Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MERENCANAKAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN


(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi program pendidikan)

Dosen Pengampu :
Nurhafifah, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 5

Adzkia Salsabilah 1911030005


Darma Setiawan 1911030049
Nur Fathonatul Laili 1911030154
Rieseva Nafitri 1911030383

Prodi : Manajemen Pendidikan Islam


Kelas : H

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN
1443 H /2021 M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

BandarLampung, 16 Oktober, 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

I.3. Latar Belakang....................................................................................................1

I.2. Rumusan Masalah................................................................................................1

I.1. Tujuan Masalah....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Perencanaan Evaluasi Program ...........................................................2

II.2 Analisis Kebutuhan Evaluasi Program .................................................................3

II.3 Langkah-Langkah Evaluasi Program ....................................................................6

II.4 Pentingnya Perencanaan Evaluasi .........................................................................5

BAB III PENUTUP

III.1. Kesimpulan.......................................................................................................9

III.2. Saran................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Evaluasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan


tingkah lakunya. Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik melalui bentuk
tes uraian maupun tes objektif.

Seorang pendidik harus dapat menentukan mana yang termasuk kegiatan evaluasi hasil
belajar dan mana yang termasuk kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar
menekankan pada informasi tentang sejauh mana hasil evaluasi yang dicapai oleh siswa sesuain
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses
yang sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan kegiatan pembelajaran dalam
membantu siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian Perencanaan Evaluasi Pembelajaran ?
2. Hal-Hal Apa Saja yang Harus Diperhatikan dalam Analisis Kebutuhan Evaluasi Program ?
3. Bagaimana Langkah-Langkah Perencanaan Evaluasi Pembelajaran ?

I.3 Tujuan Masalah


1. Dapat Mengetahui Pengertian Perencanaan Evaluasi Program
2. Dapat Mengetahui Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Perencanaan Evaluasi Program
3. Dapat mengetahui Langkah-Langkah Perencanaan Evaluasi Program

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Evaluasi Program

Perencanaan merupakan suatu cara untuk memproyeksi maksud dan tujuan. Seperti
yang telah kita tahu, perencanaan berkaitan dengan konsep masa depan, masalah-masalah
yang memerlukan imajinasi dan pilihan (choice), pemikiran yang ditujukan ke masa depan,
dan proses mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, perencanaan mencerminkan upaya yang
penuh pertimbangan. Perencanaan diakui sebagai cara yang paling andal (reliable) untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran. Perencanaan merupakan suatu cara untuk menentukan
serangkaian tindakan untuk mengarahkan tindakan tersebut agar sesuai dengan visi .1

Ackoff menyatakan bahwa walaupun perencanaan itu merupakan suatu proses pembuatan-
keputusan, perencanaan adalah jenis pembuatan keputusan khusus:
1. perencanaan merupakan sesuatu yang kita lakukan sebelum bertindak, artinya adalah
pembuatan keputusan yang sifatnya antisipatif
2. perencanaan diperlukan bila keadaan masa depan yang kita inginkan tersebut
melibatkan sejumlah putusan yang saling berkaitan, artinya suatu sistem keputusan
3. perencanaan merupakan suatu proses yang diarahkan untuk menghasilkan keadaan di
masa depan yang diinginkan, dan tidak diharapkan muncul kecuali ada suatu tindakan
yang dilakukan.
Jelaslah bahwa dengan perencanaan yang matang, tindakan yang kita lakukan biasanya
akan mulus dan lancar, kecuali ada hal-hal lain yang tidak kita perhitungkan sebelumnya
atau yang memang tidak bisa kita antisipasi (dalam batas-batas kemampuan kita sebagai
manusia).

Setelah kita mengenal konsep dan pengertian perencanaan, kita ulang sekilas mengenai
konsep evaluasi itu sendiri. Dalam hal ini, evaluasi pendidikan biasanya dibagi menjadi dua

1
Arikunto, S., dan Jabar, C.S.A. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Pedoman Teoretis Praktis Bagi Mahasiswa Dan
Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.hal 7
5
kategori umum: evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Bila kita melakukan kontemplasi
evaluasi dalam jangka panjang, biasanya kita berkenaan dengan evaluasi sumatif, yaitu
evaluasi yang muncul pada beberapa titik-akhir suatu proyek, program, atau matapelajaran
yang dapat diidentifikasi. Sebagai contoh, ujian komprehensif akhir dan nilai akhir siswa,
kinerja tahunan dan penilaian kinerja guru, dan penilaian program dalam bentuk evaluasi
sumatif dalam pendidikan. Evaluasi sumatif biasanya dilakukan dengan maksud membuat
penilaian mengenai keseluruhan aktivitas dan program. 2

Pengumpulan dan analisis biasanya ditujukan pada pengukuran hasil dan tingkat
pencapaian dengan mengacu pada tujuan dan standar tertentu yang telah dipahami. Hasil
penilaian melalui proses ini dijadikan dasar formal untuk membuat keputusan. Contoh dari
putusan ini antara lain yang berkenaan dengan apakah suatu program itu akan dilanjutkan
atau dihentikan, aktivitas sekolah, penilaian guru, penempatan siswa, dan kenaikan kelas
atau naik pangkat. Putusan ini juga bisa menjadi dasar untuk penilaian komparatif,
mengganti kurikulum lama dengan kurikulum baru berdasarkan perbandingan yang
dilakukan dari berbagai segi.

Evaluasi formatif, sebaliknya, mengacu pada evaluasi yang muncul selama proses atau
produk itu dirancang. Evaluasi formatif biasanya digunakan untuk memperbaiki
pengembangan, dan dapat dikatakan sebagai evaluasi berkelanjutan yang mengiringi upaya
pengembangan atau proses perubahan yang lebih besar. Evaluasi formatif sangat banyak
digunakan, misalnya, saat melakukan implementasi program atau sistem pengajaran baru.

Melalui pengukuran formatif, guru dan administrator dapat memonitor kemajuan dari
upaya implementasi. Pengukuran ini bermanfaat bagi para praktisi untuk mendeteksi dan
memecahkan masalah sebelum masalah itu bertambah buruk tanpa kendali. Evaluasi
formatif juga banyak digunakan dalam kaitannya dengan program pengembangan staf dan
perubahan organisasi. Yang lebih penting, evaluasi formatif sangat berkaitan dengan
perkembangan siswa.

2
Arikunto, S., dan Jabar, C.S.A. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Pedoman Teoretis Praktis Bagi Mahasiswa Dan
Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 9
6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa maksud dari perencanaan evaluasi adalah
menguraikan strategi mengenai cara mendapatkan dan menganalisis data yang akan
membantu meningkatkan efektivitas dari suatu evaluasi program pendidikan. Termasuk ke
dalam perencanaan evaluasi ini adalah:
1. penjelasan mengenai perlunya evaluasi dan tanggung jawab melakukan evaluasi;
2. penentuan batasan evaluasi dan analisis konteks evaluasi
3. identifikasi pertanyaan, kriteria, dan masalah evaluatif
4. perencanaan pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi
5. mengembangkan team manajemen perencanaan evaluasi, termasuk penentuan waktu,
anggaran dan biaya, personel, serta menentukan penilaian, monitoring, dan perbaikan
perencanaan evaluasi sampai mendapatkan suatu kesepakatan mengenai prosedur
evaluasi yang akan dilakukan. 3

B. Analisis Kebutuhan Evaluasi Program

Aktivitas ilmiah apakah itu melakukan penelitian (kuantitatif, kualitatif, R&D dan
lainnya), mendesain program, mendesain pembelajaran dan sebagainya tak terkecuali
melakukan evaluasi terhadap suatu program maka tahapan awal yang menjadi dasar atau
argumentasi rasional untuk melakukan aktivitas ilmiah tersebut adalah dilakukannya kajian
analisis kebutuhan (need assessment). Dengan kata lain analisis kebutuhan dilakukan untuk
menjawab urgensinya suatu aktivitas ilmiah itu perlu dan penting untuk dilakukan.

Oleh karena itu, jika ada pihak-pihak yang mempertanyakan suatu tindakan yang
dilakukan, maka pihak yang menjadi pelaku tindakan tersebut dapat menunjukkan fakta-
fakta merupakan data yang diperoleh untuk melakukan tindakan tersebut melalui aktivitas
analisis kebutuhan. Jadi tidak karena selera ataupun karena kepentingan yang tidak ilmiah
maka melakukan suatu aktivitas.

Anderson sebagaimana dikutip Arikunto dan Jabar (2009:71) memaparkan bahwa

3
Briekerhoff, R.O., et-al. (1986). Program Evaluation, A Practitioner’s Guide for Trainer and Educationer, 4th Edition.
Boston: Kluwer Nijboff Publishing. Hal 8
7
analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengidentifikasi kebutuhan sekaligus menentukan prioritas diantaranya. Dalam konteks
pendidikan dan pembelajaran kebutuhan diartikan sebagai suatu kondisi yang
memperlihatkan adanya kesenjangan antara keadaan nyata (yang ada) dengan kondisi yang
diharapkan. Kebutuhan tersebut dapat terjadi pada diri individu, kelompok maupun
lembaga. Anderson sebagaimana dikutip Arikunto dan Jabar (2009:76-77) menjelaskan
langkah pelaksanaan analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan dua teknik. Kedua teknik
tersebut adalah analisis kebutuhan secara objektif dan analisis kebutuhan secara subjektif.
Berikut penjelasannya4.
a. Analisis kebutuhan secara objektif yaitu
Analisis kebutuhan secara objektif dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi lingkup tujuan-tujuan penting dalam program yang akan
dievaluasi.
2. Menentukan indikator dan cara pengukuran tujuan-tujuan.
3. Menyusun kriteria (standar) untuk tiap-tiap indikator dengan acuan pedoman atau
acuan apa saja yang ada dalam sistem dan bidang yang dievaluasi.
4. Menyusun alat pengukuran untuk tiap-tiap indikator.
5. Membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria, jika data yang diperoleh
lebih rendah dari tingkat standar maka maknanya berarti ada kebutuhan.
b. Analisis kebutuhan secara subjektif.
Analisis kebutuhan secara subjektif dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tujuan-tujuan penting dalam program yang akan dievaluasi.
2. Menentukan pilihan kriteria atau menyusun kriteria yang sesuai dengan setiap
tujuan masing-masing bidang dan indikator. Dalam langkah ini evaluator perlu
mengumpulkan banyak bukti formal yang akan digunakan untuk dasar
pertimbangan kebutuhan.
3. Menyusun skala bertingkat yang digunakan untuk mempertimbangkan tingkat
penampilan indikator. Dalam pembuatan skala sedapat mungkin diurutkan sesuai
dengan tingkat penerimaan, dan skala tersebut sebaiknya berbentuk interval.

4
Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,hal 27
8
4. Jika sudah selesai membuat skala, kumpulkan semua calon evaluator untuk
bersama-sama menentukan urutan kebutuhan dan skala prioritas kebutuhan. Jika
kebetulan terdapat dua kebutuhan yang sejajar, diperlukan lagi kesepakatan untuk
menentukan masa kebutuhan yang lebih mendesak untuk diprioritaskan dalam
penyelesaiannya. Yang terpenting untuk diingat adalah bahwa menentukan urutan
kebutuhan jangan sampai ada subjektivitas yang masuk sehingga menyebabkan
hasilnya menyimpang dari kenyataan yang ada. 5
Terdapat 3 analisi kebutuhan dalam mengevaluasi program pendidikan
1. Scheduling (Penjadwalan).
Kegiatan evaluasi diharapkan selesai dalam waktu yang diberikan. Jika evaluasi tidak
selesai dalam waktu yang dialokasikan, tambahan biaya tidak disediakan, kecuali jika
dibuat ketentuan khusus untuk itu. Untuk menepati jadwal itulah, maka evaluator harus
memutuskan kapan setiap tahapan kegiatan evaluasi akan dilakukan, urutan kegiatan dan
lamanya waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan.

Penyusunan jadwal kegiatan evaluasi diperlukan, terutama untuk kepentingan,


kelancaran kegiatan evaluasi itu sendiri, mengatur batas waktu penyelesaian setiap
kegiatan, dan menentukan jumlah waktu yang diberikan untuk setiap kegiatan. Kegiatan
yang dilakukan selama evaluasi diarahkan untuk mengecek tujuan program serta menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana pengembangan rancangan strategi evaluasi dan
prosedur samplingnya, bagaimana perencanaan dan pelaksanaan pengumpulan
data/informasi dan analisisnya, dan bagaimana pelaporan hasil evaluasinya.

2. Penugasan dan Monitoring.


Merencanakan dan mengelola evaluasi berarti juga melakukan aktivitas mengawasi atau
melihat bagaimana staf secara efisien melakukan kegiatan evaluasi. Berbagai informasi
harus dikumpulkan, misalnya informasi tentang jumlah waktu yang dibutuhkan untuk setiap
kegiatan, bagaimana setiap kegiatan diselesaikan, dan masalah-masalah apa yang timbul.
Informasi ini dapat dikumpulkan dengan berbagai cara, mulai dari sistem pelaporan yang

5
Arikunto, Suharsimi, (1988), Penilaian Program Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, hal 29-31
9
terstruktur sampai dengan pertemuan informal dengan staf.

Siapa yang akan bertanggungjawab dalam evaluasi harus jelas. Suatu daftar tentang
siapa menjadi penanggungjawab kegiatan apa haruslah dibuat. Terlebih apabila evaluator
melibatkan suatu tim yang cukup besar, maka mekanisme kerja tenaga yang ada harus
direncanakan dan dikelola dengan baik. Daftar pembagian tanggungjawab dengan rincian
tugas hendaknya meliputi pekerjaan-pekerjaan; mengkonsep evaluasi, mendesain evaluasi,
menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, menentukan metode
pengkodean, penyimpanan dan akses data, menghubungi dan negosiasi dengan audien dan
responden, menyiapkan kontrak, menulis laporan, menafsirkan dan menyusun rekomendasi
serta mengelola dan berinteraksi dengan segenap personel yang berperan serta. 6

Tenaga yang berperan serta dalam evaluasi program, pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu tenaga evaluator dan tenaga penunjang atau pembantu.
Tenaga evaluator adalah tenaga inti yang bertanggung jawab penuh atas keseluruhan
pekerjaan evaluasi, sedangkan tenaga penunjang atau pembantu adalah orang-orang yang
menyelesaikan sebagian pekerjaan evaluasi atas dasar permintaan dan arahan dari evaluator.
Apabila tenaga evaluator merupakan tim, maka perlu ada kesepakatan tentang siapa yang
menjadi ketua tim dan siapa menjadi anggota. Lebih jauh siapa yang menjadi evaluator
pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Hal ini pentiing terutama dalam kaitannya dengan
hak-hak, wewenang dan yang terpenting adalah tanggungjawab dalam melaksanakan
evaluasi.

3. Budgeting (Pembiayaan).
Masalah pembiayaan evaluasi merupakan hal yang perlu dikelola secara efektif dan
efisien. Dalam perencanaan evaluasi hendaknya dicantumkan dengan jelas segala jenis
biaya beserta jumlah biaya yang diperlu. Biaya evaluasi biasnaya meliputi komponen-
komponen; gaji, konsultan, perjalanan dan lumpsum, pencetakan dan pengiriman, rapat dan
pertemuan, pengolahan data, alat, bahan dan ongkos sewa, biaya komunikasi, pajak dan

6
Depdikbud, (1983). Penilaian Program Pendidikan, Modul 12 Program Akta V-B, Jakarta.hal 56
10
lain-lain. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan besar kecilnya biaya evaluasi,
maka hal-hal yang harus diperhatikan dan diindahkan adalah semua ketentuan yang berlaku
tentang satuan biaya pada instansi yang bersangkutan.

Selain itu besarnya biaya evaluasi dipengaruhi oleh hal-hal yang sebagai berikut; jenis
informasi/data yang dikumpulkan, jumlah informasi yang diperlukan, lokasi sumber
informasi, jadwal waktu, jumlah orang yang berperan serta dalam pengumpulan data,
analisis data, dan pelaporan. 7

Dalam hal ini evaluator harus dapat mengelola biaya yang dialokasikan atau yang telah
disepakati dalam kontrak. Meskipun dalam kontrak dimungkinkan adanya perubahan
melalui adendum atau revisi, hal ini ditempuh jika benar-benar telah terjadi sesuatu yang
luar biasa seperti kejadian force majeur.
Suatu evaluasi biasanya diberikan sejumlah biaya dan jumlah yang telah ditentukan,
tidak lebih dan tidak kurang. Untuk merencanakan biaya, evaluator harus
mempertimbangkan antara lain keperluan yang dibutuhkan dan ketersediaan sumber,
rincian kegiatan, alokasi waktu, dan jumlah staf yang ditugasi. Seluruhnya diatur sesuai
dengan biaya dan jadwal. Biaya evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu biaya langsung dan
biaya tak langsung.

Biaya langsung adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk mendanai seluruh kegiatan
evaluasi. Pos-pos pengeluaran untuk biaya langsung ini terdiri atas; pengeluaran untuk staf
dan nonstaf. Pengeluaran untuk staf meliputi; gaji/honor, biaya lainnya (asuransi,
kesehatan, keamanan), biaya konsultan. Sedangkan pengeluaran untuk nonstaf meliputi;
sewa, ATK, peralatan, penggunaan komputer, telepon, surat-menyurat, percetakan dan
penggandaan, serta perjalanan (lumpsum, tranpor, penginapan).

Biaya tak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan evaluasi,
tetapi tidak termasuk dalam pos biaya langsung. Biaya tak langsung biasanya dihitung dala

7
Tayibnafis, Farida Yusuf, (2000), Evaluasi Program, Jakarta: Rineka Cipta.hal 21
11
prosentase dari total biaya langsung atau prosentase dari gaji/honor, misalnya 20% dari
biaya langsung. Dalam hal ini segala sumber yang tersedia dan mungkin dapat digunakan
dalam proses evaluasi hendaknya ditentukan, dimanfaatkan berdasarkan kesepakatan yang
jelas. Apa saja dokumen-dokumen, buku-buku, sarana prasarana dan lain-lain sumber yang
akan dimanfaatkan dalam evaluasi harus direncanakan, dimanfaatkan dan dikelola dengan
prinsip efektivitas dan efisiensi.8

C. Langkah-Langkah Evaluasi Program

Dalam hal ini, evaluasi merupakan dimensi penting dari pendidikan. Evaluasi program
pendidikan dapat dikatakan sebagai proses monitoring dan penyesuaian yang dikehendaki
oleh para evaluator dalam menentukan atau meningkatkan kualitas pendidikan. Evaluasi
menunjukkan seberapa baik program pendidikan berjalan dan menyediakan cara untuk
memperbaikinya. Mengacu pada konsep manajemen, proses evaluasi pendidikan dapat
dibagi menjadi tiga bagian utama: Perencanaan (Planning), Implementasi (Implementing),
dan Evaluasi (Evaluating). Jadi dalam proses ini kita mulai dengan merencanakan evaluasi,
mengimplementasikan evaluasi, dan mengevaluasi evaluasi.

Kita perlu merencanakan dan melaksanakan evaluasi secara sistematis dengan cara
1. Mengidentifikasi kebutuhan
2. Memilih strategi yang tepat dari berbagai alternatif
3. Memonitor perubahan yang muncul
4. Mengukur dampak dari perubahan tersebut. Mengevaluasi evaluasi berarti bahwa evaluasi
itu hendaknya memang harus dievaluasi (meta-evaluation).

Jelas bahwa proses perencanaan evaluasi merupakan bagian yang paling penting dalam
proses evaluasi secara keseluruhan. Kita harus memiliki perencanaan evaluasi yang baik
sebelum hal tersebut diimplementasikan. Dengan perencanaan yang baik, diharapkan bahwa
implementasi evaluasi akan berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

8
Fraenkel & Wallen (1993). How to Design and Evaluate Research in Education (2nd ed.). McGraw-Hill Inc.hal 29
12
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merencanakan suatu evaluasi, yaitu
1. Menentukan tujuan evaluasi, merumuskan masalah
2. Menentukan jenis data
3. Menentukan sampel evaluasi
4. Menentukan model evaluasi sesuai dengan tujuan evaluasi
5. Menentukan alat evaluasi
6. Merencanakan personal evaluasi
7. Merencanakan anggaran
8. Merencanakan jadwal kegiatan.

13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa maksud dari perencanaan evaluasi adalah
menguraikan strategi mengenai cara mendapatkan dan menganalisis data yang akan membantu
meningkatkan efektivitas dari suatu evaluasi program pendidikan. Aktivitas ilmiah apakah itu
melakukan penelitian (kuantitatif, kualitatif, R&D dan lainnya), mendesain program, mendesain
pembelajaran dan sebagainya tak terkecuali melakukan evaluasi terhadap suatu program maka
tahapan awal yang menjadi dasar atau argumentasi rasional untuk melakukan aktivitas ilmiah
tersebut adalah dilakukannya kajian analisis kebutuhan (need assessment).
Oleh karena itu, jika ada pihak-pihak yang mempertanyakan suatu tindakan yang
dilakukan, maka pihak yang menjadi pelaku tindakan tersebut dapat menunjukkan fakta-fakta
merupakan data yang diperoleh untuk melakukan tindakan tersebut melalui aktivitas analisis
kebutuhan.

Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., dan Jabar, C.S.A. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Pedoman Teoretis Praktis
Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Briekerhoff, R.O., et-al. (1986). Program Evaluation, A Practitioner’s Guide for Trainer and
Educationer, 4th Edition. Boston: Kluwer Nijboff Publishing.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, (1988), Penilaian Program Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara

Depdikbud, (1983). Penilaian Program Pendidikan, Modul 12 Program Akta V-B, Jakarta.

Tayibnafis, Farida Yusuf, (2000), Evaluasi Program, Jakarta: Rineka Cipta.

Fraenkel & Wallen (1993). How to Design and Evaluate Research in Education (2nd ed.).
McGraw-Hill Inc.

Anda mungkin juga menyukai