Disusun Oleh :
JONSON
Perlakuan pola khusus bentuk kegiatan rehabilitasi pasca bencana yang akan
diberlakukan, didasarkan atas hasil kajian masyarakat melalui Musyawarah Desa
(MD) dan Musyawarah Antar Desa (MAD). Perlakuan pola khusus ini meliputi
2 tahapan pokok :
1. Persiapan Pemulihan
Terdiri dari serangkaian kegiatan yang merupakan bentuk respon cepat
sebagai bagian dari upaya pemulihan (recovery) sebelum dilakukan rehabilitasi
dan rekontruksi pasca bencana yang lebih terencana. Tahapan ini dilakukan
melalui proses review secara partisipatif dampak bencana dan kegiatan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan yang sudah
direncanakan dan atau sedang dilaksanakan.
Kegiatan tindak cepat adalah kegiatan-kegiatan yang dapat secara cepat
diidentifikasi dan dikuantifikasi bersama masyarakat tanpa harus menunggu
selesainya semua pendataan kerusakan sarana prasarana social ekonomi pedesaan.
Dari hasil review tersebut, masyarakat bisa memilih dan memutuskan pendanaan
kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan pendapatan kepada warga/keluarga
yang terkena dampak bencana, terutama misalnya kegiatan-kegiatan yang
dilakukan secara padat karya.
Kegiatan-kegiatan padat karya yang dilakukan misalnya : kegiatan untuk
pembersihan puing, penataan lokasi atau padat karya untuk pemulihan cepat
sarana-prasarana umum perdesaan yang rusak akibat bencana (jalan tertimbun
longsoran, pembersihan kawasan pemukiman yang dapat dipergunakan kembali).
Secara parallel, sambil melakukan kegiatan tindak cepat juga terus dilakukan
pendataan atau pemetaan terhadap sarana prasana umum social atau ekonomi
yang mengalami kerusakan secara lebih teliti, sebagai bahan perencanaan untuk
tahap rehabilitasi selanjutnya.
2. Rehabilitasi
Ruang lingkup pelaksanaan dalam rehabilitasi adalah :
1. Perbaikan Lingkungan Daerah Bencana
Perbaikan lingkungan fisik meliputi kegiatan : perbaikan lingkungan fisik untuk
kawasan pemukiman, kawasan industri, kawasan usaha dan kawasan gedung.
Indikator yang harus dicapai pada perbaikan lingkungan adalah kondisi
lingkungan yang memenuhi persyaratan teknis, sosial, ekonomi, dan budaya serta
ekosistem
6. Pelayanan Kesehatan
Pemulihan pelayanan kesehatan adalah aktivitas memulihkan kembali segala
bentuk pelayanan kesehatan sehingga minimal tercapai kondisi seperti sebelum
terjadi bencana.
Pemulihan sistem pelayanan kesehatan adalah semua usaha yang dilakukan untuk
memulihkan kembali fungsi sistem pelayanan kesehatan yang meliputi : SDM
Kesehatan, sarana/prasarana kesehatan, kepercayaan masyarakat.
2.6. Rekontruksi
Rekonstruksi adalah perumusan kebijakan dan usaha serta langkah-langkah
nyata yang terencana baik, konsisten dan berkelanjutan untuk membangun
kembali secara permanen semua prasarana, sarana dan sistem kelembagaan, baik
di tingkat pemerintahan maupun masyarakat, dengan sasaran utama tumbuh
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban, dan bangkitnya peran dan partisipasi masyarakat sipil dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat di wilayah pasca bencana.
Rencana Rekonstruksi adalah dokumen yang akan digunakan sebagai acuan
bagi penyelenggaraan program rekonstruksi pasca-bencana, yang memuat
informasi gambaran umum daerah pasca bencana meliputi antara lain informasi
kependudukan, sosial, budaya, ekonomi, sarana dan prasarana sebelum terjadi
bencana, gambaran kejadian dan dampak bencana beserta semua informasi
tentang kerusakan yang diakibatkannya, informasi mengenai sumber daya,
kebijakan dan strategi rekonstruksi, program dan kegiatan, jadwal implementasi,
rencana anggaran, mekanisme/prosedur kelembagaan pelaksanaan.
Pelaksana Rekonstruksi adalah semua unit kerja yang terlibat dalam kegiatan
rekonstruksi, di bawah koordinasi pengelola dan penanggungjawab kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana pada lembaga yang berwenang
menyelenggarakan penanggulangan bencana di tingkat nasional dan daerah.
A. Kesimpulan
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
Rehabilitasi dilakukan melalui kegiatan : perbaikan lingkungan daerah
bencana, perbaikan prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan perbaikan
rumah masyarakat, pemulihan sosial psikologis, pelayanan kesehatan, rekonsiliasi
dan resolusi konflik, pemulihan sosial ekonomi budaya, pemulihan keamanan dan
ketertiban, pemulihan fungsi pemerintahan, dan pemulihan fungsi pelayanan
publik.
Rekonstruksi adalah perumusan kebijakan dan usaha serta langkah-langkah
nyata yang terencana baik, konsisten dan berkelanjutan untuk membangun
kembali secara permanen semua prasarana, sarana dan sistem kelembagaan, baik
di tingkat pemerintahan maupun masyarakat, dengan sasaran utama tumbuh
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban, dan bangkitnya peran dan partisipasi masyarakat sipil dalam segala
aspek kehidupan bermasyarakat di wilayah pasca bencana.
Lingkup pelaksanaan rekonstruksi terdiri atas program rekonstruksi fisik dan
program rekonstruksi non fisik.
B. Saran
http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana.
http://id.scribd.com/doc/70339439/Definisi-Bencana#
http://menarailmuku.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-peralatan-dan-
manajemen.html
http://www.bnpb.go.id/page/read/7/sistem-penanggulangan-bencana