Anda di halaman 1dari 21

Materi Penanganan Bencana Pmr Madya

Pengertian Bencana, Bahaya, Risiko dan Kerentanan.

◙   Bencana ( Disasters ) adalah kerusakan yang serius akibat fenomena alam luar biasa dan/atau disebabkan oleh ulah manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui kemampuan masyarakat
setempat untuk mengatasinya dan membutuhkan bantuan dari luar. Disaster terdiri dari 2(dua) komponen yaitu Hazard dan Vulnerability;

◙   Bahaya ( Hazards ) adalah fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia, kehilangan
harta-benda, kehilangan mata pencaharian, kerusakan lingkungan. Misal : tanah longsor, banjir, gempa-bumi, letusan gunung api, kebakaran
dll;
◙   Kerentanan ( Vulnerability ) adalah keadaan atau kondisi yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk mempersiapkan diri
untuk menghadapi bahaya atau ancaman bencana;

◙   Risiko ( Kerentanan ) adalah kemungkinan dampak yang merugikan yang diakibatkan oleh hazard dan/atau
vulnerability.
Bencana = Bahaya x Kerentanan

GEJALA FISIK BAHAYA

1.   Gempa bumi

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan


Gejala : Faktor penyebab kerentanan Upaya mengurangi resiko
Bergesernya kristal batuan disepanjang ·      Lokasi wilayah seismik (kedekatan wilayah ·         Pemetaan hazard (wilayah rawan
daerah yang rapuh dan saling pemukiman dengan wilayah/pusat gempa) gempa/bencana)
bertabrakan; ·      Struktur yang tidak tahan terhadap ·         Pelatihan dan program penyadaran
pergerakan tanah masyarakat
Karakteristik umum ·      Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi ·         Penilaian dan mengurangi struktur tingkat
Bergetarnya bumi akibat gelombang dan ·      Kurangnya akses informasi mengenai kerentanan
dibawah permukaan bumi karena: resiko gempa bumi ·         Manajemen dan pemetaan penggunaan
·         Permukaan yang bergeser tanah dan pengkodean bangunan
·         Hentakan Dampak yang khas ·         Asuransi
·         Tsunami ·      Kerusakan fisik – Rusak atau hancurnya
·         Getaran struktur dan infrastruktur. Kebakaran, Upaya kesiapsiagaan
·         Mencairnya es rusaknya bendungan, tanah longsor, dan Mencermati informasi peringatan dini dan
·         Tanah longsor banjir mungkin saja terjadi. kesiapsiagaan gempa bumi

Hal-hal yang dapat diprediksikan ·      Korban – cenderung banyak, khususnya Kebutuhan paska bencana
Kemungkinan terjadinya gempa bumi dekat episenter atau wilayah dengan tingkat ·         Pencarian dan penyelamatan
dapat diramalkan tetapi tidak dapat populasi tinggi, atau bangunan yang rapuh. ·         Bantuan medis darurat
ditentukan waktunya secara tepat. ·      Survey penilaian kerusakan dan kebutuhan
Ramalan tersebut berdasarkan ·      Persediaan air – Masalah yang sering ·         Bantuan pangan
pemantauan kegiatan seismik (hal-hal muncul biasanya karena rusaknya sistem air, ·         Rekonstruksi/perbaikan
yang berhubungan dengan gempa bumi), polusi sumur yang terbuka. ·         Pemulihan ekonomi
sejarah bencana, dan observasi.
·      Kesehatan – kasus luka patah tulang
merupakan permasalahan utama. Ancaman
lainnya adalah persediaan air atau rusaknya
sistem sanitasi.
2.   Letusan gunung berapi

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan


Gejala : Faktor penyebab kerentanan Upaya mengurangi tingkat resiko
Bahan dasar letusan gunung berapi ·      Gunung yang kaya tanah (subur) menarik ·          Relokasi/penampungan
adalah magma dan akumulasi tekanan perhatian orang-orang untuk menetap. ·          Manajemen pemanfaatan tanah
gas yang meningkat mengakibatkan ·      Struktur dengan desain atap yang tidak tahan ·          Evakuasi
terjadinya semburan magma, yang disebut terhadap akumulasi abu, akan sangat rentan
sebagai letusan. bahkan dalam jarak bermil-mil dari gunung Upaya kesiapsiagaan
berapi. ·         Pemantauan aktifitas gunung berapi
Karakteristik umum : ·         Pengembangan rencana kedaruratan
·         Hujan abu Dampak yang khas gunung berapi
·         Arus pyroclastic/awan panas ·      Korban – luka, terbakar, aspaksia, keracunan ·         Pelatihan dan partisipasi masyarakat
·         Aliran lumpur atau puing gas, air terkontaminasi bahan kimia.
·         Lahar Kebutuhan paska bencana
·         Gas ·      Kerusakan struktur – Arus pyroclastic akan ·         Evakuasi
·         Tsunami menghancurkan segala sesuatu yang ·         Bantuan medis darurat
dilewatinya. Abu dapat merusak struktur ·         Survey penilaian kerusakan dan
Hal-hal yang dapat diprediksikan bangunan/benda tinggi. Abu panas kebutuhan
Ramalan jangka pendek dalam hitungan menyebabkan kebakaran. Banjir merupakan hasil ·         Bantuan pangan, sandang
jam atau bulan, yang dapat dilakukan dari terputusnya atau berbeloknya arus air. Arus ·         Relokasi/penampungan
melalui teknik pemantauan dan observasi lumpur dapat menyebabkan kerusakan bangunan ·         Pemulihan ekonomi
seismik, perubahan tanah, pencatatan atau benda lain.
perubahan hidrotermal, geokimia, dan
geoelektrik. ·      Persediaan makanan dan hasil panen –
kerusakan disebabkan karena arus abu, lumpur,
pyroclastic atau lahar. Peternakan mungkin juga
akan terkena dampaknya
3.   Tanah longsor

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan


Gejala Faktor penyebab kerentanan Upaya mengurangi tingkat resiko
Miring/longsornya tanah dan batuan akibat
getaran, perubahan arah air, beban yang ·         Perumahan/bangunan di lereng, tanah ·         Pemetaan hazard
berlebihan, cuaca, bergesernya yang rapuh, karang diatas bukit ·         UU penggunaan tanah
penopang, komposisi aliran air, rapuhan, ·         Perumahan/bangunan di dasar lereng, ·         Asuransi
berkurangnya unsur pengikat tanah, dan atau lembah
lereng buatan manusia. ·         Jalur komunikasi dan jalan di wilayah Upaya kesiapsiagaan
pengunungan
Karakteristik umum ·         Bangunan berpondasi lemah ·         Pendidikan
·         Jenis gerakan tanah longsor ·         Pipa yang mudah rusak, jalur pipa yang ·         Sistem monitoring (pemantauan),
bervariasi: jatuh, longsor, robohnya terkubur peringatan dan evakuasi
penopang bumi, dan mungkin juga karena ·         Kurangnya pemahanan mengenai bahaya Kebutuhan paska bencana
badai, gempa bumi, dan letusan gunung dan dampak tanah longsor
berapi. Dampak yang khas ·         Pencarian dan penyelamatan
·         Lebih luas daripada gejala alam (menggunakan alat pengerukan tanah)
lainnya. ·         Kerusakan fisik – Semua yang berada ·         Bantuan medis
diatas atau sekitar jalur longsor akan ·         Penampungan darurat
Hal-hal yang dapat diprediksikan mengalami kerusakan. Pecahan batu akan
·         Frekuensi kejadian, luas, dan dampak menghalangi jalan, jalur komunikasi atau
tanah longsor mungkin dapat diramalkan, aliran air. Dampak tidak langsung yang
dan wilayah resiko tinggi juga dapat muncul mungkin rusaknya hasil pertanian,
ditentukan dengan cara memanfaatkan hutan, banjir, dan berkurangnya nilai property.
informasi geologi, geomorfologi, hidrologi, ·         Korban – Kefatalan terjadi karena
klimatologi, dan vegetasi. longsornya lereng. Runtuhan puing atau banjir
lumpur dapat menyebabkan ribuan korban
meninggal

4.   Banjir
Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan

Gejala Faktor penyebab kerentanan Upaya mengurangi resiko


·         Secara alamiah terjadi secara cepat, di ·         Kontrol banjir – bendungan, saluran air
daerah sungai atau pantai karena hujan yang ·         Perumahan yang berada di daerah banjir Banjir – kontrol erosi
terus menerus atau bersifat musiman. ·         Kurangnya kesadaran akan bahaya dan ·         Penilaian resiko dan pemetaan hazard
·         Ulah manusia dalam hal pemanfaatan dampak banjir ·         Manajemen penggunaan tanah
lahan dan penampungan air. ·         Berkurangnya kemampuan penyerapan ·         Mengurangi struktur tingkat kerentanan
Karakteristik umum tanah (erosi, bangunan beton) ·         Penghijauan (reboisasi)
·         Faktor yang mempengaruhi tingkat ·         Pondasi tanah dan bangunan tidak tahan
bahaya – kedalaman air, durasi, kecepatan air Upaya kesiapsiagaan
air, rata-rata kenaikan air, frekuensi kejadian, ·         Elemen infrastruktur yang beresiko tinggi ·         Deteksi banjir dan sistem penyadaran
cuaca ·         Persediaan bahan pangan, pertanian, ·         Pendidikan dan partisipasi masyarakat
·         Banjir bandang – bendungan rusak, dan peternakan dan tidak disimpan dengan ·         Pengembangan rencana manajemen
hujan yang tidak berhenti, hujan lebat secara baik wilayah banjir
tiba-tiba ·         Industri maritim dan perkapalan ikan Kebutuhan paska bencana
·         Banjir sungai – lambat, dan biasanya Dampak yang khas ·         Pencarian dan penyelamatan
musiman ·         Bantuan kesehatan
·         Banjir pantai – berhubungan dengan ·         Kerusakan fisik – Struktur menjadi rusak ·         Penilaian bencana
angin tropis, gelombang tsunami, dan badai atau hanyut, hancur. Tanah longsor karena ·         Air bersih
tanah menjadi basah. Kerusakan dilembah ·         Penyediaan makanan dan minuman
Hal-hal yang dapat diprediksikan lebih besar daripada di wilayah terbuka jangka pendek
·         Korban – meninggal karena tenggelam, ·         Pemantauan epidemologi
Banjir biasanya tergantung pada musim, atau luka serius ·         Penampungan sementara
kapasitas penampungan air, dan survey ·         Persediaan air – air tanah dan air sumur
pemetaan wilayah banjir. Beberapa sistem yang terkontaminasi. Air bersih mungkin tidak
peringatan mungkin telah dipersiapkan, tersedia
tetapi kadang hanya sedikit yang ·         Kesehatan – penyakit yang mungkin
dilaksanakan, terutama sebelum banjir muncul: malaria, diare, infeksi
bandang dan tsunami terjadi. ·         Persediaan makanan dan hasil
pertanian– persediaan makanan dan
pertanian mungkin rusak
5.   Kekeringan
Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan
Gejala Faktor penyebab kerentanan : Upaya mengurangi resiko :
·         Sebab utama – kurangnya curah hujan
·         Sebab lain – El Nino (serangan air permukaan ·         Wilayah dengan kondisi panas, dan ·         Pengembangan rencana respon antar
panas ke air yang lebih dingin di Pasifik timur); meningkat menjadi periode kekeringan institusi;
makhluk hidup dapat menyebabkan perubahan ·         Wilayah pertanian berada ditanah yang
pada permukaan tanah. berlapis tipis Upaya kesiapsiagaan :
·         Kurangnya penghijauan/pepohonan
Karakteristik umum ·         Kurangnya penanaman ·         Sistem peringatan dini tentang
·         Air dan kelembaban akan berkurang ·         Suatu wilayah tergantung pada hujan kelaparan dan kekeringan;
·         Kekeringan secara meteorologi – curah hujan sebagai sumber air
dibawah harapan (kurang), dalam jangka waktu ·         Rendahnya daya serap dan kelembaban Kebutuhan paska bencana
yang lama dan wilayah yang luas. tanah
·         Kekeringan hidrologi – terjadi karena defisit air ·         Kurangnya kemampuan mengenali ·         Upaya mempertahankan ketersediaan
pada permukaan (kondisi dibawah normal) atau sumber hazard kekeringan makanan Harga yang stabil
frekuensi air tanah yang kurang. ·         Subsidi makanan
·         Kekeringan agrikultur – terjadi karena Dampak yang khas : ·         Program penciptaan lapangan dan
kurangnya frekuensi dan sebaran hujan, tenaga kerja
penyerapan serta penguapan air yang ·         Berkurangnya pendapatan petani ·         Distribusi makanan
menyebabkan rusak/berkurangnya lahan pertanian ·         Peternakan dan pertanian rusak ·         Program makanan tambahan
atau peternakan ·         Berkurangnya kualitas dan kuantitas ·         Program-program khusus dibidang
bidang agrikultur (pertanian dan perkebunan) peternakan dan perkebunan
Hal-hal yang dapat diprediksikan ·         Meningkatnya harga-harga ·         Program kesehatan dan air
·         Periode kekeringan yang tidak normal ·         Rata-rata inflasi meningkat ·         Rehabilitasi
biasanya terjadi pada musim panas yang normal. ·         Menurunnya status gizi, timbulnya
Belum ada metode yang secara tepat dapat penyakit, kematian, dan kelaparan
meramalkan waktu dan lama kejadian, kapan ·         Berkurangnya sumber air minum
berakhir dan kapan akan terjadi lagi. ·         Migrasi
·         Analisa data klimatologi dapat membantu
persiapan penilaian (assessment).
·         Besar – skala kekeringan di Fiji terjadi selama
episode, yang dikenal sebagai Gangguan Selatan
El Nino (El Nino Southern Oscillation). Masa ini
merupakan siklus 4 – 5 tahunan.
Siklus bencana dan fase-fase dalam Manejemen Bencana

I. Kunci Materi :

Siklus Bencana
 

◙   Tanggap Darurat Bencana :

Serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul terjadinya suatu peristiwa bencana, termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan
(damage and needs assessment), penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan, dan pembersihan lokasi bencana;

Tujuan :
§  Menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia;
§  Mengurangi penderitaan korban bencana;
§  Meminimalkan kerugian material;

◙   Rehabilitasi :
§  Serangkaian kegiatan yang dapat membantu korban bencana untuk kembali pada kehidupan normal yang kemudian diintegrasikan kembali
pada fungsi-fungsi yang ada di dalam masyarakat. Termasuk didalamnya adalah penanganan korban bencana yang mengalami Trauma
Psychologis;
§  Misalnya : renovasi atau perbaikan sarana-sarana umum, perumahan dan tempat penampungan sampai dengan penyediaan lapangan
kegiatan untuk memulai hidup baru;
◙   Rekonstruksi :
Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan situasi seperti sebelum terjadinya bencana, termasuk pembangunan infrastruktur, menghidupkan
akses sumber-sumber ekonomi, perbaikan lingkungan, pemberdayaan masyarakat;
Berorientasi pada pembangunan - tujuan : mengurangi dampak bencana, dan di lain sisi memberikan manfaat secara ekonomis pada
masyarakat;

◙   Prevensi :
Serangkaian kegiatan yang direkayasa untuk menyediakan sarana yang dapat memberikan perlindungan permanen terhadap dampak
peristiwa alam, yaitu rekayasa teknologi dalam pembangunan fisik;
-          Upaya memberlakukan ketentuan-ketentuan -Regulasi- yang memberikan jaminan perlindungan terhadap lingkungan hidup, pembebasan
lokasi rawan bencana dari pemukiman penduduk; Pembangunan saluran pembuangan lahar;
-          Pembangunan kanal pengendali banjir;
-          Relokasi penduduk;

◙   Kesiapsiagaan Bencana :


Upaya-upaya yang memungkinkan masyarakat (individu, kelompok, organisasi) dapat mengatasi bahaya peristiwa alam, melalui
pembentukan struktur dan mekanisme tanggap darurat yang sistematis;
Tujuan : untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum;
Kesiapsiagaan Bencana meliputi : upaya mengurangi tingkat resiko, formulasi Rencana Darurat Bencana (Disasters Plan), pengelolaan
sumber-sumber daya masyarakat, pelatihan warga di lokasi rawan bencana;
◙   Mitigasi :
Serangkaian tindakan yang dilakukan sejak dari awal untuk menghadapi suatu peristiwa alam – dengan mengurangi atau
meminimalkan dampak peristiwa alam tersebut terhadap kelangsungan hidup manusia dan lingkungan hidupnya (struktural);
Upaya penyadaran masyarakat terhadap potensi dan kerawanan (hazard) lingkungan dimana mereka berada, sehingga mereka dapat
mengelola upaya kesiapsiagaan terhadap bencana;
§  Pembangunan dam penahan banjir atau ombak;
§  Penanaman pohon bakau;
§  Penghijauan hutan;
◙   Sistem Peringatan Dini :
§  Informasi-informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang kapan suatu bahaya peristiwa alam dapat diidentifikasi dan penilaian tentang
kemungkinan dampaknya pada suatu wilayah tertentu;

Pengantar Tanggap Darurat.

FASE TANGGAP DARURAT

Tujuan dari fase tanggap darurat adalah :


☻          Membatasi korban dan kerusakan
☻          Mengurangi penderitaan
☻          Mengembalikan kehidupan dan sistem masyarakat
☻          Mitigasi kerusakan dan kerugian
☻          Sebagai dasar untuk pengembalian kondisi

Namun, keberhasilan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh dua faktor lain, yaitu :
☻          Informasi è Seberapa banyak informasi yang kita dapatkan mengenai bencana dan akibat yang ditimbulkan
☻          Sumber Daya è Seberapa kuat sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dan sumber daya lokal.

LANGKAH – LANGKAH TANGGAP DARURAT

1. Kesiapsiagaan individu
☻          Kesiapsiagaan individu merupakan hal – hal yang harus diperhatikan SEBELUM terlibat dalam tindakan tanggap darurat, karena
menyangkut keselamatan diri, dan seluruh anggota lainnya. Termasuk didalam Kesiapsiagaan individu adalah koordinasi PB. Namun karena
hal ini dilakukan dalam setiap tahap tindakan tanggap darurat, maka koordinasi PB akan dibahas tersendiri.
2. Koordinasi PB
☻          Koordinasi PB adalah segala bentuk komunikasi, baik komunikasi internall maupun eksternal, yang bertujuan untuk mendukung kegiatan
penanggulangan bencana. Koordinasi dilakukan dalam setiap tahapan pada tanggap darurat.

3. Assessment
☻          Assessment adalah penilaian keadaan. Seperti koordinasi, assessment juga dilakukan dalam setiap tahapan dalam tanggap darurat.
Namun, untuk tindakan awal, yang harus dilakukan adalah assessment cepat, yang dilanjutkan dengan assessment detil.

4. RenOps -SDP-
☻          Rencana Operasi atau Service Delivery Plan, adalah sebuah perencanaan yang dibuat berdasarkan hasil dari assessment. RenOps juga
merupakan perwujudan dari Action Plan.

5. Distribusi Bantuan
☻          Distribusi Bantuan atau relief distribusi adalah langkah berikutnya setelah RenOps disetujui. Dalam distribusi bantuan juga terkait
mengenai masalah pergudangan.

6. Monitor dan evaluasi


☻          Monitor dan evaluasi adalah metode untuk memantau kegiatan. Secara garis besar, yang dipantau adalah kegiatan distribusi bantuan,
namun dapat juga melihat keseluruhan proses tanggap darurat.

KEBIJAKAN TANGGAP DARURAT PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL

☻          Memberikan bantuan kepada golongan yang paling rentan


☻          Berperan sebagai perpanjangan tangan dari pelayanan sosial pemerintah
☻          Melaksanakan tanggap darurat sesuai dengan prinsip – prinsip Kepalangmerahan
☻          Bekerja sesuai dengan kompetensi Palang Merah, namun tetap harus mengikutsertakan masyarakat penerima bantuan dalam
perencanaan dan pelaksanaan program
☻          Kegiatan berdasarkan pada perencanaan kesiapsiagaan yang telah ditetapkan.
☻          Bekerjasama dengan masyarakat untuk ketahanan program
☻          Program darurat terus dilanjutkan hingga ancaman sudah berkurang, dan bila akan dilanjutkan, maka lebih berfokus pada kerangka
mekanisme rehabiltasi
☻          Memaksimalkan keunggulan strategi International Federation, untuk memobilisasi semua sumber yang ada.
☻          (Kebijakan ini merupakan kebijakan Federasi, dengan ruang lingkup Masyarakat Palang Merah di dunia. Untuk diterapkan di Indonesia,
maka perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Untuk poin 8, sumber daya yang berada dalam keluarga Internasional Federation adalah
Masyarakat Palang Merah. Untuk Palang Merah Indonesia, sumber daya yang berada di dalamnya adalah keberadaan PMI Daerah, Cabang,
dan Ranting yang tersebar di seluruh Indonesia)

KESIAPSIAGAAN BENCANA (MATERI PMR)


KESIAPSIAGAAN BENCANA (MATERI PMR)

AYO SIAGA BENCANA


1.Pengertian Bencana
Adalah kejadian akibat fenomena alam yang luar biasa dan / atau yang disebabkan ulah manusia yang menimbulkan krban jiwa, kerugian
material dan kerusakan lingkungan, dimana masyarakat setempat tidak dapat mengatasinya, sehingga membutuhkan bantuan dari luar.

2. Pengertian Ancaman
Adalah fenomena alam yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia.
Bencana terjadi ketika manusia tidak mampu lagi mengatasi ancaman.

3. Hal-hal yang mempengaruhi Kapasitas


a. Kondisi fisik
b. Keadaan social budaya
c. Kelembagaan sosial
d. Kemampuan ekonomi
e. Pengetahuan
f. Sikap dan perilaku

4. Jenis Bencana berdasarkan Waktunya


a. Bencana yang terjadi secara tiba-tiba
Contoh : Gempa bumi, Tsunami, Angin topan/Badai, Letusan gunung berapi, dan tnh longsor
b. Bencana yang terjadi secara perlah
Contohnya : Kekeringan, Rawan pangan, kerusakan lingkungan, dll.
5. Jenis Bencana Berdasarkan Penyebabnya
a. Fenomena Alam
Fenomena ALam

Penyebab Akibat
Pergeseran lapisan bumi •Gempa bumi
•Tsunami
Aktifitas Gunung Api •Gempa Vulkanik
•Semburan Awan Panas
•Hujan Abu
•Erupsi / Letusan
Perubahan Iklim / Musim •Hujan Musiman
•Angin rebut
•Angin Topan
Kemarau berkepanjangan •Kekeringan
•Kebakaran Hutan

b. Ulah Manusia
1)Berhubungan dengan lingkungan
Contohnya : Penebangan hutan tak terkendali, Perusakan area penyanggah daratan dan
laut, Polusi (air, udara & Tanah)
2)Berhubungan dengan kecelakaan / kelalaian
Contohnya : Kebakaran kilang minyak, Kebocoran reactor nuklir, Kebocoran gas
industri, dll

3)Berhubungan dengan pertentangan antar manusia


Contohnya : Perang, Konflik sosial, dll.

c. Kombinasi
Contohnya : Banjir, Tanah longsor, kebakaran perumahana atau Perkotaan,
Kebakaran di pedesaan, lahan atau hutan, dll.
6. Siklus Bencana
a. Pra Bencana
1) Kesiapsiagaan
Adalah upayaupaya mpenggunaan kemampuan untuk secara tepat dan cepat merespon bencana.
Meliputi :
• Penyusunan rencana tanggap darurat bencana
• Pengembangan sistem peringatan dini
• Peningkatan kemampuan diri, dll

2) Mitigasi
Adalah upaya-upaya untuk mengurangi akibat ancaman bencana.
Contohnya : Pengelolaan air bersih, pembangunan tanggul banjir dan tempat evakuasi, penghijauan lereng yang rawan longsor, dll

b. Saat Bencana
1) Bantuan
2) Rehabilitasi

c. Setelah Bencana
• Rekonstruksi

7. Isi Tas Siaga Bencana


a. Obat-obatan ringan
b. Perlengkapan PP
c. Persediaan air minum dan makanan kering
d. Senter
e. Peluit
f. Korek api
g. Selimut
h. Pakaian
i. Perlengkapan mandi
j. Alas kaki
k. Kantong plastic besar
l. Foto keluarga
Hal ini berguna pada saat terpisah dari keluarga
m. Buku cerita
Akan membantu menghibur di tempat pengungsian
n. Buku catatan
Mencatat nomor telepon dan alamat keluarga serta nomor telepon penting atau kanor atau organisasi yang dapat dihubungi apabila
membutuhkan bantuan
o. Alat tulis
p. Radio transistor
Selain sebagai hiburan, juga dapat membantu mengetahui perkebangan pada saat bencana terjadi

8. Jenis Gempa Bumi


a. Gempa Tektonik
Gempa yang disebabka oleh pergeseran lempengan tektonik

b. Gempa Vulkanik
Gempa yang disebabkan aktifitas gunung api

c. Gempa Induksi
Gempa yang disebabkan oleh pelepasan energi akibat sumber-sumber lainnya, misalnya : runtuhnya tanah dan bebatuan akibat bahan peledak.

9. Akibat Gempa
a. Hancurnya bangunan
b. Kerugian harta maupun nyawa

10. Titik Pusat Gempa


a. Hiposentrum
Adalah pusat gempa jauh di bawah permukaan bumi, tepat di tempat batuan yang pecah dan bergeser untuk pertama kali

b. Episentrum
Adalah titik di permukaan bumi , tepat diatas pusat gempa
11. Gelombang Seismik
Adalah gerakan batuan yang menyebabkan getaran pada gempa

12. Seismograf / Seismometer


Adalah alat pengukur getaran gempa

13. Charles F. Richer


Adalah seorang ahli seismologi Amerika yang mengembangkan system pengukuran kekuatan gempa.
Setiap angka pada skala richer (SR) menggambarak 10 kali peningkatan gerakan tanah yang tercatat oleh seismograf

14. Yang Dilakukan bila terjadi Gempa


a. Sebelum Gempa terjadi
• Kenalilah daerah sekiat tempat tinggalmu
• Ketika masuk ke sebuah gedung atau bangunan, perhatikan dimana leta pintu keluar, tangga darurat atau cara-cara keluar jika sewaktu-waktu
harus menyelamatkan diri
• Perhatikan tempat-tempat yang aman untuk berlindung ketika gempa
• Perhatikan juga tempat-tempat berbahaya pada saat gempa terjadi. Contohnya : di dekat atau di bawah candela kaca, di dekat pilar atau tiang
• Catat dan simpan nomor-nomor telepon penting yang harus dihubungi pada saat gempa terjadi
• Matikan kran air, kompor, gas dan listrik setelah selesai digunakan

b. Ketika Gempa Terjadi


1) Di rumah
• Berusahalah menyelamatkan diri dan keluarga
• Berlindung di bawah meja
Agar tidak terkena benda yang jatuh
• Lindungi kepala dengan apa saja
Misalnya : papan, bantal atau kedua tangan dengan posisi telungkup

2) Di luar rumah
• Merunduk dan lindungi kepala
• Bergeraklah menjauh dari gedung dan tiang
• Menuju daerah terbuka
• Jangan lakukan apapun sampai keadaan menjadi tenang

3) Di mal atau tempat umum


• Tetap tenang
• Ikuti petunjuk dari satpam atau petugas penyeamat
• Jangan menggunakan lift
• Gunakan tangga darurat
• Bergeraklah ke tempat terbuka

4) Di dalam kendaraan
• Berpeganglah dengan erat pada tiang atau apapun yang dekat
• Tetap tenang
• Ikuti perintah atau petunjuk petugas
• Minta pngemudi untuk mngehentikan kendaraan
• Bergeraklah e tempat terbuka

5) Di gunung atau pantai


• Jika di gunung, bergeraklah ke daerah yang aman yaitu lapangan terbuka yang jauh dari daerah lereng
• Jika di pantai, bergeraklah ke daerah yang lebih tinggi atau perbukitan

c. Setelah Gempa Terjadi


• Bila masih berada di dalam gedung ata ruangan, segeralah keluar
• Periksa keadaan diri sendiri, apakah ada bagian tubuh yang terluka atau tertimpa benda-benda
• Mintalah orang dewasa untuk mematikan listrik dan gas
• Jangan menyalakan api
• Beri pertolongan pertama kepada orang lain bila mampu
• Dengarkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertindaklah sesuai himbauan

15. Banjir
Adalah merupakan peristiwa meluapnya air yang menggenangi permukaan tanah, yang ketinggiannya melebihi batas normal.
16. Yang dilakukan bila Banjir terjadi
a. Sebelum Banjir
• Buatlah denah dan peta lingkungan sekitarmu
• Beri tanda tempat-tempat yang biasanya terendam genangan air banjir
• Tandai tempat-tempat yang aman dari banjir
• Tandai tempat-tempat yang berbahaya dari banjir
• Ketahui sistem peringatan dini di lingkunganmu
• Pahami tanda-tanda terjadinya banjir dan waspadai jika itu terjadi
• Kalau tidak hujan, perhatikan kondisi air sungai terdekat, apakah lebih keruh dari biasanya.
• Simpan surat-surat penting di dalam plastik atau bahan kedap air

b. Saat Banjir
• Pantau informasi penting yang disampaikan melalui radio atau TV
• Pindahkan barang-barang atau perabotan rumah ke tempat yang lebih tinggi dan tidak terjangkau oleh genangan air
• Segera padamkan aliran listrik dan gas di rumah
• Bersiaplah untuk kemungkinan mengungsi
• Perhatikan kecenderungan air, apakah meningkat atau berkurang
• Jika hujan tidak berhenti dan air tidak surut atau bahkan meningkat, segera mengungsi ke tempat yang aman atau tempat yang telah ditentukan
oleh pemerintah setempat
• Jika ada himbauan mengungsi, segera lakukan dengan tenang dan tertip
• Jika terjebak dalam rumah, tetap tenang dan berusaha mencari pertolongan dengan menghubungi kerabat, PMI Cabang, Kantor Pemerintahan,
atau kantor Polisi
• Tetap menjaga perilaku hidup sehat dan bersih
• Usahakan untuk tidak tidur di tempat terbuka

c. Setelah Banjir
• Jika mengungsi, pulanglah ke rumah jika keadaan sudah benar-benar aman
• Jangan langsung masuk kerumah, tetapi lihat situasi terlebih dahulu dengan seksama
• Periksa lingkungan sekita rumah kalau-kalau ada bahaya yang tersembunyi
• Gunakan selalu alas kaki
• Mulailah membersihkan sekitar rumah dan lingkungan
• Cuci perlengkapan makan dan barang lainnya dengan sabun anti kuman
• Perhatikan kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit

17. Tsunami
• Berasal dari bahasa Jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti pelabuhan
• Gelombang tsunami mempunyai pola ketika mendekati pantai gelombang meningkat ketinggian namun kelajuannya menurun
• Di tengah laut, Tsunami bergerak sangat cepat, dan ketika mendekati pantai dan mencapai daratan akan menimbulkan gelmbang dengan
ketinggian 4 – 24 meter dan jangkauan jangkauan ke daratan 50 – 200 meter dari garis pantai
• Tinggi dan besarnya gelombang tsunami dipengaruhi oleh besar kecilnya pergeseran tanah dan bentuk garis pantai

18. Dampak Tsunami


a. Banjir dan genangan air di daratan
Misalnya di Banda Aceh, tsunami menimbulkan genangan air laut sekitar 20 – 60 cm, dan meninggalkan endapan Lumpur setebal 10 – 20 cm

b. Kerusakan sarana dan pra-sarana


Misalnya di Banda Aceh, pada tahun 2005, sedikitnya 120 hektar lahan pertanian rusak atau tergenang air laut

c. Pencemaran lingkungan
Tsunami menghanyutkan benda-benda sejak lautan hingga daratan yang terdampar dan tak berguna sehingga menjadi sampah. Sumber air
bersihpun tercemar digenangi air laut

d. Korban jiwa dan harta

No Kedalaman (meter) Kecepatan (Km/ Jam) Panjang Gelombang (Km


1 7000 943 282
2 4000 713 213
3 2000 504 151
4 200 159 48
5 50 79 23
6 10 36 10,6
19. Yang Harus dilakukan bila ada Tsunami
a. Sebelum Tsunami
• Kenali tanda-tanda tsunami
• Tsunami biasanya didahului gempa besar yaitu gempa yang berpusat di laut dangkal (0 – 30 Km) dan memiliki kekuatan 6,5 SR atau gempa
yang berpola sesar naik atau sesar turun
• Tanda-tanda sebelum Tsunami diantaranya air laut surut melewati garis pantai sehingga bisa terlihat binatang laut, dan tercium bau garam yang
menyengat
• Jika tinggal di tepi pantai atau sedang berada di pantai, ketahuilah jalur evakuasi yang aman jika Tsunami terjadi
• Jika tidak terdapat dataran tinggi, pilihlah gedung yang tinggi (minimal 3 lantai dan memiliki konstruksi yang kuat)

b. Saat Tsunami
• Jangan panic
• Bertindak cepat dan tepat
• Bergeraklah sesuai jalur evakuasi tsunami
• Jika jalur evakuasi belum ada atau tidak diketahui, bergeraklah ke tempat yang lebih tinggi
• Jika tanda-tanda Tsunami ada, peringatkan orang lain dan ajaklah keluarga dan orang-orang di sekiatrmu menyelamatkan diri
• Jika hanyut, carilah benda-benda terapung yang dapat dijadikan rakit. Berpegang eratlah dan usahakan tidak meminum air laut dan tetap di
permukaan air untuk dapat bernapas
• Jika terbawa ke tempat yang lebih tinggi, tetaplah bertahan disitu sampai air surut dan keadaan menjadi tenang
• Tetap berdoa untuk keselamatan

c. Sesudah Tsunami
• Jangan larut dalam suasana kepanikan, tetapi tetap tenang
• Kuatkan hati untuk menghadapi kenyataan
• Setelah surut, berhati-hatikah. Jangan melewati jalan-jalan atau daerah yang rusak
• Ikuti himabuan dari pemerintah atau regu penyelamat
• Jika sampai di rumah, jangan langsung masuk, tetapi waspadai ada bagian rumah yang roboh atau lantai licin
• Jangan lupa mengecek anggota keluarga satu persatu
• Hindari instalasi listrik
• Bantulah teman-temanmu terutama yang banyak mengalami penderitaan, pengalaman mengerikan dan kehilangan
• Untuk mendapatkan bantuan dan informasi datanglah ke Posko bencana
• Jalin komunikasi dengan warga sekitar
• Bantulah keluarga dan tetangga yang lebih lemah
• Bersiaplah kembali ke kehidupan normal.

20. Longsor
a. Penyebab Longsor
Penyebab utamanya adalah grafitasi, tetapi volumenya yang besar dipengaruhi oleh :

1) Faktor Alam
Meliputi :
• Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan tanah, unsur / jenis lapisan tanah, gempa bumi, gunung api, dll
• Kondisi iklim : curah hujan yang tinggi
• Kondisi topografi : kemiringan permukaan tanah, seperti : lembah, lereng, dan bukit
• Kondisi tata air : akumulasi volume atau massa air, pelarutan dan tekanan hidrostatitika, dll

2) Faktor Manusia
• Pemotongan tebing pada penambangan di lereng yang terjal
• Penimunan tanah urugan di daerah lereng
• Kegagalan struktur dinding penahan tanah
• Penggunduan hutan
• Budidaya ikan di atas lereng
• Ssistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman
• Pengembangan wilayah melanggar aturan tata ruang
• Sistem drainase yang buruk, dll

b. Jenis-jenis tanah longsor


Sangat dipengaruhi oleh kemiringan lereng, bidang gelincir dan kondisi lokasinya.

1) Longsoran Translasi
Terjadi jika tanah dan batuan bergerak pada permukaan landai yang rata atau bergelombang. Bidang bergeraknya tanah atau batuan disebut
bidang gelincir.
2) Longsoran Rotasi
Terjadi jika tanah dan batuan bergerak pada bidang gelincir berbentuk cekung.

3) Longsoran Translasi Batu (Pergerakan blok)


Terjadi jika batuan berpindah pada bidang gelincir yang landai.

4) Longsoran Rayapan Tanah


Terjadi jika butiran tanah kasar dan halus yang bergerak lambat atau merayap. Longsor rayapan ini ditandai dengan rumah, pohon, atau tiang
yang miring ke bawah. Kadang rayapan bergerak cepat bahkan tidak terkendali.

5) Longsoran Runtuhan
Terjadi jika batuan, tanah atau material lainnya jatuh bebas ke bawah. Biasanya terjadi di lereng yang terjal dan menggantung di daerah pantai.

6) Longsoran Aliran
Terjadi jika tanah terdorong oleh air, sehingga material yang ada diatasnya bergerak di sepanjang lereng dan meluas pada daerah yang landai.

c. Yang Harus Dilakukan

1) Sebelum terjadi longsor


• Petakan daerah yang rawan longsor
• Tandai lokasi yang berpotensi longsor dan jalur longsorannya
• Gerakan penanaman ohon di lereng yang rawan longsor
• Pelajari tanda-tanda longsor
• Waspadai warna air sungai yang berubah keruh
• Waspadai bila tiba-tiba muncul mata air, rembesan atau retakan yang memanjang d tanah
• Lakukan patroli secara bergantian

Anda mungkin juga menyukai