PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
KAJIAN PUSTAKA
Disaster atau bencana dibagi beberapa tahap yaitu : tahap pra-disaster, tahap
serangan atau saat terjadi bencana (impact), tahap emergensi dan tahap
rekonstruksi. Dari ke-empat tahap ini, tahap pra disaster memegang peran yang
sangat strategis.
a. Tahap Pra-Disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana, durasi waktunya mulai saat
sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan atau impact. Tahap ini
dipandang oleh para ahli sebagai tahap yang sangat strategis karena pada tahap
pra bencana ini masyarakat perlu dilatih tanggap terhadap bencana yang akan
dijumpainya kelak. Latihan yang diberikan kepada petugas dan masyarakat
akan sangat berdampak kepada jumlah besarnya korban saat bencana
menyerang (impact), peringatan dini dikenalkan kepada masyarakat pada tahap
pra bencana.
b. Tahap Serangan atau Terjadinya Bencana (Impact phase)
Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (Impact phase) merupakan fase
terjadinya klimaks bencana. Inilah saat-saat dimana, manusia sekuat tenaga
mencoba ntuk bertahan hidup. Waktunya bisa terjadi beberapa detik sampai
beberapa minggu atau bahkan bulan. Tahap serangan dimulai saat bencana
menyerang sampai serang berhenti.
c. Tahap Emergensi
Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan bencana yang
pertama.Tahap emergensi bisa terjadi beberapa minggu sampai beberapa
bulan. Pada tahap emergensi, hari-hari minggu pertama yang menolong korban
bencana adalah masyarakat awam atau awam khusus yaitu masyarakat dari
lokasi dan sekitar tempat bencana.
Karakteristik korban pada tahap emergensi minggu pertama adalah : korban
dengan masalah Airway dan Breathing (jalan nafas dan pernafasan), yang
sudah ditolong dan berlanjut ke masalah lain, korban dengan luka sayat, tusuk,
terhantam benda tumpul, patah tulang ekstremitas dan tulang belakang, trauma
kepala, luka bakar bila ledakan bom atau gunung api atau ledakan pabrik kimia
atau nuklir atau gas. Pada minggu ke dua dan selanjutnya, karakteristik korban
mulai berbeda karena terkait dengan kekurangan makan, sanitasi lingkungan
dan air bersih, atau personal higiene. Masalah kesehatan dapat berupa sakit
lambung (maag), diare, kulit, malaria atau penyakit akibat gigitan serangga.
d. Tahap Rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti sekolah,
sarana ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan warga. Pada tahap
rekonstruksi ini yang dibangun tidak saja kebutuhan fisik tetapi yang lebih
utama yang perlu kita bangun kembali adalah budaya. Kita perlu melakukan
rekonstruksi budaya, melakukan re-orientasi nilai-nilai dan norma-norma
hidup yang lebih baik yang lebih beradab. Dengan melakukan rekonstruksi
budaya kepada masyarakat korban bencana, kita berharap kehidupan mereka
lebih baik bila dibanding sebelum terjadi bencana. Situasi ini seharusnya bisa
dijadikan momentum oleh pemerintah untuk membangun kembali Indonesia
yang lebih baik, lebih beradab, lebih santun, lebih cerdas hidupnya lebih
memiliki daya saing di dunia internasional.
BENCANA
a. Masa tanggap
Masa tanggap adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.
Beberapa aktivitas yang dilakukan pada tahapan masa tanggap
antara lain :
- Pengkajian yang tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumberdaya;
- Penentuan status keadaan darurat bencana;
- Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
- Pemenuhan kebutuhan dasar
- Perlindungan terhadap kelompok rentan;
- Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
b. Pemulihan dan pembangunan kembali
Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan
kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali kelembagaan, sarana dan prasarana dengan
melakukan upaya rehabilitasi.
Contoh tindakan pemulihan diantaranya :
- perbaikan sarana/prasarana sosial dan ekonomi;
- penanggulangan kejiwaan pasca bencana (post traumaticstress)
melalui penyuluhan, konseling, terapi kelompok (disekolah) dan
perawatan;
- Pemulihan gizi/kesehatan;
- Pemulihan sosial ekonomi sebagai upaya peningkatan ketahanan
masyarakat, antara lain: penciptaan lapangan kerja, pemberian
modal usaha, dll.
c. Kesiapan
Kesiapan adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian langkah-langkah yang tepat guna
dan berdaya guna. Hal ini bertujuan agar warga mempunyai persiapan
yang lebih baik untuk menghadapi bencana. Contoh tindakan kesiapan
diantaranya :
- Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur
pendukungnya.
- Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan.
- Penyiapan dukungan dan mobilisasi sumberdaya/logistik.
- Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu
guna mendukung tugas kebencanaan.
- Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini (early
warning).
- Penyusunan rencana kontijensi (contingency plan).
- Mobilisasi sumber daya (personil dan prasarana/sarana peralatan).
d. Pencegahan dan mitigasi
Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan
sama sekali atau mengurangi ancaman. Pada Tahap Pencegahan,
dilakukan penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (Disaster
Management Plan) atau sering disebut juga Rencana Kesiapan (Disaster
Preparedness Plan). Rencana ini adalah rencana Penanggulangan
Bencana yang menyeluruh dari pra bencana sampai pasca bencana,
akan tetapi terbatas pada apa kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
siapa pelakunya serta sumber dana yang akan dipakai. Contoh tindakan
pencegahan diantaranya :
- Pembuatan hujan buatan untuk mencegah terjadinya kekeringan di
suatu wilayah.
- Melarang atau menghentikan penebangan hutan.
3.2.