Anda di halaman 1dari 3

a.

Permasalahan pembelajaran yang terjadi di sekolah dasar


1. Kelas rendah
Permasalahan pembelajaran yang ada pada kelas rendah ( kelas 1-3) sekolah
dasar sebagai berikut.
 Peserta didik sulit memahami pembelajaran yang diberikan.
 Kesulitan membaca dalam proses pembelajaran dan kegiatan literasi lainnya.
2. Kelas tinggi
Permasalahan pembelajaran yang ada pada kelas tinggi (kelas 4-6) sekolah
dasar sebagai berikut.
 Kurangnya motivasi mengerjakan tugas
 Kurangnya keaktifan peserta didalam pembelajaran

b. Akar masalah dari permasalahan


1. Kelas rendah (1-3)
Kesulitan membaca pada kelas rendah sering terjadi di sekolah dasar, hal itu
juga membuat peserta didik sulit memahami pembelajaran yang diberikan oleh
gurunya. Akar permasalahan itu dapat disebabkan dari berbagai faktor, seperti
berikut.
 Peserta didik sulit memahami pembelajaran yang diberikan
o Pembelajaran yang diberikan terlalu monoton, sehingga materi yang
disampaikan berulang-ulang dan sama.
o Kurangnya sarana pembelajaran dalam proses menunjang kegiatan
belajar.
o Metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakter peserta
didik.
 Kesulitan membaca dalam mengerjakan tugas dan kegiatan literasi lainnya
o Kurangnya aktivitas membaca yang dilakukan peserta didik
o Kesulitan dalam mengeja kalimat bacaan
o Pelafalan kata ataupun kalimat yang masih sulit dipahami
2. Kelas tinggi (4-6)
Pada kelas tinggi permasalahan sudah tidak terlalu banyak, tetapi hanya saja
kurangnya motivasi dalam pembelajaran di kelas dan konsentrasi selama proses
pembelajaran berlangsung. Akar permasalahan itu dapat disebabkan dari berbagai
faktor, seperti berikut.
 Kurangnya motivasi mengerjakan tugas
o Ketidaksukaan peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu.
o Tidak adanya dukungan yang diberikan guru kepada peserta didik
o Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung.
 Kurangnya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
o Kurangnya efektif metode pengajaran yang dilakukan guru
o Lemahnya ketertarikan dalam belajar pada peserta didik.
o Pembelajaran yang dilakukan terlalu membosankan sehingga peserta
didik tidak fokus dan mengabaikan kegiatan pembelajaran.

c. Proses pengumpulan data


Pengumpulan data yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah
dengan studi pustaka dan juga wawancara kepada guru yang memegang kelas rendah
dan tinggi. Pada studi pustaka itu sendiri, mencari, menemukan dan mempelajari
sumber-sumber literatur yang memiliki keterkaitan mengenai permasalahan yang
terjadi. Literatur ini bisa berupa artikel, jurnal, buku, dan sebagainya. Kemudian
dalam wawancara, akan dilakukan kepada narasumber yang pernah mengajar pada
kelas rendah dan tinggi di sekolah dasar, dikarenakan narasumber akan lebih
memahami mengenai permasalahan yang ada dikelas tersebut.
Pada proses wawancara, narasumber akan diberikan beberapa pertanyaan
mengenai permasalahan tersebut. Dengan adanya proses wawancara diharapkan dapat
menambah referensi dalam menyelesaikan permasalah kelas rendah dan kelas tinggi.

d. Metode
1. Kelas rendah
 Permasalahan peserta didik sulit memahami pembelajaran yang diajarkan
oleh guru,dapat diatasi dengan metode CTL (Contextual Teaching and
Learning). Karena pada metode ini menerapkan atau pengaplikasian
materi pembelajaran kedalam kehidupan sehari-hari, hal itu dilakukan
untuk meningkatkan tingkat kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotor
peserta didik sehingga mereka berlatih untuk lebih kritis dalam menangkap
setiap materi. Metode CTL ini menuntut guru agar bisa memberikan relasi
atau hubungan atas materi yang ia sampaikan dengan kehidupan fakta dan
memberikan penjalasan terkait keterlibatan siswa.
 Pada permasalahan kesulitan membaca dalam proses pembelajaran dan
kegiatan literasi, guru dapat menggunakan metode latihan atau metode
pembelajaran drill. Karena pada metode ini peserta didik akan diberi
latihan secara terjadwal, sehingga peserta didik dapat memiliki kesiapan
dan keterampilan membaca lebih baik.
2. Kelas tinggi
 Permasalahan kurangnya motivasi mengerjakan tugas pada kelas tinggi,
dapat diatasi dengan menggunakan metode discovery learning. Metode ini
dilakukan dengan cara mengembangkan cara belajar peserta didik aktif,
mandiri, dan memiliki pemahaman yang lebih baik (pengembangan
kognitif). Dengan metode ini peserta didik dapat meningkatkan motivasi
dan rasa percaya diri melalui penemuan yang dilakukannya serta adanya
hubungan timbal balik anatara peserta didik dan guru. Pada metode
discovery learning ini, guru berperan untuk mendukung pembelajaran dan
memberi penjelasan mengenai pengamatan yang telah dilakukan peserta
didik sebelumnya. Dengan penemuan yang telah didapatkan dapat
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam pemecahan masalah, dan
memberikan pengalaman belajar yang baru.
 Pada permasalahan kurangnya keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran dapat menggunakan metode Collaborative Learning, karena
metode ini dilakukan secara berkelompok yang memiliki kemampuan
beragam (heterogen) sehingga adanya interaksi, kerja tim, kontribusi, dan
pertukaran informasi setiap peserta didik serta melibatkan pemikiran kritis,
keterampilan dalam memecahkan masalah dan keterampilan
berkomunikasi setiap individu. Sehingga peserta didik diberi kesempatan
untuk berperan aktif dalam keterlibatannya di kelompok.
e. Topik penelitian

Anda mungkin juga menyukai