Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MITIGASI BENCANA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MITIGASI BENCANA
BANJIR DI KOTA PADANG






OLEH :
MILA SARI


DOSEN PENGAMPU :
Prof. Nafrizal Carlo






PROGRAM DOKTOR ILMU LINGKUNGAN SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pemberdayaan yaitu usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pendekatan pengembangan masyarakat yang dilakukan dalam proses memberdayakan.
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya mengurangi resiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik, sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran, dan peningkatan
kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Pemberdayaan masyarakat dalam
mitigasi bencana merupakan upaya fasilitasi proses individu, keluarga dan masyarakat
untuk mengambil tanggung jawab atas diri, keluarga dan masyarakat dalam pengurangan
risiko bencana serta mengembangkan kemampuan untuk berperan dalam upaya
pengurangan risiko bencana bagi diri sendiri dan masyaraat sehingga termotivasi untuk
mengenali ancaman bencana dan risikonya. (Totok Mardikanto & Poerwoko Soebiato
(2013)(Rida, 2022)
Dalam permasalahan ancaman bencana dan mitigasi bencana yang menjadi salah
satu adalah mitigasi banjir. Menurut Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) dalam Indeks Rawan Bencana Tahun 2017 menyebutkan Padang termasuk tiga
Ibukota Provinsi yang memiliki tingkat resiko bencana tinggi terbanyak yaitu gempa
bumi, tsunami, banjir, dan longsor. Pada 2013, Padang termasuk dalam kategori rentan
terhadap bencana, dan peringkat ke-10 di tingkat nasional dan nomor 1 diantara
kabupaten/kota di Sumatera Barat (BNPB) (Putera, Nurasa, & Suganda, 2016).
Menurut penelitian Anggun (2020) mengatakan bahwa pemberdayaan
masyarakat menjadi salah satu upaya penanggulangan bencana dan sejalan dengan teori
pemberdayaan masyarakat dalam mitigasi bencana oleh Totok Mardikanto & Poerwoko
Soebiato (2013) yang menyatakan pemberdayaan meliputi Bina Manusia, Bina Usaha,
Bina Lingkungan, dan Bina Kelembagaan.
Di Kota Padang pemberdayaan masyarakat menjadi pusat perhatian dalam
penanggulangan bencana dan masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat pada daerah rawan bencana dan kapasitas masyarakat
tentang mitigasi perlu diperhatikan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari karya ini adalah untuk membangun kesadaran dan meningkatkan
kapasitas masyarakat dalam mitigasi bencana banjir






























BAB II
PEMBAHASAN


Pemberdayaan masyarakat dalam mitigasi bencana melalui sosialisasi,
penyuluhan, gladi mekanisme tanggap darurat, dan di akhir kegiatan tersebut
dilanjutkan dengan pembentukan desa/kampung tangguh bencana guna meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan tentang kebencanaan masyarakat. Hambatan yang sering
ditemui minimnya kesadaran masyarakat, minimnya sumberdaya manusia maupun
kurangnya sarana prasarana untuk menunjang pemberdayaan masyarakat dalam
mitigasi bencana banjir, tetapi dengan adanya interaksi, kerjasama BPBD dengan
perangkat daerah lainnya sangat membantu BPBD dalam melaksanakan tugasnya di
bidang kebencanaan.(Salomo, 2022)
Pemberdayaan masyarakat dalam mitigasi bencana yaitu melalui penyadaran
dalam bentuk sosialisasi, penguatan yaitu simulasi bencana, dan pendayaan yang berupa
desa tangguh bencana (destana) guna meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
tentang kebencanaan masyarakat setempat.
Menurut penelitian membangun kesadaran masyarakat dalam mitigasi bencana
yaitu upaya yang menekankan pada kegiatan sosialisasi untuk memberikan pengetahuan
kepada masyarakat mengenai risiko bencana dan penanggulannya. Dan meningkatkan
kapasitas masyarakat dalam mitigasi bencana yaitu proses pemberian kapasitas kepada
masyarakat agar menjadi masyarakat yang berkualitas, mandiri serta memiliki
kemampuan dengan cara membentuk kelompok tanggap bencana kemudian
memberikan pelatihan pengelolaan kebencanaan dan simulasi bencana agar kemampuan
dan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi semakin tinggi. pendekatan partisipatif
diperlukan untuk mengintegrasikan perspektif mereka ke dalam analisis kinerja solusi
potensial Ciampa, F., Seifollahi-Aghmiuni, S., Kalantari, Z., & Ferreira, C. S. S. (2021).
Sejalan dengan teori pemberdayaan masyarakat dalam mitigasi bencana oleh
Totok Mardikanto & Poerwoko Soebiato (2013:113) yang menyatakan pemberdayaan
meliputi Bina Manusia, Bina Usaha, Bina Lingkungan, dan Bina Kelembagaan. melalui
sosialisasi, penyuluhan, gladi mekanisme tanggap darurat, dan di akhir kegiatan tersebut
dilanjutkan dengan pembentukan desa/kampung tangguh bencana guna meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan tentang kebencanaan masyarakat. (Salomo Payokwa, M,
2022).
Selain dengan sosialisasi, penyuluhan, gladi mekanisme tanggap darurat menurut
penelitian Dalimunthe (2022) program pemberdayaan masyarakat dalam mitigasi
Bencana Banjir pada saat sebelum, saat , maupun sesudah bencana banjir terjadi bisa
dengan bantuan Internet of Things (IOT) dapat membantu masyarakat dalam
menghadapi bencana banjir melalui sistem peringatan dini untuk level siaga dan
waspada.


























BAB III
KESIMPULAN


Rendahnya pengetahuan, kemampuan maupun kapasitas masyarakat dalam
mengelola bencana, menjadikan minimnya kesadaran serta kemandirian masyarakat
dalam meminimalisir dampak bencana banjir. Maka dari itu pemberdayaan masyarakat
dalam mitigasi bencana sangat penting bagi masyarakat yang berada di wilayah rawan
bencana khususnya masyarakat sebagai upaya berkelanjutan untuk meningkatkan
kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam mitigasi bencana sehingga tercipta
masyarakat yang tangguh, siap siaga dalam menghadapi bencana.
Pemberdayaan masyarakat menjadi pusat perhatian dalam penanggulangan
bencana dan masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat pada daerah rawan bencana dan kapasitas masyarakat dan juga bisa dengan
pemberdayaan masyarakat dengan Internet of Things (IOT).


















DAFTAR PUSTAKA

1. Rida, S. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Pada Wilayah
Rawan Bencana Di Desa Kunjir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung
Selatan (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung).
2. Sucipto, A. (2019). Pemberdayaan masyarakat dalam mitigasi bencana melalui badan
penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung di Kelurahan Kota
Karang Kecamatan Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung (Doctoral dissertation,
UIN Raden Intan Lampung).
3. Anggun, T., Putera, R. E., & Liesmana, R. (2020). Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pengurangan Risiko Bencana Banjir di Kecamatan Padang Selatan. JDKP Jurnal
Desentralisasi dan Kebijakan Publik, 1(2), 123-137.
4. Ciampa, F., Seifollahi-Aghmiuni, S., Kalantari, Z., & Ferreira, C. S. S. (2021). Flood
mitigation in Mediterranean coastal regions: Problems, solutions, and stakeholder
involvement. Sustainability, 13(18), 10474.
5. Salomo Payokwa, M. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana
Banjir Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Di Distrik Sentani Kabupaten
Jayapura Provinsi Papua (Doctoral Dissertation, Institut Pemerintahan Dalam Negeri).
6. Dalimunthe, R. F., & Ablisar, M. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mitigasi
Bencana Banjir Dan Sistem Peringatan Dini Dengan Teknologi Internet Of Things (Iot)
Di Perumahan Deflamboyan Desa Tanjung Selamat. Jurnal Pengabdian Mandiri, 1(4),
577-582.
7. Putera, R. E., Nurasa, H., & Suganda, S. (2016). Synergizing Stakeholders In Reducing
Risk of Earthquake and Tsunami Disaster in the Most Vulnerable Area. International
Journal of Administrative Scinence & Organization, 23 (3).
8. Totok Mard ikanto, & Poerwoko Soebiato. (2017). Pemberdayaan Masyarakat dalam
Prespektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai