Anda di halaman 1dari 30

Manajemen Bencana

Banjir di Makassar

MASNUNA I. AMBARAK [14120210106]


SITI FATIMAH ASSAHRA [14120210096]
OUTLINE
01 Bencana Banjir

Manajemen Bencana
02 Banjir

Manajemen Bencana Banjir


03
di Makassar
01 Bencana Banjir
Bencana banjir adalah limpahan air yang melebihi tinggi muka
air normal, sehingga melimpah dari palung sungai menyebabkan
adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai. Hal ini
disebabkan karena dua hal yaitu antara perbuatan manusia atau
memang benar-benar merupakan bencana dari alam.
Banjir yang atas perbuatan manusia adalah akibat dari ulah masyarakat yang tidak bisa
menjaga lingkungannya dengan baik. Sebagai contoh adalah kebiasaan masyarakat yang
membuang sampah ke sungai, hal ini yang ternyata masih kurang diperhatikan oleh
masyarakat bahwa mereka belum paham mengenai akibat dari kebiasaan mereka jika
membuang sampah ke sungai. Lalu banjir yang benar-benar merupakan bencana alam
contohnya adalah, curah hujan yang sangat tinggi dan juga dalam kurun waktu yang
lama, sehingga mengakibatkan debit air sungai meningkat tinggi dan juga sistem
drainase yang tidak dapat menampung derasnya air hujan yang turun, sehingga
mengakibatkan banjir di suatu daerah.
Manajemen Bencana
02 Banjir
Risiko banjir tidak dapat dihindari sepenuhnya sehingga
harus dikelola. Manajemen bencana banjir memang tidak
berusaha untuk menghilangkan bahaya banjir tetapi untuk
menanggulanginya. Risiko banjir tergantung pada
komponen yang terdiri dari bahaya dan kerentanan.
Keberhasilan manajemen risiko banjir diperoleh jika langkah-
langkah struktural dan non-struktural dilaksanakan. Pencegahan
dan mitigasi banjir mencakup tindakan pengendalian banjir secara
struktural, seperti pembangunan bendungan atau tanggul sungai dan
tindakan non-struktural seperti prediksi dan peringatan banjir,
manajemen risiko banjir, partisipasi komunitas/ masyarakat,
penataan institusional, dan sebagainya.
Manajemen bencana banjir khusunya pada mitigasi diterapkan, guna
untuk mencegah dampak dari bencana banjir. Mitigasi perlu untuk dilakukan
untuk mengurangi resiko dari bencana banjir serta bisa untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat serta organisasi dalam penanganan bencana banjir.
Mitigasi sangat berperan dalam pengurangan resiko bencana banjir, dengan
mitigasi dampak bencana banjir dapat diminimalisir dengan baik. Manajemen
bencana banjir dilakukan melalui tindakan respon sebelum dan sesudah
terjadinya bencana oleh BPBD.
Manajemen Bencana
03 Banjir di Makassar
Makassar adalah Kota terbesar keenam setelah Jakarta, Surabaya, Bandung,
Medan, dan Semarang. Makassar memiliki wilayah seluas 175,77 km² dan
penduduk sebesar kurang lebih 1,4 juta jiwa. Kota Makassar memiliki beberapa
kawasan pemukiman penduduk yang rawan terjadi banjir saat puncak musim hujan
yang panjang dan musim hujan yang deras. Pemukiman rawan banjir ini sebagian
besar di wilayah Timur Makassar yakni salah satu dari kawasan tersebut adalah
Kelurahan Paccerakkang.
Kelurahan Paccerakkang merupakan salah satu Kelurahan di Kota Makassar
yang memiliki kawasan dataran rendah yang hampir setiap musim hujan yang
panjang, rawan terjadi banjir. Banjir yang terjadi di akibatkan karena drainase
yang buruk, banyaknya renase-renase dan sedimen yang ada di got, semakin
padatnya bangunan- bangunan yang menyebabkan kurangnya daya resapan air
dan air kiriman dari daerah tetangga.

Perilaku masyarakat dalam penanganan sampah sangat berperan dalam


proses terjadinya drainase yang buruk di Kota Makassar, hal ini terjadi
akibat seringnya masyarakat membuang sampah pada selokan dan tidak
membuang sampah pada tempatnya karena kurangnya tempat pembuangan
sampah yang membuat masyarakat membuang sampah disembarang
tempat.
Dalam melakukan penanggulangan banjir diperlukan suatu
tindakan yang teratur dan sistematis dalam penanggulangan
banjir, maka untuk menyelesaikan masalah tersebut di
butuhkan suatu Manajemen sehingga proses penanggulangan
banjir dapat terlaksana dengan baik dan benar. Dalam
melaksanakan Manajemen Penanggulangan Banjir hal hal
yang perlu di perhatikan ialah : Perencanaan,
Pengorganisasian, Pengarahan, Dan Pengendalian atau
pengawasa
1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses awal yang paling penting dari seluruh
fungsi manajemen karena fungsi yang lain tidak akan berjalan tanpa
perencanaan terlebih dahulu. Adapun proses perencanaan penanggulangan
banjir dikelurahan Paccerakkang:
- Perencanaan Tujuan Dan Pengenalan Bahaya
- Analisis Kemungkinan Dampak Banjir
- Perumusan Tindakan Penanggulangan Banjir
- Pemilihan Tindakan Penanggulangan Banjir
- Mekanisme Penanggulangan Banjir
- Alokasi Tugas Dan Peran Instansi
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian Manajemen Penanggulangan Banjir dapat dilihat
dari penetapan struktur, pembagian tugas, partisipasi masyarakat, peran
pemerintah dan pemerintah daerah, dan peran lembaga usaha.

 Penetapan struktur dilakukan dengan cara mencari, menyeleksi atau merekrut


pegawai yang mampu menyelesaikan penanggulangan banjir yang ada.
Setelah melakukan perekrutan maka dilakukan pelatihan dan pengembangan
kepada pegawai yang terpilih dalam mencapai tujuan organisasi tersebut.

 Pembagian tugas mutlak harus dilakukan oleh organisasi agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam pelaksanaan pekerjaan. Setiap organisasi harus diberi
tugas sesuai latar belakang dan kemampuannya.
 Masyarakat sangat berperan penting dalam suatu tujuan yang ditetapkan organisasi
pemerintah setempat, karena masyarakat merupakan suatu yang sangat membantu
dalam hal ini. Secara nyata peran masyarakat itu terlibat pada pra bencana, saat
bencana, dan pascabencana.
Peran masyarakat pada saat pra bencana antara lain:
(1) Berpartisipasi pembuatan analisis risiko bencana,
(2) Melakukan penelitian terkait kebencanaan,
(3) Membuat Rencana Aksi Komunitas,
(4) Aktif dalam Forum Penanggulangan Rencana Banjir,
(5) Melakukan upaya pencegahan banjir,
(6) Bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya mitigasi,
(7) Bekerjasama mewujudkan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
Peran masyarakat pada saat bencana antara lain:
(1) Memberikan informasi kejadian bencana ke BPBD atau iInstansi terkait,
(2) Melakukan evakuasi mandiri,
(3) Melakukan kaji cepat dampak bencana, dan
(4) Berpartisipasi dalam respon tanggap darurat sesuai bidang keahliannya.

Sementara itu peran masyarakat pada saat pascabencana adalah


(1) Berpartisipasi dalam pembuatan rencana aksi rehabilitasi dan
rekonstruksi, dan
(2) Berpartisipasi dalam upaya pemulihan dan pembangunan sarana dan
prasarana umum.
 Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab
dalam penyelenggaraan Penanggulangan Banjir. Secara khusus
tanggung jawab itu 60 dilaksanakan oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat pemerintah pusat
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat
pemerintah daerah serta Pemerintah Kelurahan Paccerakkang

 Peran nyata lembaga usaha / Bisnis juga sangat penting


dalam penanggulangan banjir. Keterlibatan lembaga bisnis
bisa membantu dalam penanggulangan banjir baik dari
sebelym terjadinya bencana, saat terjadi nya bencana
sampai pasca bencana banjir.
3. Pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja
yang dinamis, sehat dan yang lainnya. Dalam hal ini bagaimana cara
memotivasi pekerja dan memberikan tugas sesuai dengan kemampuannya
masing masing. Serta penempatannya harus sesuai dengan kemampuannya.
Pengarahan yang dilakukan oleh kelurahan kepada pegawai, petugas dan
masyarakatnya dalam penanggulangan banjir dapat dilihat dari indikator:
pemberian perintah, pemberian petunjuk, dan memberikan motivasi
4. Pengawasan atau Pengendalian
Pengawasan atau pengendalian merupakan kegiatan dalam menilai
suatu kinerja yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat
perubahan atau suatu perbaikan apabila dibutuhkan. Pengawasan /
Pengendalian penanggulangan banjir dapat dilihat dengan indikator
Internal dan Eksternal.
Di setiap tahunya saat musim hujan terjadi, banjir semakin
meningkat di wilayah-wilayah tertentu di daerah makassar. Salah
satu organisasi masyarakat yang merespon bencana alam salah
satunya bencana banjir adalah organisasi Muhammadiyah yaitu
lembaga yang di namakan Muhammadiyah Disaster Management
Center (MDMC). Kehadiran lembaga ini merupakan respon
terhadap kepedulian organisasi Muhammadiyah kepada
masyarakat atas peristiwa-peristiwa yang mengganggu kehidupan
masyarakat akibat dampak yang terjadi yang di akibatkan oleh
faktor alam.
Peran Muhammadiyah disaster Management Centre dalam
penanggulangan bencna banjir di kota Makassar telah
melakukan tahap-tahap di antaranya adalah mitigasi,
kontinjensi, operasi, pemulihan.
Mitigasi

Mitigasi bencana adalah upaya untuk mencegah atau mengurangi dampak yang
ditimbulkan akibat suatu bencana, sehingga jelas bahwa mitigasi bersifat
pencegahan sebelum kejadian. Adapun salah satu contoh tugas dari pemerintah
yaitu, membuat tanggul untuk mencegah naiknya air di permukaan, serta
memasang sistem pemantauan dan peringatan dini didaerah rawan banjir,
sedangkan contoh dari MDMC yaitu, menumbuhkan kesadaran masyarakat
untuk menjaga lingkungan, pendekatan kepada masyarakat serta memberikan
pendidikan dan penguatan kapasitas masyarakat,
Kontinjensi (Kesiapsiagaan)

Kontinjensi merupakan tahap pra bencana dalam situasi


terdapat potensi bencana dilakukan penyusunan rencana
kesiapsiagaan untuk meghadapi keadaan darurat yang
didasarkan atas skenario menghadadapi bencana tertentu
(single hasard) maka disusun satu rencana yang disebut
rencana kontinjensi (Contigenty plan). Kesiapsiagaan adalah
tahapan yang paling strategis karena sangat menentukan
ketahanan anggota masyarakat dalam menghadapi datangnya
suatu bencana
Adapun salah satu contoh tugas dari pemerintah yaitu memberikan perlindungan
kepada masyarakat dari ancaman bencana, mengingatkan seluruh aparatur pemerintah
daerah dan mengkoordinasikan dengan TNI, Polri, Institusi vertikal di daerah dan
relawan siaga, membentuk posko kesiapsiagaan pemerintah daerah dan melakukan
pemantaun dini dari BMKG, BNPB dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi untuk mengetahui perkembangan situasi terkini, sedangkan contoh dari
MDMC yaitu, memberikan peringatan langsumg kepada masyarakat, memberikan
sosialisasi tentang hal apa yang akan dilakukan dalam bersiapsaiga ketika akan terjadi
bencana, melakukan perlombaan tentang cerdas tanggap bencana
Operasi (Tanggap Darurat)

Tanggap darurat bencana merupakan serangkaian


kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat salah satu contoh tugas dari pemerintah yaitu, mengalokasikan
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang anggaran belanja tidak terduga (BTT) yang cukup dan siap di
di timbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan gunakan setiap saat dalam keadaan darurat bencana, penyelamatan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dan evaluasi apabila terjadi kondisi darurat serta mengaktifkan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, rencana kontinjensi yang disusun jika terjadi tanggap darurat,
penyelamatan serta pemulihan sarana dan prasarana. sedangkan contoh dari MDMC yaitu, melakukan pengkajian
secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian dan
sumberdaya, Menyelamatkan dan mengevakuasi masyarakat yang
terkena bencana.
Rehabilitasi

Setelah penanganan kejadian bencana, tahap pengelolaan bencana


selanjutnya adalah rehabilitasi. Rehabilitasi mengacu kearah
pemulihan sarana dan prasanan masyarakat yang rusak sehingga
dapat di fungsikan kembali. Pemulihan pada tahap ini dilakukan
penyususnan rencana pemulihan (recovery plan) yang meliputi
rencana rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan
pascabencana.

Contoh tugas dari pemerintah yaitu, perbaikan lingkungan daerah,


perbaikan sarana dan prasarana umum, pemulihan ekonomi, sosial
dan budaya, sedangkan contoh dari MDMC yaitu, pemulihan
trauma yang terjadi pada orang tua dan anak-anak, memberikan
bantuan pelayanan kesehatan, Memberikan pendidikan.
Dalam pelaksanaan penanggulangan bencana, banyak faktor-faktor menjadi
penghambat sehingga peroses pelaksanaan penanggulangan bencana itu tidak berjalan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Faktor-faktor yang penghambat dalam
pelaksanaannya adalah:

1. Terbatasnya sumber daya, Sumber daya yang di maksud adalah sumber daya
manusia, sarana dan prasarana dan juga sumber daya uang (pendanaan). Sarana
dan prasarana yang ada sangat terbatas, selain itu keseluruhan pendanaan yang
digunakan hanya berasal dari sumbangan dan juga uang pribadi
2. Rendahnya kesadaran dari masyarakat, meskipun sebagaian masyarakat sadar
akan pentingny pencegahan sebelum terjadinya bencana, tetapi masih banyak
masyarakat yang kurang menyadari pentingnya pencegahan bencana sebelum
terjadi.
Pertanyaan

1. Bagaimana mitigasi setelah terjadi bencana banjir? (Fira)


2. Bagaiamana siklus penanggulangan bencana dalam membantu mitigasi bencana? (Nabila)
3. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam mitigasi bencana terhadap banjir yang terjadi di
Makassar? (Nurhuda)
4. Menurut anda apakah kebijakan yang sudah diterapkan pemerintah dalam mengatasi banjir di
Makassar saat ini sudah tepat dalam menanggulangi banjir di Makassar? (Asmayang)
5. Menurut anda sebagai tenaga kesehatan langkah-langkah apa yang bisa anda lakukan dalam
memulihkan kesadaran masyarakat serta kesadaran pemerintah terhadap acuh tak acuh terhadap
sampah yg ada. (Melan)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai