasil :
sering.
1. Adanya peningkatan berat
4. Monitor jumlah nutrisi dan
badan.
kalori klien.
2. BB ideal sesuai dengan
5. Monitor BB klien setiap
tinggi badan. hari.
3. Tidak ada tanda 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
malnutrisi. untuk menentukan jumlah
4. Tidak terjadi penurunan
kalori dan nutrisi yang
BB yang berarti.
dibutuhkan klien
2. Kerusakan  Tissue Integrity : Skin and 1. Mobilisasi klien setiap 2
integritas kulit b.d Mucous jam
 Membranes 2. Hindarkan dari kerutan
perubahan status
Kriteria Hasil :
tempat tidur.
nutrisi. 1. Integritas kulit yang baik
3. Oleskan lotion atau baby oil
bisa dipertahankan
pada area yang tertekan.
(sensasi, elastisitas, 4. Anjurkan klien untuk
temperatur, hidrasi, menggunakan pakaian yang
pigmentasi). longgar.
5. Anjurkan keluarga lebih
2. Tidak ada luka/lesi pada
sering mengganti pakaian
kulit.
anak bila basah atau kotor
3. Perfusi jaringan baik.
dan kulit anak tetap kering.
6. Kolaborasi dengan dokter
untuk pengobatan lebih
lanjut.
3. Resiko infeksi b.d  Immune Status 1. Pantau tanda dan gejala
 Risk Control
daya tahan tubuh infeksi lanjut.
Kriteria Hasil :
2. Pantau tanda-tanda vital
menurun. 1. Klien bebas dari tanda dan
klien secara berkala.
gejala infeksi.
3. Pantau tanda-tanda sepsis.
2. Menunjukkan kemampuan
4. Pertahankan teknik isolasi.
untuk mencegah 5. Cuci tangan sebelum dan
timbulnya infeksi. sesudah tindakan
3. Menunjukkan perilaku
keperawatan.
hidup sehat. 6. Kolaborasi pemberian
antibiotic.
4. Defisiensi  Knowledge : disease 1. KIE tentang pengertian dan
pengetahuan process proses penyakit yang
 Knowledge : health
mengenai kondisi, dialami klien.
behavior 2. Identifikasi kemungkinan
diit, perawatan, dan
Kriteria hasil :
penyebab, dengan cara yang
pengobatan b.d 1. Pasien dan keluarga
tepat.
kurangnya menyatakan pemahaman
3. Gambarkan tanda dan
informasi. tentang penyakit, kondisi
gejala yang biasa muncul
prognosis, dan program
pada penyakit dengan cara
pengobatan.
yang tepat.
2. Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan 4. Anjurkan keluarga untuk
kembali apa yang membawa anak kontrol di
dijelaskan perawat/tim poli gizi setelah pulang dari
kesehatan lainnya. rumah sakit.

Daftar Pustaka

Nurarif, A. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction.

Supriyatno, Edi. 2003. Gizi Balita. Bandung: Pustaka Ilmu

Ngastiyah. 2000. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Adha. 2015. Laporan Pendahuluan Gizi Buruk


(https://www.scribd.com/doc/267691701/Laporan-Pendahuluan-Gizi-Buruk),
diakses pada 18 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai