Oleh:
KELOMPOK 2
Arianti 70300117011
Israwati 70300117036
2020/2021
A. Metode Penugasan yang Baik Diterapkan dalam Menjalankan
Praktik Keperawatan Profesional
Menurut kelompok kami, 2 metode atau model penugasan yang baik
diterapkan dalam menjalankan praktik keperawatan professional adalah:
1. Model Kasus
Di mana pada metode kasus setiap perawat ditugaskan untuk melayani
seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan
kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti
isolasi, intensive care. Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari
filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan
observasi pada pasien tertentu.
2. Model Tim
Di mana pada metode tim seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Model tim
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi
sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Metode ini
menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group yang terdiri dari tenaga professional,
tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
B. Alasan Untung Rugi dari Pemilihan Model yang Dipilih
1. Model Kasus
a. Keuntungan
1) BHSP dapat terjalin dengan baik antar pasien dan perawat
2) Kebutuhan pasien terpenuhi
3) Pasien merasa puas
Terkait dengan pemberian pelayanan keperawatan untuk
meningkatkan kepua-san pasien di rumah sakit, Allah SWT ber-
firman dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90 yang terjemahnya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia mem-beri
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”
4) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
5) Perawat fokus pada 1 pasien saja sehingga pelayanan yang
diberikan terhadap pasien dapat lebih optimal
6) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
7) Perawat lebih memahami kasus per kasus
8) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih muda
b. Kerugian
1) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang
terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh
2) Membutuhkan banyak tenaga
3) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga
tugas rutin yang sederhana terlewatkan
4) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penaggung jawab klien bertugas
2. Model Tim
a. Keuntungan
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehinggah konflik mudah
di atasi dan memberikan kepuasaan pada anggota tim
4) Saling memberi pengalaman antar sesama tim
5) Pasien dilayani secara komprehensif
6) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
7) Tercipta kerja sama yang baik
8) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
9) Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif
b. Kerugian
1) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan
menjadi tanggung jawabnya
2) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat
tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat
3) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu
atau ketua tim.
4) Akuntabilitas dalam tim kabur
C. Struktur Pengorganisasian Kerja Pelayanan Keperawatan
Berdasarkan 2 Model Penugasan yang Dipilih
1. Model Kasus
2. Model Tim