c. Tahap emergensi
Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan bencana
yang pertama.tahap emergensi bisa terjadi beberapa minggu sampai
beberapa bulan. Pada tahap emergensi, hari-hari minggu pertama yang
menolong korban bencana adalah masyarakat awam atau awam khusus
yaitu masyarakat dari lokasi dan sekitar tempat bencana. Karakteristik
korban pada tahap emergensi minggu pertama adalah : korban dengan
masalah airway dan breathing (jalan nafas dan pernafasan), yang sudah
ditolong dan berlanjut ke masalah lain, korban dengan luka sayat, tusuk,
terhantam benda tumpul, patah tulang ekstremitas dan tulang belakang,
trauma kepala, luka bakar bila ledakan bom atau gunung api atau ledakan
pabrik kimia atau nuklir atau gas. Pada minggu ke dua dan selanjutnya,
karakteristik korban mulai berbeda karena terkait dengan kekurangan
makan, sanitasi lingkungan dan air bersih, atau personal higiene. Masalah
kesehatan dapat berupa sakit lambung (maag), diare, kulit, malaria atau
penyakit akibat gigitan serangga.
d.Tahap rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti
sekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan warga. Pada
tahap rekonstruksi ini yang dibangun tidak saja kebutuhan fisik tetapi yang
lebih utama yang perlu kita bangun kembali adalah budaya. Kita perlu
melakukan rekonstruksi budaya, melakukan re-orientasi nilai-nilai dan
norma-norma hidup yang lebih baik yang lebih beradab. Dengan
melakukan rekonstruksi budaya kepada masyarakat korban bencana,
kita berharap kehidupan mereka lebih baik bila dibanding sebelum
terjadi bencana. Situasi ini seharusnya bisa dijadikan momentum oleh
pemerintah untuk membangun kembali indonesia yang lebih baik, lebih
beradab, lebih santun, lebih cerdas hidupnya lebih memiliki daya saing di
dunia internasional.
3. Kesiapsiagaan (Preparedness)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna (UU 24/2007) Misalnya:
Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi
evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman
penanggulangan bencana.
7. Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana,
dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan
semula. Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan
pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll).
8. Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada
wilayah pascabencana.Upaya langkah yang diambil setelah kejadian
bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas
umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda
perekonomian.
9. Rekonstruksi (reconstruction)
Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik,
sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada
kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya. Rekonstruksi adalah
pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada
wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
Anonymous.2011.IndonesiaNegaraRawanBencana.http://www.bbc.co.uk/
indonesia/berita_indonesia/2011/08/110810_indonesia_tsunami.shtml. Di akses
tanggal 18 September 2017
BadanKoordinasiNasionalPenangananBencana.2007.Pengenalan Karakte
ristik Bencana dan Upaya Mitigasinya Di Indonesia.(2 th ed). Jakarta:
Direktorat Mitigasi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. Peraturan Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Jakarta:
BNPB
Pusat Data, Informasi dan Humas. 2010. Sistem Penangulangan Bencana.
http://bnpb.go.id/page/read/7/sistem-penanggulangan-bencana. Diakses tanggal
18 September 2017
Pusat Data, Informasi dan Humas. 2012. Definisi dan Jenis Bencana.
http://www.bnpb.go.id/page/read/5/definisi-dan-jenis-bencana. Diakses tanggal
18 September 2017
Sudiharto.2011.ManajemenDisaster.http://bppsdmk.depkes.go.id/bbpkjak
arta/wp-content /uploads/ 2011/06/ Manajemen Disaster .pdf. Di akses tanggal
18 September 2017
Sinurat, Hulman., & Adiyudha, Ausi. 2012. Sistem Manajemen
Penanggulangan Bencana Alam Dalam Rangka Mengurangi Dampak
Kerusakan Jalan Dan Jembatan. Jakarta: Puslitbang Jalan dan Jembatan
Udiyana, Nyoman Dwi Maha. Bencana datang Tanpa Rencana, Namun
PenanggulanganHarusTerencana.http://www.academia.edu/3716116/Bencana_d
atang_Tanpa_Rencana_Namun_Penanggulangannya_Harus_Terencana. Di
akses tanggal 18 September 2017