Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn.M DENGAN DERMATITIS DI


WISMA CEMPAKA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW)
PAGAR DEWA KOTA BENGKULU

DISUSUN OLEH :

WAHYU ANUGERAH KHASANA


NPM.2226050039

Perceptor Co Perceptor

(Ns.Hanifah, S.Kep,.M.Kep) (Ns.Apri Lensi Muasti S.Kep)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2023

LAPORAN PENDAHULUAN
DERMATITIS
A. PENDAHULUAN
dermatitis adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh
atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan
cairan. Istilah eksim juga digunakan untuk sekelompok kondisi yang menyebabkan
perubahan pola pada kulit dan menimbulkan perubahan spesifik di bagian
permukaan. Istilah ini diambil dari Bahasa Yunani yang berarti 'mendidih atau
mengalir keluar (Mitchell dan Hepplewhite, 2005).
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal
pada kulit (Widhya, 2011).

B. KLAFIKASI
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan
gejala berbeda:
1. Contact Dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi
yang menempel pada kulit. (Adhi Djuanda,2005). Dermatitis yang muncul dipicu
alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman
merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika
memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan
kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi.
Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya
bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.

2. Neurodermatitis

Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan
garis kulit tampak lebih menonjol(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu,
akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan
pruritogenik. (Adhi Djuanda,2005). Timbul karena goresan pada kulit secara
berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25
cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan
menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian
yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan,
lengan dan bagian belakang dari leher.

3. Seborrheich Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua
alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan
faktor keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang
menderita penyakit saraf seperti Parkinson.

4. Statis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi
vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005). Yang muncul dengan adanya varises,
menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna menjadi
memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya
akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada
kaki juga menjadi penyebab.

5. Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anaka, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita(D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial).kelainan kulit berupa papul
gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya
dilipatan(fleksural). (Adhi Djuanda,2005). Dengan indikasi dan gejala antara lain
gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau
belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada
keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak
bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama
masa kecil dan dewasa.

C. ETIOLOGI
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya bahan kimia
(contoh : detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme
(contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam(endogen), misalnya dermatitis
atopik. Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat
menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab
berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan
eksim menjadi infeksi.
Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami
selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena
peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa
panas saat disentuh dan .Selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan
tubuhnya tidak bagus. Segera periksa ke dokter jika kita mengalami selulit dan eksim.

D. PATAFISIOLOGI
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang
disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan
merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan
tersebut akan berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan
komponen-komponen inti sel. Dengan rusaknya membran lipid keratinosit maka
fosfolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik akan membebaskan
prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan
transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan system kinin. Juga akan menarik
neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan membebaskan histamin,
prostaglandin dan leukotrin. Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan
lemah.
Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada
hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau
mengalami kontak berulang-ulang.
E. PATWAY

F. MANIFESTASI KLINIK

Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti


dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa).Obyektif, biasanya batas
kelainan tidak tgas an terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau
beturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema.Edema sangat jelas pada klit yang
longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna .Infiltrasi
biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) bearti terdapat eksudasi.Disana-sini terdapat
sumber dermatitis, artinya terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok
yang kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika
disertai infeksi.Dermatitis sika (kering) berarti tiak madidans bila gelembung-
gelumbung mongering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini
berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.Pada stadium tersebut terjadi
deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan
sebagai sekuele telihat hiperpigmentai tau hipopigmentasi.

G. KOMPLIKASI
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Infeksi sekunder khususya oleh Stafilokokus aureus
3. hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi
4. jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi

H. PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya penatalaksanaan yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan
menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan
tahap penyakitnya dan perlindungan pada kulit.
1. Pencegaan
Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak iritan
dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan
misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik,
menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang, penggunaan deterjen.
2. Pengobatan
a. Pengobatan topical
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum
pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila
kering berikan terapi kering. Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan
aktif. Bila akut berikan kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim atau
linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan salep. Bila basah berikan
kompres, bila kering superfisial diberi bedak, bedak kocok, krim atau pasta, bila
kering di dalam, diberi salep. Medikamentosa topikal saja dapat diberikan pada
kasus-kasus ringan. Jenis-jenisnya adalah :
a. Kortikosteroid
Kortikosteroid mempunyai peranan penting dalam sistem imun.
Pemberian topikal akan menghambat reaksi aferen dan eferen dari
dermatitis kontak alergik. Steroid menghambat aktivasi dan proliferasi
spesifik antigen. Ini mungkin disebabkan karena efek langsung pada sel
penyaji antigen dan sel T. Pemberian steroid topikal pada kulit
menyebabkan hilangnya molekul CD1 dan HLA-DR sel Langerhans,
sehingga sel Langerhans kehilangan fungsi penyaji antigennya.

Juga menghalangi pelepasan IL-2 oleh sel T, dengan demikian


profilerasi sel T dihambat. Efek imunomodulator ini meniadakan respon
imun yang terjadi dalam proses dermatitis kontak dengan demikian efek
terapetik. Jenis yang dapat diberikan adalah hidrokortison 2,5 %,
halcinonid dan triamsinolon asetonid. Cara pemakaian topikal dengan
menggosok secara lembut. Untuk meningkatan penetrasi obat dan
mempercepat penyembuhan, dapat dilakukan secara tertutup dengan film
plastik selama 6-10 jam setiap hari. Perlu diperhatikan timbulnya efek
samping berupa potensiasi, atrofi kulit dan erupsi akneiformis.

b. Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau edema,
juga pada kasus-kasus sedang dan berat pada keadaan akut atau kronik. Jenis-
jenisnya adalah :
A. Antihistamin
Maksud pemberian antihistamin adalah untuk memperoleh efek
sedatifnya. Ada yang berpendapat pada stadium permulaan tidak terdapat
pelepasan histamin. Tapi ada juga yang berpendapat dengan adanya reaksi
antigen-antobodi terdapat pembebasan histamin, serotonin, SRS-A,
bradikinin dan asetilkolin.
B. Kortikosteroid
Diberikan pada kasus yang sedang atau berat, secara peroral,
intramuskular atau intravena. Pilihan terbaik adalah prednison dan
prednisolon. Steroid lain lebih mahal dan memiliki kekurangan karena
berdaya kerja lama. Bila diberikan dalam waktu singkat maka efek
sampingnya akan minimal. Perlu perhatian khusus pada penderita ulkus
peptikum, diabetes dan hipertensi. Efek sampingnya terutama pertambahan
berat badan, gangguan gastrointestinal dan perubahan dari insomnia
hingga depresi. Kortikosteroid bekerja dengan menghambat proliferasi
limfosit, mengurangi molekul CD1 dan HLA- DR pada sel Langerhans,
menghambat pelepasan IL-2 dari limfosit T dan menghambat sekresi IL-1,
TNF-a dan MCAF.

C. Siklosporin
Mekanisme kerja siklosporin adalah menghambat fungsi sel T
penolong dan menghambat produksi sitokin terutama IL-2, INF-r, IL-1 dan
IL-8. Mengurangi aktivitas sel T, monosit, makrofag dan keratinosit serta
menghambat ekspresi ICAM-1.
D. Pentoksifilin
Bekerja dengan menghambat pembentukan TNF-a, IL-2R dan ekspresi
ICAM-1 pada keratinosit dan sel Langerhans. Merupakan derivat
teobromin yang memiliki efek menghambat peradangan.
E. FK 506 (Trakolimus)
Bekerja dengan menghambat respon imunitas humoral dan selular.
Menghambat sekresi IL-2R, INF-r, TNF-a, GM-CSF . Mengurangi sintesis
leukotrin pada sel mast serta pelepasan histamin dan serotonin. Dapat juga
diberikan secara topical.
F. Ca++ antagonis
Menghambat fungsi sel penyaji dari sel Langerhans. Jenisnya seperti
nifedipin dan amilorid.
G. Derivat vitamin D3
Menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin IL-1, IL-2, IL-6 dan
INF-r yang merupakan mediator-mediator poten dari peradangan.
Contohnya adalah kalsitriol.

H. SDZ ASM 981


Merupakan derivay askomisin dengan aktifitas anti inflamasi yang tinggi.
Dapat juga diberikan secara topical, pemberian secara oral lebih baik
daripada siklosporin

A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada
keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk
menanggulanginya.

b. Riwayat penyakit dahulu


Tidak ada riwayat penyakit dahulu

c. Riwayat psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang
mengalami stress yang berkepanjangan.

d. Riwayat pemakaain obat


Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau
pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat

e. Pola fungsional
1. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit.
Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai
penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
 Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi,
siang dan malam)
 Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah,
pantangan atau alergi
 Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
 Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
3. Pola eliminasi
 Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna  dan
karakteristiknya
 Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
 Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah
penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Integritas kulit/jaringan
2. Ganguan pola tidur
3. Ganguan citra tubuh

C. RENCANA KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Gangguan integritas  Integritas Kulit Dan Perawatan Integritas
kulit/jaringan (D.0129)
Jaringan meningkat Kulit (I.11353)
(L.14125)
 Identifikasi
penyebab
 Elastisitas kulit,
gangguan
hidrasi, dan
integritas kulit
perfusi meningkat
(mis. Perubahan
 Kerusakan lapisan
sirkulasi,
kulit menurun perubahan status
 Nyeri, nutrisi,
perdarahan, penurunan
kemerahan, dan kelembaban,
hematoma suhu lingkungan
menurun ekstrem,
 Pigmentasi penurunan
abnormal mobilitas)
menurun  Ubah posisi
 Jaringan parut setiap 2 jam jika
menurun tirah baring
 Suhu kulit  Lakukan
membaik pemijatan pada
 Sensasi dan area penonjolan
tekstur membaik
 Pertumbuhan tulang, jika
rambut membaik perlu
 Bersihkan
perineal dengan
air hangat,
terutama selama
periode diare
 Gunakan produk
berbahan
petroleum  atau
minyak pada
kulit kering
 Gunakan produk
berbahan
ringan/alami
dan hipoalergik
pada kulit
sensitif
 Hindari produk
berbahan dasar
alkohol pada
kulit kering
 Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.
Lotion, serum)
 Anjurkan
minum air yang
cukup
 Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan
meningkat
asupan buah dan
sayur
 Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ekstrim
 Anjurkan
menggunakan
tabir surya SPF
minimal 30 saat
berada diluar
rumah
2. Ganguan pola tidur (D.0055) Setatus kenyamanan Dukungan tidur
(L.08064) (I.05174)

- Keluhan tidak - Identifikasi pola


nyaman menurun aktivitas dan
- Gelisah menurun tidur
- Intetifikasi
faktor
penganggu tidur
- Indentifikasi
makanan dan
minuman
- Identifikasi obat
tidur

3. Gangguan citra tubuh Harapan Meningkat Promosi Citra Tubuh


(D.0083)
(L.09068) (I.09305)

 Verbalisasi  Identifikasi
perasaan negatif harapan citra
tentang perubahan tubuh
tubuh menurun berdasarkan
 Verbalisasi tahap
kekhawatiran perkembangan
pada reaksi orang  Identifikasi
lain menurun budaya, agama,
 Melihat bagian jenis kelamin,
tubuh membaik dan umur terkait
 Menyentuh citra tubuh
bagian tubuh  Identifikasi
membaik perubahan citra
tubuh yang
mengakibatkan
isolasi sosial
 Monitor
frekuensi
pernyataan
kritik terhadap
diri sendiri
 Monitor apakah
pasien bisa
melihat bagian
tubuh yang
berubah
 Diskusikan
perubahan tubuh
dan fungsinya
 Diskusikan
perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga
diri
 Diskusikan
kondisi stres
yang
mempengaruhi
citra tubuh
(mis.luka,
penyakit,
pembedahan)
 Diskusikan cara
mengembangka
n harapan citra
tubuh secara
realistis
 Diskusikan
persepsi pasien
dan keluarga
tentang
perubahan citra
tubuh
 Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
perubahan citra
tubuh
 Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra
tubuh
 Anjurkan
menggunakan
alat bantu
 Latih fungsi
tubuh yang
dimiliki
 Latih
peningkatan
penampilan diri
(mis.
berdandan)
 Latih
pengungkapan
kemampuan diri
kepada orang
lain maupun
kelompok

DAFTAR PUSTAKA
Berk, T., & Scheinfeld, N. 2010. Seborrheic dermatitis. P & T : a peer-reviewed journal for
formulary management, 35(6), 348–352.
Brasch, J., Becker, D., Aberer, W., et.al. 2014. Guideline contact dermatitis. Allergo journal
international, 23(4), 126–138. https://doi.org/10.1007/s40629-014-0013-5

Kapur, S., Watson, W., & Carr, S. 2018. Atopic dermatitis. Allergy, asthma, and clinical
immunology : official journal of the Canadian Society of Allergy and Clinical Immunology,
14(Suppl 2), 52. https://doi.org/10.1186/s13223-018-0281-6

Kolb L, Ferrer-Bruker SJ. 2021. Atopic Dermatitis. Treasure Island (FL): StatPearls


Publishing.  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448071/

Litchman G, Nair PA, Atwater AR, et al.2022.  Contact Dermatitis. Treasure Island (FL):


StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459230

Mayo Clinic. 2021. Dermatitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dermatitis-


eczema/symptoms-causes/syc-20352380

Novak-Bilić, G., et.al. 2018. Irritant And Allergic Contact Dermatitis-Skin Lesion


Characteristics. Acta clinica Croatica, 57(4), 713–720.
https://doi.org/10.20471/acc.2018.57.04.13

PPNI, 2017.  Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan II. DPP


PPNI. Jakarta
PPNI, 2018.  Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II. DPP
PPNI. Jakarta

PPNI, 2019.  Standart  Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi 1 cetakan II. DPP PPNI.
Jakarta

Tucker D, Masood S. 2022. Seborrheic Dermatitis. Treasure Island (FL): StatPearls


Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551707/

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn.M DENGAN DERMATITIS DI


WISMA CEMPAKA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW)
PAGAR DEWA KOTA BENGKULU
DISUSUN OLEH :

WAHYU ANUGERAH KHASANA


NPM.2226050039

Perceptor Co Perceptor

(Ns.Hanifah, S.Kep,.M.Kep) (Ns.Apri Lensi Muasti S.Kep)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2023

PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA Tn. M


DENGAN ANEMIS DERMATITIS
DI RUANG CEMPAKA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

Pengkajian : Rabu, 02 Febuari 2023 Jam : 08.06


Tanggal : 01 Febuari 2023
Diagnosa Medis : Dermatitis

A. IDENTITAS
Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 77 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku : Serawai
Alamat : Pondok Kelapa

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Keluhan utama :
Mengeluh gatal di bagian tangan
2. Riwayat penyakit sekarang :
P: klien mencuci piring menggunakan deterjen pakaian
Q : klien merasakan panas di kedua tangan
R : klien hanya merasakan di kedua tangan
S:-
T : klien setiap waktu mengeluh rasa gatal

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Tidak ada
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada
E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPRITUAL
1. Psikososial
 Klien mengatakan malu ketika berjabat tangan dengan orang lain
 Klien mendapatkan dukungan dari keluarganya
2. Spritual
 Klien sering berdzikir saat merasa gatal
F. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
POLA KEGIATAN DI PANTI
MAKAN
Asupan……………….. - Peroral
Frekuensi…………… - 3-4 x/hr
Jenis…………… - Semua jenis masuk
Diit…………………. - -
Pantangan……………… - Tidak ada
Alergi……………….. pantangan
Makanan yang disukai…… - Ada alergi
Perubahan BB dalam 3 hari makanan
Bulan terakhir……….. - Sayuran, gulai
- 60 kg
Minuman
Asupan………………… - Air putih, jus
Frekuensi……………..
- 1 liter/ hr
Jenis………………….
Alergi………………. - -

- Tidak ada
ELIMINASI - Normal
BAB - 1x/hr
Frekuensi - Coklat pekat
Warna - Padat
Konsistensi - Tidak ada
Penggunaan obat pencahar - Tidak ada
Keluhan
BAK
Frekuensi - Normal

Warna - 5x/hr

Alat bantu - Kuning pekat

keluhan - Tidak ada


- Tidak ada
Kebersihan diri
Mandi - 2x/hr
Keramas - 2x/hr
Sikat gigi - 2x/hr
Memotong kuku - Seminggu sekali
Ganti pakaian - 2x/hr
toileting - Tidak ada

Istirahat /tidur
Tidur siang - Tidak pernah
Tidur malam - 4 jam
Kebiasaan merokok/jamu - tidak

G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
TD : 147/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 37,8 ˚ C
Masalah keperawatan :
Dermatitis kontak
2. Sistem pernapasan (B1)
a. Hidung
Pernapasan cuping : tidak
Hidung : simetris

b. Bentuk dada : simetris


c. Keluhan : gatal-gatal
d. Irama napas : teratur
e. Suara napas : normal
3. Sistem kardiovaskuler (B2)
a. Keluhan nyeri dada : tidak
b. Irama jantung : teratur
c. CRT : <3 detik
d. Kunjung tiva pucat : tidak
e. JPV : normal
4. Sistem persarapan (B3)
a. Kesadaran : composmentis
b. Keluhan pusing : tidak ada
c. Pupil : isokor
d. Nyeri : tidak ada
5. Sistem perkemihan (B4)
a. Keluhan
b. Alat bantu (kateter,dll) : tidak ada
c. Kandung kemih membesar : tidak
d. Nyeri tekanan : tidak
e. Intake cairan : oral 1.500 cc.hr
6. Sistem pencernaan (B5)
a. TB : 157 cm BB : 55 kg
b. Mukosa mulut : lembab
c. Tenggorokan :
d. Abdomen :
e. Pembesar hepar : tidak
f. Pembesar lien : tidak
g. Asietes : tidak
h. Mual : tidak
i. Muntah : tidak
j. Terpasang NGT : tidak
k. Bising usus 28x/menit
7. Sistem muskulusletal dan integument (B6)
a. Pergerakan sendi : terbatas
b. Kelainan ekstremitas : ya
c. Kelainan Tl. Belakang : tidak
d. Fraktur : tidak
e. Traksi/spalk/gips : tidak
f. Kompartemen sindrom : tiadak
g. Kulit : kemerahan
h. Akral : dingin
i. Turgor : jelek
j. Luka jenis : bentol Luas : 1,5x3x0,5 cm- 2x3x0,5 cm
8. Sistem endokrin (B7)
a. Pembesaran kelenjar tiroid : tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening : tidak

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil laboratorium
 Hb : 9gr/Dl
 Ht : 30%/Dl
 Trombosit: 320.000
 Leukosit : 12000/mmk
I. TERAPI
Nama Jenis dosis Cara pemberian Waktu
kortikosteroid Topical 0,5-5mg Dioleskan pada permukaan 6- 10 jam setiap
kulit yang bentol dan gatal hari
Gel aloevera Topical Dioleskan secara merata di 2x/hari )pagi
kedua tangan dan malam

J. ANALIS DATA
Nama : Tn. M

DATA ETIOLOGI MASALAH


Data Subyektif : Bahan kimiawi Ganguan integritas jaringan
- Pasien mengatakan kulit ( D.0129)
timbul kekakuan pada Kerusakan sel
telapak tangan
Data Obyektif : Kelainan kulit

- Permukaan tangan
pasien tampak Mengubah daya ikat air kulit

kemerahan
Merusak lapisan epidermis
- Pasien tampak adanya
kerusakan jaringan
Ganguan integritas
atau lapisan kulit
jaringan /kulit
Data Subyektif : Gejala klinis (gatal dan Ganguan pola tidur
- Pasien mengekuh panas)
sulit tidur
- Pasien mengeluh Ganguan pola tidur
sering terjaga
- Pasien mengeluh
tidak puas tidur
- Pasien mengeluh pola
tidur berubah
Data Obyektif :
- Mata pasien terlihat
sayu
- Kantung mata pasien
terlihat hitam
- Pasien terlihat lemas
- Pasien tampang
kurang fokus
Data Subyektif : gatal Ganguan citra tubuh
- Pasien mengatakan (D.0083)
malu saat berjabat kerusakan jaringan
tangan dengan orang
lain kelembapan kulit
- Pasien
mengungkapkan ke kulit mengering
kwatiranya pada
reaksi orang lain perubhan warna kulit

Data Obyektif ;
- Pasien tampak merasa tidak percaya diri

menyembunyikan
ganguan citra tubuh
kedua tangan secara
berlebihan
- Pasien tampak fokus
berlebihan pada
perubahan kedua
tangan
- Pasien terlihat
hubungan sosialnya
berubah dikarenakan
malu
- Fungsi struktur tubuh
pasien tampak
berubah

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit b.d bahan kimiawi intratif
2. Ganguan pola tidur b.d kurang control tidur
3. Ganguan citra tubuh b.d perubahan struktur tubuh/ bentuk tubuh

Anda mungkin juga menyukai