Dosen Pengampu :
Dr. Sri Sumarni, M.Pd.
Dr. Yosef M.A.
Oleh :
Sri Kurniati : 06032681721006
Rizky Fajri Ananda : 06032681721004
Mulyati : 06032681721021
Karya Tulis :
Sri Kurniati (06032681721006), Rizky Fajri Ananda (06032681721004),
Mulyati((06032681721021)
Abstrak
Proses keputusan inovasi (Sa’ud: 2010) ialah proses yang dilalui (dialami) individu (unit
pengembil keputusan), mulai dari tahap mengetahui informasi adanya inovasi, kemudian
keputusan setuju terhadap inovasi, ketetapan diterima atau tidaknya inovasi
tersebut,melaksanakan keputusan sampai dengan pengukuhan keputusan tersebut. Proses ini
terdiri dari serangkaian tindakan dan pemulihan yang dilakukan seseorang atau organisasi untuk
menilai suatu gagasan baru dan memutuskan apakah akan menggunakan ide baru tersebut
kedalam kegiatan yang sedang atau yang sudah berlangsung, tindakan ini berkenaan dengan
ketidakpastian yang mau tidak mau ada dalam keputusan suatu alternative baru.
Proses inovasi dilakukan melalui beberapa Menurut Roger, proses keptusan inovasi
tahap/ serangkaian kegiatan yang terdiri dari 5 tahap, yaitu tahap pengetahuan,
berlangsung dalam waktu tertentu. Inovasi
tahapan bujukan, tahapan keputusan, tahap tahap pengetahuan saja tetapi juga pada
implementasi dan tahap konfirmasi. tahap yang lain bahkan sampai tahap
konfirmasi. Artinya masih ada keinginan
1. Tahap Pengetahuan (Knowledge) untuk mengetahui aspek – aspek tertentu
dari inovasi.
Proses keputusan inovasi dimulai dengan
tahap pengetahuan yaitu tahap pada saat 2. Tahap Bujukan (Persuation)
seorang menyadari adanaya suatu inovasi
dan ingin tahu bagaimana fungsi inovasi Pada tahap persuasi dari proses keputusan
tersebut. Pengertian menyadari dalam hal ini inovasi, sesorang membentuk sikap
bukan memahami tetapi membuka diri untuk menyenangi atau tidak menyenangi
mengetahui inovasi. Seseorang menjadi terhadap inovasi. Jika pada tahap
atau membuka suatu inovasi tentu pengetahuan proses kegiatan mental yang
dilakukan secara aktif bukan secara utama bidang kognitif, maka pada tahap
pasif.Seseorang menyadari perlunya persuasi yang berperan utama bidang
mengetahui inovasi biasanya tentu afeksi atau perasaan. Sesorang tidak dapat
berdasarkan pengamatan tentang inovasi itu menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih
sesuai dengan kebutuhannya, minat atau dulu tentang inovasi.
mungkin juga kepercayaaan nya. Adanya
inovasi menumbuhkan kebutuhan karena Dalam tahap persuasi ini lebih banyak
kebetulan ia merasa butuh. Tetapi mungkin keaktifan mental yang memegang peran.
juga terjadi bahkan karena seseorang butuh Seseorang akan berusaha untuk mengetahui
sesuatu maka untuk memenuhinya diadakan lebih banyak tentang inovasi dan
inovasi. Dalam kenyataanya di masyarakat menafsirkan informasi yang diterinmanya.
hal yang kedua ini jarang terjadi, karena Pada tahap ini berlangsung seleksi informasi
banyak orang tidak tahu apa yang disesuaikan dengan kondisi dan sifat
diperlukan. Apalagi dalam bidang pribadinya. Di sinilah peranan katrakteristik
pendidikan, yang dapat merasakan perlunya inovasi dalam mempengaruhi proses
ada perubahan biasanya orang yang ahli. keputusan inovasi.
Sedang guru sendiri belum tentu mau
menerima perubahan atau inovasi yang Dalam tahap persuasi ini juga sangat penting
sebenarnya diperlukan untuk peran keamampuan untuk mengantisipasi
mengefektifkan pelaksanaan tugasnya. kemungkinan penerapan inovasi di masa
Sebagaimana halnya untuk seorang dokter, datang. Perlu ada kemampuan untuk untuk
manusia memerlukan makan vitamin, tetapi memproyeksikan penerapan inovasi dalam
juga tidak menginginkan nya, dan pemikiran berdasrkan kondisi dan situsai
sebaliknya sebenarnya ingin sate tetapi yang ada. Untuk mempermudah proses
menurut dokter justru sate membahayakan mental itu, perlu adanaya gambaran yang
kita. Setelah seseorang menyadari adanaya jelas tentang bagaimana pelaksanaannya
inovasi dan membuka dirinya untuk inovasi, jika mungkin sampai pada
mengetahui inovasi , maka keaktifan untuk konsukuensi inovasi.
memenuhi kebutuhan ingin tahu tentang
inovasi itu bukan hanya berlangsng pada
Hasil dari tahap persuasi yang utama ialah bagian demi bagian akan lebih cepat
adanya penentuan menyenangi atau tidak diterima. Dapat juga terjadi percobaan
menyenangi inovasi. Diharapkan hasil tahap cukup dilakukan sekelompok orang dan
persuasi akan mengarahkan proses yang lain cukup memepercayai dengan hasil
keputusan inovasi atau dengan kata lain ada percobaan temannya.
kecenderungan kesesuaian antara
menyenangi inovasi dan menerapkan Perlu diperhatikan bahwa dalam kenyataan
inovasi. Namun perlu diketahui bahwa pada setiap tahap dalam proses keputusan
sebenarnya antara sikap dan aktifitas masih inovasi dapat terjadi penolakan inovasi.
ada jarak. Orang menyenangi inovasi belum Misalnya penolakan dapat terjadi pada awal
tentu ia menerapkan inovasi. Ada jarak atau tahap pengetahuan, dapat juga terjadi pada
kesenjangan antara pengetahuan-sikap, dan tahap persuasi, mungkin juga terjadi setelah
penerapan ( praktik ). Misalnya seorang konfirmasi, dan sebagainya.
guru tahu tentang metode diskusi, tahu cara
menggunakannya, dan senang seandainya Ada dua macam penolakan inovasi yaitu :
menggunakan, tetapi ia tidak pernah
menggunakan, karena beberapa factor : ( a) penolakan aktif artinya penolakan
tempat duduknya tidak memungkinkan, inovasi setelah inovasi setelah melalui
jumlah siswanya terlalu besar, dan takut mempertimbangkan untuk menerima inovasi
bahan pelajarannya tidak akan dapat atau mungkin sudah mencoba lebih dahulu,
disajikan sesuai batas waktu yang tetapi keputusan terakhir menolak inovasi.
ditentukan. Perlu adanya bantuan
pemecahan masalah. ( b ) penolakan pasif artinya penolakan
inovasi dengan tanpa pertimbangan sama
3. Tahap Keputusan ( Decision ) sekali.
Tahap keputusan dari proses inovasi, Dalam pelaksanaan difusi inovasi antara :
berlangsung jika seseorang melakukan pengetahuan , persuasi, dan keputusan
kegiatan yang mengarah untuk menetapkan inovasi sering berjalan bersamaan. Satu
menerima atau menolak inovasi. Menerima dengan yuang lainnya saling berkaitan.
inovasi berarti sepenuhnya akan Bahkan untuk jenis inovasi tertentu dapat
menerapkan inovasi. Menolak inovasi terjadi urutan : pengetahuan-keputusan
berarti tidak akan menerapkan inovasi. inovasi-baru persuasi.
Inovasi dapat diterima atau ditolak oleh 3. Keputusan inovasi otoritas, ialah
seseorang (individu) sebagai anggota sistem pemilihan untuk menerima atau menolak
sosial, atau oleh keseluruhan anggota sistem inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat
sosial, yang menentukan untuk menerima oleh seseorang atau sekelompok orang yang
inovasi berdasarkan keputusan bersama atau mempunyai kedudukan, status, wewenang
berdasarkan paksaan (kekuasaan). Dengan atau kemampuan yang lebih tinggi daripada
dasar kenyataan tersebut maka dapat anggota yang lain dalam suatu sistem sosial.
dibedakan adanya beberapa tipe keputusan Para anggota sama sekali tidak mempunyai
inovasi : pengaruh atau peranan dalam membuat
keputusan inovasi. Para anggota sistem
1. Keputusan inovasi opsional, yaitu sosial tersebut hanya melaksanakan apa
pemilihan menerima atau menolak inovasi, yang telah diputuskan oleh unit pengambil
berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh keputusan misalnya, seorang pimpinan
perusahaan memutuskan agar sejak tanggal berubah dalam waktu tertentu. Rogers
1 maret semua pegawai harus memakai memberi contoh inovasi penggunaan tali
seragam hitam putih. Maka semua pegawai pengaman bagi pengendara mobil (auto
sebagai anggota sistem sosial di perusahaan mobil seat belts). Pada mulanya pemasangan
itu harus melaksanakan apa yang telah seatbelt di mobil diserahkan kepada pemilik
diputuskan oleh atasannya. kendaraan yang mampu membiayai
pemasangannya. Jadi menggunakan
Ketiga tipe keputusan inovasi tersebut keputusan opsional. Kemudian pada tahun
merupakan rentangan dari keputusan berikutnya peraturan pemerintah
opsional (individu dengan penuh tanggung mempersyaratkan semua mobil baru harus
jawab secara mandiri mengambil dilengkapi dengan tali pengaman. Jadi
keputusan), dilanjutkan dengan keputusan keputusan inovasi pemasangan tali
kolektif (individu memperoleh sebagian pengaman dibuat secara kolektif. Kemudian
sebagian wewenang untuk mengambil banyak reaksi terhadap peraturan ini
keputusan), dan yang terakhir keputusan sehingga pemerintah kembali kepada
otoritas (individu sama sekali tidak peraturan lama keputusan menggunakan tali
mempunyai hak untuk mengambil alih pengaman diserahkan kepda tiap individu
keputusan). Keputusan kolektif dan otoritas (tipe keputusan opsional).
banyak digunakan dalam organisasi formal,
seperti perusahaan, sekolah, perguruan 4. Keputusan inovasi kontingensi
tinggi, organisasi pemerintahan, dan (contingent), yaitu pemilihan menerima atau
sebagainya. Sedangkan keputusan opsional menolak suati inovasi, baru dapat dilakukan
sering digunakan dalam penyebaran inovasi hanya setelah ada keputusan inovasi yang
kepada petani, konsumen, atau inovasiyang mendahuluinya. Misalnya di sebuah
sasarannya anggota masyarakat sebagai Perguruan Tinggi, seorang dosen tidak
individu bukan sebagai anggota organisasi mungkin untuk memutuskan secara opsional
tertentu. untuk memakai komputer sebelum didahului
keputusan oleh pimpinan fakultasnya untuk
Biasanya yang paling cepat diterimanya melengkapi peralatan fakultas dengan
inovasi dengan menggunakan tipe keputusan komputer. Jadi ciri pokok dari keputusan
otoritas, tetapi masih juga tergantung inovasi kontingan ialah digunakannya dua
bagaimana pelaksanaannya. Sering terjadi atau lebih keputusan inovasi secara
juga kebohongan dalam pelaksanaan bergantian untuk menangani suatu difusi
keputusan keputusan otoritas. Dapat juga inovasi, terserah yang mana yang akan
terjadi bahwa keputusan opsional lebih cepat digunakan dapat keputusan opsional,
dari keputusan kolektif, jika ternyata untuk kolektif atau otoritas.
membuat kesepakatan dalam musyawarah
antara anggota sistem sosial mengalami Sistem sosial terlibat secara langsung dalam
kesukaran. Cepat lambatnya difusi inovasi proses keputusan inovasi kolektif, otoritas
tergantung pada berbagai faktor. dan kontingen dan mungkin tidak secara
langsung terlibat dalam keputusan inovasi
Tipe keputusan yang digunakan untuk opsional.
menyebarluaskan suatu inovasi dapat juga
Daftar pustaka
[1]
http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/
inovasi-pendidikan/ diakses tgl 12 november
2011
[2]
http://www.smkdarunnajah.sch.id/2011/08/p
roses-keputusan-inovasi-pendidikan.html,
diakses tgl 12 November 2011
[3] http://kabar-
pendidikan.blogspot.com/2011/04/proses-
keputusan-inovasi-pendidikan.html, diakses
tgl 12 November 2011
[4] www.kabar-pendidikan.blogspot.com,
diakses tgl 12 november 2011
[5]
http://srihendrawati.blogspot.com/2009/11/p
roses-keputusan-inovasi.html diakses tgl 12
november 2011
[6]
http://bhaktiprima.blogspot.com/2011/03/pr
oses-keputusan-inovasi.html, diakses tgl 12
November 2011
[7]
http://bhaktiprima.blogspot.com/2011/03/pr
oses-keputusan-inovasi.html, diakses tgl 12
November 2011
[8]
http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/
inovasi-pendidikan/ diakses tgl 12
November 2011