Anda di halaman 1dari 44

KESEHATAN REPRODUKSI

BENCANA
Kesehatan Reproduksi
Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh dan bukan hanya bebas dari penyakit dan
kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi serta prosesnya
(Cairo, ICPD* Programme of Action,
1994)
*International conference on populations and development
KENAPA dibutuhkan dlm situasi krisis
(Bencana) ???

Mengabaikan kesehatan reproduksi dalam situasi bencana


memiliki konsekuensi yang serius:
 kematian maternal dan neonatal,
 kekerasan seksual dan komplikasi selanjutnya seperti trauma,
 infeksi menular seksual (IMS),
 kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman,
 kemungkinan penyebaran HIV.
Hak Kesehatan Reproduksi Pengungsi
o Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan fisik dan mental
o Hak untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan
o Hak untuk reproduksi (seimbang laki-laki-perempuan)
o Hak untuk mendapatkan informasi terkait kesehatan reproduksi
o Hak untuk menikah dan mencari keluarga yg hilang
Kebutuhan Pely Kesehatan Reproduksi
Meningkat dlm Situasi Bencana, KENAPA?
 Risiko peningkatan kekerasan
seksual
 Risiko peningkatan penularan
IMS/HIV
 Kehamilan yang tidak diinginkan
 Komplikasi kehamilan
 Tempat persalinan kurang memadai
 Kurangnya akses pelayanan gawat
darurat ‘obstetric’ yang
komprehensif
Perempuan lebih berisiko dalam situasi
bencana?
 lebih berisiko mengalami Unwanted
pregnancy & unsafe abortion
 mungkin tidak dapat meneruskan
metode kontrasepsi mereka karena
hilang saat pengungsian
 ingin menunda rencana mempunyai
anak, tetapi tidak memiliki akses alat
kontrasepsi karena yankes terganggu
 Perkosaan dan bentuk kekerasaan
seksual mengalami peningkatan di
daerah konflik
Prinsip Intervensi
 Partisipasi masyarakat
 Kualitas pelayanan
(ases, privasi, kerahasiaan, inform concern)
 Pelayanan terintegrasi
(PHC: tempat, tenaga kesehatan, komunikasi)
 ‘Information, Education and Communicatio
n’ (IEC) (konseling, pengetahuan,ect)
 ‘Advocacy’  kurang kesadaran kesehatan
reproduksi dan perilaku seksual (budaya,
nilai, agama)
 ‘Coordination’ (sektor, agency, tenaga kesh.)
Pelayanan Kesehatan Reproduksi yang
Komprehensif:
1. ‘Safe motherhood’: ANC, persalinan, neonatal, PNC
2. Keluarga Berencana
3. Pelayanan Ginekologi
4. Pencegahan dan managemen IMS/HIV/AIDS
5. Pencegahan dan Managemen SGBV (Sexual & Gender-Based
Violence)
6. Aktif penyuluhan ttg praktek budaya yang membahayakan
(menikah dini, ‘selective abortions’)
7. Pelayanan kesehatan reproduksi pada kelp resiko (wanita,
remaja)
Kesehatan Reproduksi dalam
Keadaan Bencana
 Dibentuk thn 1995 di Geneva (>30 angg PBB,
NGO, Academic, Donors)
 Berada di bawah pengawasan UNHCR*
 Pembentukan ‘Inter-agency Field Manual’
‘The MISP’ (Minimum Initial Service Package)
Kesehatan reproduksi-Komprehensif
(‘safe motherhood, KB, kekerasan-gender, IMS/HIV)
* United Nations High Commissioner for refugees
Pedoman Lapangan Antar-lembaga tentang
Kesehatan Reproduksi dalam situasi darurat
bencana

 melibatkan lebih dari 100 anggota lembaga PBB


dan LSM
 yang tergabung dalam Inter-agency Working
Group (IAWG) on Reproductive Health in Crisis
 (Kelompok Kerja Antar Lembaga untuk Kesehatan
Reproduksi dalam situasi krisis).
Minimum Initial Service Package
(MISP)

Mimimum  Dasar/pokok, terbatas untuk


kesehatan reproduksi
 Digunakan saat ‘emergency’, tanpa
Initial pengkajian kebutuhan terperinci

 Pemberian pelayanan kepada


Service masyarakat

 Ketersediaan ‘perlengkapan’(RH kit)


Package dan kegiatan
 Koordinasi dan perencanaan
Paket Pelayanan Awal Minimum
(PPAM)
 PPAM untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
reproduksi penduduk pada permulaan suatu keadaan
darurat.
 PPAM menentukan layanan kesehatan reproduksi
manakah yang paling penting untuk mencegah
kesakitan dan kematian, khususnya di kalangan
perempuan dan anak-anak perempuan, dalam
situasi bencana.
Paket Pelayanan Awal Minimum
(PPAM)
 Tujuan dari MISP adalah menurunkan angka kematian
dan kesakitan berkaitan dengan issue kesehatan
reproduksi, terutama diantara para perempuan, selama
situasi krisis.
 Hal ini dapat dicapai dengan menyediakan layanan
kesehatan reproduksi dasar pada awal fase darurat,
termasuk ketika membangun camp pengungsian.
 MISP mencakup seperangkat kegiatan yang harus
diterapkan terkoordinir oleh staff terlatih, serta
peralatan dan supplies yang dibutuhkan.
Paket Pelayanan Awal Minimum
(PPAM)
 Obat-obatan, peralatan dan supplies dasar ini telah
sepakati oleh UNFPA menjadi satu rangkaian
kemasan kit yang secara khusus dirancang untuk
tujuan ini (inter agency-RH/ RH kit antar lembaga).

United Nations Population Fund


‘RH KITS’ untuk Situasi Bencana
13 Kits:
 Blok I – 6 Kits (kit 0 to 5)
pelayanan kesehatan primer atau tingkat pusat kesehatan
10 000 people for 3 months
 Blok 2 – 5 Kits (Kit 6 to 10)
atau tingkat pusat kesehatan
30 000 people for 3 months
 Blok 3 – 2 Kits (kit 11 and 12)
tingkat rujukan150 000 people for 3 months
KIT KESEHATAN REPRODUKSI ANTAR LEMBAGA
BLOK 1
No. Kit Nama Kit Kode Warna
Kit 0 Administrasi Orange
Kondom
Kit 1 (Bagian A: kondom laki-laki tambah kondom Merah
Bagian B: kondom perempuan)

Kelahiran Bersih (Perorangan)


Kit 2 (Bagian A: kit persalinan bersih ditambah bagian Biru tua
B: perlengkapan untuk penolong persalinan)

Pasca Perkosaan
Kit 3 Bagian A: Pil Kontrasepsi darurat dan Merah muda
pengobatan IMS ditambah Bagian B: PEP

Kit 4 Kontrasepsi oral dan injeksi Putih

Kit 5 Pengobatan IMS (Infeksi Menular Seksual) Biru muda

BLOK 2
No. Kit Nama Kit Kode Warna
Kit 6 Kit persalinan (Fasilitas Kesehatan) Coklat
Kit 7 IUD Hitam
Penanggulangan Komplikasi Keguguran dan
Kit 8 Kuning
Aborsi
Menjahit Sobekan (leher rahim dan vagina) dan
Kit 9 Ungu
Pemeriksaan vagina
Kit 10 Persalinan dengan Vakum (Manual) Abu-abu
BLOK 3
No. Kit Nama Kit Kode Warna
Kit 11 Tingkat rujukan (Bagian A tambah B) Hijau fluoresens
Kit 12 Transfusi Darah Hijau tua
Komponen MISP / PPAM
1. Identifikasi koordinator (Organisasi/Individu)
- ‘koordinasi team dlm keadaan sehat’
- ‘org yg fokus’
- ‘RH Kits’
2. Pencegahan dan mengatasi masalah akibat kekerasan
seksual
- ‘design’ tempat penampungan
- ‘medical service’ and ‘psychosocial support’
- ‘beritahu komunitas’ (pelayanan)
- Lindungi kelompok resiko
Komponen MISP / PPAM
3. Menurunkan penularan HIV/STI
 ‘pencegahan Universal’
 ‘Kondom Gratis’
 ‘darah yang aman‘

4. Mencegah kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru


lahir
 ‘rujukan darurat untuk bidan’
 ‘pengiriman fasilitas kesehatan yang bersih dan
aman’
Komponen MISP / PPAM
 Perencanaan pelayanan kesehatan reproduksi yang
komprehensif terintegrasi dlm PHC secepat mungkin
 Kumpulkan data/informasi
(MMR, IMR, ect)
 Identifikasi pelayanan selanjutnya yg komprehensif
(keamanan, akses, privacy, ect)
 order ketersediaan (RH Kits )
 Melatih staff
Indikator MISP
 Kejadian kekerasan seksual (jumlah kasus yg dilaporkan ke
pely kesehatan, LSM, polisi)
 Ketersediaan ‘pecegahan Universal (ketersediaan sarung
tangan, ect)
 Estimasi cakupan kondom (ketersediaan kondom yg
didistribusikan ke semua populasi/pria)
 Estimasi cakupan ‘Kit Pengiriman bersih’ (jumlah ‘clean
delivery kits’ yg tersedia cukup untuk perkiraan kelahiran
dalam satu periode)
Keadaan yg Beresiko
 Perempuan memiliki keterbatasan
dalam memenuhi kebutuhannya
 MCK yg jauh dari tempat
penampungan dan tidak ada
pemisahan antara laki-laki dan
perempuan, tidak ada penerangan
 Kurangnya perlindungan dari pihak
keamanan dan tidak ada undang-
undang yang mengatur tentang
kekerasan seksual
Kekerasan seksual
Pengertian
Setiap tindakan seksual yang dilakukan tanpa
persetujuan dari salah satu pihak termasuk
pemerkosaan dan eksploitasi seksual

 Bagian dari kekerasan berdasarkan gender


(GBV) di samping fisik, psikologi, ekonomi

 Prioritas intervensi selama keadaan


Bencana
(laporan & penelitian: jumlah yg serius &
drastis)
Intervensi untuk Korban
 Beri perlindungan
 Beri pengobatan
-- Pemeriksaan fisik
- Test lab, pengobatan
 Lakukan konseling
 marah, bersalah, malu, takut
 ‘empaty, peduli dan dukungan’
Transmisi HIV/IMS
Faktor risiko: Buruk dan rusaknya infrastruktur kesehatan:
 ‘persediaan perlindungan di pusat-pusat kesehatan’ (jarum suntik,
sarung tangan bersih dan steril)
 tidak terdapt kondom
 Transfusi darah tidak aman
 pasukan penjagaan perdamaian,militer dan polisi
Intervensi..
1. Universal Precaution
(tindakan pencegahan
universal)
Pengertian
Kontrol infeksi sederhana untuk
menurunkan risiko transmisi
virus/bakteri melalui darah atau
cairan tubuh antara pasien dan
tenaga kesehatan.

Komponen penting:
- Menyediakan jarum suntik steril
- Menyediakan sarung tangan steril
Persyaratan Minimal Pengontrolan Infeksi
 Semua staf mengerti tentang ‘tindakan pencegahan
 Minimalkan kegiatan yang tidak penting
 Lingkungan bersih
 Tersedia air untuk cuci tangan
 Gunakan sarung tangan dan jarum suntik sekali pakai
 Sediakan tempat pembuangan alat bekas pakai
Lanjutan...
2. Akses kondom
3. Transfusi darah aman
4. Akses ke pelayanan STD
- Tenaga kesehatan terlatih
- Tersedia obat
- informasi, pendidikan,
komunikasi
Pencegahan Kesakitan dan Kematian
Ibu dan Bayi Baru Lahir
 4% wanita dari total populasi
dalam keadaan hamil
 15% akan mengalami komplikasi
obstetrik
 Dlm keadaan darurat: persalinan
bukan di pely kesehatan dan
mungkin tidak dilakukan oleh
tenaga terlatih
 Banyak ibu meninggal dengan
masalah yang bisa di cegah
‘A referral system’ untuk Keadaan Darurat
 Komplikasi kehamilan dan persalinan
 ‘perwatan kesehatan primer’ (perawatan kebidanan darurat)
dan RS Komprehensif

- Dilakukan secepat mungkin


- Ketersediaan transportasi
- Komunikasi
‘Neonatal Care’
Segera Setelah Lahir..
 Pastikan penolong persalinan
mengunakan sarung tangan dan
mencuci tangan dengan sabun
sebelum menolong persalinan dan
mengunting tali pusat
 Pastikan ruang persalinan hangat
dan bayi tidak kedinginan
 Gunakan instrumen bersih untuk
potong tali pusat
Lanjutan…
 Lakukan ‘bonding-attachment’
 Lakukan IMD
 Anjurkan setiap org cuci
tangan dulu sebelum pegang
bayi
 Bersihkan mata bayi sesegera
mungkin jika perlu berikan
obat salep mata
‘Neonatal Care’
Perawatan Ibu Postpartum..
 Selalu dekatkan ibu-bayi
 Bersihkan tali pusat dengan sabun dan
air. Jangan di tutup
 Beritahu ibu: tanda-tanda infeksi tali
pusat + keputusan minta pertolongan
 Ajarkan ibu bagaimana menjaga bayi
tetap hangat
 Bawa bayi setelah umur 6 mgg ke
pelayanan kesehatan untuk imunisasi
 Tetap anjurkan ASI-E
“PESAN-PESAN INTI KESEHATAN
REPRODUKSI”:
A. Pada permulaan respon darurat (pelaksanaan PPAM):
“Perempuan yang mengalami masalah selama kelahiran
harus mendapatkan perawatan di rumah sakit di dekat lokasi
titik air”.
B. Begitu situasi menjadi stabil (pelayanan kesehatan
reproduksi yang komprehensif):
“Mengatur jarak kelahiran selama sedikitnya dua tahun
sebagai bagian dari promosi kesehatan perempuan, anak,
dan keluarga”.
Bukan MISP, tetapi Penting!!!
 Keluarga Berencana

 Pengobatan IMS
 Kebutuhan Menstruasi
Pengadaan ‘hygiene’

 No “ global” kit, spesifik ke komunitas


 Perempuan
o ‘sanitary supplies’ untuk 3 bulan
o Celana dalam (3 potong)
o Sabun, sikat gigi, odol, aspirin
o handuk
o Apalg?? Lainnya???
 Laki-laki
o Alat cukur, sabun, sikat gigi, odol
o kondom
o Apalg?? Lainnya???
PRINSIP program kesehatan
reproduksi dalam situasi darurat bencana
1. Koordinasi
2. Kualitas pelayanan
3. Komunikasi
4. Partisipasi masyarakat
5. Pengembangan kapasitas teknis dan Manajemen
6. Akuntabilitas
7. Hak asasi manusia
8. Advokasi
‘RH kits’ untuk Situasi Darurat
Siapa melakukan Apa?
 Identifikasi kebutuhan, buat rencana distribusi
 Kontak perwakilan UNFPA di negara dimana terjadi situasi
darurat
 Pendanaan: NGO’s, dana pemerintah daerah?
 UNFPA membantu dalam identifikasi kebutuhan
 UNFPA melakukan kontak dgn agen pengiriman, melakukan
pengiriman
 ‘RH Kits’ akan dikirim < 48 jam
Beberapa hal yang penting
harus diingat...
1. Rh kit ditujukan untuk dipakai dalam fase awal situasi krisis
 Persediaan dan peralatan dalam periode waktu terbatas dan untuk orang dalam
jumlah tertentu
 Koordinator kesehatan reproduksi harus mampu menilai kebutuhan dan
memesan ulang bahan-bahan habis pakai

2. Setiap kit dirancang untuk mencukupi kebutuhan


3. Beberapa kit dirancang hanya untuk digunahkan tenaga kesehatan dengan
kualifikasi tertentuh dan terlatih

Anda mungkin juga menyukai