Anda di halaman 1dari 11

PENANGANAN KORBAN BENCANA BANJIR OLEH BPBD (BADAN

PENANGANAN BENCANA DAERAH) DAN DINAS SOSAL DI DESA


DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

Disusun Oleh
Raya Mustiraya

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan oleh penulis dengan judul “Penanganan Korban


Bencana Banjir Oleh BPBD Dan Dinas Sosal Di Desa Dayeuhkolot Kabupaten
Bandung”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Penanganan Bencana Banjir yang dlakukan oleh badan Penanganan bencana
daerah (BPBD) dan Dinas Sosal dalam Penanganan bencana banjir di Desa
Dayeuhkolot kabupaten bandung, faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat
serta usaha-usaha apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut.
Penelitian menggunakan pendekatan Kualtatf dengan cara wawancara kepada
beberapa narasumber.
Penanganan merupakan proses atau cara menanggulangi, yang artinya
mengurangi dampak yang terjadi akan suatu hal yang tengah terjadi di suatu tempat,
lokasi ataupun kondisi sosial dalam masyarkat Banjir adalah proses meluapnya air
dari sumber air atau sungai ke daerah yang tidak bersentuhan langsung dengan air.
Penanganan bencana itu sendiri dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu
memanajemen seluruh anggota, mengarahkan, mempengaruhi, mengayomi anggota
serta pemimpin yang mampu memberikan tauladan kepada anggota untuk dapat
bekerja dengan baik. Anggota yang bekkerja dengan baik serta nyaman pada
lingkungan kerja memiliki peran yang cukup besar dalam tercapinya suatu
organisasi.
Menangani Penanganan banjir diperlukan Kepercayaan bersama sesasama
manusia terlebih dalam menanggulangi korban bencana alam. Kepercayaan
bersama diperlukan interaksi yang terus-menerus agas satu sama lain saling
mengetahui, dan membuktikan kelayakan untuk dipercaya. Membangun hubungan
untuk saling percaya antar individu dan kelompok sesuatu yang cukup sulit. Sumber
Daya salah satu power dalam Penanganan bencana banjir, sumber daya yang
banyak dari segi pendanaan, dukungan teknis, fasilitas, orang ahli, pelaksana
dilapangan, dan hal lainnya menjadi salah satu faktor penentu dalam
menanggulangi korban bencana banjir.

Kata Kunci : Penanganan, Korban Bencana Banjir

1
A. PENDAHULUAN
Kabupaten Bandung merupakan daerah yang berada di Provinsi Jawa Barat,
dan merupkan suatu daerah yang memiliki sungai terpanjang di Daerah tersebut
yaitu sungai Citarum, Sungai Citarum merupakan sungai yang terbentang dan
hulunya dari lereng Gunung Wayang, dan sungai ini bermuara di Ujung
Karawang. Sungai ini melintasi beberapa daerah di Jawa Barat salah satunya Desa
Dayeuhkolot. Panjang sungai ini yaitu sekitar 300 km, dengan panjang tersebut
sudah pasti banyak daerah yang dilalui oleh sungai Citarum.
Banjir merupakan masalah yang serng terjadi di seluruh bagian Negara
Indonesia, sepert di Jakarta, begtu masuk musim penghujan banr selalu menjadi
bencana tahunan, begitu pula d Baleendah, Baleendah merupakan daerah
langganan banjir di Kabupaten Bandung Jawa Barat, yang sudah terjadi sejak
puluhan tahun yang lalu, biasanya saat sedang terjad banjir warga atau masyarakat
setempat mengungs ke daerah Daeyeuh Kolot, walaupun daerah tersebut sebagian
wilayahanya terkena banjir juga. BPBD (Badan Penanganan Bencana Daerah)
Kabupaten Bandung dibentuk untuk menanggulangi penanggualan bencana secara,
mengngat bencana yang terjad di Kabupaten Bandung tdak hanya banjr, terkadang
kebakaran hutan, longsor, gempa dan masih banyak bencana lannya yang terjadi.
Banjir terjadi bukan karena sampah saja, namun terjadi karena saluran air yg
sempit mengakibatkan air meluap, bisa terjadi karena serapan air tidak ada lagi,
karena tidak adanya lahan hijau, dan masih banyak penyebab lainnya. Banjir selalu
menimbulkan kerugian baik kerugian berupa harta bahkan nyawa bisa melayang,
banjir adalah hal yang sering dijumpai seperti di Desa Dayeuhkolot, banjir terjadi
karena sungai citarum yang meluap dan pemukiman warga berada d bawah atau
sejajar dengan bibir sungai, banjir di Desa Dayeuhkolot sudah terjadi sejak lama
dan sudah pasti banyak hal yang dikorbankan, contohnya ada rumah yang sudah
tidak di tempati. Upaya-upaya dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat,
anggaranpun selalu ada dan bantuan-bantuan lainnya, seperti tenda, makanan,
pakaian, air bersih dan lainnya. Pemerintah berupaya melalui BPBD (Badan

2
Penanganan Bencana Daerah) untuk membantu menangani korban benca banjir,
sesuai dengan Misi BPBD (Badan Penanganan Bencana Daerah) Kabupaten
Bandung adalah :
Dapat dilihat dalam misi dari BPBD (Badan Penanganan Bencana Daerah),
BPBD (Badan Penanganan Bencana Daerah) berupaya dalam meningkatkan
kenyamanan, keamanan dan kesejahteraan masyrakat yang terkena dampak
bencana banjir, dengan adanya BPBD (Badan Penanganan Bencana Daerah)
korban banjir akan dengan cepat di tangani, BPBD (Badan Penanganan Bencana
Daerah) tidak hanya bekerja sendiri namun dibantu oleh organisasi lainnya seperti
Tagana, ORMAS, Komunitas dan tentunya oleh masyarakat setempat.

B. PEMBAHASAN
1. Penanganan
Penanganan merupakan proses atau cara menanggulangi, yang artinya
mengurangi dampak yang terjadi akan suatu hal yang tengah terjadi di suatu
tempat, lokasi ataupun kondisi sosial dalam masyarkat. Penanganan dapat
dilaksanakan apabila suatu kelompok memiliki rasa empati dan simpati
terhadap suatu hal. Sebagai contoh dari Empati adalah ketika seseorang atau
kelompok megalami suatu kejadian atau hal yang tidak di inginkan, Empati
adalah tindakan langsung dalam merasakan kesedihan yang dialami oleh orang
lain atau kelompk. Sedangkan Simpati sebgai contohnya adalah ketika orang
yang sedang mengalami bencana atau suatu peristiwa ikut merasa sedih pula
itulah yang membedakanya. Manusia sebagai mahluk yang hidup
berdampingan pasti meraskan hal tersebut sehingga setiap hal yang berkaitan
dengan sesuatu peristiwa akan dirasakan cukup baik dalam menangulang suatu
hal atau peristiwa.

2. Bencana Banjir

3
Banjir adalah proses meluapnya air dari sumber air atau sungai ke daerah
yang tidak bersentuhan langsung dengan air. Banjir tidak hanya terjadi karena
hujan, sebagi contoh hancurnya atau ambrol tanggul penahan air yang
mengakibatkan air meluap ke pemukiman warga setempat. Namun seringnya
banjir terjadi karena ulah manusia seperti menutup saluran air, menghilangkan
resapan air seperti pengecoran jalan bukannyamenggunakan paping blok,
membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan saluran air tersumbat
dan berbagia hal lainnya yang mengakibtakan banjir.
Bencana banjir di Kabupaten Bandung merupakan kejadian langganan
terutama d Desa Dayeuhkolot, beberapa daerah di Kabupaten Bandung selalu
mengalami banjir, baik dalam skala kecil maupun skala besar. Bencana banjir
dapat di hitung dari besarnya curah hujan dan tingginya banjir tersebut.
3. Penanganan Bencana Banjir
Desa Dayeuhkolot sering kali terjadi banjir. Bencana banjir di Desa
tersebut sudah sering terjadi dan selalu terjadi di setiap tahunya khusunya di
Desa Dayeuhkolot banjir yang terjadi dari tahun ketahun menjadi semakin
tinggi, apalagi jika terjadi hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi di
Desa Dayeuhkolot banjir sudah dapat di pastikan, Dalam menanggulang suatu
permasalahan dalam hal ini adalah bencana banjir, Lingkungan kerjabak
organsasi kecil maupun organisasi besar, membutuhkan seorang pemimpin
yang mampu mengarahkan anggotanya guna mencapai tujuan atau harapan-
harapan organisasi, pemimpin yang memiliki daya tanggap yang cepat, mampu
mengarahkan, mampu memberi solusi dan pandai dalam berkonsolidasi, dalam
menanggulangi masalh pemmpin tentunya harus sigap hal ini dkemukakan
langsung oleh Hendra Hidyat, S.Sos.,M.Si selaku Kabid Pencegahan dan
Kesiap siagaan:

“Gaya kepemimpinan dari kepala BPBD itu sudah efektif


dikarnakan ketika terjadinya bencana beliau selalu siap siaga terjun
langsung ke lapangan untuk melihat kondisi bencana di lapangan,

4
selain itu beliau juga seorang pemimpin yang bisa mengelola
perusahaan dengan baik bukanlah hal yang mudah. Dasar dan
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kesuksesan sebuah
pekerjaan cukup besar. Pekerja akan memiliki produktivitas yang
tinggi jika mendapatkan motivasi tinggi dari pemimpinnya.”1

Dalam Penanganan bencana itu sendiri dibutuhkan sosok pemimpin yang


mampu memanajemen seluruh anggota, mengarahkan, mempengaruhi,
mengayomi anggota serta pemimpin yang mampu memberikan tauladan kepada
anggota untuk dapat bekerja dengan baik. Anggota yang bekkerja dengan baik
serta nyaman pada lingkungan kerja memiliki peran yang cukup besar dalam
tercapinya suatu organisasi. Anggota yang bekerja dengan baik dan nyaman
pada lingkungan kerjanya dapat memberikan hasil yang baik pula pada
pekerjaannya.
Menangani Penanganan banjir diperlukan Kepercayaan bersama sesasama
manusia terlebih dalam menanggulangi korban bencana alam. Kepercayaan
bersama diperlukan interaksi yang terus-menerus agas satu sama lain saling
mengetahui, dan membuktikan kelayakan untuk dipercaya. Membangun
hubungan untuk saling percaya antar individu dan kelompok sesuatu yang
cukup sulit seperti yang di ungkapkan oleh salah satu tagana di Desa
Dayeuhkolot “dulu pernah ada kasus kebakaran satu rumah dan saya meminta
bantuan terpal kepada Dinas Sosial dan tak dikasih dengan alasan stock tidak
ada masa satu terpal saja tidak ada apa mereka tidak suka kesaya karena terlalu
vokal”2, membangun kerpercayaan itu sulit tapi untuk merubuhkan kepercayaan
itu hanya dengan satu kesalahan kecil seperti yang dikatakan salah satu tagana
Desa Dayeuhkolot. ketua LPM Desa Dayeuhkolot juga mengatakan “dulu ada
program untuk merekonstruksi rumah dan kita sudah mendata serta
mengirimkan data itu dan sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari laporan

1
Hasil Wawancara Dengan Hendra Hidyat, S.Sos.,M.Si, selaku Kabid Pencegahan dan
Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bandung
2
Hasil wawancara dengan Tagana Desa Dayeuhkolot

5
kami itu padahal itu dari BPBDnya sendiri yang meminta” 3. Salah satu faktor
yang membuat kepercayaan itu tidak terjalin karena kurang pahamnya satu
sama lain baik individu ataupun kelompok. Pemahaman bersama dapat
melahirkan kepercayaan yang membuat satu dan lainnya menghargai
perbedaan-perbedaan dengan menghargai perbedaan-perbedaan tersebut akan
melahirkan keselarasan. dari hasil wawancara dengan Kasie Rehab dan
Rekonstruksi mengatakan “BPBD selaku koordinator dalam kebencanaan perlu
melibatkan orang lain atau organisasi lain seperti dinas sosial yang menyokong
logistik kepada para korban bencana alam”4, dan Kasie Perlindungan dan
Jaminan Sosial Dinas Sosial mengatakan “kita Dinas Sosial lebih berperan aktif
pada pemberian logistik sedangkan untuk yang mengkoordinasikan semuanya
adalah BPBD”5 . dalam hal ini pemahaman dalam saling percaya perlu
dilakukan, karena dalam menangani korban perlu reaksi cepat tanggap dan
memerlukan koordinator lapangan yang handal, BPDB dan Dinas Sosial
bekerja sama untuk melakukan yang terbaik yang mampu mereka lakukan agar
korban bencana banjir tidak terputuk dan tidak terlunta-lunta. Di negara
Indonesia tidak seperti Negara lainnya, bila ada kejadian atau bencana
responnya selalu cepat, bila indonesia sering sekali santai dengan respon, hal ini
selalu di rubah mengingat respon cepat tanggap bencana harus dilakukan karena
berhubungan dengan nyawa manusia.
Berbagai prosedur diperlukan dalam kolaborasi, prosedur kegiatan,
prosedur umum, prosedur dalam membuat keputusan. Hasil observasi dan
wawancara dengan dinsos dan BPBD, Kasie Perlidungan dan Jaminan Sosial
Dinas Sosial Kabupaten Bandung mengatakan:
“Prosedural dalam pelaksanaan dapat diminimalisir agar bantuan
yang diberikan kepada korban dapat sampai dengan lebih cepat
seperti contoh, kita tak perlu tunggu laporan dari desa jika dari

3
Hasil wawancara dengan ketua LPM Desa Dayeuhkolot
4
Hasil wawancara dengan I Kasie Rehabilitas & Rekonstruksi BPBD
5
Hasil wawancara dengan Kasie Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial

6
tagana sudah memberikan laporan bencana secara terperinci, dan
data itu langsung kita kaji dan kemudian jika benar langsung kita
kirimkan bantuan”6
Sama halnya dengan BPBD hasil wawancara dengan Kasie Rehab &
Rekonstruksi “Kami akan langsung menurunkan personil ke Lapangan ketika
ada Berita Bencana di Grup yang sudah kita sediakan walaupun dalam kondisi
libur ataupun malam hari karena kami selalu menyiapkan orang yang bertugas
untuk siaga 24 jam dan saya sendiri juga harus siaga 24 jam” 7 dari hasil
wawancara diatas dapat dikatakan bahwa prosedur harus dijalankan dan dapat
disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Membahas leading sector dalam
Penanganan bencana banjir Kepemimpinan memegang peranan penting dalam
Penanganan bencana banjir, dalam Penanganan korban bencana oleh Dinas
Sosial sebagai lembaga Dinas Sosial sangat berperan aktif khusunya pada
Penanganan bencana dinas sosial berperan aktif dalam memberikan fasilitas,
serta bantuan, menurut hasil wawancara dengan Kasie Perlindungan dan
Jaminan Sosial “Dinas sosial berperan memberikan bantuan kepada para korban
berupa logistik, dapur umum, perahu, sesuai dengan laporan yang diberikan
kepada Dinas Sosial”8 begitupun dengan hasil wawancara dengan Kasie
bencana sedangkan untuk pasca bencana Dinas Sosial lebih berperan” dari hasil
wawancara diatas Dinas Sosial lebih berperan aktif dalam Penanganan
bencana, dalam kasus kebencanaan sendiri cukup sulit di prediksi sehingga dari
Dinas Sosial harus menunggu informasi dari Desa atau dari Tagana untuk
memberikan bantuan. Tidak hanya pada pemberi fasilitas pada Penanganan
bencana alam Dinas Sosial ikut serta memberikan pengetahuan dan gencar
untuk memanfaatkan teknologi serperti hasil wawancara dengan kasie dan
Seksi Rehab dan Rekontruksi BPBD dan Kasie Pelindungan dan Jaminan
Sosial Dinas Sosial “setiap tahun kita melakukan sosialisasi baik itu ke desa
6
Hasil wawancara dengan Kasie Perlindungan dan Jaminan Sosial
7
Hasil wawancara dengan kasie Rehab & Rekonstruksi BPBD
8
Hasil wawancara dengan Kasie Perlindungan dan Jaminan Sosial

7
ataupun kemasyarakat, agar masyarakat dapat menjadi masyarakat yang
mandiri dan mendorong untuk segera melaporkan jika terjadi bencana dengan
memanfaatkan media sosial”9, hal tersebut dilakukan agar masyrakat tidak
bergantung kepada bantuan namun masyarakat juga harus siap sedia dalam
mengatasi bencana yang terjadi, sehingga kerja sama antara Dinas Sosial,
BPBD dan masyarakat bisa berjalan dengan baik, dan para korban bisa
mendapatkan tindakan yang sangat cepat.
Sumber Daya salah satu power dalam Penanganan bencana banjir, sumber
daya yang banyak dari segi pendanaan, dukungan teknis, fasilitas, orang ahli,
pelaksana dilapangan, dan hal lainnya menjadi salah satu faktor penentu dalam
menanggulangi korban bencana banjir. Hasil wawancara dengan Kasie
Perlindungan dan Jaminan Sosial “sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Sosial
sangat terbatas, staff saya hanya 3 ketika terjadi bencana di dinas ini jadi tidak
ada orang karena semua turun kelapangan” 10 tak hanya itu pak Agha juga
memaparkan bahwa sarana yang dimiliki serta logistik yang ada juga terbatas.
Logistik yang dapat di berikan kepada para korban hanya sebatas 5000 jiwa
pertahun jika ada kekurangan Dinas Sosial melakukan pengajuan
kepemerintahan Provinsi atau ke Kementrian Sosial. Dinas Sosial yang memilik
tupoksi untuk melakukan Penanganan bencana masih memiliki beberapa
hambatan terutama pada Sumber Daya. Dinas Sosial selalu melakukan yang
terbaik dengan keterbatasan yang ada dan memanfaatkan semaksimal mungkin
keadaan dan berusaha melakukan perubahan-perubahan agar Penanganan
bencana alam dapat diatasi dengan baik.

9
Hasil wawancara dengan Seksi Rehabilitas dan Rekontruksi BPBD dan Kasie Pelindungan
dan Jaminan Sosial Dinas Sosial
10
Hasil wawancara dengan Kasie Pelindungan dan Jaminan Sosial

8
C. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Penanganan merupakan proses atau cara menanggulangi, yang artinya
mengurangi dampak yang terjadi akan suatu hal yang tengah terjadi di suatu
tempat, lokasi ataupun kondisi sosial dalam masyarkat Banjir adalah proses
meluapnya air dari sumber air atau sungai ke daerah yang tidak bersentuhan
langsung dengan air. Banjir tidak hanya terjadi karena hujan, sebagi contoh
hancurnya atau ambrol tanggul penahan air yang mengakibatkan air meluap ke
pemukiman warga setempat.
Penanganan bencana itu sendiri dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu
memanajemen seluruh anggota, mengarahkan, mempengaruhi, mengayomi
anggota serta pemimpin yang mampu memberikan tauladan kepada anggota
untuk dapat bekerja dengan baik. Anggota yang bekkerja dengan baik serta
nyaman pada lingkungan kerja memiliki peran yang cukup besar dalam
tercapinya suatu organisasi.
Menangani Penanganan banjir diperlukan Kepercayaan bersama sesasama
manusia terlebih dalam menanggulangi korban bencana alam. Kepercayaan
bersama diperlukan interaksi yang terus-menerus agas satu sama lain saling
mengetahui, dan membuktikan kelayakan untuk dipercaya. Membangun
hubungan untuk saling percaya antar individu dan kelompok sesuatu yang
cukup sulit. Sumber Daya salah satu power dalam Penanganan bencana banjir,
sumber daya yang banyak dari segi pendanaan, dukungan teknis, fasilitas, orang
ahli, pelaksana dilapangan, dan hal lainnya menjadi salah satu faktor penentu
dalam menanggulangi korban bencana banjir.

2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dimana penulis melakukan observasi dan
wawancara dilapangan, Penulis memberikan saran, yaitu:

9
a. Perlunya penegesan dalam melakukan prosedur supaya setiap individu atau
organisasi dapat menjalankan prosedur-prosedur dengan baik
b. Perlunya kerja sama dengan pihak-pihak diluar pemerintahan agar
penyaluran dan pendristribusia logistik merata
c. Perlunya pengajuan dan penambahan fasilitas terutama perahu
d. Perlunya keselarasan dan kerjasama antara pemerintahan dangan masyarakat
pemerintahan dengan swasta dan pemerintahan dengan pemerintahan karena
dalam Penanganan korban pasca bencana alam tidak dapat diatasi secara
individu ataupun secara mementingkan kepentingan organisasi atau
kelompok perlu adanya komitmen bersama untuk menjalankan tujuan
bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Griffin,
2005. Manajemen, Edisi-7, Erlangga, Jakarta

Handayaningrat
1989 Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan Nasional, Haji
Masagung. Jakarta

Rahayu, Harkunti P., I. I. Wahdiny, A. Utami dan M. Asparini.


2009. Banjir dan Upaya Penanggulangannya. Bandung : PROMISE
Indonesia

Wilson Bangun,
2011, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta

10
11

Anda mungkin juga menyukai