Anda di halaman 1dari 15

Departemen Keperawatan Medikal Bedah

ANALISIS JURNAL
“Finger Handheld Technique Compared To Deep Breathing Technique In Reducing
Anxiety Before Cardiac Catheterization

OLEH :

Kelompok 3

Adriana Febriani, S.Kep


A.Ayu Lestari, S.Kep
Khaeratunnafisah, S.Kep
Fina Ekawati, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


ANALISIS JURNAL

1. Judul Artikel:
“Finger Handheld Technique Compared To Deep Breathing Technique In Reducing
Anxiety Before Cardiac Catheterization ”
2. Kata Kunci (Keyword):
Anxiety, Cardiac Catheterization, Handheld Technique
3. Penulis:
Emil Huriani, Siska Prima Olimviani, Hendria Putra
4. Publikasi:
Indonesian Contemporary Nursing Journal, 6(1), 2021, 12-20
5. Penganalisis
Adriana Febriani, S.Kep, A.Ayu Lestari, S.Kep, Khaeratunnafisah, S.Kep dan Fina
Ekawati, S.Kep
6. Telaah Step 1 (Fokus penelitian jelas)
Problems Di Indonesia prevalensi kecemasan menurut hasil
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun
2013 menunjukkan bahwa 6% atau sekitar 14 juta
penduduk di Indonesia mengalami gangguan
emosional yang ditunjukkan dengan gejala kecemasan
dan depresi. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Bahsoan (2013) sekitar 1,2 juta jiwa atau berkisar 80%
yang mengalami kecemasan sebelum menjalankan
operasi
Menunggu pelaksanaan prosedur tindakan invasif
kateterisasi jantung sering menimbulkan rasa cemas
pada pasien. Kecemasan disebabkan oleh ketakutan
akan kematian, masalah atau komplikasi yang mungkin
akan terjadi, kurangnya pengetahuan mengenai
lingkungan ruang kateterisasi, ketakutan akan
perubahan gaya hidup pasca tindakan, hospitalisasi dan
menunggu tindakan merupakan sumber stres dan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


ketegangan terbesar bagi pasien.Selain itu lingkungan
yang tidak dikenal, terisolasi dari keluarga dan stress
bertemu petugas kesehatan adalah penyebab
kecemasan pasien yang akan melakukan tindakan
kateterisasi jantung (Ziyaeifard et al., 2017).
Stres dan kecemasan mempengaruhi respons
fisiologis, seperti laju pernapasan, detak jantung,
tekanan darah, konsumsi oksigen miokard, dan
konsentrasi plasma epinefrin dan norepinefrin.
Peningkatan permeabilitas vaskular menyebabkan
cedera jaringan dan agregasi trombosit (Mahmoudirad
et al., 2013),
kecemasan dapat diturunkan dengan cara
relaksasi, meditasi, relaksasi imajinasi dan visualisasi
serta relaksasi progresif. Salah satu teknik relaksasi
yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan
adalah dengan teknik relaksasi genggam jari. Teknik
relaksasi genggam jari-jari dapat mengontrol dan
mengembalikan emosi yang akan membuat tubuh
rileks. Dalam keadaan rileks secara alami akan memicu
pelepasan endorphin hormon, hormon ini berfungsi
untuk menyebabkan perasaan senang dan meringankan
stress (Sofiyah, 2014).
. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, teknik
genggam jari mampu menurunkan kecemasan pasien
jantung coroner (Parellangi et al., 2017).
Intervention Intervensi dalam penelitian ini adalah teknik nafas
dalam dan teknik genggam jari’ Teknik relaksasi
genggam jari dan napas dalam merupakan dua
alternatif terapi non-farmakologis yang bertujuan
memberikan relaksasi. Respon relaksasi dapat
mempengaruhi system limbik dalam sinkronisasi

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


gelombang otak dengan gelombang alfa untuk
menciptakan perasaan rileks oleh hipotalamus dengan
mengurangi sekresi Corticotropin Releasing Hormone
(CRH) yang juga dapat meransang kalenjer hipofisis
anterior untuk mengurangi sekresi Adenocortikotropic
Hormon (ACTH) yang menyebabkan penurunan
stimulasi syaraf simpatis yang menurunkan frekuensi
denyut jantung sehingga memberikan perasaan rileks
(Upoyo & Taufik, 2019).
Genggaman jari akan menghangatkan titik-titik keluar
dan masuknya energi pada meridian (saluran energi)
yang berhubungan dengan organ-organ di dalam tubuh
serta emosi yang berkaitan yang terletak pada jari
tangan kita. Setiap jari tangan berhubungan dengan
sikap sehari-hari. Ibu jari berhubungan dengan
khawatir, jari telunjuk berhubungan dengan ketakutan,
jari tengah berhubungan dengan kemarahan, jari manis
berhubungan dengan kesedihan dan jari kelingking
berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati
(Pinandita et al, 2012).
Titik-titik refleksi pada tangan memberikan
rangsangan secara refleks (spontan) pada saat
genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan
semacam gelombang kejut atau listrik menuju otak
kemudian diproses dengan cepat dan diteruskan
menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami
gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi
lancar. Sumbatan di jalur energi tersebut merupakan
perasaan yang tidak seimbang misalnya khawatir,
kecemasan, marah, takut dan kesedihan yang dapat
menghambat aliran energi yang dapat mengakibatkan
perasaan tidak nyaman dalam tubuh (Hill, 2011).

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


Comparison Intervention intervensi pembanding dalam penelitian ini adalah
relaksasi nafas dalam dan teknik genggam jari
Outcome Teknik nafas dalam dan teknik genggam jari dapat
menurunkan kecemasan pasien sebelum tindakan
kateterisasi jantung. Tetapi teknik genggam jari lebih
efektif untuk mengatasi kecemasan pada pasien
sebelum tindakan kateterisasi jantung dari pada
pemberian teknik nafas
Time Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2020 –
Januari 2021. Penelitian dilakukan di Rawat Inap
Jantung, CVCU, Yellow Zone Jantung dan Cath Lab
Instalasi Pusat Jantung Terpadu RSUP Dr. M. Djamil
Padang.
7. Telaah Step 2 (Validitas)
Recruitment 1. Metode Penelitian
Metode pada penelitian ii adalah menggunakan
quasi experiment dengan pretest posttest with
control group design yaitu peneliti memberikan
perlakuan tertentu pada suatu kelompok yang
diobservasi setelah dilakukan intervensi. Perlakuan
yang di berikan pada kelompok intervensi adalah
teknik genggam jari selama 20 menit sedangkan
kelompok kontrol diberikan teknik nafas selama 20
menit.
2. Penentuan Sampel
Jumlah kelompok pada penelitian ini adalah
sebanyak 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol. Sampel untuk kelompok
perlakuan sebanyak 18 orang dan kelompok
kontrol 18 orang. Total sampel yang digunakan
adalah 36 pasien. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan Simple Random Sampling..

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


3. Kriteria Inklusi & Eksklusi
a. Kriteria Inklusi
1) pasien pertama kali menjalani tindakan
kateterisasi jantung,
2) mengalami kecemasan ringan, sedang, dan
berat,
3) berusia 20–70 tahun,
4) dapat berkomunikasi dengan baik.
b. Kriteria Eksklusi
1) keadaan umum pasien yang tidak baik
(seperti: sesak nafas, palpitasi, dan
fatigue)..

Maintenance Menggenggam jari sambil menarik nafas dalam-


dalam dapat mengurangi bahkan menyembuhkan
ketegangan fisik atau emosi, teknik relaksasi genggam
jari ini nantinya akan dapat menghangatkan titik – titik
keluar dan masuknya energi pada meridian (jalan
energi dalam tubuh) yang terletak pada jari – jari
tangan, sehingga nantinya mampu memberikan sebuah
efek rangsangan secara spontan pada saat dilakukan
genggaman, kemudian rangsangan tersebut nantinya
akan mengalir menuju ke otak, kemudian dilanjutkan
ke saraf pada organ tubuh yang mengalami gengguan,
sehingga diharapkan sumbatan di jalur energi menjadi
lancar (Indrawati, 2017).
Adapun Prosedur pelaksanaan teknik relaksasi
genggam jari menurut Henderso (2007) dalam
penelitian Adji Bagus Sasmito (2018) yaitu:
Persiapan ;

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


1. Jelaskan pada pasien tentang tindakan dan
tujuan dari tindakan yang dilakukan serta
menanyakan kesediaannya.
Tindakan
2. Posisikan pasien pada posisi berbaring, serta
anjurkan pasien untuk mengatur nafas dan
merilekskan semua otot.
3. Perawat duduk di samping pasien, relaksasi
dimulai dengan menggenggam ibu jari pasien
dengan tekanan lembut, genggam sampai nadi
pasien terasa berdenyut.
4. Anjurkan pasien untuk mengatur pola nafas
dengan hitungan teratur.
5. Genggam ibu jari kurang lebih selama 3-5
menit dengan tambahan nafas dalam, kemudian
lanjutkan ke jari – jari yang lain satu persatu
dengan durasi yang sama.
6. Setelah kurang lebih 15 menit, lakukan
relaksasi genggam jari ke jari tangan yang lain.
Terminasi ;
7. Setelah selesai, tanyakan bagaimana respon
pasien terhadap kecemasan yang dirasakan
8. Rapikan pasien dan tempat tidur kembali.

Measurement 1. Alat Pengumpul Data/Instrumen


Instrumen yang digunakan dalam penilaian
kecemasan adalah kuesioner State Trait Anxiety
Inventory (STAI) formYyang dikembangkan oleh
Charles D. Spielberger. STAI terdiri dari dua
dimensi, yakni kecemasan sesaat (state) dan
kecemasan dasar/yang menetap (trait) (Julian,
2011). Dalam penelitian ini, peneliti hanya

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


menggunakan alat ukur kecemasan state atau State
Anxiety Inventory (S-AI) form-Y karena kecemasan
yang diteliti adalah kecemasan pada situasi tertentu,
yakni saat menghadapi proses kateterisasi jantung.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Mann-Whitney.
3. Hasil Pengukuran
Hasil penelitian didapatkan bahwa kelompok
kontrol melakukan teknik nafas dalam selama 20
menit. Sebelum pelaksanaan teknik nafas dalam,
sebanyak 27,8% pasien mengalami kecemasan
ringan, sebanyak 27,8% pasien mengalami
kecemasan sedang dan sebanyak 44,4% pasien
mengalami kecemasan berat. Selanjutnya, setelah
dilakukan teknik nafas dalam didapatkan jumlah
kecemasan ringan sebanyak 27,8%, kecemasan
sedang sebanyak 33,3% dan kecemasan berat
sebanyak 38,9%. Setelah pelaksanaan teknik nafas
dalam, 1 orang pasien mengalami penurunan
tingkat kecemasan dan yang lainnya tidak
mengalami penurunan tingkat kecemasan. Artinya,
teknik teknik nafas dalam dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada pasien sebelum tindakan
kateterisasi jantung..
Berbeda halnya dengan kelompok pasien yang
melakukan teknik genggam jari. Sebelum
pelaksanaan teknik genggam jari didapatkan
sebanyak 5,6% pasien mengalami kecemasan
ringan, sebanyak 38,9% pasien mengalami
kecemasan sedang dan sebanyak 55,6% pasien
mengalami kecemasan berat. Selanjutnya, setelah

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


melakukan teknik genggam jari didapatkan jumlah
kecemasan ringan sebanyak 88,9%, kecemasan
sedang sebanyak 0 % dan kecemasan berat
sebanyak 11,1%. Hasil uji statistik menggunakan
wilcoxon didapatkan p value sebesar 0,000 yang
berarti terdapat pengaruh pemberian teknik
genggam jari terhadap tingkat kecemasan pada
pasien sebelum tindakan kateterisasi jantung.

8. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)


a. Adanya sumber daya manusia
Pengaplikasian intervensi ini sangat memungkinkan untuk dilakukan dalam
pelayanan di ruang perawatan PJT dimana diruangan tersebut terdapa banyak pasien
diantaranya dilakukan tindakan kateterisasi jantung,. Tenaga perawat profesional yang
ada di ruang PJT dapat mengadopsi intervensi ini untuk mengurangi kecemasan,
ketakutan, dan stres pasien yang akan menjalani kateterisasi jantung. Intervensi ini
bisa dilakukan oleh siapapun. Perawat dalam pelayanan dapat mengajarkan dan
membimbing keluarga pasien dalam melakukan intervensi ini kepada pasien. untuk
penerapannya diperlukan penyusunan Standar Operasional Prosedur serta pelatihan
dan sosialisasi bagi perawat.
b. Waktu
Intervensi ini bisa dilakukan selama kurang lebih 20 menit
c. Biaya
Pemberian intervensi teknik relaksasi genggam jari secara mandiri, tidak
membutuhkan peralatan dan biaya. Adapun yang membutuhkan biaya adalah
pelatihan dan sosialisasi bagi perawat. Serta untuk pengukuran kecemasan
memungkinkan memerlukan biaya yang sedikit karena menggunakan alat ukur
kecemasan state atau State Anxiety Inventory (S-AI) form-Y dalam bentuk
kuesioner State Trait Anxiety Inventory (STAI) form-Y
d. Kebijakan
Intervensi ini merupakan salah satu tindakan dalam intervensi Teknik latihan
penguatan otot dan teknik latihan penguatan sendi sesuai dengan buku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


e. Hasil
Hasil dari penelitian ini dapat diterapkan pada pasien yang mengalami
kecemasan. Dan bentuk pengaplikasiannya sesuai Standar Operasional Prosedur.
Selain itu, intervensi ini sangat cocok diterapkan di ruang perawatan PJT RS
Wahidin makssar mengingat banyaknya kasus penyakit jantung di ruang perawatan
tersebut.
9. Kelebihan dan Kekurangan:
a. Kelebihan
1) Intervensi ini mudah untuk dilakukan, waktu yg di perlukan sangat singkat,
tidak membutuhkan peralatan dan biaya.
2) Bisa dilakukan oleh siapa saja
3) Intervensi ini bermanfaat menurunkan perasaan cemas, mengurangi
ketegangan, meningkatkan kenyamanan dan membantu menghadapi situasi
yang tidak terkendali akibat stress
4) Intervensi ini didukung oleh beberapa penelitian yang menyatakan bahwa
intervensi ini efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan karena teknik ini
menggabungkan antaran finger holding dan napas dalam untuk mengendalikan
emosi
b. Kelemahan
1) SOP tidak dijelaskan secara rinci pada penelitian ini
2) Penelitian ini terbatas hanya dilakukan pada pasien yang akan menjalani
kateterisasi jantung elektif, bukan pasien yang akan menjalani Primary
Percutanous Coronary Intervention (Primary PCI).

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


DAFTAR PUSTAKA

Bahsoan, H. (2013) Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kecemasan PadaPasien Pre


Operasi Di Ruang Perawatan Bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota
Gorontalo. Jurnal: Universitas Gorontalo
Hill, R. Y. (2011). Nursing From The Inside-Out : Living And Nursing From The Highest
Point Of Your Consciousness. London: Jones And Barlett Publishers.
Huriani, E., Olimviani, S. P., & Putra, H. (2021). Handheld Technique Compared To
Deep Breathing Technique In Reducing Anxiety Before Cardiac
Catheterization. Indonesian Contemporary Nursing Journal, 12-20.
Indrawati, U. (2017) Pengaruh Kombinasi Teknik Relaksasi Genggam Jari Dan Kompres
Dingin Terhadap Perubahan Persepsi Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur
Di Rsud Jombang, Yogyakarta, H.3-4
Julian, L. J. (2011). Measures Of Anxiety. Arthritis Care, 63(0 11), 1–11.
Https://Doi.Org/10.1002/Acr.20561.Measu Res
Kemenkes, Ri. (2013) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta : Balitbang Kemenkes
Ri.

Mahmoudirad, G., Moslo, M. G., & Bahrami, H. (2013). Effect Of Foot Reflexology On
Anxiety Of Patients Undergoing Coronary Angiography Gholamhosyn. Iranian
Journlao Of Critical Care Nurse, 6(4), 241– 248.
Parellangi, A., Kartika Sari, N., Loriana, R., & Amaliyah, B. (2017). Uji Similarity The
Effect Of Giving The Handheld Finger Relaxation On Anxiety Changes To The
Patients With Coronary Heart Disease.
Pinandita, I., Purwanti, E., Utoyo, B. (2012) Pengaruh Teknik Relaksasi GenggamJari
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi,
Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol. 8, No. 1, Hh.32-43.
Sasmito, A. B. (2018). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Kecemasan Pasien
Pre Operasi Benigna Prostat Hiperlasia (Studi Di Paviliun Mawar Rsud
Jombang) (Doctoral Dissertation, Stikes Insan Cendekia Medika Jombang).
Sofiyah, L. 2014. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Pada Perubahan Skala
Nyeri Pasien Pasca Operasi Sectio Caesare Di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekardjo Purwokerto

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


Upoyo, A. S., & Taufik, A. (2019). The Effectiveness Differences Of Finger Handheld
And Deep Breathing Relaxation Techniques In Reducing Heart Rate And Stress
Levels In Primary Hypertension Patients. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 7(3),
266–273. Https://Doi.Org/10.24198/Jkp.V7i3.996
Ziyaeifard, M., Zahedmehr, A., Ferasatkish, R., Faritous, Z., Alavi, M., Alebouyeh, M.
R., Dehdashtian, E., Ziyaeifard, P., & Yousefi, Z. (2017). Effects Of Lavender Oil
Inhalation On Anxiety And Pain In Patients Undergoing Coronary Angiography.
Iranian Heart Journal, 18(1), 44–50

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


Lampiran
Jurnal utama

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


Jurnal pendukung

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX


Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIX

Anda mungkin juga menyukai