Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Surya Saniansyah

Kelas : XI MIPA 9
Absen : 25

Menilai Karya Sastra Melalui Resensi

Tema : percintaan dan petualangan


Judul : Senggigi
Pengarang : Korrie Layun Rampan
Tokoh :
- Mas Hadi
- Ngurah
- Ningsih
- Basuki
- Putu
- Kesi
- Wulandari
- Kusuma
- Mas Kamdi

Perwatakan :
a. Mas Hadi : tidak menyerah, baik, pekerja keras, romantis.
b. Ngurah : baik
c. Ningsih : baik
d. Basuki : jahil
e. Putu : baik
f. Kesi : baik, rendah hati
g. Wulandari : ikhlas, baik, rela bekorban
h. Kusuma : suka mengkhayal, berani

Sudut Pandang :
Menggunakan sudut pandang orang pertama yang ditandai dengan tokoh utama sebagai aku.
Latar :
a. Latar waktu : besok hari, minggu tadi.
b. Latar tempat : pantai Kuta, Yogya, Lombok, Senggigi, Jakarta, Cakranegara,
Mataram, Sumbawa
c. Latar suasana : tegang, panik, bahagia, senang, sedih, kaget.

Alur :
Cerpen ini menggunakan alur campuran, karena ada yang alur maju dan alur mundur.

Gaya Bahasa :
Gaya bahasa yang digunakan di cerpen ini adalah dominan menggunakan bahasa Indonesia
yang diselingi oleh bahasa kiasan seperti “Sekitarku jadi sangat gelap gulita “.

Amanat Pesan Moral :


Jika yang mempunyai pasangan, cerpen ini sangat cocok, karena pesan moral yang didapat
adalah kita harus betul – betul mencintai orang yang kita sayangi dan tidak mudah menyerah
kepada pasangan kita sendiri. Saling mengerti dan saling memliki.

Ringkasan Cerita :
Cerpen ini menceritakan seorang laki – laki bernama Mas Hadi. Mas Hadi adalah seorang
kuli biasa yang suka berkeliling daerah untuk mengambil foto – foto yang ada disitu. Pada
suatu hari temannya yang bernama Ngurah, mengajak dia untuk pergi ke Bali karena akan
ada perayaan Upacara Nyale. Ngurah tau ada upacara tersebut dari temannya yaitu Putu. Tiba
di Bali, dia dijemput oleh Ngurah. Di bali, Mas Hadi ingin bertemu teman lamanya yaitu
Kesi. Dulu mereka saling surat – menyurat tentang mereka yang ingin ke Puncak Rinjani.
Setelah bertemu Kesi mereka pun pergi ke Puncak Rinjani ditemani oleh suami Kesi yaitu
Mas Kamdi. Setelah beberapa hari kemudian, Upacara Nyale diadakan. Mas Hadi mengambil
momen tersebut dengan kameranya.
Setelah selesai, Mas Hadi bertemu dengan kekasih lamanya yaitu Wulandari. Mas Hadi
mengunjungi rumahnya dan sesampainya di rumah, orang tuanya Wulandari tidak merestui
mereka dan akhirnya Mas Hadi pergi. Setelah beberapa hari, Mas Hadi mendapat informasi
dari Kesi bahwa Wulandari telah dibuang oleh orang tuanya. Mas Hadi pun ingin mencari
Wulandari. Enam tahun berlalu dan masih saat itu juga belum bertemu dengan Wulandari.
Akhirnya, Mas Hadi pergi ke pantai Senggigi karena tempat itu saja yang belum dia datangi.
Sesampainya disana, dia mendengar nyanyian yang begitu merdu. Dia pun melihat seorang
bocah berpita merah bernyanyi ditemani oleh ibunya. Mas Hadi pun menghampiri mereka
dan Mas Hadi pun terkejut melihat ibunya yang ternyata adalah Wulandari. Wulandari
bercerita kepada Mas Hadi bahwa dia telah dibuang ke Mataram karena telah mengandung
anak dari Mas Hadi yang sekarang sudah berumur 5 tahun. Mas Hadi pun senang karena bisa
melihat lagi Wulandari. Tetapi itu hanya sebentar saja. Datang beberapa orang perampok
yang ingin menyerang mereka. Mas Hadi tidak bisa melawan dan hanya bisa melihat
Wulandari yang sedang melawan para perampok yang dulunya Wulandari adalah seorang
bela diri. Kejadian tersebut membuat Wulandari dan anaknya mati sedangkan Mas Hadi
selamat dan dibawa kerumah sakit.

Riwayat Hidup Pengarang :


Korrie Layun Rampan adalah seorang editor, penulis, dan kritikus sastra Indonesia berdarah
Dayak Benuaq. Korrie merupakan pencetus penyusun buku Sastrawan Angkatan 2000
terbitan Gramedia Pustaka Utama yang memuat lebih dari seratus sastrawan, terdiri dari
penyair, cerpenis, novelis, esais, dan kritikus sastra. Ia lahir pada 17 Agustus 1953 di kota
Samarinda dan wafat pada 19 November 2015 di Cikini, Jakarta.

Tambahan :
Keunggulan dari cerita tersebut adalah cerita ini sangat menarik karena dapat merasakan
suasana didalam cerpen tersebut, akhir dari ceritanya tidak bisa ditebak (plot twist), dan tidak
terlalu berbelit – belit

Untuk kekurangannya, cerita ini terlalu banyak tokoh yang tidak terlalu penting seperti
Kusuma, basuki. Lalu bagian akhirnya menggantung dan ada beberapa kata kiasan yang
kurang dimengerti dan jarang ditemukan.

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu cerita ini betul – betul karya yang luar biasa walaupun
ceritanya menggantung tetapi perasaan didalam cerpen tersebut dapat dirasakan.
Saran atau rekomendasi saya adalah cerpen ini sangat cocok untuk berbagai kalangan,
khususnya para remaja yang baru mendapatkan pasangan atau orang yang baru saja menikah,
karena bertemakan tentang percintaan.

Anda mungkin juga menyukai