Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KETUA TIM (PERAWAT PRIMER)


DI RUANG MURAI C RSKJ SOEPRAPTO BENGKULU
Jum’at, 27 Nopember 2015

DISUSUN OLEH :

ENNI LOVISA PUTRI, S.Kep


NPM. 1526050009

PERCEPTOR AKADEMIK PERCEPTOR KLINIK

(Ns. IDA RAHMAWATI, S.Kep) (Ns. JAJANG SURJANA, S.Kep)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2015
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Ketua tim (perawat profesional) adalah perawat yang bertanggung jawab
dalam perencanaan kelancaran dan evaluasi dalam asuhan keperawatan untuk
semua pasien yang dilakukan oleh tim dibawah tanggung jawabnya disamping itu
ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua
anggota tim dalam melakukan implementasi dan tindakan keperawatan (Kuntoro,
2010). Ketua tim adalah seorang perawat yang bertanggung jawab mengetahui
keadaan dan kebutuhan semua pasien yang termasuk dalam tim dan
merencanakan asuhan individual (Marquis, 2010). Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal, dan pembantu
dalam satu kelompok kecil yang saling membantu (Nursalam, 2011).

B. Tujuan Pembagian Metode Tim


Adapun pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan memiliki tujuan
yang bervariasi, diantaranya memberikan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan
objektif pasien sehingga dapat meningkatkan tingkat kebutuhan pasien,
meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar perawat sehingga transfer ilmu dan
pengalaman dapat terlaksana, dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
serta motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Berbeda dengan
metode fungsional metode tim lebih banyak memberikan tanggung jawab,
otoritas, dan tanggung gugat kepada anggota tim, tugas perawat menjadi lebih
lebih kompleks, anggota tim terlibat dalam perencanaan dan evaluasi. Jika kerja
tim berhasil, maka pelaksana (khususnya anggota tim) akan menerima
pengalaman dan wawasan kerja.
C. Keuntungan dan Kerugian Metode Tim
1. Keuntungan metode tim
a. Memberikan kepuasan kepada pasien dan perawat
b. Perawat dapat mengenal pasien secara individual karena menangani
pasien dalam jumlah yang sedikit, sehingga pelayanan dapat diberikan
secara komperhensif dan melihat pasien secara kolektif
c. Perawat akan bekerja lebih produktif dalam hal kerjasama dan
komunikasi dalam tim. Ini dapat mempermudah anggota tim dalam
mengenal satu sama lain jika dimanfaatkan secara optimal
2. Kerugian metode tim
a. Pengaturan tidak sesuai dapat mengurangi keefektifan dari metode ini
b. Metode tim menuntut banyak terhadap peran perawat non profesional
dalam melaksanakan asuhan keperawatan
c. Ketua tim perlu diberikan rentang waktu yang lebih panjang dalam
menyelesaikan tugas manegernya seperti mengkaji, mendengarkan,
dan mengontrol kerja kelompok
d. Ketua tim dapat mengalami kebingungan karena tugas yang
disampaikan oleh beberapa anggota apalagi dengan komposisi anggota
tim yang sering berubah (Marquis, 2010)
3. Konsep metode tim
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai
teknik kepemimpinan
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuit rencana
keperawatan
terjamin.
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik
jika didukung oleh kepala ruang.
D. Tugas Perawat Primer (Ketua Tim)
a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain.
e. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi terhadap pelaksanaan
asuahan keperawatan
f. Menerima dan menyesuaikan rencana
g. Menyiapkan penyuluhan untuk kepulangan pasien
h. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, dengan cara kontak dengan
lembaga sosial di masyarakat.
i. Membuat jadwal perjanjian klinik
j. Mengembangkan kemampuan anggota dalam memberikan asuhan
keperawatan
k. Mengadakan diskusi dengan pelaksana keperawatan

E. Fungsi Managerial
1. Perencanaan
a. Melaksanakan timbang terima dengan petugas dinas sebelumnya
tentang kondisi, jumlah, serta perawatan lanjutan klien bersama kepala
ruangan
b. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien terhadap perawat,
pemeriksaan, diagnosis, dan terapi
c. Memberi masalah keperawatan berdasarkan tanggung jawab masing-
masing
d. Memberi penugasan kepada anggota tim/perawat asosiet
e. Menyusun rencana tindakan dan mendiskusikan dengan kepala
ruangan tentang masalah klien berdasarkan hasil observasi dan catatan
untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
f. Mengikuti ronde keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan
g. Menggalang kerjasama antar anggota tim
h. Melakukan penilaian hasil kerja anggota tim sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun
i. Mengikuti visite dokter
j. Menciptakan kerjasama yang baik antar anggota tim
k. Melakukan tindak lanjut dan revisi rencana kerja sesuai dengan
kondisi klien
l. Melakukan timbang terima dengan petugas kesehatan
2. Pengorganisasian
a. Tujuan
1) Memberikan gambaran tentang peran dan fungsi perawat
2) Memberikan asuhan keperawatan yang optimal dan berkelanjutan,
berkesinambungan demi menjamin kerjasama yang baik antar
anggota tim
b. Metode
Berdasarkan jumlah anggota yang ada dan tingkat ketergantungan
klien, maka ditetapkan untuk menggunakan metode tim karena :
1) Metode tim dapat digunakan pada sekelompok perawat dengan
pengetahuan dan pengalaman yang beragam
2) Memungkinkan pencapaian proses keperawatan yang optimal
3) Memberikan kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
4) Memberikan tanggung jawab dan motivasi yang tinggi, sehingga
kualitas asuhan keperawatan dapat ditingkatkan
Tugas perawat primer :
1) Bersama kepala ruangan melakukan serah terima pergantian
dinas/tugas
2) Melakukan pembagian tugas pada Perawat Asosiet (PA)
3) Menyiapkan keperluan untuk askep dan pendokumentasian
4) Mengikuti visit dokter
5) Membuat laporan klien
6) Mengevaluasi asuhan keperawatan dan pendokumentasian
3. Pengarahan
a. Pembagian tanggung jawab Perawat Asosiet (PA) diarahkan sesuai
dengan tingkat ketergantungan klien dan jumlah perawat
b. Pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh institusi
c. Perawat Asosiet diharapkan mengikuti arahan Perawat Primer
d. Anggota tim diharapkan menggalang kerjasama yang baik antar
sesama anggota tim kesehatan lainnya
e. Memberi motivasi pada anggota tim
f. Memberi pengalaman pada perawat asosiet tentang asuhan
keperawatan dan pendokumentasian yang masih memerlukan
tambahan
g. Melibatkan anggota tim dari awal sampai akhir
4. Pengawasan
Komponen evaluasi
a. Pelaksanaan kinerja Perawat Asosiet (PA) sesuai dengan standar
operasional prosedur
b. Pencapaian hasil asuhan keperawatan sesuai dengan kriteria evaluasi
c. Pelaporan hasil evaluasi, rekomendasi untuk perubahan/revisi
d. Melakukan revisi terhadap perencanaan bila diperlukan

Evaluasi dilakukan setiap saat selama jam dinas :


a. Komunikasi langsung
Dengan menggunakan pertanyaan tentang anggota tim dan mengawasi
secara langsung proses pemberian asuhan keperawatan
b. Revisi supervisi
Pengawasan terhadap asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh
Perawat Asosiet dan pendokumentasian asuhan keperawatan
5. Pendelegasian
a. Primary Nurse (PN)/perawat primer
1) Jika PN berhalangan hadir, maka pendelegasian diberikan kepada
salah satu anggota tim
2) Selama jadwal istirahat maka wewenang PN didelegasikan kepada
salah satu anggota tim
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai kembali hasil kegiatan yang telah
dilakukan. Strategi evaluasi yaitu :
a. Komunikasi langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada anggota
tim
b. Supervisi dan pengawasan asuhan keperawatan yang telah dilakukan

F. Struktur Organisasi

Ketua Tim B

ENNI LOVISA PUTRI, S. Kep

PA Pagi PA Siang PA Malam


Indha Devyta Ulfa, S.Kep Maya Puspita, S.Kep M. Stiyo Budiyono, S.Kep

 Tn. Eltari
Tn. Tarzan  Tn. Lundun  Tn. Padila
 Tn. Mustakim
Tn.Warman  Tn. Sepen  Tn. Depit
 Tn. Samsuar
Tn.Yahadi  Tn. Rizal  Tn. Bambang
 Tn. Siharman  Tn. Budi  Tn. Dedi
 Tn. Endang  Tn. Desmon  Tn. Budi Ramadan
 Tn. Amri

 Tn. Samsuar
Tugas diuraikan berdasarkan tingkat ketergantungan dan jumlah perawat yang
tersedia, tingkat ketergantungan pasien meliputi :
a. Minimal care
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan
1) Mampu naik- turun tempat tidur
2) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
3) Mampu makan dan minum sendiri
4) Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
5) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
6) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
7) Status psikologis stabil
8) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik

b. Partial care
Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
1) Membutuhkan batuan 1 orang untuk naik- turun tempat tidur
2) Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan
3) Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
4) Membutuhkan bantuan untuk makan/ disuap
5) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
6) Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
7) Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/ kamar mandi)
8) Observasi tanda- tanda vital setiap 4 jam

c. Total care
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat yang lebih lama.
1) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong atau kursi roda
2) Membutuhkan latihan pasif
3) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
4) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
5) Dimandikan perawat
6) Dalam keadaan inkontinensia
7) Pasien tidak sadar
8) Keadaan pasien tidak stabil
9) Observasi TTV setip kurang dari jam
10) Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi
DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, A. 2010. Buku Ajar Managemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha


Medika
Nursalam. 2011. Managemen Keperawatan. Jakarta: EGC
Marques B & huston. 2010. Kepemimpinan dan Managemen Keperawatan Teori
dan Aplikasi Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai