MAKALAH
Oleh:
Rahma Dewi Kartika (06032681721003)
Coline Asita (06032681721020)
Dosen Pengampu:
DR. SRI SUMARNI, M.PD
DR. YOSEF BARUS, M.A
0
Saluran Komunikasi Dalam Tahapan Proses Keputusan Inovasi
1 PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi dan informasi yang begitu cepat dalam aspek kehidupan
manusia khususnya bidang pendidikan merupakan upaya menjembatani masa
sekarang dan masa depan dengan cara memperkenalkan pembaharuan yang
efisien dan efektif. Inovasi mengiringi perkembangan zaman dalam memenuhi
kebutuhan yang sesuai dengan kurun waktunya. Timbulnya inovasi dalam bidang
pendidikan karena adanya pendorong utama berupa kebutuhan layanan dan
memperbaiki kesempatan belajar bagi peserta didik. Hal ini mengharuskan
lembaga pendidikan terus menerus membuat suatu program yang sesuai untuk
mengantisipasi perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi dan
kebutuhan peserta didik.
Pembaharuan dalam bidang pendidikan atau bisa kita sebut inovasi
pendidikan adalah upaya perubahan baru dengan tujuan memperoleh hal yang
lebih baik dalam pendidikan. Munculnya inovasi pendidikan disebabkan adanya
persoalan dan tantangan dalam beberapa aspek pendidikan. Hal tersebut harus
diselesaikan dengan pemikiran baru secara mendalam dan progresif sehingga
lebih efektif dan efisien.
Dengan adanya inovasi pendidikan diharapkan mampu menyelesaikan
permasalahan yang muncul dibidang pendidikan. Dalam menyebarkan inovasi
pendidikan pasti mengalami kesulitan karena banyak orang mengetahui dan
memahami sesuatu yang baru tetapi tidak mau menerima bahkan menerapkannya.
1
Mengatasi permasalahan proses penyebaran inovasi maka diperlukan difusi
inovasi yang menarik perhatian masyarakat khususnya dalam lembaga
pendidikan. Proses difusi inovasi membutuhkan saluran komunikasi untuk
menyebarluaskan hal yang baru dengan tujuan memberikan informasi yang jelas
sehingga mereka dapat menerima dan menerapkan inovasi tersebut.
Saluran komunikasi adalah alat yang dapat menyampaikan pesan-pesan
inovasi dari sumber kepada penerima. Komunikasi untuk memperkenalkan suatu
inovasi kepada khalayak banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang
lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Komunikasi untuk mengubah
suatu sikap atau perilaku penerima secara personal, dalam hal ini saluran
komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal. Dalam jurnal ini
peneliti mengangkat permasalahan saluran komunikasi apa yang tepat digunakan
oleh inovator agar diterima dan diterapkan masyarakat sehingga mempengaruhi
dalam tahapan proses keputusan inovasi.
2 PEMBAHASAN
2.1 Saluran Komunikasi
Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa tujuan komunikasi adalah
tercapainya suatu pemahaman bersama (Mutual Understanding) antara dua atau
lebih partisipan komunikasi terhadap suatu pesan (dalam hal ini adalah ide baru)
melalui saluran komunikasi tertentu. Dengan demikian diadopsinya suatu ide baru
(inovasi) dipengaruhi oleh:
3 Partisipan komunikasi
Saluran komunikasi
2
Saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
1. Saluran Media Massa (Mass Media Channel)
2. Saluran Antar pribadi (Interpersonal Channel)
3
pendidikan, bahasa dan sebagainya mengakibatkan komunikasi kurang efektif.
Hal ini merupakan tantangan dalam proses difusi inovasi yang dapat diatasi jika
dalam berkomunikasi adanya kemampuan seseorang untuk menyamakan dirinya
dengan orang lain (empati).
Maka menggunakan saluran yang tepat sesuai situasi dan kondisi dalam
menyampaikan infomasi suatu inovasi, akan mempengaruhi seseorang atau
kelompok untuk menerima atau menolak bahkan menerapkan inovasi tersebut.
Sehingga saluran komunikasi sangat berpengaruh dalam tahapan proses keputusan
inovasi yang akan kita bahas selanjutnya.
Menurut (Sa’ud, 2015), proses keputusan inovasi adalah suatu proses yang
dilakukan seseorang, awalnya mengetahui adanya inovasi, dilanjutkan dengan
keputusan setuju pada inovasi, lalu membuat keputusan menerima atau menolak,
implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah
diambilnya. Proses keputusan inovasi merupakan kegiatan yang bukan terjadi
begitu saja, tetapi serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu
tertentu. Sehingga seseorang atau kelompok dapat menilai gagasan yang baru itu
sebagai bahan untuk dipertimbangkan menolak atau menerima inovasi dan
menerapkanya.
Untuk sampai pada keputusan yang mantap menerima atau menolak inovasi
perlu informasi yang jelas untuk mengurangi ketidakpastian dan berani
mengambil keputusan. Menurut Roger, proses keputusan inovasi terdiri dari 5
tahapan yaitu (1) tahap pengetahuan, (2) tahap persuasi, (3) tahap keputusan, (4)
tahap implementasi, dan (5) tahap konfirmasi.
4
dilakukan secara aktif yaitu mau mempertimbangkan adanya inovasi bukan pasif
yang tidak mau sama sekali mempertimbangkan inovasi.
Begitupun seseorang menyadari perlunya mengetahui inovasi biasanya
berdasarkan pengamatannya tentang inovasi tersebut sesuai dengan kebutuhan,
minat atau mungkin juga kepercayaanya. Seseorang atau kelompok memiliki
kebutuhan akan sesuatu, hal ini merupakan alasan menyadari untuk memenuhi
kebutuhannya maka timbul rasa dibutuhkannya inovasi.
Contohnya salah satu saluran komunikasi yang digunakan inovator yaitu
televisi menyiarkan acara yang dibutuhkan seorang pendidik dalam inovasi
pendidikan, hal ini membuat pendidik mau mendengar dan melihat acara tesebut.
Maka rasa ingin tahu tersebut merupakan proses keputusan inovasi pada tahap
pengetahuan.
Setelah seseorang menyadari adanya inovasi dan membuka dirinya untuk
mengetahui inovasi, maka keaktifan untuk memenuhi kebutuhan ingin tahu
tentang inovasi itu bukan hanya berlangsung pada tahap pengetahuan saja tetapi
juga ada tahap yang lain bahkan sampai tahap konfirmasi masih ada keinginan
untuk mengetahui aspek-aspek tertentu dari inovasi.
Proses keputusan inovasi pada tahap persuasi yang terjadi pada seseorang
atau kelompok berarti mulai ada membentuk sikap menyenangi atau tidak
menyenangi terhadap inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan
mental yang utama bidang kognitif, pada tahap persuasi yang berperan utama
bidang afektif atau perasaan. Maka seseorang tidak dapat menyenangi inovasi
sebelum ia terlebih dahulu mengetahui tentang inovasi.
Dalam tahap persuasi ini juga sangat penting peran kemampuan untuk
mengantisipasi kemungkinan penerapan inovasi di masa datang. Perlu ada
kemampuan untuk memproyeksikan penerapan inovasi dalam pemikiran
berdasarkan kondisi dan situasi yang ada. Untuk mempermudah proses mental itu,
perlu adanya gambaran yang jelas tentang bagaimana pelaksanaan inovasi, jika
mungkin sampai pada konsekuensi inovasi.
5
Orang yang menyenangi suatu inovasi belum tentu akan menerapkan
inovasi tersebut. Hal itu disebabkan adanya jarak atau kesenjangan antara
pengetahuan, sikap dan penerapannya. Diawali dari informasi suatu inovasi yang
didapat melalui saluran komunikasi seperti media massa dan interpersonal,
kemungkinan seseorang langsung senang mengetahui adanya inovasi tersebut dan
menerimanya. Akan tetapi inovasi yang tidak dapat digunakan karena adanya
beberapa faktor yang menghambat sehingga perlu ada bantuan pemecahan
masalah dengan saluran komunikasi interpersonal.
6
menolak inovasi, dan (b) penolakan pasif artinya penolakan inovasi dengan tanpa
pertimbangan sama sekali walaupun telah mendapat informasi suatu inovasi
melalu media massa atau interpersonal.
Dalam pelaksanaan difusi inovasi antara pengetahuan, persuasi dan
keputusan inovasi berjalan bersamaan. Satu dengan yang lain saling berkaitan.
7
tentang inovasi tersebut. Akan tetapi kebanyakan cenderung untuk menjauhkan
diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung
yang memperkuat keputusan itu. Jadi dalam tahap ini, sikap menjadi hal yang
lebih krusial. Keberlanjutan penggunaan inovasi ini akan bergantung pada
dukungan dan sikap individu .
Dengan kata lain seseorang melalukukan seleksi informasi dalah tahap
konfirmasi. Hal ini untuk menghindari terjadinya drop out dalam penerimaan dan
implementasi inovasi. Peran agen inovasi dibutuhkan dalam monitoring dan
penguatan suatu inovasi agar seseorang atau kelompok tidak mudah terpengaruh
pada informasi negatif tentang inovasi tersebut.
4 PENUTUP
4.1 Simpulan
8
DAFTAR PUSTAKA