Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

1. Dewi Suryani

2. Fachri Diwanda

3. Lukman Firmansyah

4. Meryam Putri Armaini

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

119
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………...…………………………..i

KATA PENGANTAR………………………………… ……………………….…..ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………….……………….………………………….4


1.2 Maksud dan Tujuan…....………………….…………………………..5
1.3 Waktu dan Tempat...……………………….………………………....5
1.4 Manfaat……………………………………….……………………….5

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Konsep Pencegahan Mitigasi Bencana……….……………………….6

II.1 Prinsip-prinsip Mitigasi Bencana.....……….…………………………7

II.1 Konsep Kesiapsiagaan Bencana………………………………..….....7

BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan…………………………………………………………..10

III.1 Saran…………………………………………………………………10

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tanpa ada halangan dan dapat diselesaikan
dengan waktu yang tepat. Makalah ini disusun berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang
didapat selama melakukan Mata Kuliah Manajemen Bencana.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat membangun motivasi penulis agar
menjadi lebih baik dan lebih maju untuk masa yang akan datang.

Harapan penulis semoga laporan yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi kami dan para
pembaca. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Padang, 19 Februari 119

Kelompok 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia berdasar data
yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional
Pengurangan Risiko Bencana(UN-ISDR).

Tingginya posisi Indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko
kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi. Indonesia menduduki peringkat tertinggi untuk
ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, gunung berapi. Dan menduduki peringkat tiga untuk
ancaman gempa serta enam untuk banjir.

1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selama Januari mencatat ada 119 kejadian
bencana yang terjadi di Indonesia. BNPB juga mencatat akibatnya ada sekitar 116 orang
meninggal akibat kejadian tersebut.kejadian bencana belum semua dilaporkan ke BNPB. Dari
119kejadian bencana menyebabkan 116 orang meninggal, 111.747 orang menderita dan
mengungsi, 940 rumah rusak berat, 1.717 rumah rusak sedang, 1.941 rumah rusak ringan. Untuk
mengatasibencanatersebut,BNPB telah melakukan penanggulangan bencana baik kesia

psiagaan maupun penanganan tanggap darurat. Untuk siaga darurat dan tanggap darurat banjir
dan longsor sejak akhir Desember hingga sekarang, BNPB telah mendistribusikan dana
siap pakai sekitar Rp 180 milyar ke berbagai daerah di Indonesia yang terkena bencana.

2. Namun, penerapan manajemen bencana di Indonesia masih terkendala berbagai masalah,

antara lain kurangnya data dan informasi kebencanaan, baikdi tingkat masyarakat umum
maupun di tingkat pengambil kebijakan.Keterbatasan data dan informasi spasial kebencanaan
merupakan

4
salahsatu permasalahan yang menyebabkan manajemen bencana di Indonesia berjalankurang
optimal.

1.1 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari makalah ini untuk mengerti tentang sistem manajemen bencana
dan dapat menambah wawasan masyarakat secara umum sehingga dapat turut serta dalam upaya
penanggulangan bencana.

1.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan pembuatan makalah ini dikerjakan oleh Kelompok 1 dan dilaksanakan pada
tanggal 18 Februari 2019 di Universitas Negeri Padang.

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah ini:

- Menambah pengetahuan dan wawasan manajemen bencana,

- Pembaca dapat menerapkan upaya penanggulangan bencana

5
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Konsep Pencegahan Bencana

Pencegahan bencana merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah


bencana yang terjadi dan sifatnya dapat diantisipasi. Misalnya pada bencana banjir tentu saja
banjir bisa diantisipasi dengan cara tidak membang sampah di sungai, jika sungai dipenuhi
tumpukan sampah tentu saja sungai akan meluap.

Oleh sebab itu perlu diadakannya sebuah pencegahan bencana alam yang dapat
mengurangi risiko sendiri, adapun pencegahannya antara lain:

1. mendirikan pos peringatan bencana

2. hidup tertib dan disiplin

3. luasnya wawasan dan adanya pendidikan tentang lingkungan hidup.

Dengan adanya pos peringatan bencana tentu saja akan lebih membuat nyaman hati
masyarakat sekitar. Dengan adanya pos tersebut akan menjadi sebuah penentu apa warga
setempat bisa kembali menempati tempat tinggal atau tidak.

Selain itu hidup tertib dan disiplin juga memiliki peranan aktif dalam pencegahan
bencana. Salah satunya banjir, jika kita membuang sampah pada tempatnya tentu saja air akan
mengalir maksimal

Luasnya wawasan mengenai lingkungan hidup juga harus diterapkan di kehidupan sehari-
hari. Sehingga kita menjadi mengerti bagaimana perilaku yang baik dengan alam.

6
II.2 Memahami Prinsip Mitigasi Bencana

Menurut Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,


mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana alam.

Prinsip mitigasi bencana menurut Undang-Undang nomor 24 tahun 2007:

1. cepat dan tepat, fungsinya untuk meminimalisir korban dan kehilangan harta benda.

2. Prioritas, artinya mengutamakan penyelamatan manusia, kemudian harta benda.

3. Koordinasi dan keterpaduan, artinya koordinasi pemerintah dan masyarakat harus mendukung.

4. berdaya guna, artinya memanfaatkan waktu, tenaga, dan biaya sebaik mungkin.

5. transparansi dan akuntabilitas, artinya penanggulangan bencana dilakukan terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan secara etik dan hukum.

6. kemitraan, artinya penanggulangan bencana dilakukan oleh semua pihak bekerja sama dengan

Pemerintah.

7. pemberdayaan, artinya semua individu atau masyarakat dapat melakukan proses

penanggulangan bencana

8. Non Proletisi, artinya dilarang memanfaatkan kelompok tertentu.

II.3 Konsep Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana

Kesiapsiagaan adalah upaya-upaya penggunaan kemampuan untuk secara cepat dan tepat
merespon bencana.

Tahapan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana adalah sebagai berikut:

1. Penilaian Risiko (Risk Assesment)

 Pada aspek ini merupakan suatu program kerja yang di dalamnya terdapat proses
mengenali bahaya pada suatu pekerjaan. Membuat identifikasi bahaya dan menilai
terhadap risiko yang akan terjadi diantaranya:
A. Mengidentifikasi seluruh area yang ada.
B. Mengidentifikasi sebanyak mungkin wilayah ayang telah diidentifikasi
sebelumnya.

7
C. Menganalisis risiko dan tingkat risiko dengan melakukan pemetaan.

2. Perencanaan Siaga (Contingency Planning)

 Tahapannya sebagai berikut:


A. Melakukan Penilaian Bencana
B. Melakukan penentuan kejadian
C. Melakukan pengembangan scenario terhadap segala aspek
D. Penetapan kebijakan dan strategi yang tepat
E. Terstruktur semua kegiatan

3. Mobilisasi sumberdaya (Resource Moblization)

 Tindakan pengerahan dan penggunaan sumberdaya, sarana, dan prasarana telah dibina
dan dipersiapkan sebagai komponen kekuatan pertahanan keamanan negara untuk
digunakan secara tepat dan terpadu dari setiap ancaman. Berikut contohnya:
A. Melakukan inventarisasi semua sumberdaya dan dimiliki oleh daerah dan setiap
sector.
B. Mengidentifikasi sumberdaya yang tersedia dan siap digunakan.
C. Mengidentifikasi sumberdaya dari luar.

4. Pendidikan dan pelatihan (Training and Education)

 Peran pendidikan merupakan aset yang dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Khusunya ilmu kebencanaan, peran pendidikan tersebut antara lain:
A. Pendidikan di sekolah dengan memasukkan kurikulum bencana
B. Pelatihan yang dilakukan secara berkala kepada masyarakat.

8
5. Koordinasi (coordination)

 Suatu usaha yang dilakukan dengan teratur dan terstruktur dan mengarah dengan
harapan dapat menghasilkan suatu tindakan dan keputusan yang tepat dan
berkelanjutan, aspek kebencanaan tahap koordinasi dapat dilakukan sebagai berikut:
A. Membentuk forum koordinasi dengan tujuan adanya sharing pengetahuan dan
pengalaman khusunya dengan lembaga masyarakat.
B. Menyelenggarakan pertemuan rutin untuk membahas koordinasi bencana
C. Menyusun rencana terpadu dengan melakukan pertemuan dengan pihak terkait.

9
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Indonesia merupakan salah satu yang rawan bencana sehingga diperlukan manajemen
atau penanggulangan bencana yang tepat dan terencana. Manajemen Bencana adalah serangkaian
upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.

Pertolongan pertama dalam bencana sangat diperlukan untuk meminimalkan kerugian


dan korban jiwa. Pertolongan pertama pada keadaan bencana menggunakan prinsip tertentu.

III.1 Saran

Masalah penanggulangan bencana tidak hanya menjadi beban pemerintah atau lembaga
yang terkait. Tetapi juga diperlukan dukungan dari masyarakat umum. Diharapkan masyarakat
dari tiap lapisan dapat ikut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan bencana.

10

Anda mungkin juga menyukai