Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIK PROFESI

KEPERAWATAN

Nama Preceptee : Noviarista Rahmawati

NPM : 22090300026

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2022

Jl. Cempaka Putih Tengah 1/1 Jakarta Pusat, Kode


Pos 10510Telp/Faks : 021-
LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

PERAN : KEPALA RUANGAN

A. PENGERTIAN
Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawatan profesional yang diberi tanggung
jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang
rawat (Suarli, 2013). Kepala ruangan bertugas untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak dalam perngawasan agar mereka dapat melaksanakan
tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Nursalam, 2014).

B. PERAN KEPALA RUANGAN


Kepala ruangan diberi tanggung jawab untuk memperkerjakan, mengembangkan dan
mengevaluasi stafnya. Mereka di berikan tanggung jawab untuk pengembangan
anggaran tahunan unit yang dipimpinya dan memegang kewewenangan untuk
mengatur unit sesuai tugas dan tanggung jawabnya, memantau kualitas perawatan,
menghadapi masalah tenaga kerjaan, dan melakukan hal-hal tersebut dengan biaya
yang efektif.

C. FUNGSI KEPALA RUANGAN


Tanggung jawab kepala ruangan terbagi menjadi empat, yaitu perencanaan,
pegorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
1. Perencanaan
Perencanaan seharusnya menjadi tanggung jawab kepala ruangan pada tahap
perencanaan, tugas bagian perencanaan ialah:
a. Menunjuk ketua tim untuk bertugas di ruangan masing – masing.
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c. Mengindentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
d. Mengindentifikasi jumlah perawat yanga dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, serta mengatur penugasan/penjadwalan.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
g. Membantu mengembangkan niat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
diri.
h. Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
i. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
2. Pengorganisasian
Tahap pengorganisasian dalam melaksanakan tugas meliputi:
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rentang kendali kepala ruangan yang membawahi dua ketua tim dan
ketua tim yang membawahi 2 – 3 perawat.
d. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
e. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
f. Mengatur dan megendalikan situasi tempat praktik.
g. Mendelegasikan tugas saat tidak berada di tempat kepada ketua tim.
h. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
i. Mengidentifikasi masalah dan cara penanganan.
3. Pengarahan
Tahap Pengarahan meliputi:
a. Memberi pengarahan, melatih, dan membimbing tentang penugasan kepada
ketua tim.
b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.
c. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
d. Menginformasikan hal – hal yuang dianggap penting dan berhubungan dengan
asuhan keperawatan pasien
e. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan
atau pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan, tujuan, dan
sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Fungsi pengawasan adalah kegiatan
mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan dan ketidaksesuaian yang
dapat mengakibatkan tujuan atau sasaran organisasi tidak tercapai dengan baik,
karena pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan tidak efisien dan efektif (Suarli,
2009). Pengawasan terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Melalui komunikasi Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien.
b. Melalui supervisi Supervisi dapat dilakukan dengan cara:
 Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui
laporan lansung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan -
kelemahan yang ada saat itu juga.
 Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca, dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
selain itu mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
5. Evaluasi
 Mmengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
 Audit keperawatan (Suarli, 2013).

D. TUGAS POKOK DAN TANGGUNG JAWAB


1. Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat
yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
2. Tanggung Jawab
a. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.
b. Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan keperawatan.
c. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan.
d. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.
e. Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan.
f. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan keperawatan.
g. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.
h. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan siswa/mahasiswa
institusi pendidikan keperawatan.
E. KOMPETENSI KEPALA RUANGAN
a. Keterampilan keperawatan dasar, mencakup proses keperawatan dan penguasaan
terhadap SOP Tindakan Keperawatan.
b. Teknik manajemen waktu dalam pengelolaan unit ruang rawat.
c. Kemampuan belajar informasi baru, termasuk mempergunakan sumber – sumber
untuk belajar.
d. Mempergunakan “positive self talk and thinking”
e. Perilaku assertive
f. Ketrampilan komunikasi.
g. Penerapan asek legal dalam pelayanan keperawatan.
h. Penerapan aspek etik dalam pelayanan keperawatan.
i. Penyelesaian masalah dan berfikir kritis.
j. Manajemen stress.

Daftar Pustaka

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Suarli, S.,& Bachtiar, Y. (2013). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.


Jakarta : Erlangga.

https://www.scribd.com/document/497198564/Lp-Kepala-Ruangan

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pelita-bangsa/keperawatan/toaz-
manajemen/24542393
LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

PERAN : KETUA TIM

A. PENGERTIAN
Ketua tim (perawat profesional) adalah perawat yang bertanggung jawab dalam
perencanaan kelancaran dan evaluasi dalam asuhan keperawatan untuk semua pasien
yang dilakukan oleh tim dibawah tanggung jawabnya disamping itu ketua tim juga
mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam
melakukan implementasi dan tindakan keperawatan (Kuntoro, 2010). Ketua tim
adalah seorang perawat yang bertanggung jawab mengetahui keadaan dan kebutuhan
semua pasien yang termasuk dalam tim dan merencanakan asuhan individual
(Marguis, 2010).

B. TUGAS POKOK DAN TANGUNG JAWAB


Tanggung Jawab Ketua Tim :
1. Mengkaji klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat.pengkajian
merupakan proses yang berlanjut dan berkesinangan, dapat melakukan serah terima
tugas.
2. Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu membimbing anggota tim
untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah di lakukan.
3. Meyakinkan semua evaluasi – evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan
keperawatan.
4. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung / laporan anggota
tim.

C. KOMPETENSI KETUA TIM


1. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim
2. Menjada kesulitan dalam asuhan keperawatan
3. Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
4. Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien
5. Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien
6. Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun kerja dari
anggota tim
7. Menjadi guru atau pengajar
8. Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif

D. TUJUAN PEMBAGIAN METODE TIM


Adapun pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan memiliki tujuan yang
bervariasi, diantaranya memberikan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan objektif
pasien sehingga dapat meningkatkan tingkat kebutuhan pasien, meningkatkan
kerjasama dan koordinasi antar perawat sehingga transfer ilmu dan pengalaman dapat
terlaksana, dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta motivasi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan. Berbeda dengan metode fungsional metode
tim lebih banyak memberikan tanggung jawab, otoritas, dan tanggung gugat kepada
anggota tim, tugas perawat menjadi lebih lebih kompleks, anggota tim terlibat dalam
perencanaan dan evaluasi. Jika kerja tim berhasil, maka pelaksana (khususnya anggota
tim) akan menerima pengalaman dan wawasan kerja.

E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE TIM


1. Keuntungan metode tim
a. Memberikan kepuasan kepada pasien dan perawat
b. Perawat dapat mengenal pasien secara individual karena menangani pasien
dalam jumlah yang sedikit, sehingga pelayanan dapat diberikan secara
komperhensif dan melihat pasien secara kolektif.
c. Perawat akan bekerja lebih produktif dalam hal kerjasama dan komunikasi
dalam tim. Ini dapat mempermudah anggota tim dalam mengenal satu sama
lain jika dimanfaatkan secara optimal.
2. Kerugian metode tim
a. Pengaturan tidak sesuai dapat mengurangi keefektifan dari metode ini.
b. Metode tim menuntut banyak terhadap peran perawat non profesional dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Ketua tim perlu diberikan rentang waktu yang lebih panjang dalam
menyelesaikan tugas manegernya seperti mengkaji, mendengarkan, dan
mengontrol kerja kelompok.
d. Ketua tim dapat mengalami kebingungan karena tugas yang disampaikan oleh
beberapa anggota apalagi dengan komposisi anggota tim yang sering berubah
(Marguis, 2010).
F. TUGAS PERAWAT PRIMER (KETUA TIM)
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif.
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat lain.
5. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan.
6. Menerima dan menyesuaikan rencana.
7. Menyiapkan penyuluhan untuk kepulangan pasien.
8. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, dengan cara kontak dengan lembaga
sosial di masyarakat.
9. Membuat jadwal perjanjian klinik.
10. Mengembangkan kemampuan anggota dalam memberikan asuhan keperawatan.
11. Mengadakan diskusi dengan pelaksana keperawatan.

G. URAIAN TUGAS
1. Pengkajian : mengumpulkan data kesehatan klien.
2. Perencanaan
a. Melaksanakan timbang terima dengan petugas dinas sebelumnya tentang
kondisi, jumlah, serta perawatan lanjutan klien bersama kepala ruangan.
b. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien terhadap perawat,
pemeriksaan, diagnosis, dan terapi.
c. Memberi masalah keperawatan berdasarkan tanggung jawab masing – masing.
d. Memberi penugasan kepada anggota tim/perawat asosiet.
e. Menyusun rencana tindakan dan mendiskusikan dengan kepala ruangan
tentang masalah klien berdasarkan hasil observasi dan catatan untuk
pelaksanaan asuhan keperawatan.
f. Mengikuti ronde keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan.
g. Menggalang kerja sama antar anggota tim.
h. Melakukan penilaian hasil kerja anggota tim sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun.
i. Mengikuti visite dokter.
j. Menciptakan kerjasama yang baik antar anggota tim.
k. Melakukan tindak lanjut dan revisi rencana kerja sesuai dengan kondisi klien.
l. Melakukan timbang terima dengan petugas kesehatan.
3. Implementasi
Fungsi pengorganisasian :
a. Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
b. Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien.
c. Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan.
d. Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim kesehatan
lain.
e. Mengatur waktu istirahat anggota tim.
f. Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim
g. Melakukan pelaporan dan
pendokumentasian Fungsi pengarahan :
a. Memberikan pengarahan kepada anggota tim
b. Memberikan bimbingan pada anggota tim
c. Memberikan infromasi yang berhubungan dengan askep
d. Mengawasi proses pemberian askep
e. Melibat anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan
f. Memberikan pujian/motivasi kepada anggota tim
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
4. Evaluasi
Fungsi pengendalian :
a. Mengevaluasi asuhan keperawatan
b. Memberikan umpan balik pada pelaksana
c. Memperhatikan aspek legal dan etik
d. Melakukan pelaporan dan pendokumantasian

Daftar Pustaka

Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Managemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha

Medika.

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pelita-bangsa/keperawatan/toaz-
manajemen/24542393

https://www.scribd.com/document/497198565/Lp-Ketua-Tim
LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

PERAN : PERAWAT PELAKSANA ( PP )

A. PENGERTIAN
Perawat Pelaksana (PP) Keperawatan primer (primary nursing) adalah sistem
pemberian asuhan keperawatan di tingkat rawat inap yang dapat mempermudah
realisasi praktek keperawatan profesional. Sistem ini menyediakan asuhan yang
berfokus pada pasien yang secara individual dan komprehensif, berkesinambungan
sejak pasien dirawat di rumah sakit sampai keluar pindah ke institusi lain (Modul
pelatihan manajemen bangsal keperawatan, 2009).

B. METODE PERAWAT PRIMER


Metode primer ini ditandai dengan keterkaitan kuat dan terus – menerus antara pasien
dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Metode dengan menggunakan perawat
primer/ pelaksana dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan karena :
1. Hanya ada 1 perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan koordinasi
asuhan keperawatan.
2. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4 – 6 klien.
3. Perawat primer/ pelaksana (PP) bertanggung jawab 24 jam.
4. Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal.
5. Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan paralel. Perawat
primer pemula adalah perawat lulusan DIII keperawatan dengan pengalaman
minimal 4 tahun dan pada MPKP tingkat I adalah perawat Skep/Ners dengan
pengalaman minimal 1 tahun.
Perawat dapat bertugas pagi, sore atau malam hari, namun sebaiknya perawat
primer (PP) hanya bertugas pagi atau sore saja karena bila bertugas pada malam
hari, perawat primer (PP) akan libur beberapa hari sehingga sulit menilai
perkembangan klien.
C. KELEBIHAN DALAM PERAWAT PRIMER
Kelebihan dalam keperawatan primer adalah :
1. Bersifat kontinu dan komprehensif.
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
kemungkinan pengembangan diri.
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat dan rumah sakit. Kelebihan yang
dirasakan klien adalah merasa dihargai karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu, selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan akan tercapai
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi dan informasi
serta advokasi.

D. KELEMAHAN DALAM PERAWAT PRIMER


Kelemahan dari metode ini : Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinik, akuntabel serta berkolaborasi dengan berbagai disiplin.

E. KONSEP DASAR PERAWAT PRIMER


Konsep dasar keperawatan primer adalah :
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Ada otonomi
3. Ada keterlibatan pasien dan keluarga.

F. TUGAS POKOK
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan
sentuhan kasih sayang
a. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah disusun.
b. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan keperawatan dan respon klien dan
catatan keperawatan.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
a. Memberi obat
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Persiapan klien yang akan di operasi.
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, dan spiritual dari klien
a. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan secara diagnostic
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuan.
6. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruang dalam pelaksanaan ruangan secara administrative
a. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal dunia.
b. Sensus harian dan formulir
c. Rujukan atau penyuluhan PKMRS (Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah
Sakit)
8. Mengantar dan menyiapkan alat – alat yang ada diruangan.
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan.
10. Melaksanakan tugas dinas pagi, siang atau malam secara bergantian.
11. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
13. Membuat laporan harian.

G. APLIKASI PERAN SEBAGAI PERAWAT PRIMER


1. Membaca rencana keperawatan yang telah ditetapkan oleh ketua tim.
2. Membina hubungan terapeutik dengan klien atau keluarga sebagai lanjutan
kontrak yang telah dilakukan perawat primer (PP).
3. Menerima klien baru bila ada dan melaksanakan orientasi.
4. Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan.
5. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikan.
6. Mengikuti visite dokter.
7. Memeriksa kerapihan dan kelengkapan status keperawatan.
8. Membuat laporan pergantian dinas.
9. Mengkomunikasikan dengan PP atau PJ-shift atau ketua tim, bila menemukan
masalah yang pasien yang perlu diselesaikan.
10. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik, laborat pengobatan.
11. Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan.
12. Membantu tim lainnya yang membutuhkan.

Daftar Pustaka

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pelita-bangsa/keperawatan/toaz-
manajemen/24542393

Sitorus, Ratna. 2006. Model praktik keperawatan profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC

Suarli, Yayan Bachtiar. 2009. Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktik. Jakarta:
Erlangga
METODE KOMUNIKASI SBAR

A. PENGERTIAN
Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk
petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien. SBAR adalah metode
terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan
perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan
meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama
atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan
ke dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan
kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.

B. SEBELUM SERAH TERIMA PASIEN, PERAWAT HARUS MELAKUKAN :


 Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
 Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan
kondisi pasien yang akan dilaporkan.
 Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan
yang harus dilanjutkan.
 Perawat membaca dan memahami catatan perkembangan terkini dan hasil
pengkajian perawat shift sebelumnya.
 Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.

C. METODE SBAR
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu :
1. Situation: Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
a. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
b. Diagnosa medis.
c. Apa yang terjadi dengan pasien.
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi?
a. Obat saat ini dan alergi.
b. Tanda – tanda vital terbaru.
c. Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya
untuk perbandingan.
d. Riwayat medis.
e. Temuan klinis terbaru.
3. Assessment: berbagai hasil penilaian klinis perawat
a. Apa temuan klinis?
b. Apa analisis dan pertimbangan perawat?
c. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation: apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
a. Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
b. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan kepada dokter?
c. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
d. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?

CONTOH KOMMUNIKASI SBAR

1. Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)


a. Perawat menyebutkan nama dan umur pasien
b. Perawat menyebutkan tanggal pasien masuk ruangan dan hari perawatannya
c. Perawat menyebutkan nama dokter yang menangani pasien
d. Perawat menyebutkan diagnose medis pasien/masalah kesehatan yang dialami
pasien (penyakit).
e. Perawat menyebutkan masalah keperawatan pasien yang sudah dan belum teratasi.
2. Background (Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
a. Perawat menjelaskan intervensi/tindakan dari setiap masalah keperawatan pasien
b. Perawat menyebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan
c. Perawat menyebutkan pemasangan alat invasif (infus, dan alat bantu lain seperti
kateter dll), serta pemberian obat dan cairan infuse
d. Perawat menjelaskan dan mengidentifikasi pengetahuan pasien terhadap diagnose
medis/penyakit yang dialami pasien
3. Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien terkini)
a. perawat menjelaskan hasil pengkajian pasien terkini
b. Perawat menjelaskan kondisi klinik lain yang mendukung seperti hasil Lab,
Rontgen dll
4. Recommendation (Rekomendasi)
Perawat menjelaskan intervensi tindakan yang sudah teratasi dan belum teratasi
serta tindakan yang harus dihentikan, dilanjutkan atau dimodifikasi.

Daftar Pustaka

Pratiwi, W (2020). URL:


https://www.scribd.com/document/344249107/KOMUNIKASI-
SBAR

Budi (2018). URL: https://www.scribd.com/document/425751803/Komunikasi-


Efektif-SBAR

Anda mungkin juga menyukai