Anda di halaman 1dari 38

MANAJEMEN

BENCANA

SITI RABBANI KARIMUNA


MANAJEMEN
MATERI 3 RISIKO
MANAJEMEN RISIKO
DATA TAHUN 2021
KEGIATAN-KEGIATAN
MANAJEMEN BENCANA
✢ Pencegahan ✢ Bantuan darurat
(prevention) (relief)
✢ Mitigasi (mitigation) ✢ Pemulihan (recovery)
✢ Kesiapan ✢ Rehabilitasi
(preparedness) (rehabilitation)
✢ Peringatan dini (early ✢ Rekonstruksi
warning) (reconstruction)
✢ Tanggap darurat
(responses)
Kondisi Pada Saat Bencana
Terjadi
• Saat peristiwa bencana alam terjadi gambaran situasinya tidak jauh berbeda
dengan situasi perang. Kekacauan, kerusakan, kepanikan, korban
bergelimpangan, dan orang-orang berteriak, berlarian dan berupaya
menyelamatkan diri
• Pada kondisi bencana yang terjadinya tidak mendadak, masyarakat masih
dapat mempersiapkan diri, namun suasana kegelisahan, kesemrawutan dan
kepanikan tetap nampak dengan jelas

Kondisi darurat (emergency) yang sangat gawat, bukan hanya


menyelamatkan nyawa korban, tetapi juga mempertaruhkan hidup para
relawan. Suasana yang mencekam di area bencana merupakan area
perjuangan baik bagi para relawan maupun para korban untuk
berjauang tetap hidup atau mati.
MANAJEMEN 01

RISIKO BENCANA 80%

Menurut Syarief dan Kondoatie


(2006) mengutip Carter (2001)
Manajemen dalam bantuan bencana
MANAJEMEN RISIKO AD 02 merupakan hal-hal yang penting bagi
Pengelolaan bencana sebagai Manajemen puncak yang meliputi
.
suatu ilmu pengetahuan terapan perencanaan (planning),
60%
(aplikatif) yang mencari, dengan pengorganisasian (organizing),
melakukan observasi secara kepemimpinan (directing),
sistematis dan analisis bencana pengorganisasian (coordinating) dan
untuk meningkatkan tindakan- pengendalian (controlling)
tindakan (measures), terkait 03
dengan pencegahan (preventif),
pengurangan (mitigasi),
40%
persiapan, respon darurat dan
pemulihan
Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi
maupun jiwa yang dialami oleh perorangan atau masyarakat dan
negara

Tujuan Ma naj emen risiko Mengurangi penderitaan korban bencana

Mempercepat pemulihan

Memberikan perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat


yang kehilangan tempat ketika kehidupannya terancam
Menurut
Agus Rahmat (2006:12)
Manajemen Risiko Bencana merupakan seluruh kegiatan
yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan
bencana, pada sebelum, saat, dan sesudah terjadi
bencana yang dikenal sebagai siklus Manajemen Risiko
Bencana yang bertujuan antara lain:
 Mencegah kehilangan jiwa seseorang
 Mengurangi penderitaan manusia
 Memberikan informasi kepada masyarakat dan juga
kepada pihak yang berwenang mengenai risiko
 Mengurangi kerusakan insfrastruktur utama, harta
benda dan kehilangan sumber ekonomis lainnya
• Tahapan-tahapan atau fase-fase dalam bantuan
bencana dikenal dengan istilah siklus
TAHAPAN-TAHAPAN penanganan bencana (disaster management
BANTUAN BENCANA cycle)
• Siklus manajemen bencana menggambarkan
proses pengelolaan bencana yang pada intinya
merupakan tindakan pra bencana, menjelang
bencana, saat bencana dan pasca bencana
Wolenksy (1990)
TAHAPAN BANTUAN
BENCANA
Sebelum bencana (mitigation and preparedness)
01

05 02 Tanggap darurat (immediate pre


and post impact)

Pemulihan jangka panjang (sepuluh tahun) 04 03 Pemulihan jangka dekat (dua tahun)
Waugh (2000)
Peringatan Perencanaan dan
persiapan (planning
(prevention) and preparedness)

Tanggap
(response) Pemulihan (recovery)
Helsloot and Ruitenberg (2004)

Peringatan (Preparedness) Emergensi (emergency) Pemulihan (recovery)


4 FASE MANAJEMEN RISIKO
Preparedness
Pemerintah perlu
menekankan pada
keselamatan jiwa
masyarakat di
lingkungan wilayah
bencana spt Responses
pemberian Option A Option B Koordinasi diperlukan dari
pemahaman pada berbagai pihak. Koordinasi
masyarakat memungkinkan pemberian
bantuan kepada masyarakat
yang terkena bencana dapat
Mitigation diberikan secara cepat, tepat dan
Kegiatan emergensi Option C Option D efektif
memfokuskan pada
pengurangan akibat negatif
Recovery
bencana, meliputi keputusan ttg
pengembangan ekonomi, Merupakan fase aktifitas penilaian dan
kebijakan pemanfaatan lahan, rehabilitasi kehancuran akibat bencana. Pada
perencanaan infrastruktur spt fase ini ditekankan pada proses pendistribusian
jalan dan fasilitas umum dan bantuan. Proses tersebut meliputi penentuan
identifikasi penemuan sumber dan monitoring bantuan pada masyarakat yang
daya guna mendukung investasi terkena bencana.
DALAM MANAJEMEN
RISIKO
Identifikasi tipologi bahaya (alamiah,
antropogenik).
Kerentanan fisik (kepadatan bangunan,
konstruksi dan bahan bangunan
Kerentanan sosial (kepadatan penduduk,
struktur umur, segresi sosial)
Kerentanan ekonomi (tingkat kemiskinan)
Kelengkapan fasilitas (gawat darurat,
kesehatan, tempat evakuasi)
Kelengkapan utilitas (sistem peringatan
dini, SOP penanganan bencana)
Mitigasi berbeda pada setiap jenis
bencana
INDEKS RAWAN
BENCANA (DISASTER
RISK INDEX/DRI)
• Indeks Rawan Bencana (Disaster Risk Index/DRI)
merupakan perhitungan rata-rata kematian per Negara
dalam bencana skala besar dan menengah yang
diakibatkan oleh gempa bumi, siklon tropis dan banjir
berdasarkan data tahun 1980-2000
• Indeks rawan bencana ini bertujuan untuk memberikan
informasi tingkat kerawanan bencana tiap-tiap
kabupaten/kota di Indonesia. Berdasarkan tingkat
kerawanan ini dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk
melakukan analisis mengenai kelembagaan, pendanaan,
perencanaan, statistik dan operasionalisasi
penanggulangan bencana
METODOLOGI

A. UNIT ANALISIS

B. PENGUMPULAN DATA

C. ANALISIS DATA
We Create Professional
Presentation Designed

A. Unit analisis yang digunakan adalah daerah administrasi provinsi dan kabupaten/kota
B. Pengumpulan Data :
1. Data yang digunakan pada penyusunan indeks
rawan bencana adalah: Tingkat kerawanan bencana
: Banjir, GempaBumi, Gempa Bumi Dan
Tsunami,Kebakaran Permukiman, Kekeringan,Angin
Topan, Banjir Dan TanahLongsor, Tanah Longsor,
LetusanGunung Api, GelombangPasang/Abrasi,
Kebakaran Hutan Dan Lahan, Kecelakaan
Industri,Kecelakaan Transportasi, Konflik /
Kerusuhan Sosial, Kejadian Luar Biasa(KLB)
LANJUTAN
2
Jumlah korban yang meninggal
90%

80%
3
Jumlah korban luka-luka.
60%

4
45%
Jumlah kerusakan rumah

30%
5
Jumlah kerusakan fasilitas umum dan infrastruktur rusak yang
terjadi pada kabupaten/kota

6
Jumlah kepadatan penduduk kabupaten/kota.
Content Content Content Content Content
ANALISIS DATA

Analisis Analisis
kerawanan kerawanan
bencana bencana
Kabupaten/Kota Provinsi

Terdiri dari : Data klasifikasi kerawanan


bencana kabupaten/kota
Klasifikasi Data (jenis bencana
dan data terkain bencana),
pada provinsi yang akan
pembobotan (melihat besaran dianalisis. Data lainnya
dampak dan frekuensi adalah jumlah kabuoaten
terjadinya), skorinf (melakukan dan kota di provinsi
operasi matematika dengan tersebut, dengan
perkalian antara bobot dan nilai menggunakan skoring
kelas yang telah dibuat, dalam
skoring menunjukan klasifikasi
maksimal dan skoring
kerawanan kabupaten/kota tsb), minimal.
PERMASALAHAN
Masalah pada Korban Bencana
Masalah kesehatan pada korban bencana dapat dikelompokkan
menjadi 2 bagian, yaitu sebagai akibat langsung dan tidak
langsung. Akibat langsung merupakaan dampak primer yang
dialami korban di daerah bencana pada saat bencana terjadi.
Kasus-kasus yang sering terjadi antara lain

Trauma Luka bakar Keluhan psikologi dan psikiatrik Korban meninggal


Gangguan pernafasan
Trauma terjadi Akibat terkena Stress pasca trauma adalah Disaster victim
akibat terkena Akibat trauma langsung benda keluhan yang berhubungan dengan identification (DVI)
langsung benda- pada jalan panas/api/bahan pengalaman selama bencana semakin dirasakan perlu
benda napas, misalnya kimia. terjadi untuk mengidentifikasi
keras/tumpul, masuknya korban meninggal pasca
diantara luka partikel debu, bencana baik ut
robek, luka cairan dan gas kepentingna kesehatan
tusuk, luka sayat beracun atau penyelidikan
dan fraktur
Kasus gizi kurang akibat kurangnya
AKIBAT TDK Kuantitas dan kualitas air bersih
yang tidak memadai
konsumsi makanan, spt KEP,
anemia dan xerophtalmia

LANGSUNG
Akibat tidak langsung
merupakan dampak
sekunder yang dialami Kurangnya sarana pembuangan
Masalah kesehatan reproduksi
korban, kesbersihan lingkungan
korban bencana pada saat yang buruk (sampah dan limbah yang sering terjadi seperti
terjadinya pengungsian. cair) sehinggan vektor menjadi gangguan kehamilan dan
tinggi, sanitasi makanan di dapur persalinan, terjadi kehamilan yang
Masalah kesehatan yang umum yang tdk higienis, tdk diinginkan, IMS, kekerasan
sering terjadi antara lain kepenusesakan. Risikonya diare, terhadap perempuan dan anak
thypoid, ISPA, campak, malaria,
DBD dan penyakit kulit

Kasus penyakit akibat kurangnya Berbagai bentuk keluhan psikologik


sumber air bersih dan kesehatan dan gangguan psikiatrik yang terjadi
lingkungan yang buruk, antara lain : spt stress pasca trauma, depresi,
diare, ISPA, malaria, campak, anxietas
penyakit kulit, TBC, cacar, hepatitis,
cacingan, thypoid
Masalah pada Masalah SDM kesehatan yang dihadapi dalam penanggulangan
krisis akibat bencana di Indonesia, antara lain
SDM
1. Kurangnya informasi mengenai peta ketentuan SDM kesehatan di daerah yang terkait dengan
kesehatan bencana
2. Belum semua tenaga setempat termasuk puskesmas mampu laksana dalam penganggulangan
bencana
3. Masih sedikitnya peraturan yang mengatur penempatan SDM kesehatan di daerah rawan bencana
4. Distribusi SDM kesehatan masih belum mengacu pada kerawanan suatu wilayah terhadap bencana
5. Kurangnya minat SDM kesehatan untuk bertugas didaerah bencana atau konflik karena tidak adanya
jaminan keselamatan dan keamanan
6. Belum semua daerah mempunyai Tim Reaksi Cepat penanggulangan krisis akibat bencana
7. Masih adanya daerah yang belum pernah menyelenggarakan pelatihan-pelatihan dalam
penanggulangan krisis akibat bencana
8. Masih adanya daerah yang belum pernah menyelenggarakan gladi penanggulangan krisis akibat
bencana
9. Pelayanan kesehatan pada saat kejadian bencana seringkali terhambat oleh karena masalah
kekurangan SDM kesehatan
10. Dibutuhkan masa oemulihan yang cukup lama bagi SDM kesehatan yang menjadi korban bencana
sehingga mengganggu kelancaran pelaksanaan pelayanan kesehatan di daerah bencana
IDENTIFIKASI
VARIABEL PENILAIAN
LANGKAH-LANGKAH
Identifikasi Ancaman
Ancaman pada dasarnya merupakan
potensi bencana dalam skala wilayah,
waktu dan penduduk. Identifikasi
dilakukan dengan melihat kejadian
bencana selama ini beserta dampak
yang diakibatkan.
Identifikasi Kerentanan
Tiap wilayah memiliki tingkat, jenis dan karakteristik
kerentanan yang bervariasi. Oleh krna itu dlm
melakukan analisis risiko, perlu mempertimbangkan
kondisi wilayah secara spesifik agar tdk terjadi bias
penilaian
Identifikasi Kapasitas
Kapasitas masyarakat menyangkut kemampuan masyarakat
dalam mengetahui, menyadari dan menyiapkan diri ketika
belum terjadi bencana, kemampuan dalam menghadapi kondisi
dan mengurangi risiko ketika terjadi bencana dan kempuan
dalam memulihkan dan meningkatkan kondisi setelah terjadi
bencana
Identifikasi Risiko
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dapat berupa kematian, luka,
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat
Prioritas Kegiatan Pengurangan
Risiko Bencana
✢ Pengenalan dan pemantauan risiko bencana perlu
dilakukan sejak dini, terus menerus dan secara luas
✢ Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana
dengan mengakomodir berbagai kepentingan
bertujuan agar upaya pengelolaan bencana dapat
terpadu dan efektif serta tidak terjadi duplikasi
✢ Pengembangan budaya sadar bencana harus mulai
digalakkan dengan melakukan inventarisasi,
mobilisasi dan penggunaan sumberdaya secara
optimal

31
LANJUTAN…
✢ Peningkatan komitmen para pelaku penanggulangan bencana
dari tingkat pelaksana hingga pengambil kebijakan perlu
dibangun. Komitmen dari berbagai pihak akan mampu
membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi
bencana
✢ Pemetaan kebencanaan yang mencakup pemetaan daerah
rawan bencana, potensi sumberdaya masyarakat di daerah
rawan bencana dan sekitarnya, kerentanan masyarakat;
kearifan lokal masyarakat, kapasitas pemerintahan dan
kelembagaan penanggulangan bencana beserta sumberdaya
yang ada
LANJUTAN
✢ Penyebarluasan informasi tentang potensi
ancaman bahaya kepada masyarakat dan
pemerintah daerah serta lembaga–lembaga
lain yang terkait dengan pengurangan risiko
bencana
✢ Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat
dan pemerintah daerah dilakukan dengan
penumbuhan kesadaran, kemauan dan
kemampuan untuk melakukan upaya
pencegahan dan kesiapsiagaan
LANJUTAN
✢ Penguatan institusi kelembagaan baik di suatu
Provinsi atau Kabupaten/Kota difokuskan pada
kelembagaan yang ada sambil menunggu
pembentukan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi atau Kab/Kota,
secara optimal dapat melakukan semua konsep,
proses dan langkah–langkah pengurangan risiko
bencana baik penyiapan regulasi, penyediaan
prasarana dan sarana serta membangun jaringan
kerja dengan pihak–pihak lain yang terkait dengan
pengurangan risiko bencana
✢ Pengembangan Teknologi untuk dapat membantu
kegiatan kebencanaan agar lebih efektif, efisien dan
aman. Salah satu teknologi yang layak
CARA ANALISIS RISIKO
Proses Pengelolaan Risiko Bencana
1. Berapa luas bencana 2. Berapa luas ancaman
melanda terhadap masyarakat
dan lingkungan

36
PENGELOLAAN RISIKO BENCANA ADALAH PENERAPAN
SISTEMATIK DARI KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN, PROSEDUR
DAN PELATIHAN
Memastikan hal-hal terkait

Option A Menganalisis risiko


Option C

Mengidentifikasi risiko Option B Option D

Menilai / mengevaluasi risiko

Mengatasi risiko
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai