Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TUGAS GEOGRAFI

GUNUNG BERAPI
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran geografi)
Nama Guru: Ibu Yuliati S.p.d

Di susun oleh:
Kelompok 03

1. Ivy Shafira Ramadhani 17


2. Adinda Dwi Ratih Yuniar 01
3. Moch.Agil Rifkiansyah 23

Kelas X IPS 3

MAN 2 JEMBER
Tahun ajaran 2021/2022

DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gunung Berapi……………………………………………………………..6
2.2 Jenis-Jenis Gunung Berapi Berdasarkan Bentuknya…………………………………...6
2.3 Penyebab Letusan pada Gunung Berapi……………………………………………….7
2.4 Tanda-Tanda Gunung Berapi Meletus dan Tindakannya……………………………...9
2.5 Dampak Letusan Gunung Berapi………………………………………………………9

BAB III PENUTUP


Kesimpulan..........................................................................................................................12
Saran…………….................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

KATA PENGANTAR

1
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya,Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran geografi dengan judul “Gunung
Berapi”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan wawasan yang kami miliki,Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak.Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia Pendidikan.

Jember, 14 November 2021

Penyusun
Kelompok 03

BAB I

2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gunung api di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian pegunungan api aktif yang dikenal
dengan sebutan Ring Of Fire (Rijanta, R; Hizbaron, Baiquni, 2014). Indonesia terletak
diantara pertemuan tiga lempeng tektonik yang saling menyusun, yaitu Lempeng Eurasia,
Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik (Cahyadi, 1976). Jajaran gunung api (ring of
fire) yang terletak di sepanjang negara Indonesia menyebabkan terdapat beberapa gunungapi
aktif maupun tidak aktif. Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Miti-gasi Bencana
Geologi, terdapat 129 gunung api aktif di Indonesia yang terbagi kedalam tiga kelompok
berdasarkan sejarah letusannya, yaitu tipe A adalah gunungapi yang tercatat pernah
mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600, contohnya
seperti Gunung Bromo, Merapi, Merbabu, Agung, Batur, Semeru, Sinabung dan Rinjani.
Tipe B adalah gunungapi yang erupsi sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan
erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan
solfatara, seperti Gunung Unggaran, Lawu, wilis, Patuha, Wayang Windu dan Telaga Bodas.
Tipe C adaah gunungapi sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun
masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan 1 2 solfatara/fumarola
pada tingkat lemah, seperti Gunung Kawah Manuk, Kawah Karahadan dan Kamojang
(Pratomo, 2006). Salah satu Gunung api aktif yang mengalami erupsi pada tahun 2017 adalah
Gunung Agung yang merupakan gunung api tertinggi di Pulau Bali. Aktivitas bencana erupsi
Gunung Agung memberikan dampak yang signifikan terhadap kerusakan lingkungan fisik
pada kawasan terdampak bencananya (Riswan, 2012). Aktivitas erupsi Gunung Agung
kembali menunjukkan tanda-tanda berbahaya pada bulan September 2017. Data BNPB tahun
2017 menunjukkan telah terjadi 74 aktivitas gempa vulkanis dangkal, 86 aktivitas gempa
vulkanis dalam, dan 5 gempa tektonik lokal sehingga menyebabkan kenaikan status Gunung
Agung dari level siaga level III menjadi awas level IV oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG). Saat peningkatan status ini masyarakat mulai dihimbau untuk
tidak melakukan aktivitas di dalam radius 12 km dari kawasan Gunung Agung untuk
menghindari adanya korban (Susantoro, T, M & Wikantika, 2017). Berdasarkan peta
kawasan rawan bencana yang dirilis oleh PVMBG terdapat 28 desa yang masuk kedalam
Kawasan Rawan Bencana (KRB). Kawasan rawan bencana (KRB) merupakan kawasan yang
berpotensi terkena material erupsi. Masyarakat yang berada di dalam KRB agar tetap
waspada, terutama terhadap potensi-potensi bahaya seperti lontaran batu pijar, pasir, kerikil
dan hujan abu pekat serta lahar hujan (Amelia, 2018). Terdapat enam desa yang masuk dalam
KRB III zona merah dan radius 6 Km, yaitu Desa Bhuana giri, Desa Dukuh, Desa Sebudi,
Desa Besakih, Desa Jungutan, dan Desa Ban, Desa desa yang terdapat pada zona KRB III
merupakan desa yang diprediksi paling parah terdampak karena sangat dekat dengan puncak
kawah Gunung Agung dan 3 berpotensi terkena awan panas, hujan kerikil dan Lontara batu
pijar. Penduduk yang berdomisili di sekitar kawasan Gunung Agung bisa segera
mengevakuasi diri meninggalkan rumahnya tanpa menunggu instruksi dari pejabat negara
(Panuju, 2018). Bahaya dampak erupsi gunung api di atas penduduk yang tinggal dekat
dengan Gunung Agung atau KRB disarankan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman
atau mengungsi ke tempat yang sudah disiapkan pemerintah. Sebanyak 75.673 penduduk
Karangasem mulai mengungsi yang tersebar di 377 titik pengungsian. Titik pengungsian
terbanyak ditemukan di Kabupaten Klungkung (162 titik pengungsian dengan 19.456

3
pengungsi) dan Kabupaten Karangasem (93 titik pengungsian dengan 37.812 pengungsi)
sebagai wilayah terdekat dengan titik zona awas gunung agung. Hampir seluruh masyarakat
disetiap kabupaten di Bali terlibat membantu korban pengungsi tidak terkecuali Kabupaten
Buleleng. Kabupaten Buleleng mulai menyiapkan 24 titik pengungsian dengan jumlah total
pengungsi mencapai 8.518 pengungsi (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2017).
Dampak perubahan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan selama status Awas Gunung Agung
cukup besar. Solidaritas sosial muncul apabila seseorang atau kelompok orang merasakan
kondisi sosial yang sama, seperti saat dalam tenda pengungsian. Warga yang biasanya jarang
ketemu bahkan sebagian dari mereka ada kerenggangan, menjadi lebih dekat dan merasa satu
keluarga karena senasib sepenanggungan (Maarif, 2016). Dampak kerugian ekonomi akibat
penetapan status awas Gunung Agung diperkirakan mencapai Rp 1,5 sampai 2 triliun. Potensi
kerugian pada aspek pariwisata mencapai Rp 264 miliar, pada sektor perbankan diperkirakan
mencapai Rp 1,05 triliun karena banyaknya kredit macet warga di sekitar Gunung Agung.
Hilangnya sektor 4 pekerjaan dari warga yang mengungsi yang menyebabkan kerugian
mencapai Rp 204,5 miliar. Penetapan status awas Gunung Agung selama berbulan-buan
menyebabkan warga yang mengungsi di kawasan pengungsian menjadi pengangguran,
karena mayoritas masyarakat pengungsi bekerja sebagai petani dan peternak. Hal ini
menyebabkan terjadinya kerugian pada sektor pertanian, peternakan, dan kerajinan warga di
sekitar kawasan terdampak Gunung Agung mencapai Rp 100 miliar. Terhentinya ativitas
pembangunan dan pertambangan bahan galian C yang menjadi mata pencaharian penduduk
kawasan terdampak bencana menyebabkan kerugian hingga mencapai Rp 200- 500 miliar
(Budhiana, 2017). Salah satu desa terdampak erupsi Gunung Agung yang berpengaruh
terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakatnya adalah Desa Ban yang bedada pada KRB
III radius 6 Km. Seluruh penduduk di radius 6 Km di himbau untuk tetap mengungsi di
tempat yang aman. Desa Ban merupakan desa terdampak erupsi Gunung Agung yang
memiliki peduduk terbanyak di KRB III, yaitu sebanyak 11,942 jiwa, dibandingkan dengan
Desa Dukuh sebanyak 5,094 jiwa, Desa Sebudi sebanyak 6,269 jiwa Desa Jungutan sebanyak
9,540 jiwa, desa Bhuana giri 8,577 jiwa dan Desa Besakih sebanyak 8,082 jiwa (Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karangasem,2017). Kejadian bencana erupsi
Gunung Agung yang berpengaruh terhadap Desa Ban karena penduduk mengungsi penting di
telusuri lebih lanjut. Mengungsinya penduduk Desa Ban tersebut tentu berpengaruh terhadap
kondisi sosial dan ekonomi masyarakatnya. Dengan melihat konteks kondisi dampak sosial
dan ekonomi yang terjadi pada penduduk selama mengungsi dan pasca mengungsi. Manfaat
penelitian dilakukan untuk memitigasi kerugian sosial dan ekonomi masyarakat yang
mengungsi dari bencana 5 erupsi gunung api. Berkenaan dengan itu dilakukan penelitian
dengan berjudul “Kondisi Sosial dan Ekonomi masyarakat pengungsi bencana erupsi Gunung
Agung Desa Ban Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem”.

1.2 Rumusan Masalah


A. Bagaimana pengertian Gunung Berapi?
B. Apa saja jenis-jenis Gunung Berapi berdasarkan bentuknya?
C. Apa penyebab letusan pada Gunung Berapi?
D. Bagaimana tanda-tanda Gunung Berapi Meletus dan tindakannya?
E. Apa saja dampak letusan Gunung Berapi bagi manusia?

4
1.3 Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui pengertian Gunung Berapi
B. Untuk mengetahui jenis-jenis Gunung Berapi berdasarkan bentuknya
C. Untuk mengetahui penyebab letusan pada Gunung Berapi
D. Untuk mengetahui tanda-tanda Gunung Merapi Beletus dan tindakannya
E. Untuk mengetahui dampak letusan Gunung Berapi bagi manusia

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gunung Berapi
Gunung adalah suatu bentuk permukaan tanah yang menjulang yang letaknya jauh lebih tinggi
daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada umumnya lebih besar dibandingkan
dengan bukit, tetapi pendapat ini tidak murni benar karna ada bukit di suatu tempat bisa jadi lebih
tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung di tempat yang lain. Gunung pada umumnya
atau pada dasarnya memiliki lereng yang curam dan tajam dab berbatuan atau bisa juga dikelilingi
oleh puncak-puncak atau pegunungan. 1 Pada dasarnya beberapa ketinggian gunung bisa memiliki
dua atau lebih dari dua iklim karena ketigihanya, dan hanya berberapa jenis tumbuh- tumbuhan
yang bisa hidup di sana, dan kehidupan yang berbeda. Sedangkan Pegunungan adalah sebuah
dataran yang menjulang lebih tinggi dari sekelilingnya. Dalam pengertian yang lain, pegunungan
adalah perbukitan yang berketinggian antara 500 m-600 m dari permukaan laut. Pegunungan
berlereng terjal, dengan relief sekitar yang curam dan kawasan puncak yang relatif lebar 2.

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat diartikan sebagai
suatu sistem arus fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada waktu meletus.3

2.2 Jenis-Jenis Gunung Berapi Berdasarkan Bentuknya


Jenis Gunung Berapi Berdasarkan Bentuyknya adalah4 :
 Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan selalu berubah sehingga dapat
menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk
suatu kerucut akbar (raksasa), kadang-kadang bentuknya serampangan baik, karena letusan
terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
 Perisai
Tersusun dari batuan arus lava yang pada waktu diendapkan masih cair, sehingga tidak
sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan
susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini
terdapat di kepulauan Hawai.
 Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di
sekeliling gunung. Beberapa akbar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya.
Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
1
Bambang Pranggono, Percikan Sains dalam Al-Qur’an(Bandung: Media Percikan Iman, 2005), 39-40.
2
Ibid., 41.
3
https://p2k.um-surabaya.ac.id/ind/3053-2942/Letusan-Terakhir_27952_stmik-thamrin_p2k-um-
surabaya.html (di akses pada tanggal 31 Oktober 2021 pada pukul 15.03)
4
Ibid.,38.

6
 Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas
gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
 Gunung Api Maar
Gunung api maar terbentuk karena adanya letusan eksplosif dari dapur magma yang relative
kecil atau dangkal. Contoh gunung api ini antara lain Gunung Bromo dan Gunung Tangkuban
Perahu di Indonesia.

2.3 Penyebab Letusan pada Gunung Berapi


Penyebab Letusan pada Gunung Berapi adalah5 :
 Lempeng Bumi Berdesakan
Penyebab gunung meletus terjadi karena lempeng-lempeng bumi yang saling bedesakan atau
saling menghimpit satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menyebabkan tekanan yang besar.
Lalu mendorong kepermukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik.
Selain itu, kondisinya bisa menyebabkan gempa vulkanik serta meningkatkan aktivitas
geologi dari gunung berapi.
Perlu diketahui, lempeng merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang akan terus
bergerak setiap saat. Wilayah pegunungan atau gunung merupakan zona kedua lempeng atau
lempeng-lempeng tersebut saling bertemu.
Serta desakan yang mengakibatkan pertemuan itu menjadi penyebab dalam perubahan
struktur dalam gunung berapi. Risiko gunung meletus menjadi lebih tinggi.
 Tekanan Sangat Tinggi
Ketika tekanan sangat tinggi, akan ada dorongan cairan magma untuk bergerak ke atas dan
masuk ke saluran kawah dan keluar. Apabila di sepanjang perjalanan magma dalam
menyusuri saluran kawah mengalami sumbatan, maka bisa menimbulkan ledakan yang besar
yaitu gunung meletus.
Penyebab gunung meletus ini dipengaruhi pula besar tekanan dan volume magmanya.
Semakin besar keduanya, maka semakin kuat ledakan yang mungkin akan terjadi. Kemudian
dampak yang akan dihasilkan oleh ledakan gunung merapi ini juga akan semakin besar dan
berbahaya.
 Gempa Vulkanik

5
https://id.berita.yahoo.com/6-penyebab-gunung-meletus-tanda-073034499.html?
guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvbS8&guce_referrer_sig=AQAAAMz658pd6rE
w_xUIN81YtekXF6gKrKE6bCoxCkk3KldeHaHIyqkk53moKeTXidvLoz0MmaYlUnty28Oi62yeC0aCVXfqOS5KWTp6x
dOBQ8ZDx6W6xlnYFg2HKItkew65ob1oGzkA9eMe2UMoG0owJbgJDQzRam4HC1Wd62_KbYhu#:~:text=Ketika
%20gunung%20meletus%2C%20dampak%20yang,lain%20yang%20biasanya%20mengandung%20racun. (Di
akses pada tanggal 31 Oktober 2021 pukul 15.21)

7
Penyebab gunung meletus adalah peningkatan kegempaan vulkanik yang terjadi. Gempa
vulkanik adalah gempa bumi akibat aktivitas vulkanisme atau kegunungapian.
Gempa bumi vulkanik juga terjadi karena aktivitas magma di dalam gunung berapi.
Peningkatan kegempaan vulkanik bisa menjadi penyebab gunung meletus jika terjadi berkali-
kali yang tercatat dalam alat pengukur getaran gempa bumi atau seismograf.
Jika aktivitas kegempaan vulkanik semakin hari semakin banyak dan membesar, maka
gunung berapi bisa meletus dan masyarakat di sekitar akan dihimbau untuk waspada, hingga
mengungsi.
 Pergerakan Tektonik
Pergerakan lempeng tektonik yang terjadi pada lapisan bumi termasuk penyebab gunung
meletus. Pergerakan tektonik yang terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung,
misalnya gerakan lempeng.
Gerakan ini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan pada dapur magma dan pada
akhirnya akan membuat magma tersebut terdorong ke atas hingga berada tepat di bawah
kawah.
Pergerakan tektonik ini juga akan menyebabkan suhu kawah meningkat secara signifikan.
Naiknya suhu ini disebabkan karena naiknya magma hingga menuju tepat di bawah kawah.
Selain itu, hal ini juga akan menyebabkan air tanah di sekitar kawah menjadi kering, hewan-
hewan yang ada di gunung akan panik bahkan mereka akan turun gunung untuk
menyelamatkan diri.
 Deformasi Badan Gunung
Deformasi badan gunung adalah peningkatan gelombang magnet dan listrik. Dapat
menyebabkan struktur lapisan batuan gunung yang dapat mempengaruhi bagian dalam seperti
dapur magma menjadi tersumbat, akibat deformasi batuan penyusun gunung.
Deformasi badan gunung dapat diketahui dengan analisa geometrik yang dilakukan
menggunakan data hasil pengamatan yang terdiri dari pergeseran dan regangan.
Pergeseran menunjukan perubahan arah dan besar deformasi dengan menggunakan data
posisi dari dua waktu pengamatan yang berbeda. Sedangkan regangan menunjukan gerakan
tubuh gunung api dan tekanan magma yang diperoleh dari hasil regangan.
 Suhu Kawah Meningkat Tajam
Ketika suhu kawah meningkat lebih panas secara signifikan bisa menjadi penyebab gunung
meletus. Selain itu, pada kondisi ini para hewan akan mulai khawatir mencari tempat pindah,
lalu tanda lain dengan berkurangnya air tanah di sekitar gunung, hingga kering.
Suhu panas ini sebagai tanda dari magma yang telah naik mencapai lapisan kawah paling
bawah, kemudian mempengaruhi suhu kawah keseluruhan. Ketika aktivitas ini sudah terjadi,
maka risiko terjadinya letusan gunung akan lebih tinggi.

2.4 Tanda-Tanda Gunung Berapi Meletus dan Tindakannya

8
Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memaparkan sejumlah tanda-tanda yang
muncul ketika gunung akan Meletus6 :
 Suara gemuruh
 Gempa
 Air menghilang
 Tumbuhan layu
 Munculnya uap dan area panas
 Muncul tonjolan di permukaan
 Suhu di sekitar gunung memanas
 Hewan-hewan di sekitar gunung pergi
 Tercium bau belerang
Menurut USGS, tanda-tanda ini tak selalu ada dan tak menentukan besarnya letusan.
Besarnya letusan bisa diprediksi lewat letusan sebelumnya. Tanda-tanda ini bisa berlangsung
selama beberapa minggu, beberapa bulan, atau bahkan bertahun-tahun sebelum adanya
aktivitas erupsi.

2.5 Dampak Letusan Gunung Berapi


Dampaknya adalah 7:
 Dampak Positif :
1. Destinasi Wisata Baru
Dampak gunung Meletus dari sisi positif yang pertama ialah menciptakan destinasi wisata
baru. Adanya perubahan wilayah dan kondisi alam dari fenomena pasca-vulkanik, biasanya
menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Hal ini bisa dimanfaatkan oleh warga lokal sebagai lapangan pekerjaan baru setelah merasa
rugi sebagai korban bencana gunung meletus.
2. Pembangkit Listrik Vulkanik
Wilayah sekitar gunung berapi yang sering meletus sangat tepat dijadikan sebagai area
pembangkit listrik vulkanik. Mengandalkan energi panas yang dihasilkan dari sekitar gunung,
tentunya akan menghemat tenaga di wilayah tersebut.
3. Pasir dan Batu Jadi Bahan Bangunan
Dampak gunung meletus dari sisi positif berikutnya tentu diperoleh dari hasil semburan di
dalam perut bumi. Ketika lava mengalir, tentu membawa material-material tertentu dengan
kualitas baik, seperti pasir dan batu. Masyarakat lokal dapat memanfaatkannya sebagai bahan
bangunan yang kokoh, dan tentunya lebih hemat.
6
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/30/180000069/tanda-tanda-gunung-meletus (Di akses pada
tanggal 31 Oktober 2021 pada pukul 15.36)
7
https://www.merdeka.com/trending/16-dampak-gunung-meletus-dari-berbagai-segi-baik-positif-dan-negatif-
kln.html (Di akses pada tanggal 31 Oktober 2021 pada pukul 15.27)

9
4. Hutan dengan Ekosistem Baru
Lava yang mengalir dan semburan awan panas dengan abu vulkaniknya tentu memberi
perubahan pada ekosistem di sekitarnya, baik binatang dan tumbuhan.
Dampak gunung meletus diamati dari sisi positif, hal ini akan menciptakan ekosistem baru.
Hutan yang rusak akibat letusan akan segera digantikan dengan pepohonan baru dengan
membawa ekosistem baru juga.
5. Tanah Jadi Lebih Subur
Pasir hasil semburan gunung meletus akan membawa banyak pasir, serta tanah yang dilalui
oleh abu vulkanis akan membuat tanah menjadi lebih subur dan sangat baik untuk bercocok
tanam.
Tentunya bisa membawa keuntungan bagi masyarakat dalam membuat perkebunan baru,
bangkit pasca bencana alam gunung meletus.
6. Mata Air Penuh Mineral
Dampak gunung Meletus dari sisi positif berikutnya ialah munculnya mata air yang penuh
dengan mineral berkhasiat, atau biasa disebut makdani. Makdani merupakan sumber air
panas yang bisa menjadi pengobatan alami penyakit kulit, manfaat dari belerang.
7. Tambang Pasir Baru
Dampak gunung meletus yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat selain dari segi wisata,
bisa melahirkan pula lokasi tambang pasir baru. Berbagai materi vulkanik terutama pasir
kualitas bagus bisa dijual dengan harga tinggi.
8. Memicu Hujan Orografi
Hujan orografi atau orografis merupakan hujan yang terjadi di daerah pegunungan. Udara
yang mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan, hingga terjadi penurunan suhu
dan terkondensasi. Akhirnya turun hujan di lereng gunung yang sangat menyejukkan,
menenangkan, baik untuk kesehatan, dan wilayah lereng, yang berhadapan dengan datangnya
angin.
 Dampak Negatif :
1. Hewan dan Manusia Meninggal
Tentunya dampak negatif dari gunung meletus ialah memakan banyak korban makhluk
hidup, termasuk tumbuhan, hewan dan manusia.
Beberapa warga ada yang tidak sempat melarikan diri akibat kecepatan awan panas yang
dating tiba-tiba, sakit dari gas beracun, dan sebagainya.
2. Pencemaran Udara
Ketika gunung meletus, dampak yang bisa dirasakan hingga ke kota atau negara lain ialah
pencemaran udara. Gas yang ikut disemburkan dari dalam perut bumi mengandung zat
berbahaya, seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S), nitrogen dioksida (NO2)
dan material debu lain yang biasanya mengandung racun.

10
3. Kebakaran Hutan
Magma yang keluar dari gunung menjadi lava dengan suhu yang begitu panas hingga mudah
membakar hutan yang dilewatinya.
4. Awan Panas
Dampak negatif dari gunung meletus selanjutnya yakni keluarnya awan panas. Kecepatan
awan panas yang berwarna seperti awan mendung gelap ini mampu menewaskan semua
makhluk hidup yang dilaluinya.
5. Hujan Batuan Pijar
Gunung meletus juga melontarkan batu pijar yang mengarah kemana saja sejauh mungkin.
Batu pijar panas yang bisa membakar bangunan, hutan, hingga bisa menewaskan.
6. Lahar yang Merusak
Dampak gunung meletus tentunya memunculkan lahar dengan berbagai jenis, seperti lahar
dingin, lahar letusan eksplosif, lahar sekunder, dan lahar primer. Segala yang dilewati apalagi
dengan wilayah yang landau, lahar akan mudah menghancurkan bangunan dalam sekejap.
Keberadaannya yang mengancam ekosistem daerah pegunungan.
7. Melumpuhkan Aktivitas Masyarakat
Dampak negatif gunung meletus selanjutnya dengan melumpuhkan aktivitas masyarakat, baik
dalam bercocok tanam dan mencari nafkah jadi terhenti karena terpaksa mengungsi cukup
lama. Ekonomi yang harus dibangkitkan kembali dari awal setelah bencana alam.
8. Guguran Lava Pijar
Dampak negatif dari gunung meletus dengan adanya gugura lava pijar, yang berasal dari
aliran lava atau kubah lava. Ketika longsor bisa mengikis tanah dengan luas berjuta meter
kubik dan tentunya berbahaya bagi lingkungan.
Itulah beberapa dampak gunung meletus dari berbagai segi, baik positif dan negatif. Setiap
manusia akan mengalami hal yang tidak terduga dan harus segera bangkit, setiap bencana
yang terjadi pasti membawa berkah tersendiri bergantung dari cara memaknainya. Semoga
bermanfaat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi
merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit bermasa

11
planet, seperti Bumi, di mana patahan tersebut mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan
gas bisa keluar dari dapur magma yang terdapat di bawah permukaan bumi.
Gunung meletus dicantumkan sebagai salah satu bencana alam di bumi ini, karena dapat
menyebabkan berbagai macam kerugian dan juga kerusakan. Namun sebagai salah satu jenis
bencana alam, gunung meletus dikategorikan sebagai bencana alam yang masih dapat
diantisipasi. Hal ini karena gunung meletus datangnya selalu disertai oleh tanda-tanda
tertentu sehingga semuanya bisa diantisipasi dari awal agar tidak terdapat korban jiwa dan
kerugian material bisa diantisipasi serendah mungkin. Ketika tanda-tanda tersebut datang,
maka sebagai masyarakat (khususnya yang berada di sekitar gunung berapi) harus waspada
dan segera melakukan tindakan.
3.2 Saran
Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal di
daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang Pranggono, Percikan Sains dalam Al-Qur’an(Bandung: Media Percikan Iman,
2005), 39-40.
https://p2k.um-surabaya.ac.id/ind/3053-2942/Letusan-Terakhir_27952_stmik-thamrin_p2k-
um-surabaya.html (di akses pada tanggal 31 Oktober 2021 pada pukul 15.03)
https://id.berita.yahoo.com/6-penyebab-gunung-meletus-tanda-073034499.html?
guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvbS8&guce_referrer_sig
=AQAAAMz658pd6rEw_xUIN81YtekXF6gKrKE6bCoxCkk3KldeHaHIyqkk53moKeTXid
vLoz0MmaYlUnty28Oi62yeC0aCVXfqOS5KWTp6xdOBQ8ZDx6W6xlnYFg2HKItkew65o
b1oGzkA9eMe2UMoG0owJbgJDQzRam4HC1Wd62_KbYhu#:~:text=Ketika%20gunung
%20meletus%2C%20dampak%20yang,lain%20yang%20biasanya%20mengandung
%20racun. (Di akses pada tanggal 31 Oktober 2021 pukul 15.21)
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/30/180000069/tanda-tanda-gunung-meletus (Di
akses pada tanggal 31 Oktober 2021 pada pukul 15.36)
https://www.merdeka.com/trending/16-dampak-gunung-meletus-dari-berbagai-segi-baik-
positif-dan-negatif-kln.html (Di akses pada tanggal 31 Oktober 2021 pada pukul 15.27)

12

Anda mungkin juga menyukai