Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keadaan darurat yaitu suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan
yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan baik manusia maupun makhluk hidup lain,
serta menimbulkan kerusakan pada bangunan, harta benda dan lain-lain. Arti lain dari darurat
adalah situasi yang tidak dikehendaki, mendadak dan berkembang secara cepat, sehingga
menimbulkan bahaya yang mengancam keselamatan manusia, kerugian aset perusahaan dan
kerusakan lingkungan.
Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, diorganisasi dan dikelola
secara baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja terjadi. Untuk itu kita harus selalu
mengembangkan kemampuan kita tentang bagaimana memanage keadaan darurat mulai dari
persiapan, latihan dan penanggulangan darurat sampai pada bagaimana mencegah terjadinya
atau terulangnya keadaan darurat.
1. Perencanaan merupakan kata kunci untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga
perencanaan dalam hal ini mempunyai peran yang luar biasa. Tindakan Undang-Undang
No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;
3. Undang-undang No13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. Undang-undang No36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
6. Peraturan Pemerintah No 72 tahun 1998 tentang Pengamaman Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap
Pemanfaatan Radiasi Pengion (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3992);
8. Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen K3;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 472/MENKES/PER/V/1996, tentang Pengamanan
Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Penyakit Akibat Kerja;
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (TIM K3) serta tata cara penunjukkan Ahli
1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
12. Keputusan Presiden No 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan
Kerja;
13. Keputusan Presiden No 7 Tahun 1999 tentang Wajib Laporan Penyakit Akibat Hubungan
Kerja;
14. Keputusan Menteri Kesehatan No 876/Menkes/SK/VIII/ 2001 tentang Pedoman Teknis
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;
15. Keputusan Menteri Kesehatan No 1217/Menkes/SK/IX/ 2001 tentang Pedoman
Pengamanan Dampak Radiasi;
16. Keputusan Menteri Kesehatan No 1335/Menkes/SK/X/ 2002 tentang Standar Operasional
Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Udara Ruangan Rumah Sakit;
17. Keputusan Menteri Kesehatan No 1439/Menkes/SK/XI/ 2002 tentang
Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan Kesehatan;
18. Keputusan Menteri Kesehatan No 351/Menkes/SK/III/2003 tentang Komite Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Sektor Kesehatan;
19. Keputusan Menteri Kesehatan No 1204/Menkes/SK/ X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
20. Keputusan Menteri Kesehatan No 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang standar K3 di
rumah sakit.
21. SK Direktur No. 096/SK/DIR/RSI-SH/I/2018 tentang Kebijkan Keselamatan Kerja,
Kebakaran, dan Kewaspadaan Bencana RSI Siti Hajar Sidoarjo
Pencegahan dan persiapan-persiapan jika terjadi keadaan darurat, latihan dan simulasi
tanggap darurat, manajemen tanggap darurat, dan sampai pada pemulihan kondisi pasca
keadaan darurat.
HVA (Hazard Vulnerability Analysis Tool / Alat Analisa Risiko Bencana Di Rumah
Sakit) adalah standart MFK.6 Akreditasi SNARS / JCI FMS.6 yang mensyaratkan rumah
sakit untuk menentukan jenis, kemungkinan terjadi, konsekuensi bahaya, ancaman, dan
kejadian bencana.  Syarat tersebut dapat dipenuhi dengan mudah, ada alat manajemen risiko
yang dapat membantu kita, yaitu yang disebut Hazard Vulnerability Analysis (HVA) Tool.

2. Tujuan
1. Menetapkan jenis, kemungkinan terjadi, konsekuensi bahaya, ancaman dan kejadian
bencana

2
2. Agar karyawan dapat menanggulangi bahaya dan bencana yang mungkin terjadi di
lingkungan rumah sakit.
3. Penanggulangan keadaan darurat dapat dilaksanakan secara efektif dan terpadu.
4. Mengerti dan memahami tehnik-tehnik praktis penanggulangan bahaya dan bencana
kebakaran dan gempa
5. Memiliki kesiapsiagaan dan tanggap darurat terhadap segala kemungkinan bahaya
dan bencana kebakaran dan gempa

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Kedaruratan komunitas, wabah dan bencana mungkin terjadi di rumah sakit, seperti
kerusakan ruang rawat rumah sakit akibat gempa atau wabah flu yang menyebabkan staf
tidak dapat bekerja. Untuk itu, rumah sakit harus membuat rencana dan program penanganan
kedaruratan. Rencana berisikan proses untuk :
a. Menentukan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya, ancaman dan kejadian
lainnya.
b. Menentukan aturan rumah sakit dalam setiap kejadian tersebut
c. Strategi komunikasi untuk setiap kejadian
d. Pengelolaan sumber daya selama kejadian, termasuk sumber daya alternatif
e. Pengelolaan kegiatan klinik selama kejadian, termasuk alternatif tempat
f. Identifikasi dan pengaturan penugasan dan tanggung jawab staf selama kejadian
g. Ada proses mengelola keadaan darurat bila terjadi konflik antara tanggung jawab staf
dengan tanggung jawab organisasi dalam hal penempatan staf untuk pelayanan pasien
Rencana kesiapan menghadapi bencana diujicoba melalui :
1. Ujicoba berkala seluruh rencana penanggulangan bencana baik bencana yang terjadi
dalam rumah sakit maupun bencana yang terjadi di luar rumah sakit dimana rumah sakit
merupakan bagian dari ujicoba penanggulangan bencana di masyarakat.
2. Ujicoba sepanjang tahun untuk elemen kritis dari c) sampai dengan g) dari rencana
tersebut di atas.
Bila rumah sakit memiliki pengalaman pada kejadian bencana sebenarnya, aktifasi rencana
tersebut dan dilakukan penilaian dengan benar setelah itu, situasi ini setara dengan uji coba
(simulasi) tahunan.

A. Elemen Penilaian MFK 6


1. Rumah sakit harus mengidenfikasi kemungkinan terjadinya bencana internal dan
eksternal, seperti keadaan darurat dalam masyarakat, wabah dan bencana alam atau
bencana lainnya, serta terjadinya kejadian wabah yang menimbulkan terjadinya risiko
yang signifikan
2. Rumah sakit merencanakan untuk menangani kemungkinan bencana, meliputi item a)
sampai g) di atas
 Elemen Penilaian MFK 6.1.
4
1. Seluruh rencana diujicoba (ditest) secara berkala atau setidaknya meliputi elemen
kritis dari c) sampai g) di atas
2. Pada akhir setiap test atau uji coba, dilakukan penilaian (debriefing) dari test atau
ujicoba tersebut.
3. Bila terdapat unit independen dalam fasilitas pelayanan pasien yang disurvei,
rumah sakit harus memastikan bahwa unit tersebut mematuhi rencana kesiapan
menghadapi bencana.

B. Bencana
Bencana atau disaster adalah setiap fenomena (alam, buatan manusia / teknologi
maupun konflik social) yang mempunyai potensi untuk menimbulkan ancaman terhadap
penduduk dan lingkungan. Berdasarkan penyebabnya bencana dapat dibagi menjadi :
1. Bencana alam : gempa bumi, tsunami, tornado, jatuhnya meteor
2. Bencana akibat ulah manusia : banjir akibat penebangan hutan, semburan lumpur
panas akibat pengeboran, kecelakaan pesawat udara, kereta api. 
Bencana selalu menimbulkan kerugian, kesakitan atau kematian. Rumah Sakit (RS)
yang biasanya hanya menyediakan pelayanan pasien normal akan kewalahan melayani
pasien yang jumlahnya sangat banyak dan mendadak apalagi jika RS tersebut juga
menjadi korban bencana.

C. Manajemen Bencana
Manajemen bencana adalah usaha bersama secara terkoordinasi dalam mengatasi
keadaan bencana. Menurut Kyaw Win, manajemen bencana dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
1. Phase Rapid Response
a. Phase Early Emergency Response : < 6 jam pasca bencana
b. Phase Peri Emergency Response : 6 – 24 jam pasca bencana
c. Phase Late Emergency Response : hari ke-2 – ke-7 pasca bencana
2. Phase Rehabilitasi : awal bencana, 1 – 2 minggu pasca bencana
3. Phase Mitigasi : penyuluhan kesehatan
4. Phase Preparedness
a. Penyusunan prosedur tetap bencana
b. Penyususnan disaster plan dan sosialisasinya
c. Membentuk tim penanggulangan bencana RS
d. Mempersiapkan logistic
5
e. Melakukan / mengikuti workshop penanggulangan bencana
f. Membentuk Tim Mobile Keliling Penanganan Bencana
g. Membentuk jejaring RS

6
BAB III
PENENTUAN HVA

Rumah sakit merupakan tempat yang menjadi tumpuan kesehatan suatu populasi, jika
ia gagal dalam mengampu tugas tersebut, hampir pasti kesehatan di daerah yang diampunya
akan terpengaruh ke dalam arah yang buruk. Di dalam suatu keadaan bencana, rumah sakit
tentulah menjadi salah satu tujuan utama para korban bencana dalam mencari pertolongan,
jadi bila rumah sakit tidak siap dalam mengahadapi bencana, dapat terjadi keadaan
mengerikan bagi kesehatan para korban dan pasien yang sedang dirawat pada saat bencana
tersebut.
Di dalam bab ini, ditekankan dalam persiapan bencana di dalam suatu rumah sakit.
Hal ini dimaksudkan agar siap dan tidak melalaikan tanggung jawabnya bagi kesehatan
komunitas yang berada di dalam lingkup tanggung jawabnya.
Terkait suatu persiapan, maka hal yang paling umum kita pikirkan tentu adalah
rencana persiapan (dalam konteks ini persiapan bencana) sebagaimana kutipan: A vital
hospital emergency management program acts as an insurance policy that increases the
chances of continued operations under difficult circumstances. Makna intinya adalah bahwa
suatu program manajemen bencana rumah sakit akan mengarahkan perkembangan dan
eksekusi kegiatan yang mampu memitigasi, mempersiapkan, merespon, dan pemulihan
situasi dari suatu bencana/insiden.
Dikarenakan banyaknya elemen-elemen terkait perencanaan disaster plan suatu RS,
maka dibahas komponen-komponen kritis di dalam kesiapan RS dalam mengahadapi
bencana. RSI Siti Hajar melakukan tahapan sebagai berikut :
1. Menunjuk Koordinator kegawatdaruratan/bencana sebagai titik kepemimpinan primer
dalam pengembangan, pelatihan, dan pelaksanaan rencana manajemen kegawat daruratan
RS; yaitu Kains IGD
2. Rencana kegawatdaruratan/ bencana (Hospital Disaster Plan): mendaftarkan tindak-
tanduk dari RS menanggapi kegawat daruratan internal dan external. Perencanaan dalam
tingkat lanjut memberikan ruang gerak lebih terorganisir jika terdapat keadaan-keadaan
yang lebih sulit; dengan disusunnya MTD (Manajemen Tanggap Darurat) dan Panduan
HDP
3. Kepemimpinan exekutif: daftar bagan kepemimpinan exekutif di dalam RS yang juga
terlibat di dalam pembuatan rencana-rencana situasi tak terduga seperti bencan akan
sangat membantu proses pengembangan dan pelaksanaan disaster plan RS-nya
7
4. Perencanaan strategik: ia merupakan cetakan biru untuk memandu pembuatan suatu
disaster plan
5. Komite manajemen kegawatan daruratan/bencana: komite ini sangat memerlukan
partisipasi pihak-pihak seluas mungkin untuk memastikan operasional RS siap akan
situasi kegawat daruratan; dengan dibentuk Komite K3RS
6. Hazard vulnerability analysis (HVA): merupakan penilai resiko di dalam lingkungan
spesifik untuk mendukung pembuatan disaster plan yang sesuai dengan skenario-skenario
yang mungkin terjadi yang akan diterangkan dalam analisa HVA ini
7. Analisis kerentanan: digunakan untuk menilai kelemahan-kelemahan dalam bidang-
bidang RS yang mungkin muncul bila dalam keadaan terbebani kondisis bencana
8. Pelatihan staff, simulasi, dan pembaharuan yang kontiniu: ditujukan sebagai uji lapangan
langsung untuk memeriksa kelemahan-kelemahan dari sistem disaster plan yang mungkin
tak terduga sebelumnya dan pengalaman-pengalaman yang didapatkan darinya harus
terus dikembangkan secara kontiniu

Hazard Vulnerability Analysis (HVA)


1. Penentuan HVA melalui pertemuan yang diadakan oleh Komite K3RS dengan
menghadirkan seluruh Direksi, Kabag, Kains, KJF dan Karu di RSI Siti Hajar
2. Dalam pertemuan ini menentukan poin-poin event apa yang dimasukkan dalam beberapa
elemen hazzard
3. HVA untuk Naturally Occuring Events ditetapkan 2 macam yaitu banjir dan angin puting
beliung
4. HVA untuk Technlogy Event ditetapkan 3 macam yaitu kegagalan listrik, kegagalan air,
dan kebakaran
5. HVA untuk Human Related Event ditetapkan 3 macam yaitu Keracunan masal,
kecelakaan beruntun dan ancaman BOM
6. Setiap komponen dinilai dan dipertimbangkan penentuannya dengan melihat kondisi,
situasi, kelengkapan fasilitas, kemampuan rumah sakit serta kondisi alam area rumah
sakit (Sidoarjo) yang akan dimasukkan dalam HVA tool (terlampir)

8
BAB IV
HASIL HVA

HVA tool
A. Human Related Events
1. Keracunan Massal
2. Kecelakaan beruntun
3. Ancaman Bom
B. Technology Events
1. Kebakaran
2. Kegagalan listrik
3. Kegagalan air
C. Naturally Occuring Events
1. Banjir
2. Angin Puting Beliung

9
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. RSI Siti Hajar berusaha melakukan manajemen emergensi dengan melakukan
penetapan HVA
2. HVA di RSI Siti Hajar didapatkan :
o Berhubungan dengan alam: Banjir
o Berhubungan dengan manusia: Keracunan Masal
o Berhubungan dengan Alat/ tekhnologi : Kebakaran
B. SARAN
1. Dilakukan pelatihan simulasi kegawatdaruratan yang berhubungan dengan nilai-
nilai tertinggi tersebut
2. Berkoordinasi dengan BPBD dalam segala kegiatan manajemen bencana
3. Pelatihan dilakukan secara berkesinambungan dan bergantian sehingga bisa
menyiapkan diri dalam penanganan bencana

10
LAMPIRAN

HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL


NATURALLY OCCURRING EVENTS

    SEVERITY = (MAGNITUDE - MITIGATION)        


PROBABILITY RISK
HUMAN PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL
IMPACT IMPACT IMPACT NESS RESPONSE RESPONSE
EVENT
  Time, Community/
Likelihood this will Possibility of Physical losses Interuption of
Preplanning effectivness, Mutual Aid staff Relative threat*
occur death or injury and damages services
resouces and supplies

0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A


1 = Low 2 1 = Low 1 = Low 1 = Low 1 = High 1 = High 1 = High
SCORE = Moderate 3 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 0 - 100%
= High 3 = High 3 = High 3 = High 3 = Low or none 3 = Low or none 3 = Low or none

Gempa 2 3 3 3 2 2 2 56%
Angin puting
2 3 3 2 3 3 3 63%
beliung
Banjir 3 3 3 2 2 2 2 78%
Tsunami 1 2 2 3 3 3 3 30%

AVERAGE
2,00 2,75 2,75 2,50 2,50 2,50 2,50 57%
SCORE
*Threat increases with percentage.
8 RISK = PROBABILITY * SEVERITY
62 0,57 0,67 0,86

11
HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL
TECHNOLOGIC EVENTS
    SEVERITY = (MAGNITUDE - MITIGATION)        
PROBABILITY HUMAN PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL RISK
EVENT IMPACT IMPACT IMPACT NESS RESPONSE RESPONSE
  Time, Community/
Likelihood this will Possibility of Physical losses Interuption of
Preplanning effectivness, Mutual Aid staff Relative threat*
occur death or injury and damages services
resouces and supplies

0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A


1 = Low 2 1 = Low 1 = Low 1 = Low 1 = High 1 = High 1 = High
SCORE = Moderate 3 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 0 - 100%
= High 3 = High 3 = High 3 = High 3 = Low or none 3 = Low or none 3 = Low or none

Listrik Mati 3 2 1 2 1 1 1 44%


Air mati 2 2 1 2 2 2 2 41%

Kebakaran 3 3 3 3 2 2 2 83%

AVERAGE SCORE 2,67 2,33 1,67 2,33 1,67 1,67 1,67 56%

*Threat increases with percentage.


8 RISK = PROBABILITY * SEVERITY
34 0,56 0,89 0,63

12
HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL
HUMAN RELATED EVENTS

    SEVERITY = (MAGNITUDE - MITIGATION)        


PROBABILITY RISK
HUMAN PROPERTY BUSINESS PREPARED- INTERNAL EXTERNAL
IMPACT IMPACT IMPACT NESS RESPONSE RESPONSE
EVENT
  Time, Community/
Likelihood this will Possibility of Physical losses Interuption of
Preplanning effectivness, Mutual Aid staff Relative threat*
occur death or injury and damages services
resouces and supplies

0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A


1 = Low 2 1 = Low 1 = Low 1 = Low 1 = High 1 = High 1 = High
SCORE = Moderate 3 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 2 = Moderate 0 - 100%
= High 3 = High 3 = High 3 = High 3 = Low or none 3 = Low or none 3 = Low or none

Kecelakaan Beruntun 3 3 2 2 2 2 2 72%

Keracunan Masal 3 3 2 2 2 2 2 72%

Ancaman Bom 2 2 2 2 2 2 2 44%

AVERAGE 2,67 2,67 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 63%

*Threat increases with percentage.


8 RISK = PROBABILITY * SEVERITY

38 0,63 0,89 0,70

13
SUMMARY OF MEDICAL CENTER HAZARDS ANALYSIS

Total for Facility


Technological

Hazmat
Natural

Human
 

0,8 0,0
Probability 0,67 9 0,89 0 0,15
0,6 0,0
Severity 0,86 3 0,70 0 0,14
           
0,5 0,0
Hazard Specific Relative Risk: 0,57 0,63 0,02
6 0

Hazard Specific Relative Risk to Medical Center

1.00
0.90
Relative Threat to Facility

0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
Natural Technological Human Hazmat

Probability and Severity of Hazards to Medical Center


1.00
0.90
Relative Impact on Facility

0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
Probability Severity

14
15

Anda mungkin juga menyukai