Anda di halaman 1dari 10

SALURAN KOMUNIKASI

DALAM TAHAPAN PROSES KEPUTUSAN INOVASI

MAKALAH

Oleh:
Rahma Dewi Kartika (06032681721003)
Coline Asita (06032681721020)

Dosen Pengampu:
DR. SRI SUMARNI, M.PD
DR. YOSEF BARUS, M.A

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018

0
Saluran Komunikasi Dalam Tahapan Proses Keputusan Inovasi

Coline Asita, Rahma Dewi Kartika, Sri Sumarni, Yosef Barus


Program Studi Magister Teknologi Pendidikan, FKIP,
Universitas Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara, Bukit Lama, Ilir Barat 1, Palembang,
Sumatera Selatan 30128
purikhatsu@gmail.com

1 PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi dan informasi yang begitu cepat dalam aspek kehidupan
manusia khususnya bidang pendidikan merupakan upaya menjembatani masa
sekarang dan masa depan dengan cara memperkenalkan pembaharuan yang
efisien dan efektif. Inovasi mengiringi perkembangan zaman dalam memenuhi
kebutuhan yang sesuai dengan kurun waktunya. Timbulnya inovasi dalam bidang
pendidikan karena adanya pendorong utama berupa kebutuhan layanan dan
memperbaiki kesempatan belajar bagi peserta didik. Hal ini mengharuskan
lembaga pendidikan terus menerus membuat suatu program yang sesuai untuk
mengantisipasi perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi dan
kebutuhan peserta didik.
Pembaharuan dalam bidang pendidikan atau bisa kita sebut inovasi
pendidikan adalah upaya perubahan baru dengan tujuan memperoleh hal yang
lebih baik dalam pendidikan. Munculnya inovasi pendidikan disebabkan adanya
persoalan dan tantangan dalam beberapa aspek pendidikan. Hal tersebut harus
diselesaikan dengan pemikiran baru secara mendalam dan progresif sehingga
lebih efektif dan efisien.
Dengan adanya inovasi pendidikan diharapkan mampu menyelesaikan
permasalahan yang muncul dibidang pendidikan. Dalam menyebarkan inovasi
pendidikan pasti mengalami kesulitan karena banyak orang mengetahui dan
memahami sesuatu yang baru tetapi tidak mau menerima bahkan menerapkannya.

1
Mengatasi permasalahan proses penyebaran inovasi maka diperlukan difusi
inovasi yang menarik perhatian masyarakat khususnya dalam lembaga
pendidikan. Proses difusi inovasi membutuhkan saluran komunikasi untuk
menyebarluaskan hal yang baru dengan tujuan memberikan informasi yang jelas
sehingga mereka dapat menerima dan menerapkan inovasi tersebut.
Saluran komunikasi adalah alat yang dapat menyampaikan pesan-pesan
inovasi dari sumber kepada penerima. Komunikasi untuk memperkenalkan suatu
inovasi kepada khalayak banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang
lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Komunikasi untuk mengubah
suatu sikap atau perilaku penerima secara personal, dalam hal ini saluran
komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal. Dalam jurnal ini
peneliti mengangkat permasalahan saluran komunikasi apa yang tepat digunakan
oleh inovator agar diterima dan diterapkan masyarakat sehingga mempengaruhi
dalam tahapan proses keputusan inovasi.

2 PEMBAHASAN
2.1 Saluran Komunikasi
Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa tujuan komunikasi adalah
tercapainya suatu pemahaman bersama (Mutual Understanding) antara dua atau
lebih partisipan komunikasi terhadap suatu pesan (dalam hal ini adalah ide baru)
melalui saluran komunikasi tertentu. Dengan demikian diadopsinya suatu ide baru
(inovasi) dipengaruhi oleh:

3 Partisipan komunikasi

Dari sisi partisipan komunikasi, Rogers mengungkapkan bahwa derajat


kesamaan atribut (seperti kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan lain-lain)
antara individu yang berinteraksi (partisipan) berpengaruh terhadap proses difusi.
Semakin besar derajat kesamaan atribut partisipan komunikasi (homophily),
semakin efektif komuniksi terjadi. Begitu pula sebaliknya. Semakin besar derajat
perbedaan atribut partisipan (heterophily), semakin tidak efektif komunikasi
terjadi.

 Saluran komunikasi

2
Saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:
1. Saluran Media Massa (Mass Media Channel)
2. Saluran Antar pribadi (Interpersonal Channel)

Komunikasi dalam difusi inovasi sebagai suatu proses pertukaran informasi


antara anggota sistem sosial sehingga adanya pengertian antara satu dengan yang
lain. Kegiatan komunikasi dalam proses difusi berupa (1) inovasi, (2) individu
atau kelompok yang telah mengetahui dan memiliki pengalaman dengan inovasi,
(3) individu atau kelompok lain yang belum mengenal inovasi, (4) saluran
komunikasi yang menggabungkan antara kedua pihak. Maka dibutuhkan alat yang
tepat untuk menyampaikan informasi dari seseorang ke orang lain sehingga lebih
efektif dalam proses komunikasi.
Saluran media massa seperti radio, televisi, surat kabar, dan publikasi lewat
internet digunakan untuk menyampaikan informasi dari seseorang atau
sekelompok orang kepada khalayak banyak dan luas sehingga mengetahui dan
menyadari adanya inovasi. Sedangkan saluran interpersonal adalah suatu proses
penyampaian informasi secara langsung antar individu agar lebih efektif dalam
mempengaruhi seseorang untuk menerima inovasi terutama yang telah memiliki
hubungan yang erat. Saluran interpersonal juga dapat digunakan untuk suatu
kelompok yang sebelumnya terdapat hubungan diantara mereka sehingga muncul
kepercayaan untuk menerima suatu inovasi.
Dalam proses difusi, banyak orang menilai inovasi bukan obyektif
berdasarkan karya ilmiah tetapi secara subyektif berdasarkan memperoleh
informasi dari temannya yang lebih dahulu mengetahui dan menerima inovasi.
Hal ini merupakan proses komunikasi interpersonal yang akan lebih efektif jika
sesuai dengan prinsip homophily (kesamaan) seperti asal daerah, bahasa,
kepercayaan, tingkat pendidikan dan sebagainya. Proses komunikasi antar
homophily akan lebih terasa akrab dan lancar sehingga lebih besar dalam
mempengaruhi individu atau kelompok tersebut.
Sedangkan kenyataanya proses difusi berlawanan dengan homophily yaitu
heterophily yang mempunyai banyak perbedaan. Perbedaan tingkat kemampuan,

3
pendidikan, bahasa dan sebagainya mengakibatkan komunikasi kurang efektif.
Hal ini merupakan tantangan dalam proses difusi inovasi yang dapat diatasi jika
dalam berkomunikasi adanya kemampuan seseorang untuk menyamakan dirinya
dengan orang lain (empati).
Maka menggunakan saluran yang tepat sesuai situasi dan kondisi dalam
menyampaikan infomasi suatu inovasi, akan mempengaruhi seseorang atau
kelompok untuk menerima atau menolak bahkan menerapkan inovasi tersebut.
Sehingga saluran komunikasi sangat berpengaruh dalam tahapan proses keputusan
inovasi yang akan kita bahas selanjutnya.

3.1 Saluran Komunikasi Dalam Tahapan Proses Keputusan Inovasi

Menurut (Sa’ud, 2015), proses keputusan inovasi adalah suatu proses yang
dilakukan seseorang, awalnya mengetahui adanya inovasi, dilanjutkan dengan
keputusan setuju pada inovasi, lalu membuat keputusan menerima atau menolak,
implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah
diambilnya. Proses keputusan inovasi merupakan kegiatan yang bukan terjadi
begitu saja, tetapi serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu
tertentu. Sehingga seseorang atau kelompok dapat menilai gagasan yang baru itu
sebagai bahan untuk dipertimbangkan menolak atau menerima inovasi dan
menerapkanya.
Untuk sampai pada keputusan yang mantap menerima atau menolak inovasi
perlu informasi yang jelas untuk mengurangi ketidakpastian dan berani
mengambil keputusan. Menurut Roger, proses keputusan inovasi terdiri dari 5
tahapan yaitu (1) tahap pengetahuan, (2) tahap persuasi, (3) tahap keputusan, (4)
tahap implementasi, dan (5) tahap konfirmasi.

3.1.1 Tahap Pengetahuan

Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan, yaitu tahap


dimana seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan mengetahui fungsi inovasi
tersebut. Seseorang menyadari atau membuka diri terhadap suatu inovasi tentu

4
dilakukan secara aktif yaitu mau mempertimbangkan adanya inovasi bukan pasif
yang tidak mau sama sekali mempertimbangkan inovasi.
Begitupun seseorang menyadari perlunya mengetahui inovasi biasanya
berdasarkan pengamatannya tentang inovasi tersebut sesuai dengan kebutuhan,
minat atau mungkin juga kepercayaanya. Seseorang atau kelompok memiliki
kebutuhan akan sesuatu, hal ini merupakan alasan menyadari untuk memenuhi
kebutuhannya maka timbul rasa dibutuhkannya inovasi.
Contohnya salah satu saluran komunikasi yang digunakan inovator yaitu
televisi menyiarkan acara yang dibutuhkan seorang pendidik dalam inovasi
pendidikan, hal ini membuat pendidik mau mendengar dan melihat acara tesebut.
Maka rasa ingin tahu tersebut merupakan proses keputusan inovasi pada tahap
pengetahuan.
Setelah seseorang menyadari adanya inovasi dan membuka dirinya untuk
mengetahui inovasi, maka keaktifan untuk memenuhi kebutuhan ingin tahu
tentang inovasi itu bukan hanya berlangsung pada tahap pengetahuan saja tetapi
juga ada tahap yang lain bahkan sampai tahap konfirmasi masih ada keinginan
untuk mengetahui aspek-aspek tertentu dari inovasi.

3.1.2 Tahap Persuasi

Proses keputusan inovasi pada tahap persuasi yang terjadi pada seseorang
atau kelompok berarti mulai ada membentuk sikap menyenangi atau tidak
menyenangi terhadap inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan
mental yang utama bidang kognitif, pada tahap persuasi yang berperan utama
bidang afektif atau perasaan. Maka seseorang tidak dapat menyenangi inovasi
sebelum ia terlebih dahulu mengetahui tentang inovasi.
Dalam tahap persuasi ini juga sangat penting peran kemampuan untuk
mengantisipasi kemungkinan penerapan inovasi di masa datang. Perlu ada
kemampuan untuk memproyeksikan penerapan inovasi dalam pemikiran
berdasarkan kondisi dan situasi yang ada. Untuk mempermudah proses mental itu,
perlu adanya gambaran yang jelas tentang bagaimana pelaksanaan inovasi, jika
mungkin sampai pada konsekuensi inovasi.

5
Orang yang menyenangi suatu inovasi belum tentu akan menerapkan
inovasi tersebut. Hal itu disebabkan adanya jarak atau kesenjangan antara
pengetahuan, sikap dan penerapannya. Diawali dari informasi suatu inovasi yang
didapat melalui saluran komunikasi seperti media massa dan interpersonal,
kemungkinan seseorang langsung senang mengetahui adanya inovasi tersebut dan
menerimanya. Akan tetapi inovasi yang tidak dapat digunakan karena adanya
beberapa faktor yang menghambat sehingga perlu ada bantuan pemecahan
masalah dengan saluran komunikasi interpersonal.

3.1.3 Tahap Keputusan

Tahap keputusan dari proses inovasi, berlangsung jika seseorang


melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima atau menolak
inovasi. Menerima invoasi berarti sepsnuhnya akan menerapkan inovasi. Menolak
inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi.
Sering terjadi seseorang akan menerima inovasi setelah mencoba lebih
dahulu. Jika sudah terbukti sesuai dengan yang diharapkan kemudian bisa
dilanjutkan untuk menerapkan. Percobaan ini juga bisa dilakukan sekelompok
orang dan yang lain cukup mempercayainya. Dalam hal ini saluran komunikasi
yang digunakan dengan media massa atau interpersonal dalam memberikan
informasi hasil uji coba suatu inovasi dapat mempengaruhi keputusan seseorang
dalam menerima dan menerapkannya.
Menurut Rogers adoption (menerima) berarti bahwa inovasi tersebut akan
digunakan secara penuh, sedangkan menolak berarti “ not to adopt an innovation”.
Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial, umpamanya pada keadaan suatu
individu, maka inovasi ini akan lebih cepat diterima karena biasanya individu
tersebut pertama-tama ingin mencoba dulu inovasi tersebut pada keadaannya dan
setelah itu memutuskan untuk menerima inovasi tersebut. Walaupun begitu,
penolakan inovasi dapat saja terjadi pada setiap proses keputusan inovasi ini.
Rogers menyatakan ada dua jenis penolakan, yaitu: (a) penolakan aktif artinya
penolakan inovasi setelah melalui proses mempertimbangkan untuk menerima
inovasi atau mungkin sudah mencoba lebih dahulu, tetapi keputusan akhir

6
menolak inovasi, dan (b) penolakan pasif artinya penolakan inovasi dengan tanpa
pertimbangan sama sekali walaupun telah mendapat informasi suatu inovasi
melalu media massa atau interpersonal.
Dalam pelaksanaan difusi inovasi antara pengetahuan, persuasi dan
keputusan inovasi berjalan bersamaan. Satu dengan yang lain saling berkaitan.

3.1.4 Tahap Implementasi

Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi apabila


seseorang menerapkan inovasi. Dalam tahap implementasi ini berlangsung
keaktian baik mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan atau ide
baru dibuktikan dalam praktik. Pada umumnya implementasi tentu mengikuti
hasil keputusan inovasi. Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal sudah
memutuskan menerima inovasi tidak diikuti implementasi. Biasanya hal ini terjadi
karena fasilitas penerapan yang tidak tersedia.
Permasalahan penerapan inovasi akan lebih serius terjadi apabila yang
mengadopsi inovasi itu adalah suatu organisasi, karena dalam sebuah inovasi
jumlah individu yang terlibat dalam proses keputusan inovasi ini akan lebih
banyak dan terdiri dari karakter yang berbeda-beda. Maka dalam penyampaian
informasinya menggunakan saluran komunikasi interpersonal sehingga
mempengaruhi sikap individu dari organisasi tersebut untuk mau menerapkan
inovasi.

3.1.5 Tahap Konfirmasi

Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap


keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali keputusanya.jika
memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi selanjutnya.
Tahap konfirmasi berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan
menerima atau menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu yang tak terbatas.
Ketika keputusan inovasi sudah dibuat, maka si penguna akan mencari
dukungan atas keputusannya ini. Menurut Rogers keputusan ini dapat menjadi
terbalik apabila si pengguna ini menyatakan ketidaksetujuan atas pesan-pesan

7
tentang inovasi tersebut. Akan tetapi kebanyakan cenderung untuk menjauhkan
diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung
yang memperkuat keputusan itu. Jadi dalam tahap ini, sikap menjadi hal yang
lebih krusial. Keberlanjutan penggunaan inovasi ini akan bergantung pada
dukungan dan sikap individu .
Dengan kata lain seseorang melalukukan seleksi informasi dalah tahap
konfirmasi. Hal ini untuk menghindari terjadinya drop out dalam penerimaan dan
implementasi inovasi. Peran agen inovasi dibutuhkan dalam monitoring dan
penguatan suatu inovasi agar seseorang atau kelompok tidak mudah terpengaruh
pada informasi negatif tentang inovasi tersebut.

4 PENUTUP
4.1 Simpulan

Saluran komunikasi yang tepat akan mempengaruhi dalam penyampaian


informasi sehingga dapat membujuk seseorang atau kelompok untuk memutuskan
menerima atau menolak suatu inovasi. Dari proses tahapan pengetahuan sampai
tahapan konfirmasi dibutuhkan informasi yang jelas dengan menggunakan saluran
komunikasi.
Komunikasi untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak banyak
dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien,
adalah media massa. Komunikasi untuk mengubah suatu sikap atau perilaku
penerima secara personal, dalam hal ini saluran komunikasi yang paling tepat
adalah saluran interpersonal.
Setiap tahap proses keputusan inovasi membutuhkan saluran komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada seseorang maupun kelompok untuk
menerima atau menolak inovasi. Keputusan menerima inovasi biasanya
dilanjutkan dengan menerapkan inovasi tersebut, akan tetapi individu atau
organisasi masih membutuhkan informasi dalam tahap konfirmasi penguatan atas
keputusannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rogers, Everett M. 2003. Diffusion of Innovations. fifth edition. Newyork : The


Free Press.
Sa’ud US. 2015. Inovasi Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai