Anda di halaman 1dari 9

1

EVALUASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN WAJIB BELAJAR


PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN
(Studi di Kabupaten Bandung Jawa Barat)

Koko Enang
NIDN 0421045702

Abstrak

Kebijakan sistem pendidikan daerah yang ada di wilayah Kabupaten Bandung mengisyaratkan
bahwa peningkatan penyelenggaraan pendidikan di wilayah Kabupaten Bandung mengedepankan
pendidikan berbasis keunggulan lokal. Hal ini diperkuat dengan isi yang tertuang di dalam Pasal
15 Ayat 1 Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pendidikan di Kabupaten Bandung menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung
berkewajiban menyediakan dana guna penuntasan wajib belajar 9 tahun dan rintisan wajib
belajar 12 tahun yang ada di wilayah Kabupaten bandung. Pada dasarnya kondisi Kabupaten
Bandung yang jadi permasalahan wajar 9 tahun masih belum optimal yaitu kondisi masyarakat
(1) masyarakat Bandung,terutama didaerah pedesaan masih belum sadar akan pentingnya
pendidikan serta didukung oleh potensi finansial orang tua (strata ekonomi menengah ke bawah);
(2) jarak lokasi tempat pendidikan yang susah dijangkau; (3) terbatasnya tenaga kependidikan
dikarenakan penempatan tenaga kependidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan; (4)
terbatasnya dana pemerintah dan dana masyarakat guna menunjang mutu proses belajar
mengajar. Budaya Masyarakat Kabupaten Bandung merupakan masyarakat agamis, menganut
pemahaman agama yang pada umumnya sangat kental, sehingga Kabupaten Bandung termasuk
salah satu kota tatar santri yang mengedepankan budaya islam. Pada umumnya masyarakat
Kabupaten Bandung terutama daerah pedesaan sangat kental sekali akan budaya islami,
sehingga lebih mengutamakan pendidikan pesantren dibandingkan pendidikan umum. Hal ini
yang menjadi garapan Pemerintah Kabupaten Bandung untuk mensucceskan program wajar 9
tahun.

PENDAHULUAN merupakan kenyataan yang harus


Perkembangan ilmu dilakukan secara terencana, terarah,
pengetahuan dan teknologi telah intensif, efektif dan efisien dalam proses
membawa perubahan di hampir semua pembangunan, kalau tidak ingin bangsa
aspek kehidupan manusia dimana ini kalah bersaing dalam menjalani era
berbagai permasalahan hanya dapat globalisasi tersebut.
dipecahkan kecuali dengan upaya Berbicara mengenai kualitas
penguasaan dan peningkatan ilmu sumber daya manusia, pendidikan
pengetahuan dan teknologi. Selain memegang peran yang sangat penting
manfaat bagi kehidupan manusia di satu dalam proses peningkatan kualitas
sisi perubahan tersebut juga telah sumber daya manusia. Peningkatan
membawa manusia ke dalam era kualitas pendidikan merupakan suatu
persiangan global yang semakin ketat. proses yang terintegrasi dalam proses
Agar mampu berperan dalam persaingan peningkatan kualitas sumber daya
global, maka sebagai bangsa kita perlu manusia itu sendiri. Menyadari
terus mengembangkan dan pentingnya proses peningkatan kualitas
meningkatkan kualitas sumber daya sumber daya manusia, maka pemerintah
manusianya. Oleh karena itu, bersama kalangan swasta sama-sama
peningkatan sumber daya manusia telah dan terus berupaya mewujudkan

Transparansi volume 15 No 2 Agustus 2020


2

amanat tersebut melalui berbagai usaha merupakan hal yang mutlak harus ada
pembangunan pendidikan yang lebih dalam batas-batas tertentu tetapi tidak
berkualitas antara lain melalui menjadi jaminan dapat secara otomatis
pengembangan dan perbaikan kurikulum meningkatkan mutu pendidikan (school
dan sistem evaluasi, perbaikan sarana resources are necessary but not
pendidikan, pengembangan dan sufficient condition to improve student
pengadaan materi ajar, serta pelatihan echievement). Disamping itu mengingat
bagi guru dan tenaga kependidikan sekolah sebagai unit pelaksanaan
lainnya. Tetapi pada kenyataannya pendidikan formal terdepan dengan
upaya pemerintah tersebut belum cukup berbagai keragaman potensi anak didik
berarti dalam meningkatkan kualitas yang memerlukan layanan pendidikan
pendidikan. Salah satu indikator yang beragam, kondisi lingkungan yang
kekurang keberhasilan ini ditunjukkan berbeda satu dengan lainnya, maka
antara lain kekurang sadaran masyarakat sekolah harus dinamis dan kreatif dalam
terutama dipedesaan akan pentingnya melaksanakan perannya untuk
pendidikan sebagai upaya peningkatan mengupayakan peningkatan kualitas/
sumber daya manusia kecuali pada kota- mutu pendidikan. Hal ini akan dapat
kota besar jumlah yang relatif sangat dilaksanakan jika sekolah dengan
kecil. berbagai keragamannya itu, diberikan
Krisis di Indonesia yang kepercayaan untuk mengatur dan
berkepanjangan telah membawa dampak mengurus dirinya sendiri sesuai dengan
dalam berbagai bidang kehidupan, kondisi lingkungan dan kebutuhan anak
sebenarnya bersumber dari rendahnya didiknya. Walaupun demikian, agar
kualitas, kemampuan dan semangat mutu tetap terjaga dan agar proses
kerja.terjadinya proses reformasi peningkatan mutu tetap terkontrol, maka
diharapkan mampu mendongkrak harus ada standar yang diatur dan
keterpurukan kualitas SDM disepakati secara nasional untuk
kita.peningkatan kualitas sumber daya dijadikan indikator evaluasi keberhasilan
manusia merupakan prsyarat mutlak peningkatan mutu tersebut (adanya
mencapai tujuan pembangunan. benchmarking). Pemikiran ini telah
Salah satu wahana untuk mendorong munculnya pendekatan baru,
meningkatkan kualitas SDM tersebut yakni pengelolaan peningkatan mutu
adalah pendidikan, sehingga kualitas pendidikan dimasa mendatang harus
pendidikan harus senantiasa berbasis sekolah sebagai institusi paling
ditingkatkan.sebagai faktor penentu depan dalam kegiatan pendidikan.
keberhasilan pembangunan, pada Pendekatan ini, kemudian dikenal
tempatnyalah kualitas SDM ditingkatkan dengan manajemen peningkatan mutu
melalui berbagi program pendidikan pendidikan berbasis sekolah (School
yang dilaksanakan secara sistematis dan Based Quality Management) atau dalam
terarah beradasarkan kepentingan yang nuansa yang lebih bersifat pembangunan
mengacu pada kemajuan ilmu (developmental) disebut School Based
pengetahuan dan teknologi yang Quality Improvement.
dilandasi iman dan ketakwaan. Konsep yang menawarkan
Hal tersebut memberikan kerjasama yang erat antara sekolah,
pemahaman kepada kita bahwa masyarakat dan pemerintah dengan
pembangunan pendidikan Sekolah tanggung jawabanya masing-masing ini,
bukan hanya terfokus pada penyediaan berkembang didasarkan kepada suatu
faktor input pendidikan tetapi juga harus keinginan pemberian kemandirian
lebih memperhatikan faktor proses kepada sekolah untuk ikut terlibat secara
pendidikan. Input pendidikan aktif dan dinamis dalam rangka proses

Transparansi volume 15 No 2 Agustus 2020


3

peningkatan kualitas pendidikan melalui masalah utama sebagai berikut:


pengelolaan sumber daya sekolah yang “Bagaimana evaluasi pelaksanaan
ada. Sekolah harus mampu penuntasan wajar dikdas di Kabupaten
menterjemahkan dan menangkap esensi Bandung.
kebijakan makro pendidikan serta
memahami kondisi lingkungan C. Maksud dan Tujuan Penelitian
(kelebihan dan kekurangannya) untuk 1. Maksud Penelitian
kemudian melalui proses perencanaan, Maksud dari penelitian ini
sekolah harus memformulasikannya adalah mengungkap tentang evaluasi
kedalam kebijakan mikro dalam bentuk pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan
program-program prioritas yang harus Dasar Sembilan Tahun yang diungkap
dilaksankaan dan evaluasi oleh sekolah dari sisi kebijakan Pemerintah
yang bersangkutan sesuai dengan visi Kabupaten Bandung Bidang Pendidikan
dan misinya masing-masing. Sekolah Khususnya dalam pelaksanaan evaluasi
harus menentukan target mutu untuk penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
tahun berikutnya. Dengan demikian Dasar Sembilan Tahun di Kabupaten
sekolah secara mandiri tetapi masih Bandung.
dalam kerangka acuan kebijakan 2. Tujuan Penelitian
nasional dan ditunjang dengan Tujuan penelitian diharapkan
penyediaan input yang memadai, mampu menemukan model dan konsep
memiliki tanggung jawab terhadap baru tentang evaluasi kebijakan publik.
pengembangan sumber daya yang Khususnya evaluasi kebijakan publik
dimilikinya sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan dengan pelaksanaan
belajar siswa dan masyarakat. evaluasi kebijakan pelaksanaan
Oleh karena adanya perubahan pendidikan dasar sembilan tahun yang
tersebut diperlukan penataan pada setiap ada di wilayah Kabupaten Bandung.
struktur organisasi pendidikan baik pada
tingkat makro maupun mikro, yang D. Kegunaan Penelitian
keduanya memberikan dampak terhadap 1. Kegunaan
pelaksanaan selama ini. Pada tatanan Teoritis
makro, adanya hambatan dalam a. Dih
peningkatan mutu secara merata, khasanah ilmu pengetahuan dan
sedangkan dampak yang terjadi pada dapat dijadikan sebagai salah satu
tingkat mikro adalah masalah kurangnya rujukan bagi peneliti yang secara
tenaga atau sumber daya yang handal khusus mengkaji tentang evaluasi
dan sarana-prasarana serta fasilitas yang wajar dikdas sembilan tahun.
kurang memadai serta kepemimpinan b. Me
pengelola sekolah yang belum pengembang ilmu administrasi,
seluruhnya memiliki kompetensi khususnya terhadap evaluasi
manajemen sekolah. kebijakan publik dalam pelaksanaan
wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun
B. Rumusan Masalah Penelitian 2. Kegunaan
Bertolak dari latar belakang di Praktis
atas, maka pernyataan masalah a. Mengha
penelitian ini adalah Bagaimana evaluasi silkan rumusan bagi bahan
pelaksanaan wajib belajar sembilan rekomendasi bagi pemerintah
tahun yang ada di wilayah Kabupaten Kabupaten Bandung dalam
Bandung. Berdasarkan pernyataan di mengevaluasi kebijakan pelaksanaan
atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan

Transparansi volume 15 No 2 Agustus 2020


4

wajib belajar pendidikan dasar membandingkan tujuan dengan


sembilan tahun sasaran yang dicapai;
b. Bagi 6. S
Dinas Pendidikan Kabupaten ebagai bahan masukkan (input)
Bandung penelitian ini dapat untuk kebijakan yang akan datang
digunakan bahan informasi (Hasbullah 2015 : 117)
mengenai bagimana upaya
akselerasi penuntasan wajib belajar
pendidikan dasar sembilan tahun di F. Metoda Penelitian
Kabupaten Bandung Metode penelitaian deskriptif
c. Bagi analisis, analis penelitian kualitatif,
dunia pendidikan, penelitian ini dengan informan Kepala Dinas
dapat dijadikan sebagai bentuk Pendidikan, Evaluator Monev
kontribusi dalam upaya memberikan Koordinator Pengawas Wilayah 1,
masukan dan alternatif pemecahan Wilayah 2, Wilayah 3 serta
masalah untuk menghasilkan suatu Koordinator wilayah (Korwil).
sistem pendidikan yang dapat
mempercepat penuntasan wajib G. Pembahasan
belajar sembilan tahun khususnya di Penyelenggaraan pendidikan
Kabupaten Bandung. hakikatnya dibangun oleh kebersamaan
dan dipengaruhi oleh berbagai faktor
E. Landasan Teori pendukungnya. Kebersamaan,
Evaluasi Kebijakan pendidikan mengandung makna adanya keselarasan,
pada hakekatnya merupakan proses terus kesepakatan dan komitmen antara
menerus. Proses kebijakan sering masyarakat, orang tua, sekolah dan
disebut lengkatan kebijakan yang pemerintah dalam menciptakan pusat
berputar terus menerus. Evaluasi kebudayaan. Sedangkan faktor
memiliki tujuan : mendukung adalah seperangkat masukan
1. M dalam proses pendidikan dan keluaran
enentukan tingkat kinerja suatu mempunyai tingkat ketergantungan yang
kebijakan melalui evaluasi dapat tinggi untuk sinergi. Adapun faktor-
diketahui diketahui derajat derajat faktor sebagai tantangan yang dihadapi
pencapaian tujuan dan sasaran pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan
kebijakan; Dasar di Kabupaten Bandung, meliputi:
2. M 1. Masyarakat
engukur tingkat efisiensi suatu Pelaksanaan pendidikan
kebijakan dengan evaluasi dapat khususnya pada tingkat pendidikan
diketahui; dasar, mempunyai peranan strategis
3. M dalam pembekalan pengetahuan dan
engukur tingkat keluaran (outcome) watak dalam meningkatkan sumber daya
suatu kebijakan, dengan evaluasi manusia yang dibutuhkan dalam
bisa mengukur kualitas pengeluaran mengisi pembangunan, dan sebagai daya
atu output dari suatu kebijakan. dukung pelaksanaan kebijakan
4. M pemerintah dalam hal ini Wajib Belajar
engukur dampat dari kebijakan. Sembilan Tahun dilain pihak. Ditinjau
Evaluasi untuk melihat dampak dari dari kepentingan tersebut, masih
suatu kebijakan; dihadapkan kepada berbagai kendala
5. U yang dihadapi seperti; (1) masyrakat
ntuk mengetahui bila ada Bandung,terutama didaerah pedesaan
penyimpangan, dengan cara masih belum sadar akan pentingnya

Transparansi volume 15 No 2 Agustus 2020


5

pendidikan serta didukung oleh potensi keluarannya memuaskan semua pihak,


finansial orang tua (strata ekonomi sehingga kepercayaan masyarakat
menengah ke bawah); (2) jarak lokasi terhadap pendidikan meningkat dan
tempat pendidikan yang susah minat meneruskan pendidikan juga
dijangkau; (3) terbatasnya tenaga meningkat. Berkenaan dengan
kependidikan dikarenakan penempatan pengelolaan sangat erat kaitannya
tenaga kependidikan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keterampilan
dengan kebutuhan; (4) terbatasnya dana manajerial dan pemegang kebijakan dari
pemerintah dan dana masyarakat guna para pemimpin pendidikan termasuk di
menunjang mutu proses belajar lingkungan sekolah.
mengajar. 2. Geografis
Kendala tersebut, dapat Wilayah Kabupaten Bandung
menimbulkan persoalan yang nampak sebagian besar wilayahnya adalah
kepermukaan yakni, pendidikan sekolah daerah agraris yang mayoritas daerah
belum memberikan daya tarik kepada pertanian, perkampungan yang jauh dari
masyarakat kelas menengah ke bawah pusat kota kabupaten, sehingga
untuk menyekolahkan putra-putrinya. masyarakat Kabupaten Bandung yang
Namun di balik kendala tersebut, masih berada di daerah perkampungan, relatif
menyimpan potensi yang sangat besar jauh untuk menyekolahkan anaknya
dan belum diberdayakan secara optimal kelokasi tempat pendidikan. untuk itu
antara lain; (1) sikap rasional dan nilai perlu adanya perhatian pemerintah
yang dianut masyarakat sebagai pilar dalam pembangunan sarana pendidikan
motivasi tegaknya pendidikan yang pada untuk melaksanakan penuntasan
gilirannya menghasilkan lulusan yang program wajib belajar sembilan tahun
berwatak; (2) sikap gotong royong yang dicanangkan dalam kebijakan
masyarakat sebagai pilar kekuatan program pemerintah daerah maupun
tumbuhnya pendidikan yang pada pemerintah pusat.
gilirannya menghasilkan lulusan yang 3. Ekonomi
mampu mensosialisakan diri pada Sebagian besar penduduk
kehidupan sehari-hari; (3) rasa Kabupaten Bandung yang berada
kebanggaan memiliki nilai-nilai bagi didaerah pedesaan,mayoritas tingkat
masyarakat sebagai pilar penyangga ekonominya rendah diakibatkan
efek negatif ekspansi multikultural penghasilan yang tidak stabil dan tidak
global, melalui pendidikan yang pada tetap dari pencaharian sebagai tenaga
gilirannya menghasilkan lulusan yang buruh tani dan bangunan.oleh karena itu
tangguh mempertahankan ciri-ciri mengakibatkan terhambatnya proses
kepribadian bangsa dan agama. pelaksaan pendidikan kejenjang lebih
Potensi internal dan eksternal lanjut seperti yang dianjurkan
dalam penyelenggaraan pendidikan, pemerintah,bahkan masih ada yang tidak
merupakan salah satu aset utama yang megenyam bangku pendidikan tingkat
harus dikelola secara maksimal. dasarpun diangkibatkan keadaan
Pengelolaan pendidikan dan pemerintah ekonomi yang memprihatinkan.
khusunya kabupaten Bandung,harus 4. Budaya
dapat dipertanggungjawabkan kepada Masyarakat Bandung
semua pihak (pemerintah, masyarakat, merupakan masyarakat agamis,
orang tua siswa dan peserta didiknya itu menganut pemahaman agama yang pada
sendiri). Pengelolaan pendidikan yang umumnya sangat kental, sehingga
efektif adalah dapat ditemukenali Kabupaten Bandung termasuk salah satu
melalui performansi khususnya kota tatar santri yang mengedepankan
pelayanan proses dan jaminan budaya islam. Pada umumnya

Transparansi volume 15 No 2 Agustus 2020


6

masyarakat Bandung terutama daerah Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan


pedesaan sangat kental sekali akan Sistem Pendidikan di Kabupaten
budaya islami, sehingga masyarakat Bandung di dalam Klausal menimbang
Bandung lebih mengutamakan menyatakan bahwa dalam rangka
pendidikan pesantren dibandingkan meningkatkan kompetensi pendidikan
pendidikan umum. hal itu merupakan berbasis keunggulan lokal di Kabupaten
tantangan buat pemerintah daerah dalam Bandung, perlu dilakukan peningkatan
mewujudkan program pendidikan dasar dalam sistem penyelenggaraan
menuju peningkatan sumber daya pendidikan yang dapat mendukung
manusia masyarakat Bandung menuju peran serta dan kemampuan daerah.
era globalisasi dengan tidak Sebagaimana kebijakan sistem
mengenyampingkan budaya yang islami. pendidikan daerah yang ada di wilayah
Oleh karena itu perlu adanya kerja sama Kabupaten bandung mengisyaratkan
antara pemerintah daerah baik bahwa peningkatan penyelenggaraan
Departemen Pendidikan nasional dengan pendidikan di wilayah Kabupten
Departemen Agama dalam memberikan Bandung mengedepankan pendidikan
pengertian dan masukan kepada berbasis keunggulan lokal. Hal ini
masyarakat untuk mewujudkan diperkuat dengan isi yang tertuang di
peningkatan sumberdaya Manusia dalam Pasal 15 Ayat 1 Peraturan Daerah
masyarakat Bandung dengan program Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun
penuntasan wajib belajar sembilan 2014 tentang Perubahan atas Peraturan
tahun. Daerah Kabupaten Bandung Nomor 26
Sejalan dengan hal di atas, maka Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
pembangunan di Kabupaten Bandung Sistem Pendidikan di Kabupaten
perlu pula memperhatikan kondisi dan Bandung menyatakan bahwa Pemerintah
potensi yang ada baik di daerah, Kabupaten Bandung berkewajiban
propinsi, nasional maupun tantangan menyediakan dana guna penuntasan
globalisasi. Pada sisi lain pembangunan wajib belajar 9 tahun dan rintisan wajib
di Kabupaten Bandung juga perlu belajar 12 tahun yang ada di wilayah
memperhatikan keterpaduan antara Kabupaten bandung.
kebijakan pemerintah yang ada Wajib Belajar Pendidikan Dasar
diatasnya secara terhirarkis. Hal tersebut 9 Tahun, merupakan program
melatar belakangi pemikiran bahwa Pemerintah untuk menjawab kebutuhan
pentingnya upaya pembangunan yang dan tantangan jaman. Berdasarkan
bersifat sinergis yaitu dengan adanya Undang-undang Pendidikan Nasional
keterpaduan antara satu salam lain baik No. 20 tahun 2003. Pemerintah berupaya
dari sisi sarana, program maupun meningkatkan taraf kehidupan rakyat
kelembagaan. dengan mewajibkan semua warga
Demikian pula halnya dengan negara Indonesia yang berusia 7- 12
pembangunan pendidikan yang telah tahun dan 12-15 tahun untuk
terdesentralisasikan kedaerah pasca menamatkan pendidikan dasar dengan
diterapkannya kebijakan otonomi daerah program 6 tahun di SD dan 3 tahun di
yang memerlukan adanya improvasi SLTP secara merata.
strategis pembangunan pendidikan yang Dengan diberlakukannya
sinergis, khususnya dalam hal ini adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
di Kabupaten Bandung. Hal tersebut tentang Pemerintah Daerah, esensinya
sejalan dengan Peratudan Daerah telah membagi kewenangan pemerintah
Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun pusat dan pemerintah daerah dalam
2014 tentang Perubahan atas Peraturan pengelolaan kegiatan pendidikan. Sejak
Daerah Kabupaten Bandung Nomor 26 efektif diberlakukan pada tahun 2016

Transparansi volume 15 No 2 Agustus 2020


7

yaitu 2 tahun setelah penyelenggaraan program WAJAR


diimplemtasikannya Undang-Undang DIKDAS Kabupaten Bandung selama
Nomor 23 Tahun 2014. Pengelolaan kurun waktu 2013/2014-2016/2017.
pendidikan dasar 9 tahun pada jenjang Berdasarkan data yang ada pada
pendidikan dasar, yaitu dari tingkat dasarnya menunjukan bahwa mayoritas
kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau kondisi pendidikan dasar yang ada di
Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 Kabupaten Bandung selalu mengalami
Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau pertumbuhan yang signifikan setiap
Madrasah Tsanawiyah (MTs). Adapun tahunnya. Namun kondisi sebaliknya
yang menjadi landasan kebijakan ini ditunjukan berdasarkan hasil evaluasi
adalah adanya landasan pokok yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan
keberadaan sistem pendidikan nasional Kabupaten Bandung dilihat dari besaran
adalah UUD 45 Bab XIII, Pasal 31, ayat presentase perkembangan angka
(1) Yang menyatakan bahwa: Tiap-tiap melanjutkan dan tidak melanjutkan
warga negara berhak mendapatkan sekolah menurut jenjang pendidikan
pengajaran. Secara garis besar data sebagaiman data yang ada pada tabel
imlementasi pelaksanaan kegiatan 2.berikut ini :
pendidikan dasar 9 tahun dapat dilihat
sebagaimana data yang ada pada tabel Tabel 2
berikut ini : Perkembangaan Angka Presentase
Tabel 1 Melanjutkan dan Tidak Melanjutkan
Perkembangan Angka Partisipasi Menurut Jenjang Pendidikan Tahun
Kasar dan Angka Partisipasi Murni 2013/2014-2016/2017
Program WAJAR DIKDAS No Jenjang Pendidikan 2013/2014 2014/2015 2015/20
16
Kabupaten Bandung 2013/2014- 1 Lulusan
2016/2017 SD+MI 64,565 64,601 67,057
SMP+MTS 45,262 46,031 51,742
N Jenjang 2013/ 2014/ 2015/ 2016/ 2 Siswa baru tingkat I
SMP+MTS+PaketB+PPS 64,345 64,391 66,850
o Pendidika 2014 2015 2016 2017
SM+MA+Paket C 32,771 36,055 41,668
n
3 Angka Melanjutkan (%)
1 APK SD+MI ke SMP/MTS 99,66 99,67 99,69
SD+MI+P 105,3 106,3 105,3 105,3 SMP/MTS ke SM 72,40 78,33 80,56
aket 6 6 8 9 4 Angka tidak melanjutkan
A+PPS+S (%)
DLB SD 0,34 0,33 0,31
SMP+MT 97,60 97,69 97,70 97,73 SMP 27,60 21,67 19,44
s+Paket Sumber : Hasil Evaluasi Evaluator
B+PPs+S WAJARDIKDAS Dinas
MPLB Pendidikan Kabupaten Bandung
2 APM 2017
SD+MI+P 95,11 95,13 94,67 96,48
Sebagaimana data yang ada
aket
A+PPS+S pada Tabel 2, menunjukan kondisi
DLB perkembangan presentase melanjutkan
SMP+MT 82,42 82,83 82,84 87,14 dan tidak melanjutkan sekolah pada
s+Paket tahun 2013/2014-2016/2017 bervariasi
B+ PPs +
SMPLB
dan menunjukan trend yang menurun.
Sumber : Data Dinas Pendidikan Sebagaimana data hasil evaluasi pada
Kabupaten Bandung 2017 tahun 2013/2014 presentase tidak
Sebagaimana data yang ada melanjutkan sebesar 0,34%, pada tahun
pada tabel 1 tersebut pada dasarnya 2014/2015 sebesar 0,33%, pada tahun
menunjukan tingkat angka partisipasi 2015/2016 sebesar 0,31% dan pada
kasar dan angka partisipasi murni tahun 2016/2017 sebesar 0,29%. Hal ini

Transparansi volume 15 No 2 Agustus 2020


8

menunjukan bahwa program penyelesaian atau ketuntasan wajar 9


WAJARDIKDAS belum sepenuhnya tahun di Kabupaten Bandung. Jumlah
berjalan dan masih memerlukan tersebut tersebar di 31 Kecamatan dan
penyempurnaan dalam pelaksanaanya. paling banyak yaitu kecamatan yang
Kondisi tersebut, berdasarkan berbatasan dengan kabupaten Cianjur,
observasi awal yang peneliti lakukan, Kabupaten Garut, masyarakatnya masih
menunjukan satu kondisi bahwa setelah tradisional dan pendidikan yang
diterapkannya kebijakan otonomi diutamana pesantren asal bisa ngaji,
daerah, kondisi pendidikan di Kabupaten sedangkan untuk sekolah umum atau SD
Bandung masih dihadapkan pada minatnya sedikit karena budaya yang
berbagai permasalahan yang cukup dibangun seperti itu, begitu juga factor
signifikan. Permasalahan tersebut ekonomi yang kurang menunjang, salah
diantaranya adalah belum meratanya satu contoh di Kecamatan Pangalengan
kesempatan mendapatkan pendidikan, Desa Margaluyu, anak anak usia sekolah
kualitas mutu pendidikan yang masih sudah dipekerjakan untuk memilah
rendah, pengelolaan pendidikan yang tomat, waluh dan lain sebagainya oleh
belum efisien, tidak adanya relevansi bos sayuran dan orang tuanya juga
dengan dunia usaha/industri dan potensi mengijinkan karena faktor ekonomi,
daerah serta kecakapan hidup. Dengan sehingga mereka tidak sekolah.
demikian maka proses belajar mengajar
diberbagai jenajang pendidikan H. Kesimpulan dan Saran
termasuk pendidikan diluar sekolah akan 1. Kesimpulan
mendorong terhadap peningkatan mutu Berdasarkan pembahasan di atas
pendidikan, terutama pelaksanaan masalah evaluasi belajar 9 tahun di di
program wajib belajar pendidikan dasar Kabupaten Bandung, penulis
sembilan tahun. menyimpulkan sebagai berikut :
Pelaksanaan pembangunan a. Hasil evaluasi wajib belajar 9 tahun
pendidikan di Kabupaten Bandung yang di Kabupaten Bandung tahun 2013-
salah satu agendanya adalah penuntasan 2017 signifikan, namun masih ada
wajib belajar pendidikan dasar sembilan 0,29 % atau kurang lebih 13000 usia
tahun merupakan suatu hal yang sangat sekolah yang tidak melanjutkan SD,
menarik bila dikaji lebih dalam, dan 19,15% tidak melanjutkan SMP;
berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik b. Pola fikir masyarakat pedesaan yang
untuk meneliti lebih lanjut terkait belum berkembang pentingnya
evaluasi yang dilakukan evaluator pendidikan, mereka masih
dengan melakukan penelitian dengan beranggapan asal bisa ngaji.
judul “Evaluasi Pelaksanaan Wajib c. Faktor ekonomi masyarakat yang
Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun sangat rendah jangankan untuk
(Studi di Kabupaten Bandung Jawa menyekolahkan anak untuk makan
Barat)” sehari hari saja masih susah.
Penelitian sementara 2. Saran
berdasarkan wawancara dengan Kabid a. Sosialisasi wajar 9 tahun harus tetap
Data dan Informasi bahwa hasil evaluasi dilakukan walaupun program
wajib belajar 9 tahun, menunjukkan tersebut sudah dari tahun 1994, tidak
signifikan dari tahun 2013-2017, namun ada salahnya terus dilakukan dengan
masih ada 0,29% atau kurang lebih melibatkan berbagai fihak;
13000 usia sekolah dasar yang tidak b. Pemerintah harus menganggarkan
melajutkan atau droup out, dan 19,25% dana yang cukup untuk mengatasi
yang tidak melanjutkan dari SD ke SMP. anak anak yang putus sekolah;
Hal ini menjadi bahan untuk

Transparansi volume 15 No 2 Agustus 2020


9

c. Pemerintah harus menerapkan berkewajiban menyediakan dana


sanksi bagi orang tua siswa yang guna penuntasan wajib belajar 9
mendapat bantuan pendidikan tapi tahun dan rintisan wajib belajar
anaknya tidak disekolahkan. 12 tahun yang ada di wilayah
Kabupaten bandung.

Daftar Pustaka

Hasbullah,
(2015) Kebijakan Pendidikan, PT
Grafindo Persada Jakarta

Nugroho, Riant
(2013), Kebijakan Pendidikan yang
unggul PT Pustaka Pelajar

Widodo, Joko
(2018), Analisis Kebijakan Publik.

Purwanto dan Sulistyastuti


(2015) Impelentasi Kebijakan Konsep
dan Aplikasinya di Indonesia
Penerbit Gava Media.

Sumber lain :
1. UU No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional

2. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang


Standar Pelayanan Pendidikan
Nasional

3. Peraturan Daerah Kabupaten


Bandung Nomor 22 Tahun 2014
tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten
Bandung Nomor 26 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Sistem
Pendidikan di Kabupaten
Bandung menyatakan bahwa
Pemerintah Kabupaten Bandung

Transparansi volume 15 No 2 Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai