Anda di halaman 1dari 22

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN MITIGASI BENCANA GEMPA DENGAN UPAYA


PENANGANAN MENGHADAPI GEMPA BUMI PADA MASYARAKAT DI RT 002
KELURAHAN MALABERO KOTA BENGKULU

OLEH :
WAHYU ANUGERAH KHASANA
NPM. 1826010008

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organitation (WHO) bencana adalah
segala kejadian yang menyebabkan kerugian, baik gangguan
ekonomi, kerugian jiwa manusia, dan kemerosotan kesehatan,
serta pelayanan kesehatan dengan skala yang cukup besar,
sehingga memerlukan bantuan penanganan lebih besar dan lebih
lanjut dari daerah lain tidak terkena dampak (Kurniawati, Dwi &
Suswito, 2021).
Lanjutan

Berdasarkan catatan sejarah gempa bumi di pulau sumatera, wilayah Bengkulu


memiliki potensi gempa bumi besar dan dapat membangkitkan gelombang
tsunami, wilayah Bengkulu dan sekitarnya masih memiliki akumulasi stress yang
tinggi setelah kejadian gempa bumi 4 Juni 2000 dan 12 September 2007 yang
suatu waktu bisa dilepaskan dalam bentuk gempa bumi yang dahsyat. Wilayah
Bengkulu khususnya di wilayah rupture zone gempa bumi 12 September 2007
memiliki tingkat kerapuan batuan yang rendah dan berpeluang terjadinya gempa
bumi besar di waktu yang akan datang (Ardiansyah, 2014). Pulau-pulau di
indonesia secara Geografis terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik dunia,
yaitu Australia, lempeng Pasifik, lempeng Eurasia serta Filipina. Hal ini
menyebabkan indonesia rentan secara Geografis di samping itu, kurang lebih
5.590 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdapat di indonesia, yang terletak
antara sabang dan marauke, mengakibatkan Indonesia menjadi salah satu negara
yang beresiko tinggi terhadap ancaman bencana gempa bumi ,tsunami, deretan
erupsi gunung api (129 gunung api aktif), dan gerakan tanah (BNPB, 2018).
B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan pengetahuan mitigasi bencana


gempa dengan upaya penanganan menghadapi gempa
bumi pada masyarakat di RT 02 Kelurahan Malabero ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan mitigasi bencana gempa dengan upaya penannganan
menghadapi gempa bumi pada masyarakat di RT 02 Kelurahan Malabero Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a.Diketahui
distribusi frekuensi pengetahuan mitigasi bencana gempa menghadapi gempa
bumi pada masyarakat di RT 002 Kelurahan Malabero Kota Bengkulu.
b.Diketahuidistribusi frekuensi upaya penanganan menghadapi gempa bumi pada masyarakat
di RT 002 Kelurahan Malabero Kota Bengkulu.
c.Diketahui
hubungan pengetahuan mitigasi bencana geempa denga upaya penanganan
menghadapi gempa bumi pada masyarakat di RT 002 Kelurahan Malabero Kota Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
1.Bagi Keluarga
2.Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
3.Manfaat Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Teori
Bencana Gempa Bumi
Landasan Teori
Konsep Upaya Penanganan
Bencana Gempa Bumi

Konsep Teori Pengetahuan


Bencana

Teori Pengetahuan Mitigasi


Bencana Dengan Upaya
Penanganan

Kerangka Konsep

Definisi Operasional

Hipotesis
BAB II
Kerangka Konseptual

Variabel Independen (bebas) Variabel Dependen (terkait)

Pengetahuan Mitigasi Upaya Penanganan


Bencana Gempa Bencana
BAB II
Definisi Operasional
             

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
Upaya Kuesioner Kuesioner 1. Tinggi = Ordinal
1.
Dependen 13-16 
penanganan upaya :
Upaya Modifikas
2. Sedang =
bencana adalah penangana 9-12
penanganan i Nurmaya 3. Rendah =
kegiatan yang n (2019)
masyarakat 1-8
dilakukan untuk bencana,
menghadapi mengurangi memilih  
gempa bumi resiko dan salah satu
dampak akibat dari dua
bencana jawaban :
Ya dan
Tidak
Independen Pengetahuan adalah Kuesioner Kuesioner 0 = Kurang bila Ordinal
2. Pengetahuan segala sesuatu yang pengetahuan Modifikas menjawab
diketahui oleh mitigasi i Nurmaya
mitigasi bencana dengan bena <
masyarakat tentang bencana (2019) 56 %
gempa pengetahuan bencana gempa pada 1 = Cukup bila
gempa bumi masyarakat menjawab
meliputi,pengertian,p memilih dengan benar
enyebab gempa memberikan 56 % - 75 %
bumi,dampak gempa tanda(√) 2 = Baik bila
dan gejala gempa pada menjawab
dan penyelamatan jawaban dengan benar >
gempa. yang 75 % - 100 %
BAB II
Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :


Ha = Ada hubungan antara tingkat pengetahuan mitigasi bencana gempa dengan
upaya penanganan menghadapi gempa bumi pada masyarakat di RT 002
Kerurahan Malabero Kota Bengkulu.
BAB III
METODE PENELITIAN

Populasi
 Tempat dan Waktu Penelitian
 Penelitian ini akan dilaksanakan di Populasi dalam penelitian ini adalah
RT 002 Kelurahan Malabero Kota seluruh kepala keluarga di RT 002
Bengkulu pada bulan Agustus – Kelurahan Malabero Kota Bengkulu
September Tahun 2022.
yang berjumlah 37 orang.

Sampel
Desain Penelitian
Sampel penelitian ini adalah
menggunakan Total Sampling yaitu Jenis penelitian ini
teknik pengambilan sampel dimana menggunakan metode penelitian
jumlah sampel sama dengan survey Analitik dengan desain
populasi. Jumlah sampel dalam cross sectional
penelitian ini adalh seluruh kepala
keluarga di RT 002 Kelurahan
Malabero Kota Bengkulu yang
berjumlah 37 orang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Teknik Pengumpulan data :

1.Data Primer : merupakan data yang diperoleh dari menyebarkan kuesioner kepada
masyarakat pada saat penelitian dilakukan di RT 002 wilayah Kelurahan Malabero
Kota Bengkulu pada bulan Agustus – September 2022, dengan melakukan
kunjungan dengan mematuhi prosedur Covid – 19 yaitu dengan mencuci tangan
atau menggunakan hand sanitaizer, menggunkan masker dan mengatur jarak.
2.Data Sekunder : data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh
oleh peneliti dari subjek penelitiannya, biasanya berupa data dokumentasi atau data
laporan yang telah tersedia (Saryono, 2017).
Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisa data sebagai berikut :


1. Analisa Uivariat : dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi
Variabel dependen (upaya penanganan gempa bumi) dan variabel independen (pengetahuan
mitigasi bencana gempa) di Kelurahan Malabero Kota Bengkulu.
2.Analisa Bivariat : tujuan analisis bivariat yaitu untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel
independen (pengetahuan) dan variabel dependen (upaya penanganan). Analis yang digunakan pada
penelitian ini adalah Uji Somers’D
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Jalan Penelitian
Pelaksanaa penelitian ini diawali dengan pengurusan surat izin STIKES Tri Mandiri Sakti Kota
Bengkulu, kemudian itu penelitian dilanjutkan ke Kesatuan Badan Politik (KESBANGPOL) Kota
Bengkulu, setelah itu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mendapatkan surat
rekomendasi ke Ketua RT 02 Kelurahan Malabero Kota Bengkulu sebagai tempat penelitian.
Sebelum membagikan kuesioner peneliti melakukan kontrak menjelaskan tujuan penelitian yang ada
pada informed consent dan bertujuan yang berisi respon persetujuan responden. Selanjutnya peneliti
menyiapkan instrument penelitian berupa kuesioner “ hubungan pengetahuan mitigasi bencana
gempa dengan upaya penanganan menghadapi gempa bumi pada masyarakat di RT 02 Kelurahan
Malabero Kota Bengkulu” pengumpulan data primer melalui pembagian kuesioner yang
dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus sampai 10 September 2022 diperoleh sebanyak 37 sampel
menggunakan total sampling masyarakat RT 02. Penyuluhan dan pengisian responden tetapi yang
diambil adalah yang memenuhi kriteria inklusi diperoleh sampel responden 37 orang dengan rincian
tanggal 30 Agustus – 10 September.
2. Analis Data
a. Analisis Univariat
Tabel 2
Distribusi frekuensi pengetahuan mitigasi bencana masyarakat di RT 02
Kelurahan Malabero Kota Bengkulu

Pengetahuan Frekuensi Presentase


Kurang 16 43,2 %
Cukup 18 48,6 %
Baik 3 8,1 %
Jumlah 37 100 %

Dari tabel di atas diketahui 37 KK yang diteliti di RT 02 Kelurahan Malabero


Kota Bengkulu, terdapat 16 orang (43,2%) pengetahuan mitigasi bencana kurang, 18
orang (48,6%) pengetahuan cukup, 3 orang (8,1%) pengetahuan baik.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Upaya Penanganan Masyarakat di RT 02
Kelurahan Malabero Kota Bengkulu

Pengetahuan Frekuensi Presentase


Rendah 19 51,4 %
Sedang 12 32,4 %
Tinggi 6 16,2 %
Jumlah 37 100.0 %

Dari tabel di atas diketahui upaya penanganan menghadapi gempa bumi rendah
berjumlah 19 orang (51, 4%), upaya penanganan menghadapi gempa bumi
sedang berjumlah 12 orang (32, 4%), upaya penanganan menghadapi gempa bumi
tinggi berjumlah 6 orang (16, 8%).
b. Analisis Bivariat
Tabel 4
Hubungan Pengetahuan Bencana Gempa dengan Upaya Penanganan
Menghadapi Gempa Bumi Pada Masyarakat di RT 02
Kelurahan Malabero Kota Bengkulu
Upaya Penanganan Bencana
Total Somers’D
Pengetahuan (Approx.Sig)
Rendah Sedang Tinggi

F % f % F % F %

Kurang 11 68,75 4 25 1 6,25 16 100


Cukup 7 38,9 7 38,9 4 22,2 18 100 0,34
Baik 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3 100
Berdasarkan tabel diatas, dari 16 orang pengetahuan rendah, 4 orang upaya penanganan sedang
danTotal 51,3 Dari11
19 tinggi.
1 upaya penanganan 29,7 6 cukup
18 pengetahuan 16,2 terdapat
37 7100
upaya penanganan rendah,
7 upaya penanganan sedang, dan 4 upaya penanganan tinggi, dari 3 pengetahuan baik terdapat 1
upaya penanganan rendah, 1 upaya penanganan sedang dan 1 upaya penanganan tinggi. Karena
tabel kontingensi 3x3 dan syarat Uji Person Chi-square tidak terpenuhi, maka di gunakan Uji
Somers’D.
Hasil uji Somers’D didapatkan dengan P-Value= 0,034< 0,05
sigifikan, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan : Ada
hubungan antara tingkat pengetahuan mitigasi bencana gempa
dengan upaya penanganan menghadapi gempa bumi pada
masyarakat di RT 02 Kelurahan Malabero Kota Bengkulu.
B. Pembahasan
Hasil penelitian table 2 menunjukan bahwa terdapat 16 orang (14,2%) yang berpengetahuan
kurang, dari hasil isian kuesioner diketahui pengetahuan kurangi karena responden banyak yang tidak
mengetahui tentang skala – skala pada gempa bumi dan tentang pengertian gempa bumi buatan. Terdapat
18 (48, 6%) responden yang berpengetahuan cukup, dari hasil kuesioner diketahui terdapat 3 responden
kuesioner responden memiliki pengetahuan cukup tentang daerah yang rawan terjadi gempa bumi, sebab
yang akan di timbulkan gempa bumi, gempa tektonik dan jenis gempa bumi yang paling beresiko merusak
dan terdapat 3 (8,1%) responden yang berpengetahuan baik, dari hasil isian kuesioner diketahui responden
memiliki pengetahuan tentang pengertian bencana gempa bumi. Hasil isian diperoleh nilai skor tinggi
untuk kuesioner pengetahuan yaitu sebesar 30 yang terdapat pada soal nomor 1 tentang pengertian
bencana gempa bumi. Sedangkang skor terendah yaitu sebesar 11 yang terdapat pada soal nomor 6
tentang pengertian gempa bumi vulkanik.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian dari jurnal (Nisye Frisca Andini,
2019) tentang hubungan pengetahuan dengan upaya penanganan bencana gempa bumi pada remaja
Kelurahan Bukik Cangang Kecamatan Guguak Panjang Kota Bukit Tinggi diperoleh kesimpulan
bahwa Tingkat pengetahuan longsor termasuk dalam kategori tinggi. Remaja yang memiliki
pengetahuan kategori tinggi sebanyak 21 remaja atau 71,8%. Tingkat pengetahuan remaja kategori
sedang sebanyak 9 siswa atau 28,2%. Tingkat kesiapsiagaan remaja Kelurahan Bukik Cangang
Kecamatan Guguak Panjang Kota Bukittinggi terhadap bencana longsor termasuk dalam kategori
siap. Remaja yang memiliki kesiapsiagaan kategori siap sebanyak 20 remaja atau 71 %, tingkat
kesiapsiagaan sangat siap sebanyak 7 remaja atau 24,6% dan remaja yang memiliki kesiapsiagaan
kategori hampir siap sebanyak 3 remaja atau 4,4 %. Terdapat hubungan yang positif dan
signifikanantara pengetahuan dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana longsorpada
remaja Kelurahan Bukik Cangang Kecamatan Guguak Panjang Kota Bukittinggi dengan hasil
korelasi sebesar 0,850 dengan sig. atau p = 0,000 (0,000 < 0.05).
B. Pembahasan
Hasil penelitian tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 19 orang (51,4%) yang upaya
penanganan bencananya rendah. Rendahnya upaya penanganan ini terlihat dari hasil isian
kuesioner responden pada saat terjadi bencana gempa bumi, tidak memiliki nomor telepon penting
saat keadaan darurat bencana seperti BPBD. Terdapat 12 orang (32,4%) yang upaya penanganan
bencananya sedang, hal ini terlihat dari hasil isian kuesioner responden akan melakukan tindakan
penyelamatan apabila kondisi darurat, seperti melakukan evakuasi/mengungsi apabila terjadi
gempa bumi, dan pada saat terjadi gempa bumi responden akan mencari tempat yang aman sebagai
upaya penyelamatan diri. Terdapat 6 orang (16,2%) yang upaya penanganan bencananya tinggi,
hal tersebut terlihat dari hasil isian responden yang telah mengikuti pelatihan penyelamatan diri
dari bencana gempa bumi.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai skor tertinggi untuk kuesioner upaya
penanganan yaitu sebesar 30 yang terdapat pada soal nomor 5 tentang mencari tempat yang aman
sebagai upaya penyelamatan diri. Sedangkan skor terendah yaitu 13 yang terdapat pada soal nomor
16 tentang pelatihan baik public ataupun rumah tanggap. Berdasarkan urayan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa mitigasi bencana dapat meminimalisir resiko korban jiwa, Meminimalisir
kerugian ekonomi, Meminimalisir kerusakan sumber daya alam, Pedoman bagi pemerintah untuk
membuat rencana pembangunan di masa depan, Meningkatkan public awareness atau kesadaran
masyarakat dalam menghadapi risiko dan dampak bencana, serta membuat masyarakat merasa
aman dan nyaman.
B. Pembahasan

Hasil penelitian diketahui dari 16 pengetahuan mitigasi bencana kurang terdapat 11


responden dengan upaya penanganan kurang, terdapat 4 responden yang sedang dan 1 responden.
Dari 18 pengetahuan cukup terdapat 7 rendah, 7 sedang, 4 tinggi dan 3 pengetahuan yang baik
terdapat 11 orang. Karena table kontingensi 3x3 dan syarat uji pearson Chi-square tidak terpenuhi
maka digunakan uji Somers’d. Hal ini di karenakan, masyarakat dengan tingkat pengetahuan
mitigasi kurang dapat disebabkan karena masyarakat mempunyai pandangan bahwa didaerahnya
aman dari bencana terutam bencana gempa bumi atau bencana gempa bumi yang pernah mereka
rasakan tidak begitu kuat sehingga tidak berdampak secara signifikan terhadap penduduk maupun
bangunan sekitar. Sebagai masyarakat yang rawan bencana seharusnya masyarakat memiliki
upaya penanganan yang cukup, justru berbalik dengan upaya penanganan sedang 12 KK
(32,44%). Hal tersebut mengakibatkan pengetahuan mitigasi terhadap bencana gempa bumi tidak
diperhatikan masyarakat, rencana pengetahuan masyarakat terhadap gempa bumi kurang, sistem
peringatan bencana gempa bumi kurang, dan kurangnya informasi masyarakat dalam menghadapi
gempa bumi dapat mengakibatkan rendanya pengetahuan masyarakat terhadap bencana gempa
bumi.
Faktor lain menyebutkan bahwa pengalaman atau kejadian bencana yang pernah dialami oleh
individu untuk memahami proses menghadapi bencana, sehingga hal ini dapat berpengaruh
terhadap proses upaya kesiapsiagaan bencana terutama pada pengetahuan dan sikap menghadapi
resiko bencana (Becek dkk, 2009).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Terdapat 16 orang (43,2%) pengetahuan masyarakat kurang, 18 orang (48,6%)
pengetahuan masyarakat cukup, dan 3 orang (8,1%) pengetahuan masyarakat
baik.
2. Terdapat 19 orang (51,4%) upaya penanganan menghadapi gempa bumi rendah,
12 orang (32,4%) upaya penanganan menghadapi gempa bumi sedang, dan 6
orang (16,2%) upaya penanganan menghadapi gempa bumi tinggi.
3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan mitigasi bencana gempa
dengan upaya penanganan menghadapi gempa bumi pada masyarakat di RT 002
Kelurahan Malabero Kota Bengkulu dengan kategori hubungan erat.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat RT 002 Kelurahan Malabero Kota Bengkulu (Masyarakat)
2. Bagi STIKes Tri Mandiri Sakti Bengkulu
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai