Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN RS DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Oleh : Emilda Yuvita NIM 196070200111003


Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

MANAJEMEN RISIKO BENCANA DI RUMAH SAKIT

 Dasar Hukum
1) Pedoman Perencanaan Penyiagaan Bencana Bagi RS tahun 2009
2) Undang – Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3) Undang – Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
4) PERMEN LHK RI Nomor P.74/menlhk/setjen/kum.1/10/2019 tentang program kedaruratan
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan/atau limbah bahan berbahaya dan beracun.

 Pengertian
1) Risiko adalah ketidakpastian yang berdampak pada sasaran. Ketidakpastian adalah segala
peristiwa yang disebabkan oleh alam ataupun ulah manusia, yang berdampak pada sasaran
organisasi.
─ Ketidakpastian tentang suatu peristiwa, baik kemungkinan terjadinya maupun
dampaknya.
─ Dampak berupa penyimpangan terhadap sasaran yang diinginkan, dapat positif atau
negatif
─ Sasaran dapat berupa keuangan, kesehatan, pendapatan, prestasi
2) Kondisi darurat adalah kejadian tidak normal yang terjadi tiba-tiba, mengganggu kegiatan
atau komunitas dan harus segera ditanggulangi. Keadaan darurat dapat berubah menjadi
bencana yang mengakibatkan banyak korban/ kerusakan
3) Bencana (Disaster) adalah peristiwa yang terjadi mendadak / tidak terencana atau secara
perlahan tapi berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan normal /
kerusakan ekosistem, sehingga perlu tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong dan
menyelamatkan korban yaitu manusia dan lingkungan.
4) Bencana alam : bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
5) Bencana non alam :bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
6) Bencana sosial : bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror.
7) KLB (Kejadian Luar Biasa) : adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/
kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.

Berdasarkan tempat terjadinya :

Bencana Internal RS

BENCANA

Bencana Internal RS

 Terdapat 3 kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya risiko bencana RS, yaitu :
1) Unsafe action  perbuatan individu yang tidak aman / berbahaya
2) Unsafe condition  lingkungan kerja yang tidak aman / berbahaya
3) Unsafe management  manajemen RS yang tidak mendukung prinsip manajemen risiko
untuk meminimalkan kerugian : korban manusia dan material

 Langkah Manajemen Risiko Bencana di Rumah Sakit :


1) Identifikasi Hazards/Risiko terjadi bencana (internal & eksternal) RS,
2) “Top” ten dan lakukan pembobotan hazards/risiko bencana (Frekuensi X Dampak),
3) Prioritas pengendalian hazards/risiko bencana agar dampaknya minimal atau dapat
ditoleransi,
4) Menyusun struktur organisasi tim pencegahan dan penanggulangan bencana RS
5) Menyusun dokumen hosdip dan dokumen2 penting pendukungnya (SPO dll) yang berisi
analisis hazards, mitigation plan dan action plan,
6) Uji coba/simulasi “diatas meja” dan lapangan (dokumentasikan)
7) Memperbaiki dokumen
8) Sosialisasi hosdip, dan latihan bersama secara rutin
 Terdapat 2 fase utama dalam manajemen bencana rumah sakit, yaitu :
Fase Respon Ketika Fase Respon Ketika
BELUM TERJADI BENCANA TERJADI BENCANA
a. Fase Mitigasi: Penyuluhan kesehatan a. Fase Rapid Response
b. Fase Preparedness b. Fase Early Emergency Response : < 6 jam
c. Penyusunan prosedur tetap bencana pasca bencana
d. Penyusunan disaster plan (HOSDIP) dan c. Fase Peri Emergency Response: 6-24 jam
sosialisasinya pasca bencana
e. Membentuk tim penanggulangan d. Fase Late Emergency Response: hari ke-2
bencana RS hingga ke-7 pasca bencana
f. Mempersiapkan logistik e. Fase rehabilitasi: awal bencana, 1-2
g. Melakukan/mengikuti workshop minggu pasca bencana
penanggulangan bencana
h. Membentuk Tim Mobile Keliling
Penanganan Bencana
i. Membentuk jejaring RS

 Manajemen risiko berawal dari penetapan sasaran / target


Sasaran / Target harus :
─ Spesific : sasaran harus jelas (apa, siapa, dimana, kapan)
─ Measurable : pencapaian sasaran dapat diukur melalui ukuran tertentu
─ Attainable : sasaran yang ada bersifat menantang namun tetap dapat dicapai oleh
organisasi
─ Relevant : sasaran yang ada harus sesuai dengan strategi organisasi
─ Time bound : menyatakan secara jelas kapan sasaran ingin tercapai

 Hospital Safety Index


Untuk meningkatkan kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana/ hazard terdapat
sebuah assessment yang dapat digunakan yaitu Hospital Safety Index. Hospital Safety Index yang
dibuat oleh Pan American Health Organization tahun 2008 ini digunakan untuk mengukur
tingkat keselamatan rumah sakit dalam menghadapi bencana. Formulir ini berfungsi untuk
menilai kemungkinan suatu rumah sakit atau fasilitas kesehatan tetap beroperasi dalam situasi
darurat.
Indeks ini dikembangkan melalui proses dialog para ahli di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia,
pengujian dan revisi selama 2 tahun oleh Pan American Health Organization’s Disaster
Mitigation Advisory Group  (DIMAG).
Hospital Safety Index terdiri dari empat bagian yaitu tentang lokasi geografis fasilitas kesehatan,
tentang elemen-elemen keamanan struktur bangunan, tentang elemen-elemen keamanan non-
struktural dan tentang kapasitas fungsional rumah sakit.
Lokasi Geografis Fasilitas Kesehatan
Analisis lokasi geografis fasilitas memungkinkan bahaya yang akan dinilai dalam kaitannya
dengan keadaan darurat sebelumnya dan bencana yang terjadi di zona, tempat, dan jenis tanah
tempat fasilitas kesehatan telah dibangun. Bencana alam dan antropogenik harus
diperhitungkan. Aspek ini dibagi menjadi dua kategori yaitu bahaya dan sifat geoteknik tanah.
Pada aspek ini dinilai risiko bencana alam yang mungkin terjadi pada geografis layanan
kesehatan, contohnya apakah memiliki risiko terjadi gempa bumi, gunumg meletus atau
bencana alam lainnya.
Keamanan Struktur Bangunan
Pada aspek ini rumah sakit akan dievaluasi bagaimana keamanan struktur fasilitas yang
melibatkan penilaian dari jenis struktur, bahan, dan paparan sebelum-nya terhadap bencana
alam dan lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah struktur memenuhi standar
untuk memberikan pelayanan kepada penduduk bahkan dalam kasus bencana besar, atau
apakah bisa berdampak dengan membahayakan integritas struktural, dan kapasitas fungsional
pada saat terjadninya bencana.
Keamanan Non-Struktural
Kegagalan elemen non-struktural biasanya tidak membahayakan stabilitas bangunan, tetapi bisa
membahayakan orang dan isi bangunan. Pada aspek ini akan dilakukan evaluasi dan verifikasi
stabilitas elemen non-struktural dan apakah peralatan dapat berfungsi selama dan setelah
bencana. Analisis ini meliputi keamanan jaringan kritis (misalnya, sistem air, listrik, komunikasi),
sistem HVAC (Heating, Ventilation and Air-Conditioning), serta peralatan diagnostik, dan
perawatan medis.
Kapasitas Fungsional Rumah Sakit
Pada aspek keamanan fungsional dilakukan evaluasi kesiapan sumber daya manusia rumah sakit
dalam merespon situasi bencana. Hal ini dapat diketahui dari segi tim Rencana Hospital Disaster
Management, pusat komando bencana, rencana operasional untuk bencana internal dan
bencana eksternal, rencana persiapan medis untuk berbagai macam bencana, perencanaan
operasional, perawatan preventif dan restorasi pelayanan yang penting, serta tingkat
ketersediaan obat, bahan, instrumen dan alat-alat darurat.
Hazard Level :
 Low
 Average
 High

Setelah melakukan evaluasi terhadap 4 bagian Hospital Safety Index yang terdiri dari 145
pertanyaan maka data akan dievaluasi dan dilihat hasilnya menggunakan safety index
calculator sehingga hasil akhir nya akan didapatkan tiga kategori kesiapsiagaan rumah sakit
dalam menghadapi bencana menggunakan hospital safety index, yaitu kategori A,B dan C yang
dapat dilihat pada tabel berikut :

Dengan menggunakan Hospital Safety Index Evaluation Form, Rumah Sakit dapat melakukan
self assessment untuk terhadap kesiapannya menghadapi potensi bencana yang mungkin
terjadi. Hospital Safety Index Evaluation Form, terdiri dari :
1. Form 1 : berisi informasi umum mengenai rumah sakit
2. Form 2 : safe hospital checklist
Safe Hospital Checklist terdiri dari :
Modul 1 Modul 2 Modul 3 Modul 4
Hazard Structural Nonstructural Safety Emergency and
Safety Disaster Management
a) Hazards a) Prior a) Architectural safety a) Coordination of
(Geological events b) Infrastructure emergency and
hazards, affecting protection, access and disaster
Hydro- hospital physical security management
meteorologica safety c) Critical systems : activities
l hazards, b) Building ─ Electrical b) Hospital emergency
Biological integrity ─ Telecommunication and disaster
hazards, ─ Water supply response and
Technological system recovery planning
hazards, ─ Fire protection c) Communication
Societal system and information
hazards ─ Waste managemen system
b) Geotechnical system d) Human Resources
properties of ─ Fuel storage system e) Logistic and finance
soils ─ Medical gases f) Patient care and
system support services
─ Heating, ventilation, g) Evacuation,
and air conditioning decontamination,
(HVAC) systems and security
d) Equipment and supplies

Anda mungkin juga menyukai