Koko Enang
NIDN 0421045702
Abstrak
Kebijakan sistem pendidikan daerah yang ada di wilayah Kabupaten Bandung mengisyaratkan
bahwa peningkatan penyelenggaraan pendidikan di wilayah Kabupaten Bandung mengedepankan
pendidikan berbasis keunggulan lokal. Hal ini diperkuat dengan isi yang tertuang di dalam Pasal
15 Ayat 1 Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pendidikan di Kabupaten Bandung menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung
berkewajiban menyediakan dana guna penuntasan wajib belajar 9 tahun dan rintisan wajib
belajar 12 tahun yang ada di wilayah Kabupaten bandung. Pada dasarnya kondisi Kabupaten
Bandung yang jadi permasalahan wajar 9 tahun masih belum optimal yaitu kondisi masyarakat
(1) masyarakat Bandung,terutama didaerah pedesaan masih belum sadar akan pentingnya
pendidikan serta didukung oleh potensi finansial orang tua (strata ekonomi menengah ke bawah);
(2) jarak lokasi tempat pendidikan yang susah dijangkau; (3) terbatasnya tenaga kependidikan
dikarenakan penempatan tenaga kependidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan; (4)
terbatasnya dana pemerintah dan dana masyarakat guna menunjang mutu proses belajar
mengajar. Budaya Masyarakat Kabupaten Bandung merupakan masyarakat agamis, menganut
pemahaman agama yang pada umumnya sangat kental, sehingga Kabupaten Bandung termasuk
salah satu kota tatar santri yang mengedepankan budaya islam. Pada umumnya masyarakat
Kabupaten Bandung terutama daerah pedesaan sangat kental sekali akan budaya islami,
sehingga lebih mengutamakan pendidikan pesantren dibandingkan pendidikan umum. Hal ini
yang menjadi garapan Pemerintah Kabupaten Bandung untuk mensucceskan program wajar 9
tahun.
amanat tersebut melalui berbagai usaha merupakan hal yang mutlak harus ada
pembangunan pendidikan yang lebih dalam batas-batas tertentu tetapi tidak
berkualitas antara lain melalui menjadi jaminan dapat secara otomatis
pengembangan dan perbaikan kurikulum meningkatkan mutu pendidikan (school
dan sistem evaluasi, perbaikan sarana resources are necessary but not
pendidikan, pengembangan dan sufficient condition to improve student
pengadaan materi ajar, serta pelatihan echievement). Disamping itu mengingat
bagi guru dan tenaga kependidikan sekolah sebagai unit pelaksanaan
lainnya. Tetapi pada kenyataannya pendidikan formal terdepan dengan
upaya pemerintah tersebut belum cukup berbagai keragaman potensi anak didik
berarti dalam meningkatkan kualitas yang memerlukan layanan pendidikan
pendidikan. Salah satu indikator yang beragam, kondisi lingkungan yang
kekurang keberhasilan ini ditunjukkan berbeda satu dengan lainnya, maka
antara lain kekurang sadaran masyarakat sekolah harus dinamis dan kreatif dalam
terutama dipedesaan akan pentingnya melaksanakan perannya untuk
pendidikan sebagai upaya peningkatan mengupayakan peningkatan kualitas/
sumber daya manusia kecuali pada kota- mutu pendidikan. Hal ini akan dapat
kota besar jumlah yang relatif sangat dilaksanakan jika sekolah dengan
kecil. berbagai keragamannya itu, diberikan
Krisis di Indonesia yang kepercayaan untuk mengatur dan
berkepanjangan telah membawa dampak mengurus dirinya sendiri sesuai dengan
dalam berbagai bidang kehidupan, kondisi lingkungan dan kebutuhan anak
sebenarnya bersumber dari rendahnya didiknya. Walaupun demikian, agar
kualitas, kemampuan dan semangat mutu tetap terjaga dan agar proses
kerja.terjadinya proses reformasi peningkatan mutu tetap terkontrol, maka
diharapkan mampu mendongkrak harus ada standar yang diatur dan
keterpurukan kualitas SDM disepakati secara nasional untuk
kita.peningkatan kualitas sumber daya dijadikan indikator evaluasi keberhasilan
manusia merupakan prsyarat mutlak peningkatan mutu tersebut (adanya
mencapai tujuan pembangunan. benchmarking). Pemikiran ini telah
Salah satu wahana untuk mendorong munculnya pendekatan baru,
meningkatkan kualitas SDM tersebut yakni pengelolaan peningkatan mutu
adalah pendidikan, sehingga kualitas pendidikan dimasa mendatang harus
pendidikan harus senantiasa berbasis sekolah sebagai institusi paling
ditingkatkan.sebagai faktor penentu depan dalam kegiatan pendidikan.
keberhasilan pembangunan, pada Pendekatan ini, kemudian dikenal
tempatnyalah kualitas SDM ditingkatkan dengan manajemen peningkatan mutu
melalui berbagi program pendidikan pendidikan berbasis sekolah (School
yang dilaksanakan secara sistematis dan Based Quality Management) atau dalam
terarah beradasarkan kepentingan yang nuansa yang lebih bersifat pembangunan
mengacu pada kemajuan ilmu (developmental) disebut School Based
pengetahuan dan teknologi yang Quality Improvement.
dilandasi iman dan ketakwaan. Konsep yang menawarkan
Hal tersebut memberikan kerjasama yang erat antara sekolah,
pemahaman kepada kita bahwa masyarakat dan pemerintah dengan
pembangunan pendidikan Sekolah tanggung jawabanya masing-masing ini,
bukan hanya terfokus pada penyediaan berkembang didasarkan kepada suatu
faktor input pendidikan tetapi juga harus keinginan pemberian kemandirian
lebih memperhatikan faktor proses kepada sekolah untuk ikut terlibat secara
pendidikan. Input pendidikan aktif dan dinamis dalam rangka proses
Daftar Pustaka
Hasbullah,
(2015) Kebijakan Pendidikan, PT
Grafindo Persada Jakarta
Nugroho, Riant
(2013), Kebijakan Pendidikan yang
unggul PT Pustaka Pelajar
Widodo, Joko
(2018), Analisis Kebijakan Publik.
Sumber lain :
1. UU No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional