Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KETUA TIM DI RUANG MERPATI


RSJ SOEPRAPTO KOTA BENGKULU

Disusun Oleh :
ANDIKA SATRIA
NPM: 1726010041

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(Ns. Dian Dwiana S.Kep,.M.Kep) (Ns. Raulina Sinaga, S.Kep)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
A. Pilar-Pilar MPKP
Dalam model praktik keperawatan profesional terdiri dari pilar
diantaranya adalah :
1. Pilar I : Pendekatan manajemen keperawatan
Dalam model praktik keperawatan mensyaratkan pendekatan
manajemen sebagai pilar praktik perawatan profesional yang pertama.
Pada pilar I yaitu terdiri dari :
a. Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang
MPKP meliputi : (perumusan visi, misi, filpsofi, kebijakan dan
rencana jangka pendek; harian, bulanan, dan tahunan)
b. Pengorganisasian dengan menyusun struktur organisasi jadwal
dinas dan daftar alokasi pasien
c. Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise,
menciptakan ikli motivasi, manajemen waktu, komunikasi efektif
yang mencakup pre dan post conference dan manajemen konflik
d. Pengawasan
e. Pengendalian
2. Pilar II : Sistem penghargaan
Manajemen sumber daya manusia di ruang model praktik
keperawatan porfessional berfokus pada proses rekruitmen, seleksi
kerja, orientasi, penilaian kinerja, staf perawat. Proses ini selalu
dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan
perawatan baru.
3. Pilar III : Hubungan professional
Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawatan (tim
kesehatan) dalam penerima pelayanan keperawatan (klien dan
keluarga). Pada pelaksanaannya hubungan professional secara internal
artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan
misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan dan lain-lain. Hubungan pofessional secara eksternal adalah
hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
4. Pilar IV : Manajemen asuhan keperawatan
Salah satu pilar praktik porfessional perawatan adalah pelayanan
keperawatan dengan menggunkan manajemen asuhan keperawatan di
MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawatan yang diterapkan di
MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses
keperawatan.
B. Peran Ketua Tim dalam tahap
Manajemen Approach:
1. Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian, rencana bulanan)
2. Pengorganisasian
a. Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan
b. Membagikan alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana
3. Pengarahan
a. Memimpin Pre Conference
b. Memimpin Post Conference
c. Menciptakan iklim motivasi di Timnya
d. Mengatur pendelegasian dalam Timnya
e. Melaksanakan supervisi kepada anggota Timnya
4. Pengendalian
a. Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang
dilakukan oleh Perawat Pelaksana
b. Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana
5. Compensatory reward
a. Menilai kinerja Perawat Pelaksana
6. Professional Relationship
a. Melaksanakan konfrensi kasus
b. Melakukan kolaborasi dengan dokter
7. Pasien care delivery
a. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai
masalah keperawatan
LAPORAN PENDAHULUAN KETUA TIM

A. Definisi
Ketua tim (perawat profesional) adalah perawat yang bertanggung
jawab dalam perencarnaan kelancaran dan evaluasi dalam asuhan
keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim dibawah
tanggung jawabnya disamping itu ketua tim juga mempunyai tugas untuk
melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam melakukan
inmplementasi dan tindakan keperawatan (Kuntora, 2010). Ketua tim
adalah searang perawat yang bertanggung jawab mengetahui keadaan dan
kebutuhan semua pasien yang termasuk đałam tim dan merencanakan
asuhan individual (Marquis, 2010). Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3
tim yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
kelampak kecil yang saling membantu (Nursalam, 2011).
B. Tujuan Pembagian Metode Tim
Adapun pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan
memiliki tujuan yang bervariasi, diantaranya membertkan asuhan
keperawatan sesuai kebutuhan objektif pasien sekingga dapat
meningkatkan tingkat kebutuhan pasien, meningkatkan kerjasama dan
koordinasi antar perawat sehingga transfer imu dan pengalaman dapat
terlaksana, dan nmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
motivasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Berbeda
dengan metode fungsionał metode tim lebih banyak memberikan tanggung
jawab, otoritas dan tanggung gugat kepada anggota tim, tugas perawat
menjadi lebih lebih kompleks, anggota tim terlibat dalam perencanaan dan
evaluasi. Jika kerja tim berhasil, maka pelaksana (khususnya anggota tim)
akan menerima pengałaman dan wawasan kerja.

C. Keuntungan dan Kerugian Metade Tim


1. Keuntungan metode tim
a. Memberikan kepuasan kepada pasien dan perawat
b. Perawat dapat mengenal pasien secara individual karena
menangani pasien dalam jumlah yang sedikit, sehingga pelayanan
dapat diberikan secara komperhensif dan melihat pasien secara
kolektit
c. Perawat akan bekerja lebih produktif dalam hal kerjasama dan
komunikasi dalam tim. Ini dapat mempermudah anggota tim dalam
mengenal satu sama lain jika dimanfaatkan secara optimal
2. Kerugian metode tim
a. Pengaturan tidak sesuai dapat mengurangi keefektifan dari metode
ini
b. Metode tim menuntut banyak terhadap peran perawat non
profesional dalam melaksanakan asuhan keperawatan
c. Ketua tim perlu diberikan rentang waktu yang lebih panjang dalam
menyelesaikan tugas manegernya seperti mengkaji, mendengarkan,
dan mengontrol kerja kelompok
d. Ketua tim dapat mengalami kebingungan karena tugas yang
disampaikan oleh beberapa anggota apalagi dengan komposisi
anggota tim yang sering berubah (Marquis, 2010)
3. Konsep metode tim
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
b. Pentingnya komunikasi yang efekif agar kontinuit rencana
keperawatan terjamin.
c. Anggota tim harus menghargai kepemimnpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan
berhasil baik jika didukung oleh kepala ruang.

D. Tugas Perawat Primer (Ketua Tim)


1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif
2. Membuat tujuan dan repcana keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
5. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi terhadap pelaksanaan
asuahan keperawatan
6. Menerima dan menyesuaikan rencana
7. Menyiapkan penyuluhan unuk kepulangan pasien
8. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, dengan cara kontak dengan
lembaga sasial di masyarakat.
9. Membuat jadwal perjanjian klinik
10. Mengembangkan kemampuan anggota dalam memberikan asuhan
keperawatan
11. Mengadakan diskusi dengan pelaksana keperawatan

E. Fungsi Managerial
1. Perencanaan
a. Melaksanakan timbang terima dengan petugas dinas sebelumnya
tentang kondisi, jumlah, serta perawatan lanjutan ktien bersama
kepala ruangan
b. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien terhadap perawat,
pemeriksaan, diagnosis dan terapi
c. Memberi masalah keperawatan berdasarkan tanggung jawab
masing-masing
d. Memberi penugasan kepada anggota tim/perawat asosiet
e. Menyusun rencana tindakan dan mendiskusikan dengan kepala
ruangan tentang masałah kłien berdasarkan hasil observasi dan
catatan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
f. Mengikuti ronde keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan
g. Menggalang kerjasama antar anggota tim
h. Melakukan penilaian hasil kerja anggota tim sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun.
i. Mengikuti visite dokter
j. Menciptakan kerjasama yang baik antar anggota tim
k. Melakukan tindak lanjut dan revisi rencana kerja sesuai dengan
kondisi klien
l. Melakukan timbang terima dengan petugas kesehatan
2. Pengorganisasian
a. Tujuan
1) Memberikan gambaran tentang peran dan fungsi perawat
2) Memberikan asuhan keperawatan yang optimal dan
berkelanjutan, berkesinambungan demi menjamin kerjasama
yang baik antar anggota tim
b. Metode
Berdasarkan jumłah anggota yang ada dan tingkat ketergantungan
klien, maka ditetapkan untnk menggunakan metode tim karena :
1) Metode tim dapat digunakan pada sekelompok perawat dengan
pengetahuan dan pengalaman yang beragam
2) Memungkinkan pencapaian proses keperawatan yang optimal
3) Memberikan kepuasan anggota tim dalam hubungan
interpersonal
4) Memberikan tanggung jawab dan motivasi yang tinggi,
sehingga kualitas asuhan keperawatan dapat ditingkatkan

Tugas perawat primer :


1. Bersama kepala ruangan melakukan serah terima pergantian
dinas/tugas
2. Melakukan pembagtan tugas pada Perawat Asosiet (PA)
3. Menyiapkan keperhuan unituk askep dan pendokumentasian
4. Mengikuti visit dokter
5. Membuat laporan klien
6. Mengevałuasi asuhan keperawatan dan pendokumentasian
3. Pengarahan
a. Pembagian tanggung jawab Perawat Asosiet (PA) diarahkan sesuai
dengan tingkat ketergantungan klien dan jumlah perawat
b. Pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan oleh institusi
c. Perawat Asosiet diharapkan mengikuti arahan Perawat Primer
d. Anggota tim diharapkan menggalang kerjasama yang baik antar
sesama anggota tim kesehatan lainnya
e. Memberi motivasi pada anggota tim
f. Memberi pengalaman pada perawat asosiet tentang asuhan
keperawatan dan pendokumentasian yang masih memerlukan
tambahan
g. Melibatkan anggota tim dari awal sampai akhir
4. Pengawasan
Komponen evaluasi
a. Pelaksanaan kinerja Perawat Asosiet (PAJ sesuai degan standar
operasional prosedur
b. Pencapajan hasil asuban keperawatan sesuai dengan kriteria
evauasi
c. Pelaporan hasil evaluasi, rekomendasi untuk perubahan/revisi
d. Melakukan revisi terhadap perencanaan bila diperlukan
Evaluasi dilakukan setiap saat selama jam dinas :
a. Komunikasi langsung
Dengan menggunakan pertanyaan tentang anggota tim dan
mengawasi secara langsung proses pemberian asuhan keperawatan
b. Revisi supervisi
Pengawasan terhadap asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh
Perawat Asosiet dan pendokumentasian asuhan keperawatan
5. Pendelegasian
a. Primary Nurse (PN)/perawat primer
1) Jika PN berhalangan hadir, maka pendelegasian diberikan
kepada salah satu anggota tim
2) Selama jadwal istirahat maka wewenang PN didelegasikan
kepada salah satu anggota tim
6. Evaluasi
Evahuasi dilakukan untuk menilai kembali hasil kegiatan yang telah
dilakukan. Strategi evaluasi yaitu :
a. Komunikasi langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada
anggota tim
b. Supervisi dan pengawasan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan

F. Struktur Organisasi

Ketua Tim

PA PAGI PA SORE PA MALAM


Tugas diuraikan berdasarkan tingkat ketergantungan dan jumlah perawat yang
tersedia, tingkat kelergantungan pasien meliputi:
a. Minimal care
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerukan bantuan
1) Mampu naik- turun tempat tidur
2) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
3) Mampu makan dan minum sendiri
4) Mampu mandi sendin/ mandi sebagian dengan bantuan
5) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
6) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
7) Status psikologis stabil
8) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
b. Partial care
Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
1) Membtuhkan batuan I orang untuk naik- turun tempat tidur
2) Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan
3) Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
4) Mebutuhkan bantuan untuk makan disuap
5) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
6) Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
7) Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/kamar mandi)
8) Observasí tanda- tanda vitał setiap 4 jam
e. Total care
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat yang lebih lama.
1) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong atau kursi roda
2) Membutuhkan latihan pasif
3) Mermbutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
4) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
5) Dimandikan perawat
6) Dalam keadaan inkontinensia
7) Pasien tidak sadar
8) Keadaan pasien tidak stabil
9) Observasi TTV setiap kurang dari satu jam
10) Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi
DAFTÀR PUSTAKA

Kumbaran,h.2010. Buku Ajar. Management Keperawatan. Yogyakarta: Nuha


Medika
Marques B & huston. 2010. Kepemimpinan dan Management Keperawatan Teori
dan Aplikasi Edisi 4. Jakarta: EGC
Nursalam. 2011. Management Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai