Disusun Oleh :
NIM : P.1810098
KELAS : KEPERAWATAN B
Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,Saya panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada
Saya, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah aplikasi pengelolaan penanggulangan
bencana dengan pendekatan komprehensif pada setiap Fase (prevention, Mitigation,
Planning / Response/Recovery) dan Perawatan psikososial dan spiritual pada korban
bencana
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu Saya Dapat
menerima saran dan kritik dari pembaca agar Saya dapat memperbaiki makalah ini
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI BENCANA
UN-ISDR (2000)
Suatu gangguan serius thd keberfungsian masyarakat, sehingga
menyebabkan kerugian yang meluas pd kehidupan manusia dari segi materi,
ekonomi atau lingkungan, dan gangguan itu melampaui kemampuan
masyarakat ybs utk mengatasi dgn menggunakan sumberdaya mereka
sendiri.
B. JENIS BENCANA
Bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan mengenai bencana alam,
bencana nonalam, dan bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN BENCANA DI INDONESIA
Perubahan paradigma Penanganan Bencana (2007)
DISASTER RESPONSE —> EMERGENCY and DISASTER
PREPAREDNESS
Menigkatkan Kemampuan Dalam Setiap Tahap Bencana
Meningkatkan Kemampuan Dalam Emergency Preparednes
Meningkatkan Fasilitas Preparednes
Koordinasi Dan Kolaborasi
Community Resiliance
BAB II
KAJIAN TEORI
sehingga masyarakat yang berada di lokasi musibah bencana, tidak sempat melakukan
b. 87% wilayah Indonesia adalah rawan bencana alam, atau sebanayak 383 dari 440
c. Pemerintah Indonesia secara resmi dan legal menangani pengelolaan bencana dengan
berbagai pihak misalnya, pemerintah, masyarakat, para relawan dan lembaga swadaya
Kegiatan Keterangan
Kesiapsiagaan (Preparedness) Serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian
serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna
mendalam tentang peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dan berakibat terhadap kerusakan
material maupun immaterial baik ditinjau dari aspek sosial, budaya, politik, dan seterusnya.
Risiko bencana diartikan sebagai besarnya potensi kerugian, baik langsung maupun tidak langsung,
jika suatu bencana terjadi
C. PENCEGAHAN PENYAKIT
Akibat dari bencana tersebut adalah banyaknya korban yang luka yang berisiko infeksi
dan berubahan bentang alam sehingga berpotensi hidupnya vektor pembawa penyakit
menular
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang disebabkan oleh
agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit
Upaya mitigasi kesehatan pada bencana tsunami bertujuan untuk mengurangi timbulnya
penyakit menular yang dapat dilakukan melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan
sumber daya kesehatan maupun penyadaran korban bencana
TUJUAN
D. PROMOSI KESEHATAN
Terlebih lagi jika terjadi pada masyarakat dengan sosial ekonomi rendah, potensial terjadi
diskriminasi, kejahatan dan tindak kekerasan lainnya
Selain hal tersebut bencana juga akan menyebabkan masalah kesehatan seperti diare, influensa,
tifus dan penyakit yang lainnya.
Situasi bencana membuat kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, anak-anak dan lanjut usia mudah
terserang penyakit dan malnutrisi.
Sehubungan dengan kondisi tersebut maka perlu dilakukan promosi kesehatan agar:
Komunikasi informasi kesehatan akan efektif ketika metode, pendekatan dan material yang
digunakannya beragam Kontak orang per orang Penyuluhan dan pelatihan
Komunikasi massal: (Radio, audio kaset, televi video, koran, permainan, pertunjukan boneka,
dan megaphone, efektif dalam mengkomunikasikan informasi dengan cepat kepada orang
banyak)