Anda di halaman 1dari 73

SIAGA BENCANA LANJUTAN

By. RURI MAISEPTYA SARI, SST,


M.Kes
TUJUAN PEMBELAJARAN MK SIAGA BENCANA
LANJUTAN

1. Memahanmi konsep pelayanan awal minimum kesehatan


reproduksi dalam situasi darurat bencana
2. Memahami kekerasan berbasis seksual dan gender
3. Memahami kesehatan ibu dan bayi baru lahir dalam situasi
krisis
4. Melaksanakan perencanaan layanan kesehatan reproduksi
secara komperhensif
Manakah di bawah ini yang merupakan bencana?

Bencana ? Bencana ?
Apa itu bencana?

“Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis”
JENIS-JENIS BENCANA

 BENCANA ALAM
 BENCANA ULAH MANUSIA

Usep Solehudin (2005)

6
GEOLOGI ANCAMAN BENCANA
Gempa Bumi
KEGAGALAN
Tsunami TEKNOLOGI
Letusan Gn Api Kecelakaan
Industri
Kebocoran
HIDRO- Reaktor
METEOROLOGI Nuklir
Banjir
Tanah Longsor LINGKUNGAN
Kekeringan Kebakaran
(permukiman
Topan/Badai
, hutan)

BIOLOGI SOSIAL
Hama
Konflik Sosial
Penyakit
7
PERLINDUNGAN KELOMPOK RENTAN SAAT BENCANA

 ANAK
 Perempuan khususnya perempuan hamil dan
menyusui
 penyandang cacat dan para lanjut usia

9
BAHAYA
Bahaya adalah keadaan atau fenomena alam yang dapat
berpotensi menyebabkan korban jiwa atau kerusakan benda /
lingkungan

Jenis-jenis Bahaya :
1. Geologi
2. Hidrometeorolgi
3. Teknologi
4. Lingkungan
5. Sosial
6. Biologi
BAHAYA GEOLOGI
WILAYAH RAWAN BENCANA GEMPABUMI
Dampak Bencana Gempabumi

Korban Gempa Jateng, DIY


BUNKER PENGAMAN UMBUL
WADON DI K. KUNING 1994
Kawah Merapi terbentuk karena
Letusan 1930
(letusan terbesar pada abad XX,
korban 1369 org)

Sabo
TANAH LONGSOR
HIDRO-METEOROLOGI
PETA PERKIRAAN DAERAH RAWAN BANJIR
BANJIR
BANJIR BANDANG

Banjir Bandang Bohorok


KEKERINGAN

Perbaikan saluran (di Cirebon) Kekeringan di Jawa 2003


TOPAN

Warning System

Prakiraan badai

Awan Badai Tropical Cyclone


BIOLOGI
BIOLOGI
Epidemi, penyakit
tanaman, hewan,
SARS, Flu Burung
dll.

Kandang kurang Bersih ?

Korban Flu Burung


BAHAYA TEKNOLOGI
Bahaya Teknologi

Kecelakaan Pesawat

Semburan lumpur Sidoarjo

Akibat Radiasi Nuklir / Radioaktif


LINGKUNGAN
KEBAKARAN HUTAN

Memadamkan kebakaran hutan

Peta Rawan Kebakaran Hutan


SOSIAL
TEROR

Tragedi Bom Bali


KONFLIK

Konflik Sosial di Pontianak


Definisi
MANAJEMEN BENCANA

Segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka


pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan
pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada
sebelum, pada saat, dan setelah (kejadian) bencana.

Catatan:
UU 24/2007 : Penyelenggaraan PB dimulai sejak penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana …… dst.
MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN
RISIKO BENCANA

PENCEGAHAN
DAN MITIGASI MANAJEMEN MANAJEMEN
KEDARURATAN PEMULIHAN
KESIAPSIAGAAN

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA

 Identifikasi Risiko - probabilitas & dampak


 Analisis Risiko - menilai jenis ancaman yang berrisiko tinggi
 Pengelolaan Risiko - mencegah, memitigasi, kesiapsiagaan, memindahkan beban,
dan menerima risiko.
 Pemantauan - memantau perkembangan ancaman.
Kegiatan
Manajemen Bencana
1. Pencegahan (prevention)
2. Mitigasi (mitigation)
3. Kesiapan (preparedness)
4. Peringatan Dini (early warning)
5. Tanggap Darurat (response)
6. Bantuan Darurat (relief)
7. Pemulihan (recovery)
8. Rehablitasi (rehabilitation)
9. Rekonstruksi (reconstruction)
Pencegahan Upaya untuk mencegah
terjadinya bencana

Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik
melalui pengurangan ancaman bencana maupun
(penurunan) kerentanan pihak yang terancam bencana
(UU 24/2007).
Misalnya:
 melarang pembakaran hutan dalam perladangan
 melarang penambangan batu di daerah yang curam.
Contoh kegiatan Pencegahan :

1. Membuat Peta Daerah Bencana


2. Mengadakan dan mengaktifkan isyarat-isyarat tanda bahaya
3. Menyusun Rencana Umum Tata Ruang
4. Menyusun Perda mengenai syarat keamanan, bangunan, pengendalian
limbah dsb.
5. Mengadakan peralatan/perlengkapan Ops. PB
6. Membuat Protap, Juklak, Juknis PB.
7. Perbaikan kerusakan lingkungan.
Mitigasi
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)

2 bentuk Mitigasi :
- Mitigasi struktural (membuat chekdam,
bendungan, tanggul sungai, dll.)
Upaya untuk
- Mitigasi non struktural : peraturan, meminimalkan
dampak bencana.
tata ruang, pelatihan (termasuk mitigasi
spiritual.
Contoh Mitigasi :
1. Menegakkan peraturan yg telah ditetapkan
2. Memasang tanda-tanda bahaya/larangan
3. Membangun Pos-pos pengamanan, pengawasan/pengintaian
4. Membangun sarana pengaman bahaya dan memperbaiki sarana kritis
(tanggul, dam, sudetan dll)
5. Pelatihan Kebencanaan
Kesiapsiagaan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian
serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna (UU 24/2007).
Misalnya:
Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi Upaya untuk meng-
evakuasi, Rencana Kontinjensi/Kesiapsiagaan dan sosialisasi antisipasi bencana
melalui
peraturan / pedoman PB. pengorganisasian
langkah secara tepat,
efektif dan siap siaga
Peringatan Dini
 Serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu
tempat oleh lembaga yang berwenang.
(UU 24/2007).
 Pemberian peringatan dini harus :
- menjangkau masyarakat (accesible)
- segera (immediate)
- tegas tidak membingungkan Upaya memberikan
tanda peringatan
(coherent) akan kemungkinan
- bersifat resmi (official) terjadinya bencana
Tanggap Darurat
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani
dampak buruk yang ditimbulkan, meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana (UU 24/2007)

Upaya pada saat bencana


untuk menanggulangi
dampak yang ditimbulkan
bencana.
Bantuan Darurat

Bantuan Darurat berupa Kebutuhan Dasar :


- Pangan
- Sandang
- Tempat Tinggal Sementara
- kesehatan, Sanitasi & Air Bersih
Pemulihan

 Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan


kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang
terkena bencana dengan memfungsikan kembali
kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan
melakukan upaya rehabilitasi (UU 24/2007)
 Pemulihan meliputi kegiatan fisik dan non-
fisik.
Rehabilitasi
masyarakat Perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat
yang memadai pada wilayah pasca-bencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan arakat (UU 24/2007)
Upaya untuk membantu
masyarakat untuk
memperbaiki rumah,
fasilitas umum & sosial,
dan menghidupkan roda
perekonomian.

Sugeng Triutomo, Sugiharto, Siswantobp


Rekonstruksi
Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayah pasca-bencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat.

Program untuk perbaikan


fisik, sosial, dan ekonomi
untuk mengembalikan
kehidupan masyarakat
pada kondisi yang
sama atau lebih baik.
PARADIGMA
PENANGGULANGAN BENCANA
PARADIGMA PB

1. Bantuan Darurat
2. Mitigasi
3. Pembangunan
4. Pengurangan Risiko
Paradigma Bantuan Darurat
 Difokuskan pada saat kejadian bencana melalui
pemberian bantuan darurat (relief) berupa: pangan,
penampungan, kesehatan.
 Tujuan utamanya penanganan adalah untuk
meringankan penderitaan korban, kerusakan ketika
terjadi bencana dan segera mempercepat
pemulihan (recovery).
Paradigma Mitigasi
 Difokuskan pada pengenalan daerah rawan ancaman bencana
dan pola perilaku individu / masyarakat yang rentan terhadap
bencana.

 Tujuan utamanya memitigasi terhadap ancaman bencana


dilakukan melalui
pembuatan struktur bangunan, sedangkan mitigasi terhadap
pola perilaku
yang rentan melalui relokasi permukiman,peraturan-peraturan
bangunan dan penataan ruang.
Paradigma Pembangunan
 Difokuskan pada faktor-faktor penyebab dan
proses terjadinya kerentanan masyarakat
terhadap bencana.

 Tujuan utamanya untuk peningkatan


kemampuan masyarakat di berbagai aspek non-
struktural (misalnya pengentasan kemiskinan,
peningkatan kualitas hidup, pemilikan lahan,
akses terhadap modal, inovasi teknologi).
Paradigma
Pengurangan Risiko
 Difokuskan pada analisis risiko bencana, ancaman, kerentanan dan
kemampuan masyarakat.

 Tujuan utamanya untuk meningkatkan kemampuan untuk mengelola


dan mengurangi risiko, dan juga mengurangi terjadinya
bencana.Dilakukan bersama oleh semua para pihak (stakeholder)
dengan memberdayakan masyarakat.
Kaitan antara
Pandangan Bencana & Paradigma PB

Pandangan
Holistik Penguranga
n Risiko
Pandangan
Ilmu Peng. Sosial

Pandangan Pembangun
Progresif an

Pandangan
Ilmu Peng. Terapan Mitigasi

Pandangan
Ilmu Peng. Alam

Pandangan Relief /
Konvensional Bantuan
Perubahan Paradigma PB

1. Bukan hanya Tanggap Darurat tetapi juga


keseluruhan Manajemen Risiko &
Pembangunan.
2. Perlindungan sebagai bagian hak asasi dan
bukan semata-mata kewajiban pemerintah.
3. Dengan demokratisasi dan otonomi daerah,
PB menjadi tanggungjawab Pemda &
masyarakat.
4. PB bukan hanya tanggungjawab Pemerintah
tetapi juga urusan bersama masyarakat.
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR SAAT BENCANA

 Bantuan Tempat Penampungan/Hunian Sementara


 bantuan pangan
 bantuan non pangan
 bantuan sandang
 Bantuan Air Bersih dan Sanitasi
 bantuan pelayanan kesehatan

57
Pelayanan medis Bencana Berdasarkan Siklus Bencana

 Fase Akut pada siklus bencana


Prioritas di lokasi bencana, pertolongan terhadap korban luka dan
evakuasi dari lokasi berbahaya ke tempat yang aman. 3 T (triage,
treatment, dan transportation) penting untuk menyelamatkan korban
luka sebanyak mungkin. Pada fase ini juga dilakukan perawatan
terhadap mayat.

 Fase menengah dan panjang pada siklus bencana


Fase perubahan pada lingkungan tempat tinggal. Pada fase ini harus
memperhatikan segi keamanan, membantu terapi kejiwaan korban
bencana, membantu kegiatan untuk memulihkan kesehatan hidup dan
58

membangun kembali komunitas social


lanjutan

 Fase tenang pada siklus bencana


Fase tidak terjadi bencana, pada fase ini diperlukan pendidikan
penanggulangan bencana saat bencana terjadi, pelatihan
pencegahan bencana pada komunitas dengan melibatkan
penduduk setempat, pengecekan dan pemeliharaan fasilitas
peralatan pencegahan bencana baik di daerah maupun fasilitas
medis,serta membangun sistem jaringan bantuan 

59
Kedo penanggulangan bencana yang
terfokus pada pengurangan risiko bencana :
 Mampu mencegah munculnya ancaman, jika mungkin.
 Jika tidak, mampu mengurangi besarnya atau kekuatan ancaman.
 Jika ancaman datang, mampu mengurangi dampak bencana yang
 terjadi dengan mempersiapkan masyarakat.
 Jika bencana terjadi, mampu menanggulangi secara efektif.
 Setelah bencana ditanggulangi, mampu pulih secara cepat dan siap
 terhadap kemungkinan bencana di masa depan
Kenapa pelayanan kespro di butuhkan dalam situasi krisis
(bencana)???
Mengabaikan kesehatan reproduksi dalam situasi bencana memiliki
konsekuensi yang serius :
1. Kematian maternal dan neonatal
2. Kekerasan seksual dan komplikasi selanjutnya seperti taruma
3. Infeksi menular seksual (IMS) dan Kemungkinan penyebaran penyakit
misal HIV
4. Kehamilan yang tidak dinginkan dan aborsi yang tidak aman
5. T4 persalian kurang memadai
6. Kurangnya akses pelayanan gawat darurat obstetric yang
komprehensif
Pelayanan Kesehatan Reproduksi yang Komprehensif
1. ‘Safe motherhood’ sekarang SDGs : ANC, persalinan, neonatal, PNC
2. Keluarga Berencana
3. Pelayanan Ginekologi
4. Pencegahan dan managemen IMS/HIV/AIDS
5. Pencegahan dan Managemen SGBVAktif penyuluhan ttg praktek
budaya yang membahayakan (menikah dini, ‘selective
abortions’)Pelayanan kesehatan reproduksi pada kelp resiko
(wanita, remaja)
Pencegahan Kesakitan dan Kematian Ibu dan
Bayi Baru Lahir

4% wanita dari total populasi dalam keadaan hamil


15% akan mengalami komplikasi obstetrik
Dlm keadaan darurat: persalinan bukan di pely kesehatan
dan mungkin tidak dilakukan oleh tenaga terlatih Banyak
ibu meninggal dengan masalah yang bisa di cegah
Dalam situasi fase akut emergency adalah kacau dan anda tidak bisa menyediakan
semua komponen kesehatan seksual dan reproduksi. Anda harus membatasi intervensi
pada kegiatan kesehatan seksual dan reproduksi yang penting untuk menyelamatkan
nyawa. Pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi minimum harus merupakan bagian
pelayanan kesehatan dasar pada awal keadaan darurat, kemudian didefinisikan
menjadi  PPAM.
KESEHATAN REPRODUKSI PADA KRISIS
KESEHATAN
Pelayanan kesehatan reproduksi pada saat bencana
seringkali tidak tersedia karena tidak dianggap sebagai
prioritas, padahal selalu ada ibu hamil, ibu bersalin dan bayi
baru lahir yang membutuhkan pertolongan. Pada saat
bencana, bila pemberian pelayanan kesehatan reproduksi
dilaksanakan sesegera mungkin, dapat mencegah
meningkatnya kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru
lahir, mencegah terjadinya kekerasan seksual serta
mencegah penularan infeksi HIV. Pelayanan kesehatan
reproduksi akan selalu dibutuhkan dalam setiap situasi dan
harus selalu tersedia.
Pelayanan kesehatan reproduksi pada penanggulangan krisis
kesehatan dilaksanakan melalui Paket Awal Pelayanan Minimum
(PPAM) Kesehatan Reproduksi yang diselenggarakan sesegera
mungkin pada awal bencana yaitu pada tanggap darurat krisis
kesehatan untuk mencegah dampak lanjut krisis kesehatan.

Yang dimaksud PPAM adalah


Paket : Kegiatan, koordinasi, perencanaan, supplies
Pelayanan : Pelayanan yang diberikan kepada penduduk
Awal : Untuk digunakan dalam kondisi darurat, tanpa assessment
di tempat
Minimum : Dasar, RH terbatas
Kekerasan Berbasis Gender
Kekerasan berbasis gender (Gender Based Violence/GBV)
rawan terjadi pada kondisi yang tidak stabil seperti pada
situasi bencana, termasuk konflik, perang dan bencana
alam. GBV berhubungan dengan status perempuan yang
dianggap lebih rendah dalam suatu masyarakat sehingga
rentan mengalami tindak kekerasan. Namun demikian,
kekerasan tidak hanya terjadi pada perempuan, laki-laki dan
anak laki-laki dapat juga menjadi penyintas kekerasan
berbasis gender, termasuk kekerasan seksual terutama
ketika mereka mengalami penyiksaan dan/atau penahanan.
Tugas Presentasi
 Buatlah 4 kelompok dengan tema bencana:
1. Penyusunan Program Kesehatan Maternal dan Neonatal Komprehensif dalam
mengahadapi bencana
2. Melaksanakan perencanaan layanan kesehatan reproduksi secara
komperhensif dalam situasi krisis bencana
3. Buat pelaksaan PPAM dalam bentuk PP dan vedio bencana pada ibu hamil,
melahirkan
4. Buat pelaksaan PPAM dalam bentuk PP dan vedio bencana pada BBL atau
balita
 Untuk semuanya buat makalahnya dan kirim ke mail :
Rury_maiseptyasari@yahoo.com
Tugas
 1 kelas di bagi 3 kelompok
 Buat 1 kegiatan roplay tentang siaga bencana lanjutan, dengan tema
penanggulangan bencana pada kasus pasien dengan ANC, INC, PNC dan BBL
disebuah daerah
 Penyajian roplay dalam bentuk drama atau stimulasi bencana
 Setiap anggota kelas harus mempunyai peran dalam drama
 Dalam peran ini mahasiswa benar sesuai situasi bencana
 Nanti naska drama di kumpul dan di jilid rapi
 Kemudian ada dokumentasi video yang nanti di kumpul dalam CD
 Jika drama dalam MK ini bagus UTS tidak diadakan
73

Anda mungkin juga menyukai