Kelompok 2
1. Assahilah 6 . Badriah
2. Eki 7. Feni febria
3. Melyanda 8. Rigo
4. Risky 9. Riska utami
5. Samsuri
Surveilans Bencana
DEFINISI BENCANA
Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan masyarakat dengan segala sumber dayanya. Sumber
lain juga mendefinisikan bencana sebagai suatu kejadian alam, buatan manusia, atau perpaduan antara
keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak negatif yang dahsyat bagi
kelangsungan kehidupan
KIASIFIKASI BENCANA
Bencana alam dapat memperbesar risiki penyakit yang dapat dicegah akibat perubahan yang
1. Kepadatan penduduk
2. Perpindahan penduduk
Definisi surveilans menurut WHO adalah kegiatan pemantauan secara cermat dan terus menerus terhadap
berbagai faktor yang menentukan kejadian dan penyebaran penyakit atau gangguan kesehatan, yang meliputi
pengumpulan, analisis, interpretasi dan penyebarluasan data sebagai bahan untuk penganggulangan dan pencegahan.
Dalam definisi ini, surveilans mempunyai arti seperti sistem informasi kesehatan rutin. Menurut CDC (Center of
Disease Control), surveilans adalah pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus
menerus yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat.
program.
program
20XX pada tahap perencanaan program dll presentation title 7
SURVEILANS BENCANA
3. Surveilans kematian.
1) Mencari faktor resiko ditempat pengungsian seperti air, sanitasi, kepadatan, kualitas tempat penampungan.
2) Mengidentifikasi Penyebab utama kesakitan dan kematian sehingga dapat diupayakan pencegahan.
memperhatikan kesehatannya.
6) Survei epidemiologi.
o Penilaian resiko bencana dapat dilakukan berdasarkan dengan hasil identifikasi bencana. Dengn dilakukan
penilaian kemungkinan dan skala dampak yang mungkin ditimbulkan oleh bencana tersebut. Dengan
demikian dapat diketahui, apakah potensi sebuah bencana di suatu daerah tergolong tinggi atau rendah.
Identifikasi bencana dilakukan dengan meihat berbagai aspek yang ada di suatu daerah atau perusahaan,
seperti lokasi, jenis kegiatan, kondisi geografis, cuaca, alam, aktivis manusia, dan industry, sumber daya
alam serta sumber lainnya yang berpotensi menimbulkan bencana. Identifikasi bencana ini dapat
didasarkan pada pengalaman bencana sebelumnya dan prediksi kemungkinan suatu bencana yang dapat
terjadi.
o Informasi data penanggulangan bencana dimulai sejak pengumpulan, analisis hingga diseminasi informasi
yang dilakukan secara cepat, tepat dan benar sebagai bagian dalam penggulangan bencana. Data dan informasi
bencana dikumpulkan dari pemerintahan, organisasi relawan/NGO/masyarakat dan berbagai sumber media.
Data dikumpulkan baik secara langsung melalui wawancara ataupun secara tidak langsung seperti dari
internet, televisi, media cetak dan sebagainya.
o Data bencana yang diperoleh dari berbagai sumber merupakan landasan dalam memberikan informasi ke
pihak-pihak yang membutuhkan. Manajemen informasi serta penyebaran informasi (desiminasi).
BENCANA a. Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis
bencana.
o Mitigasi dibagi menjadi dua macam,yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non structural.
a. Bencana struktural
Mitigasi struktural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana dengan cara
rekayasa teknis bangunan tahan bencana.
b. Bencana Non-strukural
Mitigasi non –struktural adalah upaya mengurangi dampak bencana selain dari upaya tersebut diatas. Bisa
dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan.
Tujuan utama (ultimate goal) dari Mitigasi Bencana adalah sebagai berikut :
a) Mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya bagi penduduk, seperti
korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi (economy costs) dan kerusakan sumber daya alam.
5. Konsekuensi-konsekuensi kerusakan.
1) Kebijakan
a. Upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi yang sama bagi semua pihak baik jajaran aparat pemerintah
maupun segenap unsur masyarakat yang ketentuan langkahnya diatur dalam pedoman umum,petunjuk
pelaksanaan dan prosedur tetap yang dikeluarkan oleh instansi yang bersangkutan sesuai dengan bidang tugas
unit masing-masing.
b. Pelaksanaan mitigasi bencana dilaksanakan secara terpadu terkoordinir yang melibatkan seluruh potensi
c. Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban jiwa dapat diminimalkan.
d. Penggalangan kekuatan melalui kerjasama dengan semua pihak, melalui pemberdayaan masyarakat serta
kampanye.
1. Pemetaan.
2. Pemantauan.
3. Penyebaran informasi
5. Pelatihan/Pendidikan
6. Peringatan Dini
3. Meningkatkan kepedulian dan kesiapan masyarakat pada masalah-masalah yang berhuungan dengan
resiko bencana.
oLangkah langkah yang harus dilakukan bila terjadi suatu bencana adalah :
a. Respon(tanggap darurat)
b. Bantuan darurat
c. Pemulihan
d. Rehabilitasi.
e. Rekonstruks.