KEPERAWATAN
NPM : 22090300026
TAHUN 2022
A. PENGERTIAN
Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawatan profesional yang diberi tanggung
jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang
rawat (Suarli, 2013). Kepala ruangan bertugas untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak dalam perngawasan agar mereka dapat melaksanakan
tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Nursalam, 2014).
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/document/497198564/Lp-Kepala-Ruangan
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pelita-bangsa/keperawatan/toaz-
manajemen/24542393
LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
Ketua tim (perawat profesional) adalah perawat yang bertanggung jawab dalam
perencanaan kelancaran dan evaluasi dalam asuhan keperawatan untuk semua pasien
yang dilakukan oleh tim dibawah tanggung jawabnya disamping itu ketua tim juga
mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam
melakukan implementasi dan tindakan keperawatan (Kuntoro, 2010). Ketua tim
adalah seorang perawat yang bertanggung jawab mengetahui keadaan dan kebutuhan
semua pasien yang termasuk dalam tim dan merencanakan asuhan individual
(Marguis, 2010).
G. URAIAN TUGAS
1. Pengkajian : mengumpulkan data kesehatan klien.
2. Perencanaan
a. Melaksanakan timbang terima dengan petugas dinas sebelumnya tentang
kondisi, jumlah, serta perawatan lanjutan klien bersama kepala ruangan.
b. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien terhadap perawat,
pemeriksaan, diagnosis, dan terapi.
c. Memberi masalah keperawatan berdasarkan tanggung jawab masing – masing.
d. Memberi penugasan kepada anggota tim/perawat asosiet.
e. Menyusun rencana tindakan dan mendiskusikan dengan kepala ruangan
tentang masalah klien berdasarkan hasil observasi dan catatan untuk
pelaksanaan asuhan keperawatan.
f. Mengikuti ronde keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan.
g. Menggalang kerja sama antar anggota tim.
h. Melakukan penilaian hasil kerja anggota tim sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun.
i. Mengikuti visite dokter.
j. Menciptakan kerjasama yang baik antar anggota tim.
k. Melakukan tindak lanjut dan revisi rencana kerja sesuai dengan kondisi klien.
l. Melakukan timbang terima dengan petugas kesehatan.
3. Implementasi
Fungsi pengorganisasian :
a. Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
b. Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien.
c. Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan.
d. Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim kesehatan
lain.
e. Mengatur waktu istirahat anggota tim.
f. Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim
g. Melakukan pelaporan dan
pendokumentasian Fungsi pengarahan :
a. Memberikan pengarahan kepada anggota tim
b. Memberikan bimbingan pada anggota tim
c. Memberikan infromasi yang berhubungan dengan askep
d. Mengawasi proses pemberian askep
e. Melibat anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan
f. Memberikan pujian/motivasi kepada anggota tim
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
4. Evaluasi
Fungsi pengendalian :
a. Mengevaluasi asuhan keperawatan
b. Memberikan umpan balik pada pelaksana
c. Memperhatikan aspek legal dan etik
d. Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
Daftar Pustaka
Medika.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pelita-bangsa/keperawatan/toaz-
manajemen/24542393
https://www.scribd.com/document/497198565/Lp-Ketua-Tim
LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
Perawat Pelaksana (PP) Keperawatan primer (primary nursing) adalah sistem
pemberian asuhan keperawatan di tingkat rawat inap yang dapat mempermudah
realisasi praktek keperawatan profesional. Sistem ini menyediakan asuhan yang
berfokus pada pasien yang secara individual dan komprehensif, berkesinambungan
sejak pasien dirawat di rumah sakit sampai keluar pindah ke institusi lain (Modul
pelatihan manajemen bangsal keperawatan, 2009).
F. TUGAS POKOK
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan
sentuhan kasih sayang
a. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah disusun.
b. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan keperawatan dan respon klien dan
catatan keperawatan.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
a. Memberi obat
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Persiapan klien yang akan di operasi.
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, dan spiritual dari klien
a. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan secara diagnostic
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuan.
6. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruang dalam pelaksanaan ruangan secara administrative
a. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal dunia.
b. Sensus harian dan formulir
c. Rujukan atau penyuluhan PKMRS (Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah
Sakit)
8. Mengantar dan menyiapkan alat – alat yang ada diruangan.
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan.
10. Melaksanakan tugas dinas pagi, siang atau malam secara bergantian.
11. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
13. Membuat laporan harian.
Daftar Pustaka
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pelita-bangsa/keperawatan/toaz-
manajemen/24542393
Sitorus, Ratna. 2006. Model praktik keperawatan profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC
Suarli, Yayan Bachtiar. 2009. Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktik. Jakarta:
Erlangga
METODE KOMUNIKASI SBAR
A. PENGERTIAN
Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk
petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien. SBAR adalah metode
terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan
perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan
meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama
atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan
ke dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan
kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
C. METODE SBAR
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu :
1. Situation: Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
a. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
b. Diagnosa medis.
c. Apa yang terjadi dengan pasien.
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi?
a. Obat saat ini dan alergi.
b. Tanda – tanda vital terbaru.
c. Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya
untuk perbandingan.
d. Riwayat medis.
e. Temuan klinis terbaru.
3. Assessment: berbagai hasil penilaian klinis perawat
a. Apa temuan klinis?
b. Apa analisis dan pertimbangan perawat?
c. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation: apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
a. Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
b. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan kepada dokter?
c. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
d. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?
Daftar Pustaka