Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN BENCANA

IR. AHMAD SABARAJI, MP

MATERI PERKULIAHAN MANAJEMEN BENCANA


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERITAS MUHAMMADIYAH
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2022/2023
VISI DAN MISI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
VISI
Pada tahun 2037 menjadi Fakultas yang islami, berbasis teknologi informasi, unggul di
bidang Kesehatan Masyarakat global dan berperan aktif dalam penyelesaian masalah
sosial dan lingkungan

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi kesehatan masyarakat, islami
berwawasan global, berbasis teknologi informasi dan berperan aktif
dalam penyelesaian masalah sosial dan lingkungan.
2. Mengembangkan dan mendesiminasikan riset di bidang kesehatan
masyarakat yang berwawasan global terutama pada upaya
penyelesaian masalah sosial dan lingkungan
3. Menerapkan IPTEKS di bidang kesehatan masyarakat yang yang
berwawasan global sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat
terutama dalam upaya penyelesaian masalah sosial dan lingkungan.
4. Mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan dalam
rangka membangun jejaring di bidang kesehatan masyarakat secara
global.
Pokok Bahasan

Pengertian dan Tujuan Manajemen Bencana

Kegiatan dan Siklus/tahapan Manajemen


Penanggulangan Bencana

Prinsip Manajemen Penanggulangan


Bencana
Realitas Bencana

Bencana telah mengakibatkan kematian dan rusaknya hasil


1 pembangunan shg masyarakat menderita (menyebabkan kerugian)

Pengerahan sumber daya dalam situasi darurat biasanya sulit, penuh


2 tekanan, dan biayanya besar

Upaya-upaya pembangunan akhirnya kembali ke titik nol atau bahkan


3 dari titik negatif
Manajemen Bencana

• Segala upaya atau kegiatan yg dilaksanakan dalam rangka


pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan
pemulihan berkaitan dgn bencana yg dilakukan pd sebelum,
saat dan setelah bencana.

• Suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk


meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan
dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan,
mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi bencana (UU No. 24/2007)
Manajemen Bencana (MB)
• Menurut University of Wisconsin : sebagai serangkaian
kegiatan yang didesain untuk mengendalikan situasi bencana
dan darurat dan untuk untuk mempersiapkan kerangka untuk
membantu orang yang rentan bencana untuk menghindari
atau mengatasoi dampak bencana.

• Menurut Unversity of British Columbia ialah proses


pembentukan atau penetapan tujuan bersama dan niali
bersama untuk mendorong phak-pihak yang terlibat untuk
penyusun rencana menghindari dan menghadapi baik
bencana potensial maupun aktual
Tujuan Manajemen Bencana 1
• Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia serta
kerusakan harta benda dan lingkungan hidup.
• Menghilangkan kesengsaraan dan kesulitan dalam kehidupan
dan penghidupan korban.
• Mengembalikan korban bencana dari daerah penampungan/
pengungsian ke daerah asal bila memungkinkan atau
merelokasi ke daerah baru yang layak huni dan aman.
Tujuan Manajemen Bencana 2
• Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti
komunikasi/ transportasi, air minum, listrik, dan telepon,
termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi dan sosial
daerah yang terkena bencana.
• Mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut.
• Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam konteks
pembangunan.
Kegiatan-kegiatan dalam MB
A. Tahap Pra-Bencana
 Pencegahan (prevention).
 Mitigasi (Mitigation).
 Kesiapsiagaan (Preparedness).
B. Tahap Saat Terjadi Bencana
– Peringatan Dini (Early Warning).
– Tanggap Darurat (response).
– Bantuan Darurat (relief).
C. Tahap Pasca Bencana
o Pemulihan (recovery).
o Rehabilitasi (rehabilitation).
o Rekonstruksi (reconstruction).
Manajemen (Penanggulangan)
Bencana

Manajemen Risiko Manajemen


Manajemen Pemulihan
Bencana Kedaruratan

Pencegahan Siaga Darurat Pemulihan


Mitigasi Tanggap Darurat Rehabilitasi
Kesiapsiagaan Transisi Darurat Rekonstruksi

Pra Bencana Saat Bencana Pasca Bencana


• Pencegahan (prevention). Upaya yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana
(jika mungkin dengan meniadakan bahaya).
Misalnya Melarang pembakaran hutan dalam
perladangan, Melarang penambangan batu di
daerah yang curam, dan Melarang membuang
sampah sembarangan.
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana. Kegiatan mitigasi dapat dilakukan melalui:
a) pelaksanaan penataan ruang,
b) pengaturan pembangunan, pembangunan
infrastruktur, tata bangunan, dan
c) penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan
pelatihan baik secara konvensional maupun
modern.
• Kesiapsiagaan (Preparedness) adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
• Peringatan Dini : serangkaian kegiatan pemberian
peringatan sesegera mungkin kpd masyarakat ttg
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat
oleh lembaga yang berwenang atau upaya untuk
memberikan tanda peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi.
Pemberian peringatan dini harus menjangkau masyarakat
(accesible), segera (immediate), tegas tidak membingungkan
(coherent), bersifat resmi (official).
Tanggap Darurat (response) adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

Beberapa aktivitas yang dilakukan antara lain:


Beberapa aktivitas yang dilakukan antara lain:
a) pengkajian yang tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan
sumberdaya;
b) penentuan status keadaan darurat bencana;
c) penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
d) pemenuhan kebutuhan dasar;
e) perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
f) pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
• Bantuan Darurat (relief), merupakan upaya
untuk memberikan bantuan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar berupa: Pangan,
Sandang, Tempat tinggal sementara,
kesehatan, sanitasi dan air bersih.
Pemulihan (recovery) adalah serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan
hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan
kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan
melakukan upaya rehabilitasi.

Rehabilitasi (rehabilitation) adalah perbaikan dan


pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi
atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pasca bencana.
Rekonstruksi (reconstruction) adalah perumusan
kebijakan dan usaha serta langkah-langkah nyata yang
terencana baik, konsisten dan berkelanjutan untuk
membangun kembali secara permanen semua
prasarana, sarana dan sistem kelembagaan, baik di
tingkat pemerintahan maupun masyarakat, dengan
sasaran utama tumbuh berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban, dan bangkitnya peran dan partisipasi
masyarakat sipil dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat di wilayah pasca bencana. Lingkup
pelaksanaan rekonstruksi terdiri atas program
rekonstruksi fisik dan program rekonstruksi non fisik.
Kegiatan penyelenggaraan PB – BPBD/BNPB
Perpindahan Paradigma

PENGURANGAN RISIKO
TANGGAP DARURAT BENCANA

Fokus kerja sebelum


Bekerja saat dan bencana
setelah bencana
Meneruskan
Menambal kerusakan pembangunan
Biaya psikologis Energi lebih positif
besar
Ilustrasi Pengurangan
Risiko Bencana
Hilangkan ancaman atau
Hilangkan atau kurangi
kurangi frekuensi/kekuatan
kerentanan
ancaman

Ancaman x Kerentanan
Risiko Bencana
= Kapasitas

Tingkatkan kapasitas baik


yang berhubungan dengan
ancaman maupun
kerentanan
Prinsip Manajemen Bencana

• Komprehensif
• Progresif
• Berbasis Risiko
• Terpadu
• Kolaboratif
• Terkoordinasi
• Fleksibel
• Profesional
Komprehensif

Manajer bencana harus memperhatikan secara menyeluruh:


– Semua ancaman dan bahaya yang ada di wilayahnya dan
yg mengancam wilayahnya.
– Semua fase penanggulangan bencana (pencegahan,
mitigasi, tanggap darurat dan pemulihan).
– Semua dampak yang ditimbulkan (thd. infrastruktur,
manusia dan ekonomi)
– Semua pemangku kepentingan (pemerintah, swasta,
masyarakat umum
Progresif

• Manajer bencana harus dapat mengantisipasi langkah-


langkah ke depan berupa pencegahan dan kesiapsiagaan,
karena bencana akan semakin:
– Sering terjadi,
– Meningkat intensitasnya,
– Dinamis,
– Kompleks.
Berdasar Risiko

• Manajer bencana harus berwawasan manajemen risiko dalam


menentukan prioritas penanganan dan pengerahan
sumberdaya.
• Manajemen risiko yang efektif harus berdasar pada:
– Identifikasi ancaman
– Analisis risiko, bahaya dan kerentanan
– Perkiraan dampak yang ditimbulkan
Terpadu

Manajer bencana harus dapat memastikan kesatuan


dan kemampuan dari semua pihak:
– Pemerintah dan pemerintah daerah
– Swasta
– Masyarakat
Kolaboratif

• Manajer bencana harus mampu menciptakan


kerjasama antar individu dan organisasi untuk
membangun kepercayaan, mendorong semangat tim,
membangun konsensus dan menfasilitasi komunikasi.
Koordinatif

• Manajer bencana harus dapat mensinkronkan


berbagai kegiatan dari semua pemangku kepentingan
terkait untuk mencapai tujuan bersama.
• Koordinasi memerlukan komitmen yang jelas dari
setiap unsur sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya, dan terorganisasi secara baik.
Fleksibel

• Manajer bencana harus mampu menciptakan inovasi


dan pendekatan guna menyelesaikan masalah dan
tantangan yang dihadapi.
• Mampu menyesuaikan dan beradaptasi dengan
perubahan keadaaan yang sangat cepat dan tidak
menentu, untuk mendapatkan langkah terbaik.
Profesional

• Manajer bencana harus cukup mempunyai pengetahuan


pendekatan yang berbasis pendidikan, pelatihan
pengalaman, praktik, kepemimpinan publik yang selalu
meningkat.
• Seorang profesional memiliki:
– Kode etik
– Asosiasi profesi
– Badan sertifikasi
– Spesialisasi
– Standard
Penerapan Prinsip Penanggulangan
Bencana

Pengerahan sumber daya difokuskan pada


1 pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, dan perencanaan
GENTING TIDAK GENTING

20-25% 65-80%
PENTING

Tanggap Pencegahan &


darurat, hal-hal mitigasi,
penting & kesiapsiagaan,
mendesak lain perencanaan

10- 15% 0-5%


PENTING
TIDAK

Aktivitas
Aktivitas remeh, tidak
tambahan berguna
Penerapan Prinsip Penanggulangan
Bencana

Sinergi berbagai komponen pemerintahan


2 Ada hal-hal yang penting dalam pencegahan/mitigasi dan
kesiapsiagaan di luar wewenang dan kapasitas BNPB/BPBD

Keterlibatan semua pemangku kepentingan


UU no 24/2007 menyatakan peran dari pemerintah,
3 masyarakat, NGO, dan sektor swasta. Khususnya peran masy
sangat penting krn mereka yg lebih paham potensi ancaman di
daerahnya

Prioritas ancaman-ancaman yang paling mungkin melanda


4 Ancaman beragam tetapi sumber daya terbatas, maka perlu
prioritas

Anda mungkin juga menyukai