Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN BENCANA

Dosen Pengampu:Zurrahmi,S.Tr.Keb,M.Si

Kelompok 2:
1.Jelsi Aryuni
2.Wirdatul Jannah
3.Yalpika Sari
4.Dian Permata Sari
5.Anjeli Eka Putri
6.Nia Adella Putri
7.Musrianti
8.Wini Enjelia
9.Dika Yolanda
“APLIKASI PENGELOLAAN PENANGGULANGAN
BENCANA DENGAN PENDEKATAN
KOMPREHENSIF PADA SETIAP
FASE(PREVENTION,MITIGATION,
PLANNING/RESPONSE/
RECOVERY)???”
Definisi Bencana

BENCANA

Bencana adalah Peristiwa Yang Mengancam Dan mengganggu Kehidupan Dan


Penghidupan Masyarakat Yang Disebabkan, Baik Oleh Faktor Alam dan/Atau
Faktor Non Alam Maupun Faktor Manusia Sehingga Mengakibatkan Timbulnya
Korban Jiwa Manusia, Kerusakan Lingkungan, Kerugian Harta Benda, Dan
Dampak Psikologis.
Manajemen Bencana

Manajemen Bencana adalah Seluruh Kegiatan Yang Meliputi


Aspek Perencanaan Dan Penanggulangan Bencana, Pada Sebelum,
Saat Dan Sesudah Terjadi Bencana Yang Dilakukan Oleh Semua
Elemen, Pemerintah, Masyarakat Sipil, Dan Kalangan Bisnis-
korporasi Untuk Mencegah Kehilangan Jiwa, Mengurangi
Penderitaan Manusia, Memberi Informasi Kepada Masyarakat Dan
Pihak Berwenangmengenai Risiko, Dan Mengurangi Kerusakan
Infrastruktur Utama, Harta Benda Dan Kehilangan Sumber
Ekonomis.
Respon bencana ada 2 Menurut Tim Sar DMC
DD
1. Siklus Tanggap Darurat
Pada siklus tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
2. Siklus Recovery
Pada siklus Recovery kegiatan meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi. Rehabilitasi adalah perbaikan dan
pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana. Rekonstruksi adalah
pembangunan kembali semua prasarana dansarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian,sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta
masyarakatdalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.
FASE PENANGGULANGAN BENCANA

1. PENCEGAHAN (PREVENSION)
Upaya untuk menghilangkan atau
mengurangikemungkinan timbulnya suatu ancaman. 2. MITIGASI (MITIGATION)
Misalnya : pembuatan bendungan untuk menghindari Yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi
terjadinya banjir, biopori, penanaman tanaman keras di lereng dampak buruk dari suatu ancaman. Misalnya : penataan
bukituntuk menghindari banjir dsb. Namun perlu disadari kembali lahan desa agar terjadinya banjir tidak
bahwa pencegahan tidak bisa100% efektif terhadap sebagian menimbulkan kerugian besar.
besar bencana.

3. PLANNING/RESPONSE/RICOVERY PLANNING
Merupakan Persiapan Rencana Untuk Bertindak Ketika
Terjadi(ataukemungkinan Akan Terjadi) Bencana. Perencanaan
Terdiri Dari Perkiraan Terhadapkebutuhan-kebutuhan Dalam Keadaan
Darurat Danidentifikasi Atas Sumber Daya Yangada Untuk
Memenuhi Kebutuhan Tersebut. Perencanaan Ini Dapat Mengurangi
Dampak Buruk Dari Suatu Ancaman.
PENGURANGAN RESIKO DALAM
BENCANA

Pengurangan resiko bencana (PRB) merupakan penyelenggaraan


penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana yang
dimaksudkan untuk mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul.

PRB merupakan wujud dari perubahan paradigma


penanggulangan bencana yakni dari pendekatan konvensional kepada
pendekatan holistic. Penanganan bencana tidak lagi menekankan pada
aspek tanggap darurat saja, tetapi secara keseluruhan manajemen
resiko.
PENCEGAHAN PENYAKIT DALAM
BENCANA
1. Vaksinasi Sebagai prioritas pada situasi pengungsian, bagi semua anak usia 6 bulan–15
tahun menerima vaksin campak dan vitamin A dengan dosis yang tepat.
2. Masalah umum kesehatan di pengungsian Beberapa jenis penyakit yang sering timbul
di pengungsian memerlukan tindakan pencegahan. Contoh penyakit tersebut antara lain,
diare, cacar, penyakit pernafasan, malaria, meningitis, tuberkulosa, tifoid, cacingan,
scabies, xeropthal-mia, anemia, tetanus, hepatitis, IMS/HIV-AIDS.
3. Manajemen kasus Semua anak yang terkena penyakit menular selayaknya dirawat agar
terhindar dari risiko penularan termasuk kematian.
4. Surveilans Dilakukan terhadap beberapa penyakit menular dan bila menemukan kasus
penyakit menular, semua pihak termasuk LSM kemanusiaan di pengungsian, harus
melaporkan kepada Puskesmas dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten
sebagai penanggung jawab pemantauan dan pengendalian.
Promosi Kesehatan
PROMOSI KESEHATAN DALAM
BENCANA
1. KAJIAN DAN ANALISIS DATA
• Sarana dan prasarana klaster kesehatan meliputi sumber air bersih,jamban,
pos kesehatan klaster, Puskesmas, rumah sakit lapangan, dapur umum,
sarana umun seperti mushola, posko relawan, jenis pesan dan media dan alat
bantu KIE, tenaga promkes/ tenaga kesmas, kader, relawan dan lain
sebagainya.
• Data sasaran : jumlah Ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, remaja, lansia/
orangtua, orang dengan berkebutuhan khusus dan orang sakit.
• Jumlah titik pengungsian dan hunian sementara.
• Jumlah pengungsi dan sasaran di setiap titik pengungsian.
• Lintas program, lintas sektor, NGO, Universitas dan mitra lainnya yang
memiliki kegiatan promkes dan pemberdayaan masyarakat.
• Regulasi pemerintah setempat dalam hal melakukan upaya promotif dan
preventif.
LANJUTAN…..
2. PERENCANAAN
Berdasarkan kajian dan analisis data, akan menghasilkan berbagai
program dan kegiatan, dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada.

3. IMPLEMENTASI KEGIATAN
• Rapat koordinasi klaster kesehatan termasuk dengan pemerintah setempat,
NGOs, dan mitra potensial lainnya untuk memetakan programdan kegiatan
yang dapat diintegrasikan/ kolaborasikan.
• Pemasangan media promosi kesehatan berupa spanduk, poster, stiker.
• Pemutaran film kesehatan, religi, pendidikan, hiburan dan diselingi pesan
kesehatan.
• Senam bersama (masyarakat umum)termasuk senam lansia.
• Konseling, penyuluhan kelompok, keluarga dan lingkungan dengan
berbagai pesan kesehatan (PHBS di pengungsian).
NEXT…

• Penyelenggaraan Posyandu (darurat) integrasi termasuk Posyandu Lansia


di pengungsian atau di tempat hunian sementara.
• Advokasi pelaksanaan gerakan hidup sehat kepada pemerintah setempat.
• Pendekatan kepada tokoh agama/tokoh masyarakat untuk menyebar
luaskan informasi kesehatan.
• Penguatan kapasitas tenaga promkes daerah melalui kegiatan orientasi
promosi kesehatan paska bencana.
• Kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha melalui
program CSR, LSM kesehatan, kelompok peduli kesehatan, donor agency
• Monitoring dan evaluasi program.
THANK YOU…

Anda mungkin juga menyukai