Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA KEGIATAN (SAP)

“Coaching Support Terhadap Kepatuhan Penderita Chronic


Kidney Disease (CKD)”

DISUSUN OLEH:
ADRIANA FEBRIANI, S.KEP
A. AYU LESTARI, S.KEP
KHAERATUNNAFISAH, S.KEP
FINA EKAWATI, S.KEP

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : CKD (Chronic Kidney Disease)


Sasaran : Pasien Rawat Inap Lontara 1 atas depan RSWS
Hari/Tanggal : Jum’at, 05 November 2021
Waktu : 10.00-10.30 WITA
Alokasi Waktu : 30 Menit
Tempat : Ruang perawatan Lontara 1 atas depan RSWS
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan para peserta penyuluhan
mengerti dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan perawatan pasien CKD
(Chronic Kidney Disease).
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan peserta penyuluhan
kesehatan mampu :
1. Mengetahui pengertian, penyebab, pencegahan CKD dan pengertian coaching
support.
2. Dapat mempengaruhi kepatuhan pada program pengobatan CKD.
3. Menyebutkan pembatasan asupan cairan pada klien CKD.
4. Mengetahui perawatan CKD dengan kepatuhan mengikuti program diet.
B. Pokok Bahasan
Pendidikan Kesehatan Coaching Support Terhadap Kepatuhan Penderita Chronic
Kidney Disease (CKD)
C. Sub Pokok Bahasan
1. Menjelaskan pengertian, penyebab, pencegahan CKD.
2. Menjelaskan dapat mempengaruhi kepatuhan pada program pengobatan CKD.
3. Menjelaskan mengenai pembatasan asupan cairan pada klien CKD.
4. Menjelaskan perawatan CKD dengan kepatuhan mengikuti program diet.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
Leaflet
F. Strategi Pelaksanaan
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa ceramah dan
tanya jawab menggunakan media leaflet.
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap/ Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Metode Medi
Waktu a
1. Pra Petugas menyiapkan Peserta penyuluhan
Kegiatan ruangan dan tempat duduk di tempat yang
3 Menit untuk peserta penyuluhan telah disediakan dan
dan Fasilitator memegang leaflet yang
membagikan leaflet telah dibagikan oleh
kepada peserta fasilitator.
penyuluhan.
1. 5 Menit Pembukaan : Ceramah
1. Membuka - Menjawab
kegiatan dengan salam
mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan - Memperhatikan
diri
3. Menjelaskan - Memperhatikan
pokok bahasan
dan tujuan
penyuluhan
4. Kontrak waktu
penyuluhan.
2. 10 Menit Pelaksanaan : Ceramah
1. Menjelaskan - Memperhatikan
pengertian,
penyebab,
pencegahan CKD - Memperhatikan
dan pengertian
coaching support.
2. Menjelaskan
dapat
mempengaruhi - Memperhatikan
kepatuhan pada
program
pengobatan CKD.
3. Menjelaskan
mengenai
pembatasan
asupan cairan
pada klien CKD.
4. Menjelaskan
perawatan CKD
dengan kepatuhan
mengikuti
program diet.
3. 9 Menit Tanya jawab dan
evaluasi: - Klien mampu Diskusi
1. Memberi memahami dan dan
kesempatan mengerti tanya
kepada peserta tentang materi jawab
untuk bertanya yang
tentang materi disampaikan
yang telah
disampaikan.
2. Menanyakan
kepada peserta
tentang materi
yang telah
diberikan.
4. 3 Menit Terminasi
1. Mengucapkan Ceramah
terima kasih atas
peran serta
keluarga
2. Mengucapkan
salam penutup

H. Pengorganisasian
1. Preseptor Institusi : Dr. Risnah, S.Kep., Ns., M.Kes
: Ahmad J, S.Kep.,Ns., M.Kep., Sp.KMB
2. Pemaparan : Adriana Febriani, S.Kep
3. Moderator : A. Ayu Lestari, S.Kep
4. Observer : Fina Ekawati, S.Kep
5. Fasilitator : Khaeratunnafisah, S.Kep

I. Materi Penyuluhan
1. Definisi Chronic Kidney Disease (CKD) dan Coaching support.
a. Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit akibat ginjal tidak
menjalankan fungsinya, maka diperlukan penatalaksanaan komprehensif bagi
kelangsungan hidup penderita (PERNEFRI, 2014).

Coaching support merupakan salah satu intervensi yang dapat memperbaiki


perilaku penderita Chronic Kidney Disease (CKD) yaitu peningkatan kepatuhan
dalam penatalaksanaan CKD.
b. Penyebab CKD
1. Kurang minum
2. Minuman Beralkohol
3. Minuman bersoda
4. Tekanan darah tinggi
5. Infeksi penyakit
6. Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat
7. Penyakit bawaan
8. Batu saluran kencing

c. Pencegahan CKD
1. Pengobatan hipertensi yaitu makin rendah tekanan darah makin kecil
risiko penurunan fungsi ginjal.
2. Pengendalian gula darah, lemak darah, dan anemia.
3. Penghentian merokok.
4. Peningkatan aktivitas fisik.
5. Pengendalian berat badan.

2. Kepatuhan pada program pengobatan CKD.


Pengelolaan masalah kesehatan pada penderita CKD cukup rumit dan
dipengaruhi oleh gaya hidup. Ketidakpatuhan merupakan masalah yang sering
dialami oleh penderita CKD ( Menurut Ramelan et al (2013).
Tingkat Ketidakpatuhan penderita CKD secara umum terbagi dalam
empat aspek yaitu, ketidakpatuhan terhadap program hemodialisis, ketidakpatuhan
pada program pengobatan, ketidakpatuhan terhadap restriksi cairan dan
ketidakpatuhan mengikuti program diet (Hadiyanti, 2017; Reach, 2011).
Terjadinya kegawatdaruratan hemodialisis dikarenakan kelebihan volume
cairan di dalam tubuh. Beberapa tanda gejala kelebihan volume cairan adalah
terdengar suara ronkhi saat diauskultasi, terjadi penumpukan cairan di dalam
paru-paru yang mengakibatkan sesak, terjadi pembengkakan pada kelopak mata dan
berat badan yang mengalami kenaikan cukup signifikan (Arici, 2014; Sari et al.,
2013).
Kondisi tersebut menyebabkan kerja jantung menjadi cukup berat
dikarenakan peningkatan tekanan darah dan juga penumpukan cairan di paru- paru
(Arici, 2014). Selain itu, mortalitas pada penderita CKD juga akan meningkat apabila
terjadi peningkatan cairan tubuh 5,7%.
Kesehatan yang optimal merupakan penunjang kehidupan penderita CKD
menjadi produktif. Pemberian coaching support ini salah satunya adalah dengan
memberikan pendidikan kesehatan secara bertahap dan berkelanjutan dengan
memperhatikan masalah-masalah yang dialami oleh penderita CKD sehingga tercapai
kesadaran akan penyakitnya dan hasil akhirnya adalah perbaikan perilaku penderita
(Wolever et al., 2013).
Namun, terdapat faktor lain yang melatarbelakangi orang berusia lanjut tidak
patuh dalam mengelola penyakit CKD yang dideritanya, diantaranya meliputi
ketidakteraturan kontrol dikarenakan penderita kadang lupa minum obat dan obat
masih ada sehingga waktu kontrol diundur oleh penderita. alasan lain
keterlambatan kontrol dikarenakan tidak ada yang mengantar untuk periksa ke
tempat pelayanan kesehatan (Bistara, 2015).
Pemberian coaching support dapat mempengaruhi perilaku penderita
CKD untuk melakukan pengelolaan penyakit CKD sesuai dengan hal-hal yang sudah
disarankan oleh coach (Bistara, 2015). Edukasi pada penderita CKD dengan
melibatkan peran serta keluarga dapat diberikan secara langsung maupun secara tidak
langsung karena semakin tinggi peran keluarga maka semakin tinggi pula penderita
CKD berperilaku patuh terhadap pembatasan cairan dan diet (Thom et al., 2013).
Peningkatan kepatuhan pada penderita CKD dalam pengelolaan penyakitnya
dilakukan dengan cara berkomitmen mengubah sudut pandang menjadi positif dengan
diawali kesepakatan bersama keluarga dalam proses pelaksanaan coaching support
(van Vugt et al., 2013).
Peran serta keluarga, lingkungan dan juga responden sendiri menjadi kunci
keberhasilan dari intervensi coaching support. Peneliti harus bisa menjadi role model
untuk keberhasilan responden dalam meningkatkan kepatuhan (Stacey et al., 2013).

3. Pembatasan asupan cairan pada klien CKD.


Pengaturan diet secara tepat dan pembatasan cairan pada penderita CKD
merupakan langkah awal untuk mencegah terjadinya kelebihan volume cairan di
dalam tubuh yang dapat mengancam nyawa penderita. Salah satu permasalahan yang
terjadi pada penderita CKD adalah kepatuhan. Salah satu contohnya, perilaku
penderita CKD yang tidak mematuhi diet dan pembatasan cairan yang sudah
direkomendasikan meskipun penderita sudah mengerti dampak yang paling fatal
akibat tidak patuh dalam pembatasan cairan (Ariyanti, 2016; Engelke, 2014;
NKDEP, 2015).
Perilaku kontrol yang baik terhadap kepatuhan pembatasan asupan cairan dapat
dipengaruhi oleh pemberian edukasi atau konseling diet dan cairan (Hadiyanti,
2017). Terapi pengobatan dapat berjalan optimal jika edukasi pasien dalam
pengelolaan CKD diberikan secara efektif. Selain itu, kepatuhan dan pengelolaan diri
penderita CKD akan meningkat dengan pemberian edukasi yang tepat (Clarke et al,
2016).
Cara pembataan cairan pada klien dengan CKD untuk mengurangi rasa haus :
a. Hindari makanan dengan rasa asin dan pedas.
b. Berusaha untuk selalu berada di tempat yang sejuk, tidak berlama –
lama di tempat yang udaranya panas.
c. Lakukan perencanaan dan pembagian cairan yang akan dikonsumsi
dalam sehari.
d. Hindari minum dengan air es atau air es yang manis.
e. Saat minum obat gunakan sedikit air.
f. Gunakan gelas yang kecil saat minum, dan jangan langsung menelan
minuman yang masuk ke mulut, akan tetapi telan secara perlahan.
4. Perawatan CKD dengan kepatuhan mengikuti program diet.
Pengaturan diet: tinggi energi, rendah protein, rendah natrium, rendah
kalium.
1. Jenis Makanan Yang Diperbolehkan
a. Bahan makanan sumber karbohidrat: Nasi, bihun, jagung, madu,
permen.
b. Bahan makanan sumber protein: Telur, daging, ikan, ayam, susu
rendah protein.
c. Bahan makanan sumber lemak: Minyak jagung, minyak kelapa
sawit, margarin, mentega rendah garam.
d. Bahan makanan sumber vitamin: sayuran dan buah-buahan dengan
pengolahan khusus, yaitu :
1) Kupas buah atau sayur, potong-potong lalu cuci dengan air
mengalir.
2) Letakkan dalam mangkok, tambahkan air hangat sampai sayur
dan buah terndam, rendam selama 2 jam (banyaknya air kurang
lebih 10 kali bahan makanan).
3) Buang air rendaman.
4) Bilas dengan air mengalir.
5) Masak buah dan sayur. Buah dapat dimasak sebagai
setup/cocktail (buang air rebusan buah).
6) Buah yang diperbolehkan yaitu, buah pepaya, apel, pir,
diberikan bila kadar kalium dalam darah normal.

2. Jenis Makanan yang Tidak Diperbolehkan


a. Bahan makanan sumber karbohidrat: Umbi –  umbian (kentang,
singkong, ubi, talas, dll)
b. Bahan makanan sumber protein: Kacang-kacangan dan hasil
olahannya seperti tempe dan tahu.
c. Bahan makanan sumber lemak: kelapa, santan, jerohan.
d. Bahan makanan sumber vitamin dan mineral: Sayuran dan buah-
buahan tinggi kalium pada klien yang memiliki kadar kalium tinggi
dalam darah.
Tujuan Diet pada pasien dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah:
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal.
2. Memberikan makanan secukupnya, agar tidak memberatkan kerja
ginjal.
3. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi
(uremia).
4. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
Contoh menu sehari diet rendah protein :
1. Waktu pagi : Nasi, telur dadar, sup sayuran.
2. Makanan selingan pada pukul 10.00 susu diet, kue lapis.
3. Waktu siang : Nasi, ikan bumbu acar kuning, sayur asam, pepaya,
jelly manis.
4. Makanan selingan pada pukul 16.00 : Talam Maizena.
5. Waktu malam : Nasi, daging bistik, capcay goreng, teh manis
Pada penderita GGK sering terjadi mual, muntah, anoreksia, dan
gangguan lain yang menyebabkan asupan gizi tidak adekuat/tidak
mencukupi.

Anda mungkin juga menyukai