Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

Disusun Oleh :

NAMA : FERDY DANIEL LATUPUTTY

NIM : P.1810098

KELAS : KEPERAWATAN B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


YAYASAN BAGUN PRIMA PERSADA
STIKES PASAPUA AMBON
2022
Kata Pengantar

Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,Saya panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada
Saya, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah aplikasi pengelolaan penanggulangan
bencana dengan pendekatan komprehensif pada setiap Fase (prevention, Mitigation,
Planning / Response/Recovery) dan Perawatan psikososial dan spiritual pada korban
bencana

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu Saya Dapat
menerima saran dan kritik dari pembaca agar Saya dapat memperbaiki makalah ini

Akhir kata Saya berharap semoga makalah aplikasi pengelolaan penanggulangan


bencana dengan pendekatan komprehensif pada setiap Fase (prevention, Mitigation,
Planning / Response/Recovery) dan Perawatan psikososial dan spiritual pada korban
bencana ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca dan bagi kita
semua.

Masohi, 1 Februari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI BENCANA

UN-ISDR (2000)
Suatu gangguan serius thd keberfungsian masyarakat, sehingga
menyebabkan kerugian yang meluas pd kehidupan manusia dari segi materi,
ekonomi atau lingkungan, dan gangguan itu melampaui kemampuan
masyarakat ybs utk mengatasi dgn menggunakan sumberdaya mereka
sendiri.

Undang-undang 24 Tahun 2007:


Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yg disebabkan, baik faktor alam,
non alam maupun manusia, shg menyebabkan timbulnya korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

B. JENIS BENCANA
Bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan mengenai bencana alam,
bencana nonalam, dan bencana sosial.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN BENCANA DI INDONESIA
Perubahan paradigma Penanganan Bencana (2007)
 DISASTER RESPONSE —> EMERGENCY and DISASTER
PREPAREDNESS
 Menigkatkan Kemampuan Dalam Setiap Tahap Bencana
 Meningkatkan Kemampuan Dalam Emergency Preparednes
 Meningkatkan Fasilitas Preparednes
 Koordinasi Dan Kolaborasi
 Community Resiliance

CONTOH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN BENCANA DI INDONESIA


2005 Tsunami Aceh; Pendekatan Response Bencana
2007 disahkannya UU Bencana:
Pengembangan perangkat/lembaga bencana
2011 mulai pengembangan KONSEP KEPERAWATAN BENCANA
2011 mulai pengembangan kurikulum keperawatan bencana sbg mata ajar mandiri
2013 pelatihan keperawatan bencana

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Aplikasi pengelolaan penanggulangan bencana dengan pendekatan komprehensif


pada setiap fase (Prevention, Mitigation, Planning/ Response/ Recovery).
a. Bencana alam atau musibah yang menimpa masyarakat dapat datang secara tiba-tiba,

sehingga masyarakat yang berada di lokasi musibah bencana, tidak sempat melakukan

antisipasi pencegahan terhadap musibah tersebut

b. 87% wilayah Indonesia adalah rawan bencana alam, atau sebanayak 383 dari 440

kabupaten atau kotamadya merupakan daerah rawan bencana alam.

c. Pemerintah Indonesia secara resmi dan legal menangani pengelolaan bencana dengan

membentuk Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) yang bertugas merumuskan dan

menetapkan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan serta memberikan standard

dan pengarahan terhadap upaya penanggulangan bencana di Indonesia.

d. Penanggulangan Bencana di Indonesia berdasarkan Undang-undang RI Nomor 24

Tahun 2007 menjelaskan beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam

penanganan bencana yaitu, Kesiapsiagaan (Preparedness), Mitigasi (Mitigation),

Tanggap darurat (Response), Rehabilitasi / pemulihan ( Rehabilitation / Recovery),

dan Rekonstruksi (Reconstruction).

e. Dalam penanganan bencana di Indonesia diperlukan sinergi dan koordinasi dari

berbagai pihak misalnya, pemerintah, masyarakat, para relawan dan lembaga swadaya

masyarakat bahkan dengan masyarakat internasional

Di bawah ini merupakan Tabel Pengaplikasian pengelolaan penaggulangan bencana

dengan pendekatan Komprehensif pada setiap Fase

Kegiatan Keterangan
Kesiapsiagaan (Preparedness) Serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian
serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna

Mitigasi (Mitigation) Serangkaian kegiatan untuk


mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman
bencana

Tanggap darurat (Response) Serangkaian kegiatan yang


dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani
dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan
penyelematan dan evakuasi korban,
harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelematan serta
pemulihan prasarana dan sarana

Rehabilitasi/ Pemulihan Perbaikan dan pemulihan semua


aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca
bencana

Rekonstruksi (Recontruction) Pembangunan kembali semua


prasarana dan sarana kelembagaan
pada wilayah pasca bencana, baik
tingkat pemerintah maupun
masyarakat dengan sasaran utama
tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial,
budaya, tegaknya hukum dan
ketertibana, dan bangkitnya peran
serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada
wilayah pasca gempa

B. Pengurangan Resiko Bencana (PRB)


Bencana bukan merupakan istilah yang asing bagi masyarakat Indonesia. Namun, bencana sebagai
sistem pengetahuan (epistimologi) tidak mudah dipahami secara menyeluruh (komprehensif).
Dalam kamus pengetahuan, istilah bencana begitu semarak dan mengemuka saat beberapa
peristiwa bencana melanda wilayah Indonesia. Bencana gempa yang terjadi di Yogyakarta dan
sekitarnya, menjadi momentum bagi masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran pengetahuannya
tentang hal ihwal seputar bencana. Di samping istilah bencana begitu lekat di benak pikiran
masyarakat, terlebih masyarakat yang secara langsung mengalami musibah itu, pengetahuan
tentang bencana ini diliput secara luas oleh media massa, baik cetak maupun elektronik. Dengan
demikian, secara epistimologis, bencana kiranya dapat dimaknai secara luas sebagai suatu kajian

mendalam tentang peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dan berakibat terhadap kerusakan

material maupun immaterial baik ditinjau dari aspek sosial, budaya, politik, dan seterusnya.

Risiko bencana diartikan sebagai besarnya potensi kerugian, baik langsung maupun tidak langsung,
jika suatu bencana terjadi

C. PENCEGAHAN PENYAKIT

Akibat dari bencana tersebut adalah banyaknya korban yang luka yang berisiko infeksi
dan berubahan bentang alam sehingga berpotensi hidupnya vektor pembawa penyakit
menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang disebabkan oleh
agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit

Upaya mitigasi kesehatan pada bencana tsunami bertujuan untuk mengurangi timbulnya
penyakit menular yang dapat dilakukan melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan
sumber daya kesehatan maupun penyadaran korban bencana
TUJUAN

Penanggulangan penyakit menular pada bencana adalah upaya kesehatan yang


mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan
menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta
penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah maupun antar negara serta berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa/wabah penyakit menular pada bencana

D. PROMOSI KESEHATAN

Bencana dapat merusakkan kehidupan keluarga dan melumpuhkan tatanan sosial.

Terlebih lagi jika terjadi pada masyarakat dengan sosial ekonomi rendah, potensial terjadi
diskriminasi, kejahatan dan tindak kekerasan lainnya

Selain hal tersebut bencana juga akan menyebabkan masalah kesehatan seperti diare, influensa,
tifus dan penyakit yang lainnya.

Situasi bencana membuat kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, anak-anak dan lanjut usia mudah
terserang penyakit dan malnutrisi.

Sehubungan dengan kondisi tersebut maka perlu dilakukan promosi kesehatan agar:

 Kesehatan dapat terjaga


 mengupayakan agar lingkungan tetap sehat
 memanfaatkan pelayanan kesehatan yangada
 Anak dapat terlindungi dari kekerasan
 Mengurangi stres
 Kegiatan promosi kesehtan yang dilakukan:
 Kajian dan analisis data.
 Perencanaan
 Implementasi
E. PENYEBARAN INFORMASI

Komunikasi informasi kesehatan akan efektif ketika metode, pendekatan dan material yang
digunakannya beragam Kontak orang per orang Penyuluhan dan pelatihan

Komunikasi massal: (Radio, audio kaset, televi video, koran, permainan, pertunjukan boneka,
dan megaphone, efektif dalam mengkomunikasikan informasi dengan cepat kepada orang
banyak)

Anda mungkin juga menyukai